: Las Listrik
PEMBIMBING
Tanggal Praktikum
: 19 Maret 2015
Tanggal Penyerahan
: 26 Maret 2015
Oleh :
Kelompok
: VI
Nama
: 1. Nenden K. Anggraeni
Kelas
NIM.131411017
2. Noer Khoiriyah
NIM.131411018
3. Nudia Nurahmania
NIM.131411019
: 2A
I.
TUJUAN
1.1 Mengetahui peralatan yang digunakan untuk mengelas logam dengan las listrik
1.2 Mengetahui teknik penyambungan logam dengan menggunakan las listrik
1.3 Mengetahui tatacara mengelas logam yang aman dengan menggunakan perlengkapan
pengaman
II.
DASAR TEORI
2.1 Pengertian
Las busur listrik atau umumnya disebut dengan las listrik adalah termasuk suatu proses
penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis
sambungan dengan las Iistrik ini adalah merupakan sambungan tetap. Ada beberapa macam
proses yang dapat digolongkan kadalam proses Ias Iistrik antara lain yaitu :
a. Las Listrik dengan Elektroda Karbon, Misalnya:
Las listrik dengan elektroda karbon tunggal.
Las listrik dengan elektroda karbon ganda.
b. Las Listrik Dengan Elektroda Logam, misalnnya:
Las listrik dengan elektroda berselaput
Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas)
Las Iiarik submerged
2.2 Prinsip Las Listrik
Pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda karbon maupun logam menggunakan tenaga
listrik sebagai sumber panas. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan benda kerja dapat
mancapai temperatur tinggi yang dapat melelehkan sebagian bahan merupakan perkalian antara
tegangan listrik (E) dangan kuat arus (I) dan waktu (t) yang dinyatakan delam satuan, panas joule atau
kalori seperti rumus dibawah ini:
H=ExIxt
dimana :
H = panas dalam satuan joule
E = tegangan listrik delam volt
Dalam Gbr. Dibawah ini ditunjukkan pemindahan cairan logam dari elektroda ke bahan dasar
dimana gas dari pembakaran selaput elektroda melindungi daerah ini.
Las Iistrik TIG menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah.
Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar adalah marupakan
sumber panas untuk pengelasan. Titik cair dari alektroda wolfram sedemikian tingginya sampai
3410o sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik. Tangkai Ias dilengkapi dangan
nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah Ias dari pengaruh luar
pada saat pangelasan.
Sebagai bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan didekatkan
ke busur lirtrik yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.
Sebagai gas pelindung dipakai argon, helium ateau campuran dari kedua gas tersebut
yang pemekaiannya tergsntung dari jenis logem yang akan dilas.
Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air yang bersirkulasi. Proses Ias listrik TIG
ditunjukkan pada Gbr dibawah ini
III.
Panjang busur (Arc Length) yang dianggap baik lebih kurang sama dengandia. elektrode yang
dipakai. Untuk besarnya tegangan yang dipakai setiapposisi pengelasan tidak sama. Misalnya
dia. elektrode 3 mm 6 mm,mempunyai tegangan 20 30 volt pada posisi datar, dan tegangan
ini akandikurangi antara 2 5 volt pada posisi diatas kepala. Kestabilan tegangan ini sangat
menentukan mutu pengelasan dan kestabilan juga dapaTdidengar melalui suara selama
pengelasan.Besarnya arus juga mempengaruhi pengelasan, dimana besarnya aruslistrik pada
pengelasan tergantung dari bahan dan ukuran lasan, geometri sambungan pengelasan, macam
elektrode dan dia. inti elektrode. Untukpengelasan pada daerah las yang mempunyai daya serap
kapasitas panasyang tinggi diperlukan arus listrik yang besar dan mungkin juga
diperlukantambahan panas. Sedang untuk pengelasan baja paduan, yang daerahHAZ-nya dapat
mengeras dengan mudah akibat pendinginan yang terlalucepat, maka untuk menahan
pendinginan ini diberikan masukan panasyang tinggi yaitu dengan arus pengelasan yang besar.
Pengelasan logampaduan,agar untuk menghindari terbakarnya unusur-unsur paduansebaiknya
digunakan arus las yang sekecil mungkin. Juga pada pengelasanyang kemungkinan dapat
terjadi retak panas, misalnya pada pengelasanbaja tahan karat austenitik maka penggunaan
panas diusahakan sekecilmungkin sehingga arus pengelasan harus kecil.Kecepatan pengelasan
tergantung dari bahan induk, jenis elektrode, dia.inti elektrode, geometri sambungan, ketelitian
sambungan . agar dapatmengelas lebih cepat diperlukan arus yang lebih tinggi.
