Anda di halaman 1dari 36

Produk Pendanaan Syariah

pada Bank Syariah

1. Simpanan Wadiah
2. Simpanan Mudharabah

1. Simpanan Wadiah

Simpanan Wadiah merupakan simpanan


yang bersifat dana titipan dari pihak
ketiga yang penyetorannya dilakukan
berangsur-angsur dan penarikannya bisa
dilakukan sewaktu-waktu.
Dalam simpanan wadiah ini pihak ketiga
memperkenankan Bank untuk
mengoperasikan tabungannya dan bank
diperbolehkan memberikan jasa /bonus
kepada pihak ketiga.
2

WADIAH

RUKUN
WADIAH

YANG BERAKAD
Penitip :
Baligh
Berakal
Cerdas
Dhaman

APLIKASI DALAM
BANK SYARIAH

BARANG TITIPAN

IJAB QOBUL

Jelas
identitasnya
Bisa Dikuasai

AKAD

Yg Dititipi
Baligh
Berakal
Cerdas
Amanah

AMANAH BERUBAH JADI DHAMAN, JIKA

Baligh & Berakal

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Barang tidak dipelihara semestinya


Barang dititipkan lagi kepada pihak ketiga
Barang dimanfaatkan oleh yg dititipi
Orang yg dititipi mengingkari
Barang dicampur dg milik pribadi
Barang titipan dibawa pergi jauh

TABUNGAN
DEPOSIT BOX

Skema Wadiah Yad Dhamanah di


Bank Syariah
1. Titip Barang/uang

Nasabah
(Penitip)
Mustawdi

Bank Syariah
(Penyimpan)
Mustawda
4. Beri Bonus
3.Bagi Hasil

Wadiah Yad Dhamanah

Penyimpan boleh memanfaatkan


barang/uang titipan.
Keuntungan sepenuhnya menjadi
milik penyimpan.
Penyimpan dapat memberikan
insentif (bonus) kepada penitip
yang tidak boleh dijanjikan dalam
akad

2.
Pemanfaatan
Barang/uang

Pengguna
Dana
4

2. Simpanan Mudharabah
Penyerahan dana dari seseorang (shahibul maal)
kepada orang lain (mudharib) untuk digunakan
dalam usaha halal, dimana keuntungan usaha
akan dibagi dengan nisbah yang telah disepakati
kedua belah pihak.
Jenis simpanan mudharabah seperti

simpanan
simpanan
simpanan
simpanan
simpanan

berjangka,
pendidikan,
kesehatan
walimah,
aqiqah dan qurban.
5

MUDHARABAH
RUKUN
YANG BERAKAD

MODAL

SYARAT
Cakap Hukum

SYARAT
1. Berbentuk Uang
2. Tunai (cash)
3. Jumlahnya jelas
4.

Berhak mendapat
keuntungan

Diserahkan
kepada pengelola

Amanah

BENTUK

KEUNTUNGAN

IJAB QOBUL

SYARAT
1.Proporsi jelas
2.Keuntungan
harus dibagi
utk 2 pihak
3.Bagi hasil
jelas (PLS
atau RS)

MUTHLAQAH
KETENTUAN

MUQAYYADAH
KETENTUAN

Bebas
(Tanpa Syarat)

Produk Mudharabah

Terbatas
(Bersyarat)

PENYEBAB AKAD
BERAKHIR
1. Membatalkan Akad

Manajemen
MUDHARABAH

2. Wafat
1.
2.

Equity Financing
Funding (Tabungan,
Deposito)

3. Hilang Kecakapan
4.

Rusaknya harta
mudharabah

MUDHARABAH
MUQAYYADAH
Off Balance Sheet

On Balance sheet

MUTHLAQAH
Nasabah tidak membatasi kemana
Sasaran pembiayaan. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada bank

Pada Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet :


1. Bank Syariah bertindak sebagai arranger (pelaksana) saja dan mendapat
fee sebagai arranger
2. Pencatatan transaksi di Bank Syariah secara off balance sheet
3. Bagi hasilnya hanya melibatkan nasabah investor dan debitur saja
4. Besar bagi hasil sesuai kesepakatan nasabah investor dan debitur
Pada Mudharabah Muqayyadh on Balance Sheet :
1. Nasabah Investor mensyarakatkan sasaran pembiayaan dananya,
seperti untuk pertanian tertentu, properti, atau pertambangan saja
2. Pencatatan di Bank Syariah secara on balance sheet
3. Penentuan nisbah bagi hasil atas kesepakatan Bank Syariah dan nasabah

