Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan bila ada
keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan
yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Secara epidemiologik diabetes seringkali
tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya adalah 7 tahun sebelum
diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada kasus
yang tidak terdeteksi .
Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan
terjadinya berbagai penyakit menahun, seperti penyakit serebrovaskular, penyakit
jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, penyakit pada mata, ginjal, dan
syaraf. Jika kadar glukosa darah dapat selalu dikendalikan dengan baik, diharapkan
semua penyakit menahun tersebut dapat dicegah, atau setidaknya dihambat.
Berbagai faktor genetik, lingkungan dan cara hidup berperan dalam perjalanan
penyakit diabetes .
Berbagai penelitian menunjukan bahwa kepatuhan pada pengobatan penyakit
yang bersifat kronis baik dari segi medis maupun nutrisi, pada umumnya rendah.
Dan penelitian terhadap penyandang diabetes mendapatkan 75 % diantaranya
menyuntik insulin dengan cara yang tidak tepat, 58 % memakai dosis yang salah,
dan 80 % tidak mengikuti diet yang tidak dianjurkan.

Jumlah penderita penyakit diabetes melitus akhir-akhir ini menunjukan


kenaikan yang bermakna di seluruh dunia. Perubahan gaya hidup seperti pola makan
dan berkurangnya aktivitas fisik dianggap sebagai faktor-faktor penyebab terpenting.
Oleh karenanya, DM dapat saja timbul pada orang tanpa riwayat DM dalam keluarga
dimana proses terjadinya penyakit memakan waktu bertahun-tahun dan sebagian besar
berlangsung tanpa gejala.
Namun penyakit DM dapat dicegah jika kita mengetahui dasar-dasar penyakit
dengan baik dan mewas padai perubahan gaya hidup kita . Penderita diabetes mellitus
dari tahun ke tahun mengalami peningkatan menurut Federasi Diabetes Internasional
(IDF), penduduk dunia yang menderita diabetes mellitus sudsh mencakupi sekitar 197
juta jiwa, dan dengan angka kematian sekitar 3,2 juta orang.
WHO memprediksikan penderita diabetes mellitus akan menjadi sekitar 366 juta
orang pada tahun 2030. Penyumbang peningkatan angka tadi merupakan negara-negara
berkembang, yang mengalami kenaikan penderita diabetes mellitus 150 % yaitu negara
penderita diabetes mellitus terbanyak adalah India (35,5 juta orang), Cina (23,8 juta
orang), Amerika Serikat (16 juta orang), Rusia (9,7 juta orang), dan Jepang (6,7 juta
orang). WHO menyatakan, penderita diabetes mellitus di Indonesia diperkirakan akan
mengalami kenaikan 8,4 juta jiwa pada tahun 2000,menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun
2030. Tingginya angka kematian tersebut menjadikan Indonesia menduduki ranking ke4 dunia setelah Amerika Serikat, India dan Cina .
Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), terjadi
pengukuran prevalensi Diabetes mellitus (DM) dari tahun 2001 sebesar 7,5 % menjadi
10,4 % pada tahun 2004, sementara hasil survey BPS tahun 2003 menyatakan bahwa
prevalensi diabetes mellitus mencapai 14,7 % di perkotaan dan 7,2 % di pedesaan.
Berdasarkan data rawat jalan di Rumah Sakit Umum Propinsi Sulawesi
Tenggara (Poli Interna) tahun 2009 penderita diabetes melitus sebanyak 779 orang atau

16,1 % dari jumlah pasien sebanyak 4837 pasien, tahun 2010 penderita diabetes
mellitus sebanyak 1124 orang atau 25,8 % dari jumlah pasien sebanyak 4345 pasien,
sedangkan pada tahun 2011 dari Januari sampai dengan Juni 2011 jumlah penderita
diabetes mellitus 793 orang atau 38,7 % dari jumlah pasien sebanyak 2044 orang.
Olehnya itu, makalah ini akan membahas promosi kesehatan penyakit Diabetes Militus
secara terperinci.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah
1. Bagaimana tinjauan mengenai penyakit Diabetes Melitus baik dari segi
pengertian, klasifikasi etiologis, epidemiologi, gambaran klinis, patofisiologi,
diagnosa, komplikasi, dan pemberian obat atau prngobatan pasian Diabetes
Melitus ?
2. Bagaimana prinsip dan metode promosi kesehatan ?
3. Bagaimana cara mempromosikan kepada masyarakat awam, tentang penyakit
diabetes mellitus serta tindakan apa yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
(analis kesehatan) dalam memberikan stimulus kepada masyarakat tentang
pentingnya pemeriksaan penyakit diabetes mellitus ?

1.3 Maksud Dan Tujuan

1. Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang penyakit diabetes


mellitus baik dari segi pengertian, klasifikasi etiologis, epidemilogi, gambaran
klinis, patofisiologi, diagnose, komplikasi dan pemeriksaan obat atau
pengobatan pasien.

2. Untuk mengetahui prinsip dan metode dalam mempromosikan tentang penyakit


Diabetes Melitus.
3. Untuk memberikan stimulus kepada masyarakat awam, tentang penyakit
diabetes mellitus, serta untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat,
tentang pentingnya pemeriksaan laboratorium terhadap penyakit diabetes
melitus.

BAB II
TINJAUN PUSTAKA
II. 1 Definisi
Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dan bersifat
degeneratif yang dimanifestasikan oleh kehilangan toleransi karbohidrat dengan
karateristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua duanya dan merupakan salah satu penyakit tidak menular yang sangat
cepat peningkatannya (American Diabetes Association, 1998 dalam Soegondo,
2007).
Diabetes melitus merupakan keadaan ketika kadar gula dalam darah tingi
melebihi kadar gula darah normal. Penyakit ini biasanya disertai berbagai kelainan
metabolisme akibat gangguan hormonal dalam tubuh (Widjadja, 2009).
Diabetes Melitus mempunyai dua tipe utama, yaitu Diabetes tipe 1 dan
Diabetes tipe 2. Sebagian besar diabetes tipe 1 banyak terjadi pada orang muda
dibawah usia 35 tahun. Diabetes tipe 2 merupakan tipe diabetes yang paling banyak
ditemukan, yaitu 90 95% dari seluruh pengidap diabetes dan sering terjadi pada
usia diatas 45 tahun (Smeltzer & Bare, 2002).
II. 2 Klasifikasi Diabetes Melitus

Menurut American Diabetes Association 2005 (ADA 2005) mengklasifikasi


klasifikasi diabetes melitus, yaitu :

a. Diabetes tipe I : Disebut juga IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus) atau
Juvenil Diabetes Melitus. Diabetes melitus jenis ini disebabkan oleh kurangnya
atau tidak adanya produksi

insulin kaena reaksi auto imun akibat adanya

peradangan pad sel beta (insulitis) yang

akhirnya menyebabkan produksi

insulin terganggu.
b.

Diabetes Melitus tipe II : Disebut juga NIDDM (Non Insulin Dependent


Diabetes melitus) kadar insulin normal bahkan mengalami peningkatan, tetapi
jumlah reseptor insulin pada permukaan sel kurang, sehingga tetap saja gula
dalam darah tidak bisa sampai ke dalam sel.

c. Diabetes melitus tipe spesifik lain, akibat dari : Diabetes tipe ini diakibatkan
oleh infeksi, penyakit endokrin pankreas, endokrinopati, obat-obatan, malnutrisi
dan sindroma genetik.
d. Diabetes Melitus Gestasional GDM (Gestasional Diabetes Melitus). Diabetes
melitus pada kehamilan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu diabetes melitus
yang memang sudah diketahui sebelumnya pada penderita yang sedang hamil
DMH (Diabetes Melitus Pragestasional) diabetes ini termasuk tipe I (IDDM)
dan sebelumnya tidak mengidap diabetes melitus atau baru mengidap diabetes
melitus dalam masa kehamilan (Pregnacy Induced Diabetes Melitus).
II. 3 Epidemiologi
Secara epidemiologi DM seringkali tidak terdeteksi. Berbagai faktor genetik,
lingkungan dan cara hidup berperan dalam perjalanan penyakit diabetes. Ada
kecenderungan penyakit ini timbul dalam keluarga. Disamping itu juga ditemukan
perbedaan kekerapan dan komplikasi diantara ras, negara dan kebudayaan.
Dari segi epidemiologi, ada beberapa jenis diabetes. Dulu ada yang disebut
diabetes pada anak, atau diabetes juvenilis dan diabetes dewasa atau maturity-onset

