A. Tujuan Percobaan
1. Memahami kelarutan garam kalsium oksalat
2. Memahami pengaruh ion sejenis pada kelarutan
3. Dapat menentukan harga tetapan hasil kali kelarutan garam kalsium oksalat
B. Dasar Teori
1. Efek Ion Sekutu dan Hasil kali kelarutan
Konsentrasi ion tertentu dalam suatu reaksi ion dapat dinaikan dengan
menambahkan suatu senyawa yang menghasilkan ion tersebut bila
terdisosiasi. Jadi ion tertentu itu dihasilkan dari senyawaan yang telah ada
dalam larutan dan juga dari reagensia yang ditambahkan, maka diberi nama
ion sekutu.
Untuk garam yang sedikit larut (yakni yang kelarutannya kurang dari
0.01 mol per liter), adalah suatu fakta eksperimen bahwa perkalian
konsentrasi-konsentrasi molecular total ion-ion adalah konstan pada
temperature konstan. Hasil kali K1 ini disebut disebut hasil kali kelarutan.
Untuk suatu elektrolit biner :
AB A + B
Ks(AB) = A+ x B-
Secara umum, untuk elektrolit ApBq terionkan menjadi ion-ion pAq+ dan qBp- :
ApBq pA + qB
Suatu kesimpulan yang masuk akal dari hubungan hasil kali kelarutan
adalah sebagai berikut. Bila suatu elektrolit yang sedikit larut yang berlebih,
katakan perak klorida, dikocok dengan air, beberapa akan menuju larutan
untuk membentuk larutan jenuh dari garam itu dan reaksi itu nampaknya
berhenti. Sebenarnya terdapat kesetimbangan berikut ini (perak klorida
terionkan sempurna dalam larutan) :
C.2. Alat
1. 1 buah gelas beker 250mL
2. 1 buah buret 50 mL
3. 1 buah pipet gondok 10mL
4. 1 buah Erlenmeyer 250mL
5. 1 buah pipet ukur 10mL
6. 1 buah corong gelas
7. 5 buah tabung reaksi besar
8. 1 buah sendok dan pengaduk
D. Prosedur Kerja
D.1. Standarisasi larutan KMnO4 0.02M
1. Ditimbang 0.63 gram asam oksalat H2C2O4. 2H2O dan dilarutkan dalam labu
takar 100mL, diencerkan dengan akuades.
2. Diambil 5 mL larutan asam oksalat tersebut, dan ditempatkan dalam
Erlenmeyer. Ditambahkan 20mL H2SO4 2.5 M, dan dititrasi dengan larutan
standar KMnO4 yang akan distandarisasi dari buret.
3. Titrasi diulangi dua kali dan dihitung molaritas rata-ratalarutan standar
KMnO4.
D.2. Penentuan konstanta hasil kali kelarutan
1. Dibuat larutan jenuh CaC2O4 sebanyak 100mL dengan cara menambah sedikit
demi sedikit CaC2O4 padat ke dalam 100mL akuades sambil diaduk sampai
ada sedikit padatan yang tidak larut.
2. Disiapkan buret dengan larutan standar KMnO4 0.02 M. kemudian ambil
larutan jenuh kalsium oksalat yang telah dibuat pada langkah 1 sebanyak 10
mL dengan pipet gondok, dituangkan ke dalam Erlenmeyer dan dititrasi
dengan larutan standar KMnO4 sampai titik ekivalen.
3. Ditentukan konstanta hasil kali kelarutan kalsium oksalat.
D.3. Pengaruh C2O4= terhadap kelarutan CaC2O4
1. Disiapkan lima buah tabung reaksi besar yang bersih dan kering. Masing-
masing diisi dengan 10mL larutan jenuh sisa ditambah berturut-turut 2, 4, 6, 8
dan 10mL Na2C2O4 dengan dan tanpa H2SO4 10mL, kemudian diaduk sampai
terjadi pengendapan sempurna.
2. Diambil 5 mL supernatant dari masing-masing larutan tersebut untuk dititasi
dengan larutan standar KMnO4 setelah diencerkan dengan akuades menjadi
10 mL.
3. Dihitung kelarutan kalsium oksalat pada masing-masing eksperimen dan
dibuat kurva hubungan antara kelarutan dan konsentrasi ion oksalat.
E. Hasil Percobaan dan Pembahasan
E.1. Hasil Percobaan
1. Standarisasi Larutan KMnO4 0.02 M
Hasil percobaan adalah sebagai berikut (perhitungan terlampir):
No V KMnO4(mL) (I) V H2C2O4(mL).2 H2O KMnO4(2/5(II
x0.05/I)
1 5.2 5 0.0192
2 5.2 5 0.0192
3 5.2 5 0.0196
KMnO4rata-rata = 0.0193 M
0.001
0.0009
0.0008
0.0007
0.0006
0.0005
0.0004
0.0003
0.0002
0.0001
0
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014
E.2. Pembahasan
Awal dari percobaan adalah dilakukannya standardisasi larutan KMnO4
dengan asam oksalat, standarisasi diperlukan karena KMnO4 berada dalam
campuran dengan senyawa tingkat oksidasi Mn lainnya seperti MnO2, Mn2O3
yang berada bersama-sama di dalam larutan sehingga menurunkan
kemurniannya. kristal asam oksalat dibuat menjad larutan standar yang
diketahui secara tepat konsentrasinya sehingga konsentrasi KMnO4 dapat
diketahui. Pada titrasi yang dilakukan terdapat beberapa kesalahan (error)
yang mungkin terjadi dan menyebabkan perhitungan konsentrasi tidak
sedemikian tepat. Kesalahan-kesalahan tersebut diantaranya sebagai berikut :
Pada penentuan konstanta hasil kali kelarutan CaC2O4, di peroleh nilai Ksp
yaitu 5.83e-6(tanpa penambahan asam) dan 1.14e-5 (dengan penambahan
asam) sedangkan nilai Ksp standar pada temperature kamar adalah 2.6e-9
(Vogel,1994) , penyimpangan kemungkinan di sebabkan oleh kesalahan pada
saat titrasi dilakukan seperti kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi yang
telah disebutkan diatas, Hal tersebut menyebabkan perhitungan konsentrasi
C2O42- tidak tepat dan perhitungan Ksp mengalami penyimpangan. Di
ketahui bahwa CaC2O4 merupakan garam yang sukar larut dan ion-ionnya
berada pada konsentrasi yang sangat rendah di dalam larutan sehingga perlu
ketelitian pada saat titrasi dilakukan.
Nilai kelarutan yang di peroleh menunjukan bawa semakin banyak jumlah
ion C2O42- (ion senama) yang di tambahkan maka kelarutan akan semakin
menurun, menurut prinsip Le Chatelier, system pada keadaan setimbang
menanggapi salah satu pereaksinya dengan cara menggeser kesetimbangan
ke arah dimana pereaksi tersebut di konsumsi. Untuk reaksi :
F. Kesimpulan
G. Daftar Pustaka
Vogel .(1994). Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
Jakarta
Brown,Lemay (1994). Modern Chemistry The central science 9th. Pearson Education.inc.
New Jersey
Anonimous.(2005)."http://id.wikipedia.org/wiki/Permanganometri
Hitam, Ramli. Anonymous (2006). http://institute.ms.utm.may/’ramli/
Petrucci, ralph(1994). Kimia Dasar. Pinsip dan Terapan Modern. Jilid 2. Erlangga.
Jakarta