Hikmah Mudharabah

Menumbuhkan jiwa wirausaha dan produktivitas


Mendorong profesionalisme dalam bisnis
Melatih Kejujuran
Mengurangi praktek Riba
Harta yang tertimbun berputar sehingga
menumbuhkan perekonomian.
Melatih mental bahwa dalam meraih keuntungan
mesti ada usaha dan risiko, tidak seperti Riba.
Menjembatani dua pihak yang saling membutuhkan,
Shahibul mal (investor) memanfaatkan keahlian
mudharib (pengelola). Sedangkan mudharib
(pengelola) memanfaatkan harta.
8

Perbedaan Simpanan
Bank Konvensional dan Bank Syariah
Bank Konvensional

Bank Syariah

Akad
Penyimpanan

Akad hutang-piutang

- Titipan (wadiah)
- Investasi (mudharabah)

Pembagian Risiko

Tidak ada pembagian


risiko

- Risiko tinggi untuk


investasi

Insentif

Bunga tetap dan


dijamin. BPR harus
membayar bunga
pada jatuh tempo
atau berkala.

- Tidak ada insentif untuk

titipan, tetapi Bank


Syariah diperbolehkan
memberikan bonus
- Bagi hasil untuk
investasi

Bagi Hasil
Bagi Hasil adalah Keuntungan / Hasil yang diperoleh dari
pengelolaan dana baik investasi maupun transaksi jual beli
yang diberikan kepada Nasabah dengan persyaratan :
Perhitungan Bagi Hasil disepakati menggunakan
pendekatan / pola:

Revenue Sharing atau


Profit & Loss Sharing
Gross Profit / Net Revenue
Pada saat akad terjadi wajib disepakati sistem bagi hasil
yang digunakan, apakah RS, PLS atau Gross Profit. Jika
tidak disepakati akad itu menjadi gharar.
Waktu dibagikannya bagi hasil harus disepakati oleh kedua
belah pihak, misalnya setiap bulan atau waktu yang telah
disepakati
Pembagian bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati
di awal dan tercantum dalam akad
10

Bagi hasil

Revenue Sharing

Profit Sharing

Pembagian
Keuntungan
dilakukan
setelah dipotong
biaya
Operasional
Bagi hasil dihitung dari
Keuntungan bersih

Gross Profit

Pembagian
Keuntungan
dilakukan
Sebelum dipotong
biaya
Operasional
Bagi hasil dihitung dari
Keuntungan kotor/
PENDAPATAN

Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Nisbah

Besarnya nisbah bagi hasil/ persentase profit loss


sharing ditentukan berdasarkan kesepakatan pihakpihak yang bekerja sama yang dipengaruhi oleh:
1. Kontribusi masing-masing pihak dalam kerja sama
(share on partnership)
2. Prospek perolehan keuntungan (expected return)
dan Jenis Usaha
3. Perkiraan risiko yang akan dihadapi (expected risk)
4. Memperhitungkan biaya dan BEP
5. Seberapa besarnya asumsi return yang akan
diberikan kepada nasabah deposan
6. Harga Pasar, baik bunga di Bank konvensional atau
bagi hasil di LKS lainnya

12

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nisbah (lanjutan)


Angka nisbah bagi hasil merupakan angka hasil negosiasi antara
shahibul mal dan mudharib dengan mempertimbangkan potensi
dari proyek yang akan dibiayai.
Faktor-faktor penentu tingkat nisbah adalah unsur-unsur 'iwad
(countervalue) dari proyek itu sendiri, yaitu risiko (ghurmi), nilai
tambah dari kerja dan usaha (kasb), dan tanggungan (daman).
Jadi, angka nisbah bukanlah suatu angka keramat yang tidak
diketahui asal usulnya, melainkan suatu angka rasional yang
disepakati bersama dengan mempertimbangkan proyek yang
akan dibiayai dari berbagai sisi.
Ketiga sistem ini dapat diterapkan sesuai dengan nilai-nilai
keadilan dan kemaslahatan. Dalam kasus tabungan dan
deposito sebaiknya digunakan revenue sharing, agar nasabah
lebih terlindungi dan tidak selalu curiga dengan biaya
operasional
Tetapi dalam kasus pembiayaan dapat menggunakan profit
sharing dan sebaiknya menggunakan gross profit.
Jika sistem ini digunakan, maka
prinsip-prinsip dan teori
incentive compatible constrains harus ditegakkan
13

Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Nisbah (lanjutan)
Tetapi, untuk menghindari moral hazard, maka
dalam pembiayaan sebaiknya digunakan revenue
sharing dengan alasan maslahah atau lebih baik
lagi Net Revenue.
Penggunaan sistem net revenue atau gross profit
adalah kombinasi antara RS dan PLS
Penggunaan sistem net revenue atau gross profit
adalah implementasi ijtihad.

14

Fatwa MUI (DSN)No 15/2000


Ketentuan Umum :
1. Pada dasarnya, LKS boleh menggunakan prinsip Bagi
Hasil (Revenue Sharing) maupun Bagi Untung (Profit
Sharing) dalam pembagian hasil usaha dengan mitra
(nasabah)-nya.
2. Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), saat ini,
pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip
Bagi Hasil (Revenue Sharing).
3. Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih
harus disepakati dalam akad.

15

Deposito Berjangka
simpanan pihak ketiga (deposan)
di Bank Syariah
selama 1, 3, 6 atau 12 bulan
perorangan atau badan
hanya dapat ditarik pada tanggal
jatuh tempo

16

Bagaimana jika deposito


dicairkan sebelum jatuh
tempo
Deposan yang bersangkutan telah
melanggar akad.
Dapat dikenakan pinalti => hasil pinalti
dimasukkan pada dana kebajikan (ZIS),
bukan merupakan pendapatan Bank
Syariah

17

Perbandingan Simpanan
Mudharabah dan Wadiah
No.

Simpanan Mudharabah

Simpanan Wadiah

1.

Sifat Dana

Investasi

Titipan

2.

Penarikan

Pada dasarnya bisa

Dapat dilakukan

dilakukan
Penarikan pada waktu
tertentu

Bisa sewaktu-waktu

3.

Insentif

Bagi hasil

Bonus, tidak dijanjikan di


awal

4.

Pengembalian

Tidak dijamin
(not guaranteed)

Dijamin
(guaranteed)

NISBAH
+ angka perbandingan (porsi) pembagian
pendapatan antara shahibul mal dengan
mudharib
Surat Luqman : 34
.... Dan tiada seorangpun
yang dapat mengetahui
(dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok. ...

Maksudnya : manusia itu tidak dapat


mengetahui dengan pasti apa yang akan
diusahakannya besok atau yang akan
diperolehnya, namun demikian mereka
wajib berusaha.

PRODUK

NISBAH

TABUNGAN WADIAH

Bonus

TABUNGAN MUDHARABAH

51 : 49

DEPOSITO
1 bulan
3 bulan
6 bulan
12 bulan

52 : 48
53 : 47
54 : 46
55 : 45
19

HUBUNGAN NISBAH DENGAN BAGI HASIL

Dipergunakan sebagai dasar pembagian bagi hasil


Dapat dilihat pada Revenue Sharing distribution

NISBAH 51 :49

berarti untuk shahibul mal / nasabah sebesar 51


bagian dan untuk mudharib / Bank Syariah
sebesar 49 bagian

20

Neraca: Bank Syariah


Aktiva

Murabahah
Ijarah
Salam
Istisna
Musyarakah
Mudharabah

Pasiva

Wadiah yad Dhamanah


Mudharabah

21

Alur Operasional Bank Syariah

Wadiah yad dhamanah


Mudharabah Mutlaqah
(Investasi Tdk Terikat)
Lainnya (modal dsb)

Laporan Laba Rugi

POOLING DANA

Penghimpunan dana

Penyaluran Dana

Pendapatan

Prinsip bagi hasil

Bagi hasil /
Laba rugi

Prinsip jual beli

Margin

Tabel
Bagi Hasil

Pendapatan Mdh Mutlaqah


(Investasi Tidak Terikat)
Pendapatan berbasis
imbalan (fee-based income)