diabetes. Karena istilah ini kurang tepat, sekarang yang pertama disebut DM tipe 1
dan yang kedua disebut DM tipe 2.
Ada pula jenis lain, yaitu diabetes melitus gestasional yang timbul hanya pada
saat hamil, dan diabetes yang disebabkan oleh karena kerusakan pankreas akibat
kurang gizi disebut MRDM (Malnutrition Related DM) atau Diabetes Melitus Terkait
Malnutrisi (DMTM). Kekerapan DM tipe 1 di negara Barat 10% dari DM tipe 2.
Bahkan di negara tropik jauh lebih sedikit lagi.
Gambaran kliniknya biasanya timbul pada masa kanak-kanak dan puncaknya
pada masa akil balik. Tetapi ada juga yang timbul pada masa dewasa. DM tipe 2 adalah
jenis yang paling banyak ditemukan (lebih dari 90%). Timbul makin sering setelah
umur 40 dengan catatan pada dekade ke 7 kekerapan diabetes mencapai 3 sampai 4 kali
lebih tinggi daripada rata-rata orang dewasa.
Pada keadaan dengan kadar glukosa darah tidak terlalu tinggi atau belum ada
komplikasi, biasanya pasien tidak berobat ke rumah sakit atau ke dokter. Ada juga
yang sudah di diagnosis sebagai diabetes tetapi karena kekurangan biaya biasanya
pasien tidak berobat lagi. Hal ini menyebabkan jumlah pasien yang tidak terdiagnosis
lebih banyak daripada yang terdiagnosis. Menurut penelitian keadaan ini pada negara
maju sudah lebih dari 50% yang tidak terdiagnosis dan dapat dibayangkan berapa besar
angka itu di negara berkembang termasuk Indonesia (Slamet Suyono Dalam Pusat
Diabetes dan Lipid, 2007).
Penelitian lain menyatakan bahwa dengan adanya urbanisasi, populasi DM tipe
2 akan meningkat menjadi 5 10 kali lipat karena terjadi perubahan perilaku ruraltradisional menjadi urban. Faktor resiko yang berubah secara epidemiologis adalah
bertambahnya usia, jumlah dan lamanya obesitas, distribusi lemak tubuh, kurangnya
aktivitas jasmani dan hiperinsulinemia. Semua faktor ini berinteraksi dengan beberapa
faktor genetik yang berhubungan dengan terjadinya DM tipe 2 (Soegondo, 1999).

Tanpa intervensi yang efektif, kekerapan DM tipe 2 akan meningkat disebabkan


oleh berbagai hal misalnya bertambahnya usia harapan hidup, berkurangnya kematian
akibat infeksi dan meningkatnya faktor resiko yang disebabkan oleh karena gaya hidup
yang salah seperti kegemukan, kurang gerak/ aktivitas dan pola makan tidak sehat dan
tidak teratur (Slamet Suyono Dalam Pusat Diabetes dan Lipid, 2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Diabetes Melitus
a. Genetik
Faktor genetik merupakan faktor yang paling penting pada diabetes melitus.
Kelainan yang diturunkan dapat langsung mempengaruhi sel beta dan mengubah
kemampuannya untuk mengenali dan menyebarkan sel rangsang sekretoris insulin.
Keadaan ini meningkatkan kerentanan individu tersebut terhadap faktor faktor
lingkugan yang dapat mengubah integritas dan fungsi sel beta pankreas (Price &
Wilson, 2002).
Secara ganetik resiko diabetes melitu tipe II meningkat pada saudara kembar
monozigotik seorang diabetes melitus tipe II, ibu dari neonatus yang beratnya lebih dari
4 kilogram, individu dengan gen obesitas, ras yang mepunyai insidensi tinggi terhadap
diabetes melitus (Peice & Wilson, 2002).
b. Usia
Diabetes tipe II biasanya terjadi setelah usia 30 tahun dan semakin sering terjadi
setelah usia 40 tahun, selanjutnya terus meningkat pada usia lanjut. Usia lanjut yang
mengalami gangguan toleransi glukosa mencapai 50 92% (Sudoyo, 2006).
Proses menua yang berlangsung setelah usia 30 tahun mengakibatkan perubahan
anatomis, fisiologis, dan biokimia. Perubahan dimulai dari tingkat sel, berlanjut pada
tingkat jaringan dan ahirnya pada tingkat organ yang dapat mempengaruhi fungsi
homeostasis. Komponen tubuh yang mengalami perubahan adalah sel beta pankreas
yang mengahasilkan hormon insulin, sel-sel jaringan terget yang menghasilkan
glukosa, sistem saraf, dan hormon lain yang mempengaruhi kadar glukosa.
c. Berat Badan (Obesitas)

Obesitas adalah berat badan yang berlebihan minimal 20% dari berat badan
idaman atau indeks massa tubuh lebih dari 25Kg/m2. Obesitas merupakan faktor utama
penyebab timbulnya diabetes melitus tipe II, diperkirakan 80 90% paasien diabetes
tipe II megalami obesitas (Medicastore, 2007). Obesitas menyebabkan respon sel beta
pankreas terhadap glukosa darah berkurang, selain itu reseptor insulin pada sel
diseluruh tubuh termasuk di otot berkurang jumlah dan keaktifannya kurang sensitif
(Soegondo, 2007).
d.

Aktifitas

Aktifitas fisik berdampak terhadap aksi insulin pada orang yang beresiko
diabetes melitus. Kurangnya aktifitas merupakan salah satu faktor yang ikut berperan
dalam menyebabkan resitensi insulin pada diabetes melitus tipe II (Suyono, 2007).
e.

Diet

Pemasukan kalori berupa karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan,
merupakan faktor eksternal yang dapat mengubah integritas dan fungsi sel beta pada
individu yang rentan (Price & Wilson, 2002). Individu yang obesitas harus melakukan
diet untuk mengurangi pemasukan kalori sampai berat badannya turun mencapai batas
ideal. Penurunan berat badan 2,5 7 Kg akan memperbaiki kadar glokosa darah
(Soegondo, 2007).
f.

Stress

Stress adalah segala situasi dimana tuntutan non spesifik mengharuskan individu
berespon atau melakukan tindakan (Poter & Perry, 1997). Reaksi pertama dari respon
stress adalah terjadinya sekresi sistem saraf simpatis yang diikuti oleh sekresi simpatis
adrenal medular dan bila stress menetap maka sistem hipotalamus pituitari akan
diaktifkan. Hipotalamus mensekresi corticotropin releasing factor yang menstimulasi

pituitari anterior memproduksi kortisol, yang akan mempengaruhi peningkatan kadar


glukosa darah (Smeltzer & Bare, 2008).

II. 4 Tanda dan Gejala


a.

Gejala diabetes tipe I muncul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak sebagai

akibat dari kelainan genetika, sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan
baik. Gejala-gejalanya antara lain adalah:
Sering buang air kecil
terus menerus merasa lapar dan haus
berat badan menurun
merasa kelelahan penglihatan kabur
infeksi pada kulit yang berulang, menigkatnya kadar gula dalam urin dan
cenderung terjadi pada mereka yang berusia di bawah 20 tahun.
b. Gejala diabetes tipe II muncul secara perlahan-lahan sampai menjadi gangguan
yang jelas, dan pada tahap permulaan seperti pada gejala diabetes tipe I, yaitu :

Cepat lelah dan merasa tidak fit

merasa lapar dan haus

kelelahan berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya

mudah sakit yang berkepanjangan dan biasanya terjadi pada usia di atas 40 tahun
tapi prevalensianya kini semakin tinggi pada golongan anak-anak dan remaja
(Lanny, 2006).

Menurut Hasan Badawi (2009) gejala awal diabetes melitus biasanya diasebut
dengan 3 P, yaitu :
a.

Poliuria (banyak kencing)

10

Hal ini terjadi ketika kadar gula darah melebihi ambang ginjal yang
mengakibatkan glukosa dalam urin menarik air sehingga urin menjadi banyak. Maka
setiap kali para penderita diabetes melitus mengalami buang air kecil dengan intensitas
durasi melebihi volume normal (poliuria).
b.

Polidipsi (banyak minum)

Karena sering buang air kecil, setiap kali para pasien diabetes melitus akan banyak
minum (polidipsi). Karena demikianlah kita sering mendapati para pasien mengalami
keluhan lemas, banyak makan (polifagi).
c.

Polifagi (banyak makan)

Seorang pasien diabetes yang baru makan akan mengalami ketidakcukupan


hormon insulin untuk memasukan gukosa ke dalam sel, hal ini menyebabkan tubuh
akan selalu merasa kelaparan, sehingga tubuh sering terasa lemah. Kompensasinya
seorang pasien diabetes akan makan lebih banyak lagi.
Gejala Lanjutan :
a. Berat badan berkurang
Ketika proses sekresi pankreas kurang mencukupi jumlah hormon insulin untuk
mengubah gula menjadi tenaga, tubuh akan menggunakan simpanan lemak dan protein
di tubuh ini menyebabkan berkurangnya berat badan.
b. Penglihatan kabur
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan perubahan pada lensa mata
sehingga penglihatan kabur walaupun baru mengganti kaca mata.