Polaritas listrik mempengaruhi hasil dari busur listrik. Sifat busur listrikpada arus searah
(DC) akan lebih stabil daripada arus bolak-balik (AC).Terdapat dua jenis polaritas yaitu
polaritas lurus, dimana benda kerjapositif dan elektrode negatip (DCEN). Polaritas balik adalah
sebaliknya.Karakteristik dari polaritas balik yaitu pemindahan logam terjadi dengancara
penyemburan, maka polaritas ini mepunyai hasil pengelasan yanglebih dalam dibanding dengan
polaritas lurus (DCEN).
3.1 Macam-macam gerakan elektroda
- Gerakan arah turun sepanjang
-
sumbu
elektroda.
Gerakan
ini
dilakukan
Zig-zag
Tarpesium
Mesin las umumnya mempunyai tegangan 60 80 Volt sebelum terjadi busur nyala. Tegangan
ini disebut tegangan terbuka atau tegangan atau tegangan pembakar.Bila busur nyala telah terjadi
(sedang mengelas) maka tegangan turun menjadi 20 40 Volt. Ini dinamakan tegangan kerja.
Tegangan kerja disesuikan dengan diameter elektroda.Untuk elektroda: 1,5 5,5 mm tegangan
kerja 20 30 Volt. Untuk elektroda: 4,5 6,4 mm tegangan kerja 30 40 Volt.
arus
dilakukan
dengan
memutar
handel
atau
knop.
Arus pengelasan yang dipakai dapat dilihat/ dibaca pada skala arus, yang terdapat pada mesin
las.
Perkiraan arus yang dipakai untuk mengelas, dapat dilihat pada table yang tertera pada setiap
bungkus
elektroda,
diameter
(mm)
misalnya
panjang
daerah
sebagai
polaritas
arus
berikut:
elektroda
Diameter
(inchi)
elektroda
No
Kuatarus
(ampere)
(inchi)
1
.
Pelatlogam tipis
1/16
10 30
5/64
25 45
3/32
40 70
1/8
50 130
(Strukturbodidalam,
5/32
90 180
3/16
130 230
dsbnya,
tebal
7/64
(A)
3
.
Baja lunaktebal
1/8
60 120
5/32
90 160
3/16
120 200
190
III.
ALAT DAN BAHAN
III.1 Alat
Nama Alat
Pesawat las
Kabel las
Pemegang elektroda
Palu las
Klem massa
Helm las
Jumlah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
III.2 Bahan
Nama Bahan
Elektroda
Besi
Jumlah
4 buah
5 buah
IV.
CARA KERJA
IV.1 Persiapan
1
IV.2 Percobaan
1
Proses Penyulutan
Setelah arus dijalankan, elektroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan
disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah
elektroda).
Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan busur
dilakukan dengan menggoreskan elektroda pada benda kerja lihat gambar.
pemadaman
busur
listrik
mempunyai
pengaruh
terhadap
mutu
V.
PEMBAHASAN
V.1 Nenden Kurniasih Anggraeni (131411017)
Praktikum ini bertujuan agar mengetahui peralatan yang digunakan untuk mengelas logam
dengan las listrik, mengetahui teknik penyambungan logam dengan menggunakan las listrik,
serta mengetahui tatacara mengelas logam yang aman dengan menggunakan perlengkapan
pengaman.
Las listrik disebut juga las busur listrik, yaitu proses penyambungan logam dengan
menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Sumber panas pada las listrik ditimbulkan
oleh busur api arus listrik antara elektroda las dengan benda kerja. Benda kerja merupakan
bagian dari rangkaian aliran arus listrik las. Elektroda mencair bersama-sama dengan benda
kerja akibat dari busur api arus listrik. Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga
benda kerja dan elektroda yang mencair setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar
dipisahkan.
Praktikan melakukan pengelasan pada pagar besi penahan pada selokan. Hal yang
pertama dilakukan adalah menghubungkan mesin las ke listrik. Kemudian, menjepit kutub
negatif pada lempengan besi sedangkan untuk kutub positif menjepit elektoda. Posisi
penjepitan elektroda tidak boleh sejajar dengan penjepit melainkan tegak lurus untuk
memudahkan pengelasan dan menghindari perluasan percikan bunga api. Elektroda yang
digunakan adalah welding elektroda. Sebelum mengelas, praktikan menggunakan helm las
untuk menghindari percikan busur listrik kemudian elektroda diketok-ketok ke besi atau plate
lainnya sampai nyala busur listrik konstan. Setelah konstan, busur las diarahkan ke bagian yang
akan dilas dengan jarak 2-3 mm. Jarak yang terlalu dekat menyebabkan elektroda menempel
pada bahan yang dilas sedangkan jika terlalu jauh busur listrik akan mati. Sebelum melakukan
kembali pengelasan ketika elektroda habis, terak hasil las dibersihkan menggunakan palu
terlebih dahulu agar memudahkan saat pengelasan selanjutnya juga agar busur las mengenai
objek yang akan dilas kembali.