Agen : Mudharabah Muqayyadah / investasi terikat


Jasa keuangan : wakalah, kafalah, sharf

Komposisi DPK Bank Syariah


2005

2006

2007

2008

2009

1. Giro iB Akad
Wadiah

2.048

3.416

3.750

4.238

6.202

9.056

12.006

2. Tabungan iB

4.367

6.430

9.454

12.471

16.475

22.908

32.602

183

332

645

958

1.538

3.338

5.394

4.184

6.098

8.809

11.513

14.937

19.570

27.208

9.169

10.826

14.807

20.143

29.594

44.072

70.802

a. 1 bulan

3.835

5.234

9.309

14.325

19.794

31.873

50.336

b. 3 bulan

2.228

1.973

1.406

1.919

4.544

6.165

10.629

c. 6 bulan

1.480

1.231

1.296

1.827

1.758

2.294

4.186

d. 12 bulan

1.625

2.143

2.787

2.066

3.497

3.738

5.609

e. > 12 bulan

245

45

Total

15.584

20.672

28.012

36.852

52.271

76.036

115.415

a. Akad Wadiah
b. Akad Mudharabah
3. Deposito iB Akad
Mudharabah

(Statistik Perbankan Syariah, BI, 2011)

2010

2011

Produk Jasa pada Bank Syariah

Wakalah Letter of Credit


Jasa Wakalah lainnya
Kafalah Letter of Guarantee
Amanah Safe Deposit Box

24

Wakalah
Akad wakalah adalah Akad pemberian kuasa
kepada penerima kuasa untuk melaksanakan
suatu tugas atas nama pemberi kuasa.

Wakalah berdasar dari akar kata wakala. Kata


wakala muncul di Quran dengan bermacam
makna. Namun demikian, keseluruhannya digunakan
untuk menggambarkan perwakilan seseorang atas
nama orang lain untuk suatu perbuatan

25

Wakalah Letter of Credit


Merupakan fee-based instrument. Bank dapat
memperoleh imbalan/fee/ujrah yang disepakati
di awal serta dinyatakan dalam jumlah nominal
yang tetap, bukan dalam bentuk persentase
Pembeli (importir) ingin barang diterima
sebelum melakukan pembayaran; Penjual
(eksportir) ingin pembayaran dilakukan
sebelum mengirim barang
Kedua belah pihak memerlukan penengah yang
dapat memfasilitasi transaksi mereka
sehinggga tidak ada pihak yang dirugikan
26

Wakalah Letter of Credit


Nasabah (importir) menunjuk bank sebagai agen
atau wakil dalam rangka pelaksanaan transaksi.
Bank menerbitkan letter of credit (LC) untuk
importir. LC ini dikirimkan kepada penjual
(eksportir) yang kemudian atas dasar LC tersebut
akan mengirimkan barang kepada pembeli
Bank dapat bertindak sebagai wakil dan pemberi
jaminan atas pemenuhan kewajiban importir
terhadap eksportir dalam melakukan
pembayaran (akad wakalah bil ujroh dan kafalah)
Pembeli menyetorkan dana untuk pembayaran
transaksi kepada bank
27

Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 34/DSNMUI/IX/2002 tentang L/C Impor Syariah

Letter of Credit (L/C) Impor Syariah adalah surat pernyataan


akan membayar kepada Eksportir yang diterbitkan oleh Bank
untuk kepentingan Importir dengan pemenuhan persyaratan
tertentu sesuai dengan prinsip syariah.

L/C Impor Syariah dalam pelaksanaannya menggunakan


akad-akad: Wakalah bil Ujrah, Qardh, Murabahah,
Salam/Istishna, Mudharabah, Musyarakah, dan Hawalah.

Mekanisme Operasional Perbankan:


Importir dan Bank melakukan akad Wakalah bil Ujrah
untuk pengurusan dokumen-dokumen transaksi impor;
Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan
dalam bentuk nominal, bukan dalam bentuk
persentase.

28

Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 35/DSN-MUI/IX/2002


tentang Letter of Credit (L/C) Ekspor Syariah
Letter of Credit (L/C) Ekspor Syariah adalah surat pernyataan
akan membayar kepada Eksportir yang diterbitkan oleh Bank
untuk memfasilitasi perdagangan ekspor dengan pemenuhan
persyaratan tertentu sesuai dengan prinsip syariah.
L/C Ekspor Syariah dalam pelaksanaannya meng-gunakan
akad-akad: Wakalah bil Ujrah, Qardh, Mudharabah, Musyarakah
dan Al-Bai.
Mekanisme operasional perbankan
Bank melakukan pengurusan dokumen-dokumen ekspor;
Bank melakukan penagihan (collection) kepada bank
penerbit L/C (issuing bank), selanjutnya dibayarkan
kepada eksportir setelah dikurangi ujrah;
Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakan
dalam bentuk nominal, bukan dalam persentase.