11

c. Cepat lelah
Karena gula di dalam darah tidak dapat di ubah menjadi tenaga sel-sel tubuh maka
cepat merasa lelah, kurang tenaga dan sering mengantuk.
d. Luka yang sulit disembuhkan
Pada diabetes, terjadi penurunan daya tubuh terhadap infeksi sehingga bila timbul
luka akan sulit sembuh. Tidak menutup kemugkinan, jika terjadi infeksi berat di daerah
kaki, akan berpotensi di amputasi sehingga akan mengalami cacat permanen.
Gejala kronis :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Impoten
kerusakan ginjal
Gangren (infeksi pada kaki hingga membusuk)
Kebutaan
Stroke
serangan jantung hingga kematian mendadak.

II.5 Gambaran Klinis


Kejadian DM diawali dengan kekurangan insulin sebagai penyebab utama. Di
sisi lain timbulnya DM bisa berasal dari kekurangan insulin yang bersifat relatif
yang disebabkan oleh adanya resistensi insulin (insuline recistance). Keadaan ini
ditandai dengan ketidakrentanan/ ketidakmampuan organ menggunakan insulin,
sehingga insulin tidak bisa berfungsi optimal dalam mengatur metabolisme
glukosa. Akibatnya, kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemi) (M.N Bustan,
2007).
Gejala klasik DM adalah rasa haus yang berlebihan, sering kencing terutama
pada malam hari , banyak makan serta berat badan yang turun dengan cepat.
Disamping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari tangan dan
kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur, gairah seks menurun, luka

12

sukar sembuh dan pada ibu-ibu sering melahirkan bayi diatas 4 kg. Kadang-kadang
ada pasien yang sama sekali tidak merasakan adanya keluhan. Mereka mengetahui
adanya DM hanya pada saat chek up ditemukan kadar glukosa darahnya tinggi
(Suyono Dalam Pusat Diabetes dan Lipid, 2007).
II.6 Etiologi
Factor Predisposisi diabetes mellitus pada kehamilan

Umur sudah mulai tua

Multiparitas

Penderita gemuk

riwayat melahirkan anak lebih besar dari 4000 g

Bersifat keturunan

Riwayat kehamilan : Sering meninggal dalam rahim, Sering mengalami lahir


mati, Sering mengalami keguguran

Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.

Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol, dan


epineprin.

Obat-obatan.

II.7 Komplikasi
Komplikasi dari diabetes melitus ada empat komplikasi menurut (Widjadja,
2009) diantaranya adalah :
a) Komplikasi Akut :

13

Hipoglikemia
Hipoglikemia merupakan suatu keadaan penurunan kadar glukosa darah
dengan gejalaberupa gelisah, tekanan darah turun, mual, lemah, lesu. Sulit bicara,
gangguan menghitung, keringat dingin pada muka dan bibir dan tangan kejang
sampai koma.

Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah suatu keadaan kelebiha gula darah yang biasanya
disebabkan oleh makan berlebihan, stress akut karena penghentian obat
antidiabetes secara mendadak. Gejala hiperglikemia antara lain adalah penurunan
kesadaran serta dehidrasi.

Ketoasidosis
Ketoasidosis adalah keadaan penngkatan senyawa keton yang bersifat
asam dalam darah yang berasal dari asam lemak hasil dari pemecahan sel-sel
lemak jaringan. Kekurangan insulin berarti tidak ada zat yng di proses sebagai
pemenuh energi.

Lactic Acidosis
Sel sel tubuh menghasilkan asam lactic pada saat memproses glukagen
menjadi energi.

Jika terlalu bayak lactic dalam tubuh, maka kesehatan akan

terganggu.
b. Komplikasi Kronik :
-

Mikroangiopati merupakan penyakit pembuluh darah kecil seperti:


Retinopati
Netropati
Neuropati
Pembuluh darah tepi dan pembuluh darah otak
Makroangiopati yang mengenai pembuluh darah besar yaitu pembuluh darah

jantung.
Kardiovaskuler
Serebravaskuler
Vaskuler perifer
Neuro diabetic
Rentan infeksi seperti tuberculosis paru
Infeksi saluran kemih.
14

II. 8.

Diagnosa
Diagnosa DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah, tidak

dapatditegakan hanya atas dasar adanya glukosuria saja. Dalam menentukan


diagnosa DM harus diperhatikan asal bahan darah yang diambil dan cara
pemeriksaan yang dipakai. Untuk diagnosa DM, pemeriksaan yang dianjurkan
adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan darah kapiler
(Perkeni, 1998).
Diagnosis diabetes dipastikan bila:
a. Terdapat keluhan khas diabetes (poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya) disertai dengan satu nilai
pemeriksaan glukosa darah tidak normal (glukosa darah sewaktu 200 mg/dl atau
glukosa darah puasa 126 mg/dl).
b. Terdapat keluhan khas yang tidak lengkap atau terdapat keluhan tidak khas
(lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi, pruritus vulvae) disertai
dengan dua nilai pemeriksaan glukosa darah tidak normal (glukosa darah sewaktu
200 mg/dl dan atau glukosa darah puasa 126 mg/dl yang diperiksa pada hari yang
sama atau pada hari yang berbeda).
II.9 Pemberian Obat/ Pengobatan Pasien DM
Pemberian obat kepada pasien sesuai petunjuk dokter merupakan suatu
tindakan/ praktek kesehatan yang dilakukan dalam rangka pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan sebagai bagian dari perilaku seseorang terhadap stimulus
atau objek kesehatan (yang dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk
penyakit DM yang diderita seseorang), yang kemudian dalam proses selanjutnya
akan melaksanakan atau mempraktekkan sesuai apa yang diketahuinya dan
disikapi/ dinilainya baik untuk dilakukan ( Notoadmodjo S, 2007).
15

Menurut Sidartawan Soegondo, prinsip pemberian obat/ pengobatan


terhadap pasien, DM terdiri atas 2 yaitu:
a. Pengobatan dengan insulin dan,
b. Pengobatan dengan Obat Hipoglikemik Oral.
Pengobatan dengan Insulin
Indikasi pemberian obat bagi pasien dengan terapi insulin, diberikan untuk:
semua orang dengan diabetes tipe 1 yang memerlukan insulin eksogen karena
produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada. Orang dengan diabetes
tipe 2 tertentu yang mungkin membutuhkan insulin bila terapi

jenis lain tidak dapat

mengendalikan kadar glukosa darah atau apabila mengalami stres fisiologi seperti
pada tindakan pembedahan. Orang dengan diabetes kehamilan (diabetes yang timbul
selama kehamilan) membutuhkan insulin bila diet tidak saja dapat mengendalikan
kadar glukosa darah.
Orang yang diabetes dengan ketoasidosis. Orang dengan diabetes yang
mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori untuk
memenuhi kebutuhan energi yang meningkat, secara

bertahap akan memerlukan

insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa

darah mendekati normal

selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin.
Pengobatan sindroma hiperglikemi non-ketotik-hiperosmolar
Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Tujuan dari penatalaksananaan diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar gula darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropatik, tujuan terapeutik pada penderita diabetes melitus adalah
mencapai kadar gula darah normal tanpa terjadinya hipoglikemia dan gangguan serius

16

pada pola aktivitas pasien. Ada beberapa komponen dalam penatalaksanaan diabetes
diantaranya adalah pemantauan dan pendidikan (Smeltzer & Bare, 2002), yaitu :
a.

Diet
Tujuan penatalaksanaan diet diantaranya memberikan semua unsur makanan
esensial (misalnya vitamin dan mineral), mencapai dan mempertahankan berat
badan yang sesuai, memenuhi kebutuhan energi, mencegah fluktuasi gula darah
setiap harinya dengan

mengupayakan kadar gula darah mendekati normal

melalui cara-cara yang aman, praktis dan menurunkan kadar lemak darah jika
meningkat.

b. Latihan
Latihan atau olah raga sangat penting dalam penatalaksanaan diet diabetes
mellitus karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi
faktor resiko kardiovaskuler. Latihan akan menurukan kadar gula darah dengan
meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian
insulin, misalnya berjalan kaki, dan bersepeda santai.
c.

