Anda di halaman 1dari 9

Bab 24 26 SAK ETAP

Raisa Fathia

Bab 24 Pajak
Penghasilan
24.1.Bab ini mengatur akuntansi untuk Pajak
Penghasilan
24.2. Untuk tujuan ini, pajak penghasilan termasuk
seluruh pajak domestik dan luar negeri sebagai dasar
penghasilan kena pajak.
24.3. Pengakuan dan Pengukuran
Entitas mengakui pajak pada periode berjalan dan
periode sebelumnya sebgai kewajiban, namun jika
pajak yang dibayarkan lmelebihi jumlah terhutang
maka harus diakui sebagai aset.
24.4. Pengungkapan

Bab 25 Mata Uang


Pelaporan
Ruang Lingkup
25.1. Penerapan untuk semua entitas yang
telah atau akan menggunakan Rp sebagai
mata uang pelaporan
25.2. Mata uang fungsional adalah mata uang
utama dalam kegiatan operasi entitas.
25.3. Mata uang pelaporan adalah mata uang
dalam penyajian LK.
25.4. Mata uang pencatatan adalah mata
uang yang digunakan entitas untuk
membukukan transaksi.

MATA UANG PENCATATAN DAN PELAPORAN

25.5 Rupiah mata uang pelaporan di indonesia.


25.6 Mata uang pencatatan harus sama dengan mata uang pelaporan.
25.7 Laporan keuangan di laporkan dalam mata uang lokal.
25.8 Mata uang dalam catatan akuntansi adalah mata uang yang di gunakan
dalam LK.

MATA UANG FUNGSIONAL


25.9 Mata uang fungsional jika memenuhi keseluruhan indikator:
(Indikator arus kas, indikator harga jual, indikator biaya )
25.10 Pergerakan nilai tukar mata uang tertentu mempengaruhi harga jual atau
biaya entitas.
25.11 Pertimbangan dalam penentuan mata uang fungsional entitas, tingkat
relevansi dan keandalan di peroleh melalui pemberian bobot pada masing masing
indikator kemudian di tentukan bobot secara keseluruhan.
25.12 Faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi penentuan mata uang
fungsional perlu ditentukan agar entitas mempunyai tolok ukur yang konsisten.
25.13 Bab 26 transaksi dalam mata uang asing (perlakuan akuntansi dan saldo
dalam mata uang nonfungsional)
25.14 Mata uang fungsional dianggap sebagai mata uang dasar dalam
menentukan nilai tukar atau dalam perhitungan selisih kurs. Mata uang selain
mata uang fungsional adalah mata uang nonfungsional

PENENTUAN SALDO
AWAL
25.15 Pengukuran kembali akun-akun laporan keuangan, dalam penentuan saldo awal untuk
tujuan pencatatan akuntansi. Prosedur pengukuran kembali:
a) Aset dan kewajiban moneter diukur kembali dengan menggunakan kurs tunggal neraca.
b) Aset dan kewajiban nonmoneter, modal saham, di ukur kembali menggunakan kurs
historis.
c) Selisih antara aset, kewajiban dan modal saham yang merupakan hasil prosedur (a)
dan (b) di perhitungkan pada saldo laba.
d) Pendapatan dan beban diukur kembali dengan kurs rata-rata tertimbang, kecuali beban
penyusutan, aset tetap atau amortisasi aset nonmoneter di ukur kembali dengan kurs historis
aset yang bersangkutan.
e) Dividen diukur kembali dengan kurs tanggal pencatatan dividen.
f) Prosedur (d) dan (e) menghasilkan selisih pengukuran kembali yang di perhitungkan
pada saldo laba.
g) Selisih pengukuran kembali merupakan hasil dari perhitungan: saldo laba (akumulasi
kerugian) akhir tahun (hasil dari prosedur (c))ditambah dengan dividen perhitungan laba
(rugi) bersih selama periode yang diperbandingkan (hasil dari prosedur (d))
25.16 Pengukuran kembali dilakukan surut hingga tahun dimana mata uang fungsional
tersebut mulai berlaku.