29

Letter of Credit Impor


Importir (Al Muwakkil)

Bank (Al Wakil)

Akad Wakalah

Setor dana penuh

Eksportir

Dokumen & pembayaran

Pengiriman barang

Akad Wakalah bil Ujrah dengan ketentuan:


1. Importir harus memiliki dana pada bank sebesar harga pembayaran
barang yang diimpor.
2. Importir dan Bank melakukan akad Wakalah bil Ujrah untuk pengurusan
dokumen-dokumen transaksi impor.
3. Besar ujrah harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam bentuk nominal,
bukan dalam bentuk persentase.
30

Importir (Al Muwakkil)

1
2

Akad wakalah

Setor dana
sebagian

Eksportir

Bank (Al Wakil)

Dokumen dan
pembayaran

Tambahan
pembayaran
dengan akad qard

Pengiriman barang

Akad Wakalah bil Ujrah dan Qard dengan ketentuan:


1. Importir tidak memiliki dana cukup pada bank sebesar harga pembayaran
barang yang diimpor.
2. Importir dan Bank melakukan akad Wakalah bil Ujrah untuk pengurusan
dokumen-dokumen transaksi impor.
3. Besar ujrah harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam bentuk nominal,
bukan dalam bentuk persentase.
4. Bank memberikan dana talangan (qardh) kepada importir untuk pelunasan
pembayaran barang impor.
31

Importir (Al Muwakkil)

Bank (Al Wakil)

Mudarib

Shahibul mal

Akad Wakalah bil Ujrah

Akad Mudarabah

Eksportir

Dokumen dan pembayaran

Pengiriman barang

Akad Wakalah bil Ujrah dan Mudarabah dengan ketentuan:


1. Nasabah melakukan akad wakalah bil ujrah kepada bank untuk melakukan
pengurusan dokumen dan pembayaran.
2. Bank dan importir melakukan akad Mudharabah, dimana bank bertindak
selaku shahibul mal menyerahkan modal kepada importir sebesar harga
barang yang diimpor.
32

Jasa Wakalah Lainnya


Pemberian jasa bank kustodian (safe-keeping)
atas surat-surat berharga seperti sukuk dan
saham termasuk melakukan pencatatan atas
penerimaan penghasilan seperti dividen dan bagi
hasil. Kontrak dilakukan dengan konsep wakalah
di mana bank bertindak sebagai wakil atau agen.
Transfer Domestik dan Luar Negeri
Proses administrasi properti, waris, wasiat

33

Kafalah Letter of Guarantee


Transaksi penjaminan yang diberikan oleh
penanggung (kafil) kepada pihak ketiga atau
tertanggung (makful lahu) untuk memenuhi
kewajibannya kepada pihak kedua (makful
anhu/ashil).
Fee based instrument
Bank bertindak sebagai pemberi jaminan atas
pemenuhan kewajiban nasabah terhadap pihak
ketiga
Nasabah dapat diminta untuk menempatkan
sejumlah dana yang diterima oleh bank berdasar
prinsip wadiah wad dhamanah.
34

Mekanisme & Sistem Operasi Kafalah oleh Bank Syariah


Bank (Kafil)

Pemda (Makful anhu)

Kontraktor (Makful lahu)

Surat Jaminan Bank


Diserahkan kepada
Pemda

3
1

Mengajukan
kafalah

Memberikan kafalah

Tender Proyek

Kontraktor mendapat Tender Proyek dari Pemda untuk


membangun jembatan, jalan atau gedung, ia harus
membuktikan ada dana sebelum dana APBD cair. Pemilik
Proyek meminta jaminan dari lembaga Bank.

Safe Deposit Box


Bank dapat menyewakan Safe
Deposit Box berdasar prinsip wadiah
yad-amanah dan ijarah di mana
bank mendapatkan imbalan atas jasa
yang diberikan

36

Anda mungkin juga menyukai