Pemantauan
Dengan melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri,
penderita diabetes dapat mengatur terapi untuk mengendalikan secara optimal.
Caranya pengambilan

setetes darah dari ujung jari tangan, aplikasi darah

tersebut pada strip pereaksi khusus. Dan kemudian darah tersebut dibiarkan pada
strip selama waktu tertentu kemudian bantalan pereaksi pada strip akan berubah
warna kemudian dapat dicocockan pada peta warna, kemudian angka digital
akan memperlihatkan kadar gula darahnya.
d. Terapi

17

Pengobatan diabetes melitus tipe II didasarkan atas pemberian insulin dalam


tubuh yang cukup sehingga memungkinkan metabolisme karbohidrat penderita
normal. Tetapi optimum dapat dicegah bagian terbesar efek akut diabetes.
Penderita diabetes diberi dosis tunggal salah satu preparat insulin bermasa kerja
lama setiap hari, meningkatkan seluruh metabolisme karbohidrat sepanjang hari
(Smeltzer, 2002).
e.

Pendidikan

Pendidikan disini adalah pendekatan pengajaran, khususnya pada pasien


rawat jalan.

Disini seorang analisi

berperan besar dalam memberikan

informasi tentang diabetes melitus yang lebih ditekankan adalah bagaimana


penatalaksanaan diabetes secara mendiri sehingga dapat menghindari
komplikasi diabetes.
II.10 Pencegahan
1. Primer : untuk mengurangi obesitas dan BB.
2. Sekunder : deteksi dini, kontrol penyakit hipertensi, anto rokok, perawatan.
3. Tersier : Pendidikan tentang perawatan kaki, cegah ulserasi, gangren dan
amputasi, pemeriksaan optalmologist, albuminuria monitor penyakit ginjal,
kontrol hipertensi, status metabolic dan diet rendah protein, pendidikan pasien
tentang penggunaan medikasi untuk mengontrol medikasi.

18

BAB III
PRINSIP DAN METODE PROMOSI KESEHATAN
III.1 Prinsip Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan memiliki prinsip-prinsip yang berguna untuk dijadikan sebagai
dasar-dasar dari pelaksanaan program promosi kesehatan. Adapun prinsip-prinsip promosi
kesehatan dapat meliputi:
1. Promosi Kesehatan (WHO), Proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk mencapai derajat
kesehatan yang sempurna baik fisk, mental, sosial, sehingga masyarakat mampu
mengatasi lingkungannya (fisik,ekonomi,budaya dan sebagainya).

2. Promosi Kesehatan (Australian Health Foundation), Program-program kesehatan yang


dirancang/diprogram untuk membawa perubahan atau perbaikan baik dalam
masyarakat sendiri maupundalam organisasi dan lingkungannya(lingkungan fisik,
sosial,ekonomi,budaya dan sebagainya).

19

3.

Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi : Proses pemberdayaan


masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the
process of enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari
pendidikan

atau

Penyuluhan

Kesehatan.

Promosi

Kesehatan

meliputi

Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak lain Penyuluh/Pendidikan Kesehatan


merupakan bagian penting (core) dari Promosi Kesehatan.

4. Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan


disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat
berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.

5. Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai
perpaduan

dari

upaya

preventif

(pencegahan),

kuratif

(pengobatan)

dan

rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.

6. Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang


selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi dengan
upaya advokasi dan bina suasana (social support).

7. Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan yaitu
di rumah/tempat tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja
(where we work), di tempat-tempat umum (where we play and do everything) dan di
sarana kesehatan (where we get health services).

20

8. Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh
kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat
(mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat
termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan
lintas sektor.

9. Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan
tanpa mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah
untuk mengukur hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu
dan masyarakat. Yang lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan frekwensi kegiatan
seperti: advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat, dan lain-lain.
Promosi kesehatan juga mempunyai prinsip yang lebih spesifik dalam tiap ruang
lingkup promosi kesehatan atau setting. Misalnya, promosi kesehatan di keluarga, fasilitas
layanan kesehatan, tempat kerja, sekolah, dan tempat umum.
a) Prinsip Promosi Kesehatan di Keluarga

Dalam lingkup ini penerapan yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Keluarga merupakan lingkup terkecil dalam suatu kelompok masyarakat,

sehingga promosi kesehatan yang dilakukan harus bias lebih spesifik juga.
Pendidikan kesehatan yang diberikan pun diharapkan akan lebih efektif
karena fokus pada satu keluarga sebagai satu sasaran.

21

2. Keluarga terdiri atas beberapa orang yang sudah terikat hubungan satu sama

lain, yaitu ayah, ibu, dan anak. Sehingga apabila promosi kesehatan yang
dilakukan sudah baik akan sangat berpengaruh pada perubahan perilaku pada
masing-masing anggota keluarga tersebut, dan nantinya perilaku itu akan
terbawa ke lingkungan diluarnya.

3. Setiap

keluarga tentu memiliki nilai dan aturan tersendiri dalam

lingkungannya, yang masing-masing anggota keluarga sudah anut sejak lama,


biasanya berupa kebiasaan-kebiasaan tertentu. Dalam hal ini maka pemberi
promosi kesehatan harus mampu menyesuaikan diri dengan aturan tersebut
agar keluarga tersebut bsia lebih terbuka dalam menerima segala bentuk
promosi yang dilakukan.

b) Prinsip Promosi Kesehatan di Fasilitas Layanan Kesehatan

Promosi kesehatan di fasilitas layanan kesehatan mempunyai prinsip-prinsip dasar


yaitu:

1. Ditujukan untuk individu yang memerlukan pengobatan dan atau perawatan,


pengunjung, keluarga pasien,
2. Memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga atas masalah kesehatan
yang diderita pasien,
3.

Memberdayakan pasien dan keluarga dalam kesehatan,

4.

Menerapkan proses belajar di fasilitas pelayanan kesehatan.


22

c) Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Kerja

Promosi kesehatan di tempat kerja hendaknya dikembangkan dengan


melibatkan kerja sama dengan berbagai sektor yang terkait, dan melibatkan beberapa
kelompok

organisasi

masyarakat

yang

ada

sehingga

lebih

mantap

serta

berkesinambungan. Dalam ruang lingkup tempat kerja, promosi kesehatan juga


mempunyai prinsip-prinsip, diantaranya :

1. Komprehensif.

Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan kegiatan yang melibatkan


beberapa disiplin ilmu guna memaksimalkan tujuan yang ingin dicapai yaitu
berkembangnya tempat kerja yang sehat, aman dan nyaman sehingga dengan
lingkungan kerja yang mendukung tersebut diharapkan terjadi perubahan
perilaku individu dan kelompok kearah yang positif sehingga dapat menjaga
lingkungan agar tetap sehat.

2. Partisipasi

Para peserta atau sasaran promosi kesehatan hendaknya terlibat secara


aktif

mengindetifikasi

masalah

kesehatan

yang

dibutuhkan

untuk

pemecahannya dan meningkatkan kondisi lingkungan kerja yang sehat.


Partisipasi para pengambil keputusan di tempat kerja merupakan hal yang
sangat mendukung bagi para pekerja untuk lebih percaya diri dalam

23

meningkatkan

kemampuan

mereka

dalam

merubah

gaya

hidup

dan

mengembangkan kemampuan pencegahan dan peningkatan terhadap penyakit.

3. Keterlibatan berbagai sektor terkait.


Kesehatan yang baik adalah hasil dari berbagai faktor yang mendukung.
Berbagai upaya untuk meningkatkan kesehatan pekerja hendaknya harus
melalui pendekatan yang integrasi yang mana penekanannya pada berbagai
faktor tersebut bila memungkinkan.
4. Kelompok organisasi masyarakat.
Program pencegahan dan peningkatan kesehatan hendaknya melibatkan
semua anggota pekerja, termasuk kelomok organisasi wanita dan laki-laki yang
ada, termasuk juga tenaga honorer dan tenaga kontrak. Kebutuhan melibatkan
dengan berbagai organisasi masyarakat yang mempunyai pengalaman atau
tenaga ahli dalam membantu mengembangkan Promosi kesehatan Di Tempat
kerja hendaknya di perhitungkan dalam mengembangkan program sebelumnya.
5. Berkesinambungan atau Berkelanjutan
Promosi kesehatan di tempat kerja yang berhubungan erat dengan
kesehatan dan keselamatan kerja mempunyai arti penting pada lingkungan
tempat kerja dan aktivitas manajemen sehari-hari. Program promosi kesehatan
dan pencegahan hendaknya terus menerus dilakukan dan tujuannya jangka
panjang. Apabila pelaksanaan promosi kesehatan di tempat kerja ingin lebih
mentap, program hendaknya sesuai dan responsif terhadap kebutuhan pekerja
dan masalah yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja.
d) Prinsip Promosi Kesehatan di Sekolah

24

Sedangkan dalam ruang lingkup atau setting sekolah, promosi kesehatan juga
memiliki prinsip, diantara yaitu:

1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah

yaitu

peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-

organisasi di masyarakat
2.

Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :

Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang
positif terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan
hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan social.

Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun


orangtua

3.

