Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODOLOGI
PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1. PERSIAPAN
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum dilaksanakannya pekerjaan meliputi :

Persiapan tenaga ahli dan teknis

Persiapan alat
alat

Tenaga Ahli yang diperlukan meliputi :

Team Leader

Ahli Jalan Raya

Ahli Cost Estimator

Tenaga Teknis yang diperlukan adalah :

Surveyor

Draffter

Alat yang diperlukan untuk kegiatan ini meliputi :

Theodolitte

Water Pass

Rambu Ukur

Patok-Patok

3.2. PENGUKURAN LAPANGAN


3.2.1. Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan bertujuan mengumpulkan data pendukung untuk menetapkan ruas jalan
yang diprioritaskan pelaksanaan dan melengkapi data serta hal lain yang menunjang pekerjaan
survey teknik (survey topografi, drainase, tanah).
Lingkup pekerjaan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a.

Mempelajari lokasi rencana trase jalan dan daerah-daerah sekitarnya dari segi geografis,
sosial ekonomi secara umum.

b.

Mengumpulkan data yang diperlukan untuk kemungkinan diperlukan pemasangan


jembatan, gorong-gorong dan bangunan pelengkap lainnya.

c.

Membuat foto dokumentasi pada lokasi-lokasi penting.

26

Citra Multi Dimensi

3.2.2. Survey Teknik


Ketentuan mengenai survey teknik jalan ini diambil dari Buku Petunjuk Teknik Perencanaan
Teknik Jalan Kabupaten dari Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bima Marga,
1992.
Survey dan inspeksi jalan secara terinci harus dilakukan untuk menghimpun catatan-catatan
yang lengkap mengenai data jalan, drainase, survey tersebut meliputi :
1.

Untuk pembuatan alinyemen baru survey meliputi rincian dan pengukuran lengkap dari
alinyamen yang drencanakan dalam kondisi drainase yang berada disekitarnya. Apabila
jalan yang ada hanya terdiri dari jalan kabupaten yang belum terbentuk atau jalan setapak
yang sederhana survey akan merupakan yang terinci dari semua tanah milik yang ada
disekitranya dan bentuk-bentuk drainase dalam mempersiapkan alinyemen dan konstruksi
yang baru.

2.

Untuk alinyemen baru dipertimbangkan harus pula diberikan terhadap aspek lingkungan,
termasuk :
- Sedikit mungkin terjadi gangguan terhadap hak milik yang ada didaerah berkembang.
- Gangguan lalu lintas di dalam daerah kemacetan.
- Mengalihkan aliran untuk menghindari lokasi-lokasi rawan erosi

3.

Untuk jalan yang ada , survey meliputi pemeriksaan terincidari kondisi jalan dengan
mencatat kondisi umum kerusakan termasuk lubang-lubang dan legokan-legokan dan
catatan mengenai bahan-bahan yang digunakan untuk pelaksanaan konstruksi perkerasan
dan bahu jalan beserta gambar terinci konstruksi timbangan dan kondisi lereng samping.

4.

Lokasi dan pengukuran gorong-gorong yang termasuk dinding ujung gorong-gorong,


selokan-tepi, dinding penahan (selain yang untuk jembatan), rambu lalu lintas dan lainlain.

5.

Catatan mengenai semua kondisi drainase termasuk dinding gorong-gorong, selokan-tepi


dinding penahan (selain yang untuk jembatan), rambu lalu lintas dan lain-lain.

6.

Catatan mengenai kondisi drainase termasuk lengkung-lengkung jalan, bahu jalan yang
tinggi, pengaruh gerusan pada lereng yang terjal, lanjutan aliran permukaan antara
permukaan perkerasan dan bahu jalan, kondisi selokan-tepi termasuk fasilitas yang ada
seperti sambungan sudut pada selokan, lubang masuk dan lubang keluar gorong-gorong,
muka air tanah dan persyaratan persyaratan drainase bawah tanah (jika ada).

7.

Selain itu, harus dibuat catatan mengenai perkiraan rumah-rumah dan pintu masuk, tokotoko, restauran, selokan tempat pasar, dll yang dianggap oleh ahli teknik lapangan
berpengaruh terhadap desain akhir.
27

Citra Multi Dimensi

8.

Sebagai pedoman inventarisasi dapat menggunakan formulir-formulir sebagai berikut :


-

Formulir detail Survey Proyek termasuk data jalan dan drainase.

Formulir catatan-catatan Penetrometer Kerucut Dinamis (DCP) untuk menentukan


CBR.

9.

Formulir catatan pemotretan yang diambil.