Hasil pengelasan yang dilakukan tidak sempurna karena pagar besi masih belum
menyambung atau menjadi satu, ketidakrataan hasil lasan dimana terjadi penumpukan, serta
hasil lasan menjadi retak-retak (kasar). Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan pada saat mengelas adalah sebagai berikut.
Kawat las harus sesuai dengan peruntukkannya dengan logam yang akan dilas
Bahan yang akan dilas diletakkan mendatar karena akan lebih mudah daripada tegak
dikehendaki
gerakan ayunan segitiga/zigzag, fungsinya untuk mendapatkan penembusan
yang baik diantara dua celah pelat
Pada praktikum, yang dilakukan ialah gerakan arah turun sepanjang sumbu
elektroda. Karena tujuannya agar busur listrik konstan sehingga terjadi
penumpukan pada satu titik saja.
Uraian diatas juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sambungan las.
Selain hal diatas, pendinginan tiba-tiba hasil lasan dengan contoh disiram air akan
menyebabkan terjadinya keretakan pada lasan. Oleh karena itu, pendinginan secara tiba-tiba
tersebut harus dihindari.
tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Pada mesin las ini terdapat tiga buah
kabel yaitu kabel elektroda, kabel massa dan kabel tenaga. Kabel elektroda adalah kabel yang
langsung tersambung pada tang las atau disebut juga holder. Kabel massa adalah kabel yang
langsung terhubung pada klem massa, sedangkan kabel tenaga adalah kabel yang
menghubungkan mesin las dengan sumber listrik. Klem massa berfungsi mengalirkan arus ke
benda yang akan dilas, sehingga pemasangannya harus benar (kuat) agar arus listrik dapat
mengalir dengan baik.
Pada pengutuban langsung, kabel elektroda dipasang pada terminal negatif dan kabel
massa dipasang pada terminal positif [DCSP (Direct Current Straight Polarity)]. Sementara itu,
pada pengutuban terbalik kabel elektroda dipasang pada terminal positif dan kabel massa pada
terminal negatif [DCRP (Direct Current Reserve Polarity)]. Pada praktikum ini, mesin las DC
yang digunakan dipasang dengan pengutuban terbalik.
Elektroda berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik mempunyai perbedaan komposisi
selaput maupun kawat Inti. Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat dengah cara destrusi, semprot
atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm dengan panjang antara
350 sampai 450 mm. Jenis-jenis selaput fluksi pada elektroda misalnya selulosa, kalsium
karbonat (Ca C03), titanium dioksida (rutil), kaolin, kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk
besi, besi silikon, besi mangan dan sebagainya dengan persentase yang berbeda-beda.
Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan
sebentar yaitu besi, lalu elektroda diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah
elektroda). Dengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian besi yang dilas,
berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan, suatu arus listrik yang
kekuatannya tinggi mengalir, yang setelah pengangkatan elektroda itu dari benda kerja
menembus celah udara sehingga terbentuk percikan kembang api, Suhu elektroda yang demikian
tinggi akan segera melelehkan ujung elektroda dan lokasi pengelasan. Didalam rentetan yang
cepat partikel elektroda menetes, mengisi penuh celah sambungan las dan membentuk
kepompong las. Proses pengelasan itu sendiri terdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat
cepat akibat pelelehan elektroda yang terus menerus menetes dan didiamkan beberapa detik agar
kuat. Untuk membuktikan bahwa hasillas bagus maka dipukul mengggunakan palu atau diinjak,
hasillas yang bagus akan tetap kuat dan masih menempel sedangkan hasillas yang kurang baik
adalah
rapuh
dan
sambungan
mudah
dilepaskan
ataupun
digoyahkan.
Alat - alat pelindung diri pada saat melakukan pengelasan sangat diperlukan,karena kita
menggunakan listrik sehingga harus menggunakan sepatu yang tertutup agar tidak terjadi
kecelakaan dan menggunakan pelindung wajah yang dilengkapi dengan kacamata hitam untuk
melindungi wajah dan mata agar tidak terpapar oleh sinar yang dihasilkan pada saat pengelasan.
Jika tidak menggunakan kacamata hitam maka akan menyebabkan kebutaan sementara.
Selain itu, pada saat melakukan pengelasan diperlukan alat bantu yaitu kabel las
biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet isolasi, pemegang
elektroda Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda,
palu las digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur Ias dengan jalan
memukulkan
atau
menggoreskan
pada
daerah
las.
LAMPIRAN FOTO
No.
1
Gambar
Keterangan
Alat las dihubungkan ke listrik
Hasil pengelasan
Hasil pengelasan
Hasil pengelasan
Hasil pengelasan