Mengupayakan agar sekolah mempunyai akses untuk di laksanakannya

pelayanan kesehatan di sekolah, yaitu :

Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana

Kerjasama dengan Puskesmas setempat

Adanya

program-program

makanan

bergizi

dengan

memperhatikan

keamanan makanan.

e.

Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Umum

25

Sebagai lingkup yang sangat luas dan tidak tentu maka hal yang perlu diperhatikan
dalam penerapannya antara lain:

Tempat umum merupakan sarana yang dilalui oleh banyak orang, sehingga
dapat dikatakan bahwa sasaran dari tindakan promosi kesehatan ini juga
tidak tetap. Misalnya di tempat-tempat umum seperti halte, stasiun, dll maka
penerapan yang paling efektif adalah dengan memanfaatkan media berupa
poster, spanduk, dll. Dengan ini maka orang-orang yang saat itu berada di
tempat itu akan membaca dan mencoba memahami apa isi pesan yang ada.

III.2 Metode Promosi Kesehatan


Tersedia banyak metode untuk menyampaikan informasi dalam pelaksanaan
promosi kesehatan. Pemilihan metode dalam pelaksanaan promosi kesehatan harus
dipertimbangkan secara cermat dengan memperhatikan materi atau informasi yang
akan disampaikan, keadaan penerima informasi (termasuk sosial budaya) atau
sasaran, dan hal-hal lain yang merupakan lingkungan komunikasi seperti ruang dan
waktu. Masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan, sehingga
penggunaan gabungan beberapa metode sering dilakukan untuk mamaksimalkan
hasil.
Pemberdayaan dapat dilakukan dengan melihat metode: ceramah dan tanya
jawab, dialog, debat, seminar, kampanye, petisi/resolusi, dan lain-lain. Sedangkan
advokasi, dapat dilakukan dengan pilihan metode: seminar, lobi dialog, negosiasi,
debat, petisi/resolusi, mobilisasi, dan lain-lain.

a) Metode Pendidikan Individual (Perorangan)

26

Metode yang bersifat individual digunakan untuk membina perilaku baru atau
membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau
inovasi. Setiap orang memiliki masalah atau alas an yang berbeda-beda
sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.
Bentuk pendekatannya :
1. Bimbingan dan penyuluhan (Guidence and counceling)
Perubahan perilaku terjadi karena adanya kontak yang intensif antara klien
dengan petugas dan setiap masalahnya dapat diteliti dan dibantu penyelesainnya.
2. Wawancara (interview)

Untuk mengetahui apakah klien memiliki kesadaran dan pengertian yang kuat
tentang informasi yang diberikan (prubahan perilaku ynag diharapkan).

2.

Metode Pendidikan Kelompok


Dalam memilih metode pada kelompok,yang harus diperhatikan adalah
besarnya kelompok sasaran dan tingkat pendidikan formalnya. Besarnya kelompok
sasaran mempengaruhi efektifitas metode yang digunakan.

a.

Kelompok besar
1) Ceramah
Sasaran dapat berpendidikan tinggi maupun rendah. Penceramah harus
menyiapkan dan menguasai materi serta mempersiapkan media. Metode
dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan. Metode ini

27

mudah dilaksanakan tetapi penerima informasi menjadi pasif dan kegiatan


menjadi membosankan jika terlalu lama.
2) Seminar
Metode seminar hanya cocok untuk sasaran kelompok besar
denganpendidikan formal menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian
(presentasi)dari suatu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang
dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.

b. Kelompok kecil
1) Diskusi kelompok
Metode yang dilaksanakan dalam bentuk diskusi antara pemberi dan
penerima informasi, biasanya untuk mengatasi masalah. Metode ini mendorong
penerima informasi berpikir kritis, mengekspresikan pendapatnya secara bebas,
menyumbangkan pikirannya untuk memecahkan masalah bersama, mengambil
satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan
masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a.

Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.

b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.


c.

Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.

d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri


Djamarah, 2000)
2) Curah pendapat (Brain storming)

28

Diskusi dimana pada awal diskusi diberi kasus atau pemicu untuk
menstimulasi tanggapan dari peserta.
3) Bola salju (snow balling)
Metode dimana kesepakatan akan di dapat dari pemecahan menjadi
kelompok yang lebih kecil, kemudian bergabung dengan kelompok yang lebih
besar.
4) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group)
Kelompok dibagi menjadi kelompok kecil untuk mendiskusikan
masalah kemudian kesepakatan di kelompok kecil disampaikan oleh tiap
kelompok dan kemudian di diskusikan untuk diambil kesimpulan.
5) Memainkan peranan (role play)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai
pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan.

6) Permainan simulasi (simulation game)


Merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok.
3.

Metode Pendidikan Massa


Metode ini untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat. Sasaran pendidikan pada metode ini bersifat umum tanpa
membedakan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial, ekonomi dan
sebagainya, sehingga pesan-pesan kesehatan dirancang sedemikian rupa agar dapat
ditangkap oleh massa tersebut. Metode ini bertujuan untuk mengguagah kesadaran
masyarakat terhadap suatu inovasi. Metode ini biasanya bersifat tidak langsung.
a. Ceramah umum (public speaking)

29

b. Pidato/diskusi
c. Simulasi
d. Menggunakan media televise
e. Menggunakan media surat kabar
f.

Bill board.
Berikut ini merupakan contoh menentukan metode promosi kesehatan yang

digunakan sesuai dengan tujuan dari pelaksanaan promosi kesehatannya:


Tujuan Metode Yang Digunakan:

Untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan ceramah, kerja kelompok, mass


media, seminar, kampanye.

Menambah pengetahuan

Menyediakan informasi One-to-one teaching, seminar, media masa, kampanye,


group teaching.

Self-empowering
Meningkatkan kesadaran diri, mengambil keputusan Kerja kelompok, latihan
(training), simulasi, metode pemecahan masalah, peer teaching method.

Mengubah kebiasaan
Mengubah gaya hidup individu Kerja kelompok, latihan keterampilan, training,
metode debat. Mengubah lingkungan Bekerja sama dengan pemerintah untuk
membuat kebijakan berkaitan dengan kesehatan.

30

BAB IV
PEMBAHASAN

Diabetes Mellitus merupakan gangguan metabolisme karbohidrat dimana kadar


gula dalam darah meningkat. Penyakit ini merupakan penyakit turunan merupakan
salah satu dari lima jenis penyakit terbesar penyebab kematian pada manusia. Penyakit

31

ini disebabkan karena kurangnya produksi insulin (diabetes mellitus tipe 1, yang
pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (diabetes
mellitus tipe 2, bentuk yang lebih umum). Selain itu, terdapat jenis diabetes mellitus
yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil. Tipe 1
membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan tipe 2 diatasi dengan pengobatan oral
dan hanya membutuhkan insulin bila obatnya tidak efektif.
Jenis type 1 Diabetes

ini tidak dapat disembuhkan namun tetap bisa

dikendalikan karena sejak ditemukannya insulin pada tahun 1921, siapapun bisa
memenuhi kebutuhan insulin pada tubuhnya walau tubuhnya tidak bisa menghasilkan
insulin. Oleh karena itu selain Juvenile Diabetes, type 1 Diabetes ini juga dikenal
sebagai penyakit insulin-dependent atau penyakit Kebalikan dari type 1 Diabetes ,
bahwa pada type 2 Diabetes ini gejala khususnya adalah bahwa tubuh bisa
menghasilkan insulin tapi tubuh tidak bisa menggunakannya dengan baik.
Pada stadium awal, mungkin tubuh mulai menjadi kurang sensitive terhadap
insulin. Adapun gejala umumnya tidak terlalu berbeda dengan type 1 Diabetes; hanya
saja prosesnya bisa menjadi lebih lambat.Adapun penderita type 2 Diabetes ini bisa
diderita oleh siapa saja, oleh karena itu jenis diabetes ini yang paling banyak ditemui.
Adapun penyebabnya kebanyakan adalah akibat pola hidup yang kurang sehat dan
kurangnya kepedulian anda terhadap makanan-makanan yang anda konsumsi.
ketergantungan insulin. Dalam bahasa Indonesia penyakit itu disebut sebagai penyakit
kencing manis .
Penyakit Diabetes Melitus dapat menyerang seluruh organ tubuh dan
menimbulkan beberapa macam keluhan. Diabetes Melitus timbul secara perlahan-lahan
sehingga diabetes tidak menyadari adanya perubahan seperti minum menjadi lebih
banyak, buang air kecil lebih sering, atau berat badan menurun. Gejala ini berlangsung
cukup lama dan tidak diperhatikan, hingga orang tersebut pergi kedokterdan memeriksa
kadar glukosanya. Gejala dari penyakit ini umumnya seperti :
1. Sering buang air kecil

32

Buang air kecil akan menjadi sering jika terlalu banyak glukosa dalam darah.
Jika insulin tidak ada atau sedikit maka ginjal tidak bisa menyaring glukosa untuk
kembali ke darah. Lalu ginjal akan menarik tambahan air dari darah untuk
menghancurkan glukosa. Hal ini membuat kandung kemih penuh dan orang jadi sering
pipis.
2. Sering merasa haus
Karena sering buang air kecil, Anda akan menjadi lebih sering haus, karena
proses penghancuran glukosa yang sulit maka air di dalam darah tersedot untuk
menghancurkannya.