PENYAJIAN KOMPARATIF
25.17 Laporan keuangan periode yang diperbandingkan yang tidak menggunakan mata uang
fungsional harus diukur dan disajikan kembali sesuai dengan cara (25.15 dan 25.16)

PERUBAHAN MATA UANG PENCATATAN DAN PELAPORAN


25.18 Perubahan mata uang pencatatan dan pelaporan harus
di lakukan pada awal periode tidak di tengah periode.
25.19 Keputusan entitas untuk mengubah mata uang
pelaporan hanya dapat dilakukan jika telah terjadi perubahan
substansi ekonomi dari mata uang fungsional.
PENGUNGKAPAN
25.20 Entitas mengungkapkan hal-hal:
Alasan penentuan mata uang pelaporan berdasarkan
indikator (25.9)
Perubahan mata uang pelaporan berserta alasannya:
(i) alasan perubahan berdasarkan indikator (25.9)
(ii)kurs (historis, sekarang, atau rata-rata tertimbang)
(iii) ikhtisar neraca laba rugi yang disajikan sebagai
perbandingan

Bab 26 Transaksi dalam Mata


Uang Asing
RUANG LINGKUP
26.1 Bab ini diterapkan dalam akuntansi untuk transaksi dalam mata uang
asing.

PENGAKUAN AWAL
26.2 Transaksi mata uang asing adalah transaksi yang didenominasi atau
harus diselesaikan dalam mata uang asing. Transaksi timbul ketika entitas:
1) Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi
dalam mata uang asing.
2) Meminjam atau meminjamkan dana atas sejumlah utang atau piutang
yang didenominasi dalam mata uang asing.
3) Memperoleh atau melepas aset.
26.3 Pencatatan transaksi mata uang asing pada pengakuan awal dalam mata
uang fungsional dengan menggunakan kurs tunai pada tanggal transaksi
antara mata uang fungsional dan mata uang asing tersebut.
26.4 Tanggal transaksi adalah tanggal dimana transaksi pertama kali
memenuhi syarat pengakuan sesuai dengan SAK ETAP

PELAPORAN PADA AKHIR PERIODE PELAPORAN SELANJUTNYA


26.5 Pada akhir setiap periode pelaporan, entitas harus:
a) Pos moneter dalam mata uang asing dilaporkan dengan
menggunakan kurs penutup (kurs pada tanggal pelaporan)
b) Pos nonmoneter yang diukur dengan biaya perolehan historis
dalam mata uang asing di laporkan dengan menggunakan kurs pada
tanggal transaksi.
c) Pos nonmoneter yang diukur dengan nilai wajar dalam mata
uang asing dilaporkan dengan menggunakan nilai tukar pada saat
nilai wajar ditentukan.
26.6 Entitas harus mengakui keuntungan atau kerugian selisih kurs
pada laporan laba rugi.
26.7 Saat keuntungan atau kerugian transaksi nonmoneter diakui
secara langsung dalam ekuitas, maka entitas harus mengakui
komponen keuntungan atau kerugian dari pertukaran secara langsung
dalam ekuitas. Saat keuntungan atau kerugian transaksi
nonmoneter diakui dalam laporan laba rugi, maka entitas harus
mengakui komponen keuntungan atau kerugian dari pertukaran
tersebut dalam laporan laba rugi.

PENGUNGKAPAN
26.8 Entitas harus mengungkapkan:
a) mata uang yang disajikan dalam laporan keuangan.
b) jumlah selisih kurs yang di akui dalam laporan laba rugi.
26.9 Jika entitas menyajikan laporan keuangan dalam mata
uang yang berbeda dengan mata uang fungsional atau mata
uang pelaporan
maka entitas harus:
(a) secara jelas mengidentifikasi informasi sebagai
tambahan
informasi untuk membedakan hal tersebut dengan
informasi yang sesuai dengan SAK ETAP.
(b) mengungkapkan mata uang yang digunakan dalam
informasi tambahan yang diberikan.
(c) mengungkapkan mata uang fungsional dan metode
penjabaran yang digunakan untuk menentukan informasi
tambahan.

Anda mungkin juga menyukai