1.2
Landasan Teori
kecepatan pengurangan
enzim
dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor,
yaitu
suhu,
konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, dan pH. Enzim akan bekerja lebih
cepat pada suhu, kosentrasi dan pH optimal enzim tersebut. Semakin
tinggi suhu yang diberikan maka semakin cepat enzim bekerja sampai
pada titik optimum suhu untuk enzim tersebut. Reaksi kimia umumnya
akan berlangsung dua kali lebih cepat pada setiap kenaikan suhu 10 ,
sampai pada suhu 35
liur,
pengenceran
2. Larutan pati 0,4 mg/mL
3. Pereaksi iodium
4. Aquades
1.4
Cara Kerja
50x
menit
Tambahkan 200 uL liur (50x) pada setiap tabung sampel
Setelah 1 menit tambahkan semua tabung dengan iodium 1 mL
Berikan 7 mL akuades pada setiap tabung
Baca serapan warna yang ditunjukkan oleh spektrofotometer
680 nm
Hasil Percobaan
Suhu
Abs Blanko
Abs Sample
V (unit/menit)
0oC
0,209 A
0, 152 A
0,057
25oC
0,191 A
0, 095 A
0,096
37oC
0, 304 A
0,202 A
0,102
100oC
0,222 A
0, 165 A
0,057
0.1
0.1
0.1
0.08
V (unit/menit)
0.06 0.06
0.06
0.04
0.02
0
0oC
1.6
25oC
37oC
100oC
Pembahasan
yang
menyebabkan
fungsi
pada suhu 25
naik, yaitu menjadi 0, 102 unit/ menit dan pada suhu 100
kecepatan
reaksi kembali turun menjadi 0, 057 unit/ menit. Sehingga dapat diketahui
bahwa enzim amilase bekerja optimal pada suhu 37 , dan pada suhu
di bawah dan di atas 37
1.7
Kesimpulan
amilase.
Membuktikan bahwa kecepatan reaksi enzim berbanding lurus
dengan konsentrasi enzim.
2.2
Landasan Teori
2.3
Alat
:
tabung reaksi
rak tabung reaksi
spektrofotometer
inkubator
pipet tetes
mikropipet
Bahan
amilase liur
aquades
larutan pati
pereaksi iodium
2.4
Cara Kerja
menyiapkan 8 tabung reaksi, kemudian labeli tabung reaksi 4buah
50X
menyiapkan pati 0,4 mg/ml
menyiapkan aquades
membuat pengenceran air liur dengan menambahkan 5ml air liur
dan 5 ml aquades sehingga pengenceran menjadi 100 x , kemudian
melakukan hal yang sama sehingga pengencerannya menjadi 200x,
dan 400 x
menambahkan larutan hasil pengenceran ke dalam tabung reaksi
masing- masing dengan tabung reaksi berlabel 50x 100x 200x dan
400x
menambahkan 1ml pati dan 7ml aquades kedalam tabung reaksi
2.5
Hasil Percobaan
Abs
Blanko
Abs
Sampel
50 x
0.069
0.004
0.065
100 x
0.069
0.011
0.058
200 x
0.069
0.019
0.05
400 x
0.069
0.044
0.025
Kadar Enzim
V (unit/menit)
V (unit/menit)
0.07
0.07
0.06
0.06
0.05
0.05
V (unit/menit)
0.04
0.03
0.03
0.02
0.01
0
50 x
2.6
100 x
Pembahasan
200 x
400 x
2.7
Kesimpulan
enzim amylase.
Membuktikan bahwa kecepatan reaksi berbanding lurus dengan
kecepatan substrat.
3.2
Landasan Teori
dengan
konsentrasi
perubahan
enzim,
pH,
parameter
dan
seperti
temperatur.Ini
konsentrasi
dikenalsebagai
substrat,
kinetika
3.3
Alat dan Bahan
Alat
- Tabung reaksi
- Gelas beker
- Pipit micrometer
- Incubator
Bahan
- Enzim amylase dalam air liur
- Larutan pati 0.4 mg/mL
- Pereaksi iodium
- Aquades
3.4
Cara kerja
2) Lakukan
pengenceran
dengan
terbentuk
larutan
0.004mg/mL.
3) Lakukan
pengenceran
pati
dengan
3.5
Hasil Percobaan
Suhu
Abs Blanko
Abs Sampel
V (unit/menit)
0,0004 mg/mL
0,257 A
0,241 A
0,016 A
0,004 mg/mL
0,130 A
0,151 A
0,021 A
0,04 mg/mL
0,150 A
0,093 A
0,057 A
0,4 mg/mL
0,140 A
0,048 A
0,097 A
kecepatan (V)
0.1
0.09
0.09
0.08
0.07
0.06
kecepatan (V)
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.02
0.01
0.02
0
0,0004 M
3.6
0,004 M
0,04 M
0,4 M
Kesimpulan
Semakin tinggi kadar substrat maka semakin cepat pula waktu yang
dibutuhkan enzim untuk bereaksi. Akan tetapi jika kecepatan sudah
maksimum,
maka
penambahan
konsentrasi
substrat
tidak
akan
Landasan Teori
konsekuensi
dari
keikutsertaannya
dalam
reaksi
yang
4.3
- Aquades
- Tabung reaksi 5 buah
- Rak tabung reaksi
- Pipet tetes
- Mikropipet
Pipet tetes
Mikropipet
4.4
Cara Kerja
4.5
Hasil Percobaan
pH
Abs Sampel
Warna
1,345
Biru
1,234
Biru donker
0,432
Ungu muda
0,209
Bening
11
0,209
1.6
1.35
1.4
1.23
1.2
1 1
protein
0.8
0.6
0.43
0.4
0.21
0.3
0.2
0
1
4.6
Pembahasan
setelah
dimasuki
pereaksi
iodium
rata-rata
mengalami
membuktikan
protein
teori
dengan
tersebut,
dilakukan
spektrofotometer.