Sehingga

seseorang

perlu

minum

lebih

banyak

untuk

menggantikan air yang hilang.


3. Berat badan turun cepat
Pada penderita diabetes tipe 1 (faktor genetik). Pankreas berhenti membuat
insulin akibat serangan virus pada sel-sel pankreas atau respons autoimun. Akibatnya
tubuh sulit mencari sumber energi karena sel-sel tidak memperoleh glukosa sehingga
memecah jaringan otot dan lemak untuk energi sehingga berat badan terus menyusut.
Pada penderita diabetes tipe 2 (faktor perubahan gaya hidup), penurunan berat
badan terjadi secara bertahap dengan peningkatan resistensi insulin sehingga penurunan
berat badan tidak begitu terlihat.

4. Merasa lemah dan gampang kelelahan


Karena produksi glukosa terhambat sehingga sel-sel makanan dari glukosa yang
harusnya didistribusikan ke semua sel tubuh untuk membuat energi jadi tidak
berjalan.Karena sel energi tidak mendapat asupan sehingga orang akan merasa cepat
lelah.

33

5. Sering kesemutan di kaki dan tangan


Gejala ini disebut neuropati. Terjadi secara bertahap karena glukosa dalam
darah tinggi dan merusak sistem saraf. Orang-orang sering tidak menyadari bahwa itu
salah satu pertanda. Kondisi gula darah tinggi kemungkinan telah terjadi beberapa
tahun sebelum diagnosa. Kerusakan saraf dapat menyebar tanpa diketahui. Selain itu
ada pula gejala lain yang bisa muncul seperti penglihatan kabur, kulit kering atau gatal,
sering infeksi atau luka dan memar, yang membutuhkan penyembuhan dalam waktu
lama merupakan tanda-tanda lain dari diabetes.
a.

Gejala akut

Pada permulaan :

Banyak makan (poifagia)

Banyak minum (polidipsia)

Banyak kencing (poliuria)

Penderita menunjukan berat badan terus naik dan tambah gemuk karena jumlah insulin
masih mencukupi.
b. Gejala kurang insulin :

Polidipsia dan poliuria

Nafsu makan berkurang

Kadang timbul rasa mual jika glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai :

Banyak minum dan kencing

BB turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu

Mudah lelah

Bila tidak diobati penderita akan merasa mual bahkan akan jatuh koma disebut
koma diabetic akibat glukosa terlalu tinggi > 600 mg/dl.

34

c.

Gejala kronik

Gejala ini biasa muncul sesudah beberapa bulan atau tahun mengidap DMGejala antara
lain :

Kesemutan

Kulit terasa panas atau seperti di tusuk jarum

Rasa tebal di kulit

Kram

Capai

Mudah ngantuk

Mata kabur (sering ganti kaca mata)

Gatal disekitar kemaluan terutama wanita

Para ibu hamil sering mengalami keguguran dengan berat badan lahir 4 kg

Kepekaan genetic

Peristiwa lingkungan (benda asing) mengawali proses pada individu yang peka

Respon radang pancreas yang disebut insulitis. Sel yang menyerbuk pulaupulau adalah limfosit T aktif

Aktifasi auto imunitas. Perubahan pada permukaan sel-sel beta, sehingga oleh
sistenm imun dikenal seabagai non-self (asing)

Timbul respon imun. Antibody sitotoksit menyerang sel beta (lebih dari 90%)
Agar penyakit gula tidak sampai menyerang kita, kita perlu melakukan

beberapa pencegahan. Menurut Susanto ada tiga cara yang dapat dilakukan. Pertama,
pencegahan primer diterapkan untuk kelompok yang berpotensi terkena penyakit ini,
meliputi usia di atas 45 tahun, berat badan lebih dari ideal (gemuk), ada garis
keturunan, abortus berulang, serta infertilitas.
Cara mencegahnya adalah dengan menjaga kesehatan tubuh, membiasakan pola
hidup sehat, tidak merokok, olah raga teratur dan terukur, serta menghindari junk food.
Menurunkan kadar glukosa dalam darah dengan berolahraga. Menurunkan tekanan

35

darah, kadar kolesterol dalam darah. Memperbaiki peredaran dalam tubuh. Mengurangi
stress dan mengawasi berat badan.
Kedua, pencegahan sekunder dengan melakukan deteksi dini dan terapi untuk
menghindari penyakit lain yang berakibat fatal sampai kematian, yaitu dengan
mengikuti tes penyaring gula darah, menjaga kesehatan gigi dan mulut, kuku, kulit,
mata, kelainan diet serta melakukan pemeriksaan 6 12 bulan.
Ketiga, dengan rehabilitasi medis, fisik dan mental, perawatan menyeluruh, dan
konsumsi obat-obatan. Hal yang lebih penting lagi ialah adanya motivasi untuk sembuh
serta dukungan dari keluarga.
Seorang pakar pengobatan komplementer yaitu Prof. H.M Hembing yang
terkenal itu dalam salah satu bukunya memberikan resep pencegahan dan pengobatan
dari buah mengkudu. Buah mengkudu diambil sarinya dan kemudian dikonsumsi.
Memang cukup merepotkan kalau harus mencari buah mengkudu. Diabetes mellitus
atau penyakit gula adalah salah satu penyakit degeneratif yang tidak bisa disembuhkan,
namun bisa dikelola sehingga orang dengan diabetes tetap merasa sehat, diantaranya
dengan melakukan hal-hal :

1. Lakukan lebih banyak aktivitas fisik


Ada banyak manfaat berolahraga secara teratur. Latihan
olahraga dapat membantu meningkatkan sensitivitas tubuh Anda
terhadap insulin, yang membantu menjaga kadar gula darah dalam
kisaran normal. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan pada pria
yang diikuti selama 10 tahun, untuk setiap 500 kkal yang dibakar per
minggu melalui latihan, ada penurunan 6% risiko relatif untuk
pengembangan diabetes. Penelitian itu juga mencatat manfaat yang
lebih besar pada pria yang lebih gemuk.
Dengan meningkatkan olahraga, tubuh menggunakan insulin
lebih efisien sampai 70 jam setelah latihan. Jadi, berolahraga 3-4 kali

36

seminggu akan bermanfaat pada kebanyakan orang. Penelitian


menunjukkan bahwa baik latihan aerobik dan latihan ketahanan
dapat membantu mengendalikan diabetes, tapi manfaat terbesar
berasal dari program fitness yang meliputi keduanya. Perlu dicatat
bahwa

banyak

penurunan

manfaat

olahraga

badan.

Namun,

berat

penurunan

berat

badan,

yang
bila

independen

terhadap

dikombinasikan

keuntungannya

dengan

meningkat

secara

substansial.

2. Dapatkan banyak serat dalam makanan


Makanan berserat tidak hanya mengurangi risiko diabetes
dengan meningkatkan kontrol gula darah tetapi juga menurunkan
resiko penyakit jantung dan menjaga berat badan ideal dengan
membantu Anda merasa kenyang. Makanan tinggi serat antara lain
buah-buahan,

sayuran,

biji-bijian,

kacang-kacangan

dan

umbi-

umbian. Salah satu makanan tinggi serat yang terbukti dapat


mengendalikan diabetes adalah dedak padi atau bekatul.

3. Makanlah kacang-kacangan dan biji-bijian


Meskipun tidak jelas mengapa, biji-bijian dapat mengurangi
risiko diabetes dan membantu menjaga kadar gula darah. Dalam
sebuah studi pada lebih dari 83.000 perempuan, konsumsi kacangkacangan (dan selai kacang) tampaknya menunjukkan beberapa efek
perlindungan

terhadap

pengembangan

diabetes.

Wanita

yang

mengonsumsi lebih dari lima porsi satu ounce kacang per minggu
menurunkan resiko terkena diabetes dibandingkan wanita yang
tidak mengonsumsi kacang sama sekali.