Formulir pengumpulan data untuk melakukan survey teknik dimasukkan kedalam


lampiran dengan persiapan yang dibuat untuk kedua-duanya, untuk survey alinyemen
jalan baru dan survey peningkatan jalan. Formulir ini meliputi formulir-formulir Nomor
JB dan JL.

10. Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil peningkatn jalan dimana permukaan jalan harus
diperbaiki dan lapis kedap atau lapisan ulang harus diterapkan dan tidak di perlukan
perubahan alinyemen atau pelebaran, maka pekerjaan survey dapat dikurangi sampai
suatu minimum. Pengukuran sumbu jalan dan lebar jalan saja yang akan diperlukan,
beserta dengan penampang melintang yang tipikal detail survey dapat dicatat pada
lembar-lembar pengumpulan data survey pemeliharaan.
3.2.3. Survey Topografi
a.

Pekerjaan perintisan untuk pekerjaan :


- Pekerjaan perintisan berupa merintis atau membuka sebagian daerah yang akan diukur
sehingga pengukuran dapat berjalan dengan lancar.
- Peralatan yang dipakai untuk perintisan adalah parang, kampak dan sebagainya.

b.

Pekerjaan pengukuran :
- Pekerjaan pengukuran topografi sedapat mungkin dilakukan sepanjang rencana as
jalan (mengukitu koridor rintisan) dengan mengadakan pengukuran tambahan pada
daerah persilangan dengan sungai dan jalan lain sehingga memungkinkan diperoleh as
jalan sesaui dengan standart yang ditentukan.
- Sebelum melakukan pengukuran harus diadakan pemeriksaan alat yang baik yang
sesuai dengan ketelitian alat dan dibuatkan daftar hasil pemeriksaan alat tersebut.
- Awal dan akhir proyek hendaknya dikutkan pada titik-titik tetap (BM).

3.2.3.1. Pengukuran Titik Kontrol Horizontal


-

Pengukuran titik kontrol dilakukan dalam bentuk polygon terbuka.

Sisi polygon atau jarak antara titik polygon maksimal 100 diukur dengan
pegas ukur (meteran).

Patok-patok untuk titik-titik polygon adalah patok kayu.

28

Citra Multi Dimensi

Sudut-sudut polygon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian


dalam second

(yang mudah/umum dipakai adalah theodolit jenis T0, atau yang

setingkatnya).
3.2.3.2. Pengukuran Titik Kontrol Vertikal
-

Jenis alat yang dipergunakan untuk pengukuran ketinggian adalah


cukup dengan alat T0 atau yang setingkat.

Rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik dalam arti
pembagian skala jelas dan sama.

Setiap kali pengukuran dilakukan pembacaan rangkap 2 (dua) benang


dalam satuan kilometer.

Benang Atas (BA) Benang Tengah (BT) dan Benang Bawah (BB).
Kontrol pembacaan BT = (BA + BB)/2

Referensi reveling menggunakan referensi lokal.

3.2.3.3. Pengukuran Penampang Memanjang dan Melintang.


Pengukuran penampang memanjang dan melintang dimaksud untuk menentukan volume
penggalian dan penimbunan.
a.

Pengukuran Penampang Memajang


- Pengukuran penampang memanjang hanya dilakukan sepanjang sumbu rencana jalan.
Alat yang digunakan adalah jenis theodolit T0 atau alat ukur lain yang mempunyai
ketelitian yang sama.
- Peralatan yang dipakai untuk pengukuran penampang sama dengan yang dipakai
untuk pengukuran titik kontrol vertikal.

b.

Pengukuran Penampang Melintang


- Pengukuran penampang melintang pada daerah yang datar dan landai dibuat setiap
100 meter dan pada daerah-daerah tikungan/pegunungan setiap 50 meter.
- Pada daerah yang menikung , dari asa jalan kearah luar 15 meter dan kearah dalam 25
meter.
- Lebar pengukuran penampang melintang 10 meter ke kiri kanan as jalan.
- Khusus untuk perpotongan dengan sungai dilakukan dengan ketentuan khusus (lihat
pengukuran khusus).
- Peralatan yang digunakan adalah Theodolit T0.

29

Citra Multi Dimensi

3.2.4. Pemasangan Patok-Patok


-

Patok BM dibuat dengan ukuran 15 x 15 cm dan harus dipasang pada


awal dan akhir ruas jalan.

Baik patok-patok ukuran maupun patok-patok polygon diberi tanda BM


dan nomor urut.

Untuk memudahkan penerima patok-patok sebaiknya pada pohonpohon disekitar patok diberi cat atau pita atau tanda-tanda tertentu.