Hasil
pengukuran
pembacaan
4.7
Kesimpulan
Kertas grafik
molekuler (sephadex-G100)
Hb.
Selanjutnya tutup kolom bawah dibuka.
Dapar NaCl 0,9% terus diberikan agar gel tetap basah dan cepat mengalir.
Hasil tetesan dari kolom ditampung pada tabung sebanyak 5 tetes, kemudian
I.4
1.5 Hasil
I.5 Setelah melakukan tahapan langkah percobaan dengan teknik kromatogafi
sebagai mana yang telah dijelaskan dalam cara kerja diatas, kami mendapatkan data
yang dapat dijelaskan melalui tabel dan diagram dibawah ini.
I.6
Tabung
I.10 1
I.14 2
I.18 3
I.22 4
I.26 5
I.30 6
I.34 7
I.38 8
I.42 9
I.46 10
I.50 11
I.54 12
I.58 13
I.62 14
I.66 15
I.70 16
I.74 17
I.7
Warna
I.11 Bening
I.15 Bening
I.19 Bening
I.23 Merah Muda
I.27 Merah Tua
I.31 Merah Muda
I.35 Merah Muda
I.39 Merah Muda
I.43 Merah Muda
I.47 Merah Muda
I.51 Merah Muda
I.55 Merah Muda
I.59 Merah Muda
I.63 Bening
I.67 Kuning
I.71 Bening
I.75 Bening
I.8
Intensitas
I.12 I.16 I.20 I.24 +
I.28 +++
I.32 ++
I.36 ++
I.40 +
I.44 +
I.48 +
I.52 +
I.56 +
I.60 +
I.64 +
I.68 +
I.72 +
I.76 -
I.9
Serapan ()
I.13 -0,006
I.17 0,006
I.21 0,053
I.25 0,001
I.29 0,090
I.33 0,043
I.37 0,061
I.41 0,003
I.45 0,039
I.49 0,000
I.53 0,009
I.57 0,032
I.61 -0,012
I.65 -0,008
I.69 0,050
I.73 -0,014
I.77 -0,014
I.78
I.82
I.86
I.90
18
19
20
I.79
I.83
I.87
Bening
Bening
Bening
I.80
I.84
I.88
I.81
I.85
I.89
-0,002
-0,020
-0,013
I.91
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
-0.02
-0.04
I.92
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1.6 Kesimpulan
I.93 teknik kromatografi bertujuan untuk memisahkan molekul protein/hemoglobin
dan vitamin B12 dengan teknik penyaringan molekul berdasarkan ukuran molekul.
Secara teori, vitamin B12 mempunyai ukuran molekul yang lebih kecil dari poripori, sehinggan akan terperangkap masuk dalam pori-pori butiran, keluar lagi,
terperangkap dalam butiran lain, demikian seterusnya sehingga akan lebih lambat
keluar dari kolom. Sebaliknya molekul hemoglobin dengan berat massa yang lebih
besar dari vitamin B12 tidak dapat masuk ke dalam pori-pori dan akan lewat di selasela butiran sehingga akan keluar lebih dahulu dari kolom pemisah.
I.94 Dari hasil percobaan yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa pada
tabung ke-1, ke-2, dan ke-3 campuran Vitamin B12 dan Hemoglobin belum turun,
sehingga warnanya bening. pada tabung ke-4 didaptkan warna merah muda,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tetesan pada tabung ini mulai mengandung
Hemoglobin yang mempunyai berat molekul (BM) lebih besar dari Vitamin B12.
Pada tabung ke-5 didapatkan warna merah yang paling cerah, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tabung tersebut mengandung paling banyak hemoglobin.Setelah
itu, warna pada tetesan di tabung semakin memudar. Dan pada tabung ke-15, warna
kembali meningkat, hal ini menyatakan bahwa pada tabung ini terkandung Vitamin
B12 yang mempunya berat molekul (BM) lebih kecil dari hemoglobin, sehingga
teperangkap oleh pori-pori yang dimiliki oleh kolom, dan menyebabkan vitamin B12
tetes lebih lama daripada hemoglobin. Dan dapat disimpulkan bahwa teknik
kromatografi ini dapat memisahkan protein/hemoglobin dengan vitamin B12.
I.95 Dalam percobaan ini didapatkan perbedaan dari warna yang terlihat oleh mata
dan nilai yang terlihat oleh spekctrofotometer. Adanya perbedaan ini bisa disebabkan
karena perbedaan jumlah tetes aquades yang ditambahkan pada masing-masing
tabung sebelum dilakukan spektrofotometer. semakin banyak aquades yang
ditambahkan ke dalam tabung, maka akan semakin memudarkan warna tabung,
sehingga perbedaan jumlah tetes yang diberikan akan mengakibatkan perbedaan
nilai yang terbaca oleh spektrofotometer.
I.96
I.97
I.98
I.99
I.100
I.101
I.102
I.103
I.104
I.105
I.106
I.113
I.107
I.108
I.109
I.110
I.111
I.112
DAFTAR PUSTAKA
Ohio : EGC
I.118
Syamsuri,Istamar,dkk.2002.
Biologi
3A
Kuliah
Mahasiswa
untuk
2006
(cited
18/11/12).
Available
from
http://repository.ipb.ac.id
I.124 ENZIM.
http://ejurnal.fikk.ung.ac.id/index.php/FSC/article/download/75/28./ht
ml.[diunduh 17/11/12].
I.125
I.126
I.127