4. Turunkan berat badan

37

Sekitar 80% penderita diabetes kegemukan dan kelebihan berat


badan. Jika Anda kelebihan berat badan, pencegahan diabetes dapat
bergantung pada penurunan berat badan. Setiap kg Anda kehilangan
berat badan dapat meningkatkan kesehatan Anda. Dalam sebuah
penelitian,

orang

dewasa

yang

kegemukan

mengurangi

risiko

diabetes mereka sebesar 16 persen untuk setiap kilogram berat


badan yang hilang. Juga, mereka yang kehilangan sejumlah berat
setidaknya 5 sampai 10 persen berat badan awal dan berolahraga
secara teratur mengurangi risiko diabetes hampir 60 persen dalam
tiga tahun.

5. Perbanyak minum produk susu rendah lemak


Data mengenai produk susu rendah lemak tampaknya berbedabeda, tergantung apakah Anda gemuk atau tidak. Pada penderita
obesitas, semakin banyak susu rendah lemak yang dikonsumsi,
semakin rendah risiko sindrom metabolik. Secara khusus, mereka
yang mengonsumsi lebih dari 35 porsi produk susu tersebut
seminggu memiliki risiko jauh lebih rendah dibandingkan mereka
yang mengonsumsi kurang dari 10 porsi seminggu. Menariknya,
hubungan ini tidak begitu kuat pada orang yang ramping.

6. Kurangi lemak hewani


Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 42.000 orang, diet
tinggi daging merah, daging olahan, produk susu tinggi lemak, dan
permen, dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes hampir dua
kali dari mereka yang makan diet sehat. Hal ini independen terhadap
berat badan dan faktor-faktor lain.

7. Kurangi konsumsi gula

38

Konsumsi gula saja tidak terkait dengan pengembangan


diabetes tipe 2. Namun, setelah disesuaikan dengan berat badan dan
variabel lainnya, tampaknya ada hubungan antara minum minuman
sarat gula dan pengembangan diabetes tipe 2. Wanita yang selalu
minum satu atau lebih minuman bergula sehari memiliki hampir dua
kali lipat risiko terkena diabetes daripada wanita yang hanya kadangkadang atau tidak minum minuman bergula.

8. Berhenti merokok
Merokok tidak hanya berkontribusi pada penyakit jantung dan
menyebabkan

kanker

paru-paru

tetapi

juga

terkait

dengan

pengembangan diabetes. Merokok lebih dari 20 batang sehari dapat


meningkatkan risiko diabetes lebih dari tiga kali lipat dibandingkan
orang yang tidak merokok. Penyebab pasti untuk hal ini belum
diketahui dengan baik. Kemungkinan merokok secara langsung
menurunkan kemampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin. Selain
itu, ada hubungan antara merokok dan distribusi lemak tubuh.
Merokok

cenderung

mendorong

bentuk

tubuh

apel

yang

merupakan faktor risiko untuk diabetes.

9. Hindari lemak trans


Hindari

mengonsumsi

lemak

trans

(minyak

sayur

terhidrogenasi) yang banyak digunakan pada produk olahan dan


makanan cepat saji. Minyak tersebut berkontribusi pada peningkatan
risiko penyakit jantung dan diabetes tipe- 2.

10. Dapatkan dukungan

39

Dapatkan teman, keluarga atau kelompok yang membantu


Anda dalam mencegah diabetes. Mereka dapat mendukung Anda
dalam mempertahankan gaya hidup sehat baru Anda. Sekian dulu
informasi mengenai cara mencegah penyakit diabetes, mencegah
lebih baik dari pada mengobati !
Terdapat pula obat tradisional yang dikenal oleh masyarakat agar dapat mengobati
penyakit gula, diantaranya :
Buah Sirsak
Sirsak dipercaya mampu menurunkan atau menjaga kadar gula dalam darah
pada batasan normal. Batas normal kadar gula darah dalam tubuh bervariasi antara 70
mg/dl hingga 120 mg/dl. Dengan khasiat tersebut, kabarnya daun sirsak bermanfaat
bagi penyandang diabetes. sirsak mengandung zat gizi penting bagi tubuh. Daun dan
buah sirsak mengandung senyawa penting, seperti fruktosa, lemak, protein, kalsium,
fosfor, besi, vitamin A, dan Vitamin B, kemudian senyawa golongan tanin, fitosterol,
dan alkaloida, serta asetogenin. Kulit manggis pada ace mas sebagai Pengobatan
Tradisional Gula Darah untuk penyakit kencing manis .
Kulit manggis
Kulit manggis disini adalah untuk mengurangi resistensi insulin pada penderita
diabetes. Xanthone dan flavonoid yang terdapat di dalam dalam kulit manggis bersifat
antioksidan Antioksidan ini melindungi serta mencegah sel beta pankreas rusak akibat
radikal bebas. Sel tersebut akan mengalami regenerasi sehingga kembali memproduksi
insulin yang cukup untuk menurunkan gula darah.
Sebagai senyawa antioksidan yang sangat diperlukan oleh tubuh, maka ekstrak
kulit manggis pun berkhasiat sebagai anti radang, anti bakteri, dan juga sebagai anti
kanker. Pada penderita diabetes, organ pankreas tidak dapat memproduksi hormon

40

insulin secara normal.Manfaat kulit manggis sebagai penurun kadar gula dalam darah
sangat berkaitan erat dengan penyakit diabetes atau biasa disebut dengan istilah
kencing manis. Seperti telah dijelaskan di atas, ekstrak kulit manggis mengandung zat
yang bernama xanthone yang dapat berfungsi untuk mengurangi terjadinya resistensi
insulin yang terjadi pada diabetes tipe 2.
Serta ada beberapa faktor yang disarankan oleh dokter dalam menangani
penyakit Diabetes Melitus:
Faktor pertama: Agar efektif, manajemen diabetes mensyaratkan bahwa sebuah rencana
yang sesuai menu diabetes harus disusun, rencana makanan sehari-hari yang dapat
nyaman diikuti. Tidak perlu makanan khusus, tapi makanan yang memenuhi preferensi
dan selera individu diabetes. Makanan yang dapat dipilih dari sejumlah besar dan
berbagai makanan yang tersedia di supermarket dan toko kelontong.
Tersedia, yaitu, untuk warga di negara berkembang, tetapi sekali lagi, diabetes
adalah penyakit tumbuh berkembang Dunia Barat. Ada beberapa makanan yang di luar
batas namun kuantitas dan kualitas harus dipertimbangkan.
Karbohidrat isi makanan untuk penderita diabetes Ada yang berbeda
pendekatan dan pendapat di antara asosiasi diabetes nasional dan anggota profesi medis
tentang jumlah makanan karbohidrat yang harus disertakan dalam makanan bagi
penderita diabetes. Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang beredar dalam
aliran darah, glukosa yang diabetes sedang mencoba untuk mengendalikan. Sudut
pandang yang berbeda akan dibahas di masa depan blog saya-situs, disebutkan di
bawah ini. Diabetes harus menjadi informasi tentang manfaat dan kelemahan dari
pendekatan tinggi versus rendah untuk perencanaan makan diabetes.
Faktor kedua adalah kebutuhan untuk olahraga teratur, tidak perlu pada tingkat atletik
tapi lebih dari berjalan-jalan santai setiap hari. Umumnya disarankan adalah untuk
mengambil jalan cepat selama setengah jam setiap hari, atau setidaknya lima kali

41

seminggu. Atau bisa berenang atau naik sepeda atau apa pun mencapai setidaknya
jumlah minimum yang setara dengan olahraga.
Faktor ketiga melibatkan penurunan berat badan. Jika seseorang kelebihan berat badan
itu diabetes meningkatkan tingkat jantung yang serius dan risiko kesehatan lainnya.
Dua faktor pertama, yang dijelaskan di atas, dapat membantu mengurangi berat badan
jika benar diterapkan, tapi sebelum pelaksanaan setiap program penurunan berat badan,
konsultasi dengan dokter akan bijaksana.
Faktor keempat adalah pribadi sekali sehari di rumah tes darah harus diambil. Tes
darah dilakukan dengan bantuan alat ukur sederhana dan mudah digunakan, hanya
membutuhkan waktu sepuluh atau dua puluh detik untuk mendapatkan pembacaan
yang menunjukkan jumlah glukosa dalam aliran darah. Jika dilakukan sekali setiap hari
maka kemungkinan besar harus pada naik, sebelum sarapan atau asupan makanan,
dengan kata lain tingkat gula darah puasa - seperti yang biasa disebut.
Pemantauan kadar glukosa darah di rumah setiap hari memungkinkan diabetes
untuk mengetahui kondisi mereka dan jika perlu, membuat penyesuaian untuk
merencanakan diet mereka dan / atau gaya hidup dalam upaya terbaik untuk
memperbaiki kadar gula darah. Ini mungkin membutuhkan tes darah lebih sehari dari
sekedar tes pagi. Ini adalah fakta diabetes yang banyak manajemen berada di tangan
pribadi diabetes dan membutuhkan pemeriksaan sering untuk mencoba untuk
mendapatkan kontrol.
Faktor kelima: Periodik kehadiran di kantor dokter untuk pemeriksaan, dan tes darah,
yang dikenal sebagai tes Hemoglobin A1C atau A1C darah. Darah untuk tes ini,
prosedur rasa sakit sederhana, diambil oleh teknisi di sebuah klinik medis, dan biasanya
diperlukan setiap tiga atau empat bulan. Tes ini memberikan informasi penting dari
kadar glukosa rata-rata diperkirakan ada dalam darah selama periode sebelumnya
sekitar 3 bulan. Ini hasil tes ini dimungkinkan karena rentang hidup sel darah, yang
terus-menerus diproduksi oleh tubuh, adalah sekitar 12 minggu, sehingga beberapa dari