Baik patok polygon maupun profil diberi cat kuning dengan


tulisanhitam yang diletakkan disebelah kiri kearah jalannya pengukuran.

Khusus untuk profil memanjang titik-titiknya yang terletak disumbu


jalan diberi paku yang dilingkari cat kuning sebagai tanda.

3.2.5. Pengukuran Khusus :


Pengukuran disekitar perpotongan :
-

Daerah yang diukur yaitu daerah persilangan jalan yang diukur 30


meter di kiri kanan jalan yang dimaksud.

Pengukuran titik kontrol horizontal berupa polygon tertutup/polygon


terbuka yang terikat sempurna.

Pengukuran titik kontrol vertikal dengan alat T0.

Pengukuran penampang memanjang dibuat pada sumbu jalan.

Pengukuran melintang dibuat setiap 50 meter dengan profil 30 meter ke


kiri kanan jalan.

Pengukuran situasi sama dengan pengukuran jalan utama, dengan


pengambilan data yang lengkap terutama bangunan bangunan utama yang permanen
yang ada dilapangan.

3.2.6. Survey Tanah


Pengujian Penetrometer Kerucut Dinamis (DCP). Untuk mengetahui nilai CBR yang akan
dibutuhkan dalam perencanaan perkerasan, dilakukan pengujian DCP sepanjang badan jalan
untuk menentukan kekuatan tanah bawah dilokasi. Pengujian akan mulai dari bagian bawah
galian lubang melalui struktur perkerasan yang ada. Maksud dari pengujian ini adalah agar
dapat menyelidiki tebal dan jenis bahan untuk setiap lapis perkerasan dan untuk mengukur
pengaruh pemadatan yang disebabkan oleh lalu lintas normal terhadap nlai CBR dilokasi.

30

Citra Multi Dimensi

Frekuensi (banyaknya) pengujian pada badan jalan setiap interval jarak 250 meter dan
kedalaman maksimum untuk setiap pengujian dibatasi sampai 0,9 meter dari permukaan
jalan/tanah setempat.
3.2.7. Tinjauan Quarry
Survey bahan terdiri dari :
-

Lokasi sumber bahan dan jalan masuk ke lokasi quarry, dengan


perhatian diberikan untuk menghindari penambangndalam daerah padat penduduk dan
keperluan untuk melindungi lingkungan dari kerusakan.

Estimasi mengenai volume bahan termasuk harga bahan setempat.

Taksiran kualitas yang didasarkan pada klasifikasi secara visual (yang


tampak).

3.3. ANALISA DATA


3.3.1.
Pra Desain
Pemilihan type material konstruksi harus didasarkan pertimbangan dari segi ekonomi, kondisi
setempat, tingkat kebutuhan, kemampuan pelaksanaan dan syarat teknis lainnya.
3.3.2.

Penggambaran

Gambar Rencana harus dibuat dengan jelas dan lengkap dengan memperhatikan hal-hal lain
sebagai berikut :

Rencana diplot di atas situasi / lay out dengan letak bangunan konstruksi lama dan baru
agar jelas kedudukan konstruksi lama dan baru. Yang perlu digambar jelas adalah pra
rencana yang akan ditangani / dikerjakan, dan untuk membedakan panjang penanganan
proyek perlu ditunjukkan dengan garis arsiran.

Gambar melintang dibuat dengan perbandingan yang proporsional, dengan menampilkan


informasi umum disekitar konstruksi tersebut.

Potongan penampang memanjang, skala 1 : 1000 untuk horisontal dan 1 : 200 untuk
vertikal

Potongan penampang melintang, skala 1 : 100 untuk horisontal dan 1 : 1000 untuk
vertikal dengan stationing setiap interval 25 m .

Susunan Gambar Rencana meliputi :


- Sampul luar (cover) dan sampul dalam
- Peta situasi jalan yang ditangani.
- Gambar potongan memanjang dan melintang
- Gambar rencana konstriksi
31

Citra Multi Dimensi

- Gambar detail konstruksi

3.3.3.

Perhitungan Volume dan Perkiraan Biaya

Setiap pekerjaan konstruksi yang direncanakan harus dihitung volume pekerjaan untuk
setiap bagian sesuai dengan kontrak pelaksanaannya dan dikelompokkan dalam beberapa
mata pembayaran pekerjaan utama.

Analisa harga satuan berdasarkan faktor-faktor : material, peralatan, upah, pajak, over
head, dan keuntungan yang berlaku di daerah setempat.

Perkiraan Biaya yang diperoleh dari analisa ini dibandingkan dengan proyek-proyek lain
yang berada di daerah sekitar lokasi.

32

Citra Multi Dimensi

Anda mungkin juga menyukai