42

sel darah yang baru lahir hanya sementara yang lain akan dari segala usia sampai
sekitar 12 minggu. Dengan hasil tes darah A1c tersedia, dokter dapat memonitor dan
menilai, dan menyesuaikan jika perlu, pengobatan untuk diabetes tempur terbaik.
Adapun media yang digunakan untuk mempromosikan kesehatan yaitu terdiri atas
dua kelompok yaitu :
1. Berdasarkan jenisnya
Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti tape recorder. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra
penglihatan dalam wujud visual, seperti tv, layar plasma, dll. Media audiovisual, yaitu
media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai
kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide
Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang
bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.
2.

Berdasarkan fungsinya
a. Media cetak
Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual.

Pada umumnya terdiri atas gambaran sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata
warna. Contohnya poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, stiker, dan
pamflet. Fungsi utamanya adalah memberi informasi dan menghibur. Kelebihan yang
dimiliki media cetak antara lain tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak
terlalu tinggi, tidak perlu energi listrik, dapat dibawa, mempermudah pemahaman, dan
meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya tidak dapat menstimulasi efek suara dan
efek gerak serta mudah terlipat.
b. Media elektronik

43

Media elektronik aitu suatu media bergerak, dinamis, dapat dilihat, didengar,
dan dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Contohnya televisi,
radio, film, kaset, CD, VCD, DVD, slide show, CD interaktif, dan lain-lain. Kelebihan
media elektronik antara lain sudah dikenal masyarakat, melibatkan semua pancaindra,
lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka,
penyajian dapat dikendalikan, janagkauan relatif lebih besar/luas, serta dapat diulangulang jika digunakan sebagai alat diskusi. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi,
sedikit rumit, memerlukan energi listrik, diperlukan alat canggih dalam proses
produksi, perlu persiapan matang, peralatan yang selalu berkembang dan berubah,
perlu keterampilan penyimpanan, dan perlu keterampilan dalam pengoprasian.
c. Media luar ruang / media papan (billboard)
Media luar ruang yaitu suatu media yang penyampaian pesannya di luar ruang
secara umum melalui media cetak dan elektronik secara statis. Contohnya papan
reklame, spanduk, pameran, banner, TV layar lebar, dan lain-lain. Kelebihan media luar
ruang diantaranya sebagai informasi umum dan hiburan, melibatkan semua pancaindra,
lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat
dikendalikan, jangkauan relatif lebih luas. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi,
sedikit rumit, ada yang memerlukan listrik atau alat canggih, perlu kesiapan yang
matang, peralatan yang selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan
penyimpanan.
Terdapat pula jenis atau macam/ media promosi kesehatan Alat-alat peraga dapat
dibagi dalam empat kelompok besar :
1. Benda asli.
Benda asli adalah benda yang sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Jenis ini
merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah dan cepat dikenal serta mempunyai
bentuk atau ukuran yang tepat. Kelemahan alat peraga ini tidak selalu mudah dibawa kemanamana sebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam alat peraga, antara lain benda
sesungguhnya (tinja dikebun, lalat di atas tinja, dan lain-lain), spesimen (benda yang telah

44

diawetkan seperti cacing dalam botol pengawet, dan lain-lain), sampel (contoh benda
sesungguhnya untuk diperdagangkan seperti oralit, dan lain-lain).
2. Benda tiruan
Benda tiruan memiliki ukuran yang berbeda dengan benda sesungguhnya. Benda tiruan
bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan karena benda asli
mungkin digunakan (misal, ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dan lain-lain).
Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik, dan
lain-lain.

3. Gambar atau media grafis


Grafis secara umum diartikan sebagai gambar. Media grafis adalah penyajian
visual (menekankan persepsi indra penglihatan) dengan penyajian dua dimensi. Media
grafis tidak termasuk media elektronik. Termasuk dalam media grafis antara lain,
poster, leaflet, reklame, billboard, spanduk, gambar karikatur, lukisan, dan lain-lain.
Poster, adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan
sedikit kata-kata. Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar dnegan tujuan
memengaruhi seseorang agar tertarik atau bertindakan pada sesuatu. Makna kata-kata
dalam poster harus jelas dan tepat serta dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang
lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat dan
banyak dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman,
dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau
foto.
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat
singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang sederhana. Leaflet atau
sering juga disebut pamflet merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak
tentang suatu masalah khusus untuk sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet
biasanya 20 x 30 cm yang berisi tulisan 200 400 kata. Ada beberapa leaflet yang
disajikan secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat

45

tentang suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air ditingkat rumah tangga,
deskripsi tentang diare serta pencegahannya, dan lain-lain. Papan pengumuman
biasanya dibuat dari papan dengan ukuran 90 x 120 cm, biasa dipasang di dinding atau
ditempat tertentu seperti balai desa, posyandu, masjid, puskesmas, sekolah, dan lainlain. Pada papan tersebut gambar-gambar atau tulisan-tulisan dari suatu topik tertentu.
Gambar Optik
Foto
Foto sebagai bahan untuk alat peraga digunakan dalam bentuk album ataupun
dokumentasi

lepasan.

Album

merupakan

foto-foto

yang

isinya

berurutan,

menggambarkan suatu cerita, kegiatan, dan lain-lain. Album ini bisa dibawa dan
ditunjukkan kepada masyarakat sesuai dengan topik yang sedang didiskusikan.
Misalnya album foto yang berisi kegiatan-kegiatan suatu desa untuk mengubah
kebiasaan buang air besarnya menjadi di jamban. Dokumentasi lepasan yaitu foto-foto
yang berdiri sendiri dan tidak disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu
pokok persoalan atau titik perhatian. Foto ini digunakan biasanya untuk bahan brosur,
leaflet, dan lain-lain.
Slide
Slide pada umumnya digunakan untuk sasaran kelompok. Penggunaan slide cukup
efektif karena gambar atau setiap materi dapat dilihat berkali-kali dan dibahas lebih
mendalam. Slide sangat menarik, terutama bagi kelompok anak sekolah dibanding
dengan gambar, leaflet, dan lain-lain.
Film
Film merupakan media yang bersifat menghibur, disamping dapat menyisipkan
pesan-pesan yang bersifat edukatif. Sasaran media ini adalah kelompok besar dan
kolosal.

46

BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dan bersifat
degeneratif yang dimanifestasikan oleh kehilangan toleransi karbohidrat dengan
karateristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua duanya dan merupakan salah satu penyakit tidak menular yang sangat
cepat peningkatannya.
Pada umumnya penyakit diabetes ini ditemukan di daerah perkotaan. banyak
yang menganggap bahwa penyakit diabetes ini adalah penyakit keturunan padahal dari
47

sejumlah penderita penyakit kencing manis ini sangat sedikit yang tercatat karena
disebabkan oleh faktor keturunan. Penyakit kencing manis pada umumnya diakibatkan
oleh konsumsi makanan yang tidak terkontrol atau sebagai efek samping dari
pemakaian obat-obat tertentu, obesitas, keturunan, dll. Adapun pengobatan tradisional
yang dapat dilakukan oleh masyarakat dengan mengonsumsi buah sirkas, dan buah
manggis. Alat yang digunakan untuk mempromosikan kesehatan dapat dipakai media,
baik media elektronik maupun media cetak.
V.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat memberikan manfaat kepada para
pendengar yang setia, dan tentunya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

48

Daftar Pustaka

Soegondo S dalam. 2007. Penatalaksanaan DM Terpadu. Jakarta : D-Medika


Suyono. 1999. Panduan Laboratorium Perawat. Bandung: ITB
Tjokroprawiro Askandar. 2007. Pengobatan dengan OHO (Obat Hipoglikemik

Oral).

Jakarta: EGC
http:// ILMU KESEHATAN MASYARAKAT MAKALAH DIABETES MELITUS. Htm.
http:// Promosi Kesehatan dalam Kesehatan Masyarakat ~ BAHAN KULIAH DAN
MAKALAH KESEHATAN.htm.

49

Anda mungkin juga menyukai