Anda di halaman 1dari 50

Pengenalan

Teknologi Jaringan

Disusun oleh:

Muhamad Taufiq, ST, CCNA, CCAI


Lead Curriculum
RA CNAP Pasundan Bandung

Modul ini hanya untuk digunakan Peserta


Pelatihan dan Sertifikasi Instruktur CCNA
Di
Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

2
Daftar Isi
Module 01: Fundamentals of Networks
Module 02: OSI Reference Model
Module 03: TCP/IP and IP Address Concepts
Module 04: Network Cabling
Module 05: Network Technologies & Devices

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

Fundamentals of Networks

Overvi ew
Teknologi Jaringan merupakan teknologi yang menghubungkan dua komputer atau lebih untuk dapat
saling bertukar data (Data Communication) atau sumber daya jaringan (printer scanner, atau
DVD/CD-ROM). Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai sejarah perkembangan teknologi jaringan,
terminologi, perangkat, model hingga system bilangan dan simbol-simbol pada jaringan.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

4
Terminologi Jaringan

Internet:
Secara sederhana Internet adalah jaringan dari jaringan (network of networks).

Local Area Network (LAN):


Jaringan yang menghubungkan komputer pada satu lokasi geografis atau gedung yang
sama, dan terhubung melalui suatu media jaringan (copper, fiber, maupun wireless).
Ciri-ciri LAN:

Berkerja di area geografis yang terbatas.

Dapat digunakan multi-access hingga high-bandwidth media.

Administrasi dilakukan melalui administrator lokal.

Koneksi secara Full-Time dan langsung (Directly Connected)

Perangkat yang umum digunakan:

Terdapat dua kategori Jaringan LAN: Peer-to-peer Communication dan Client-Server


Communication.
1.

Client-Server Communication
Pada jaringan Client-Server, setiap orang menyimpan file dalam satu komputer yang
disebut server. Jaringan Client-S erver memiliki kelebihan dalam sistem keamanan dan
lebih mudah dalam pengaturannya (administrasi).
Arsitektur jaringan internet dikenal sebagai jaringan komunikasi Client-Server, artinya
ada dua buah jenis komputer dengan peran sebagai :
Server

Perangkat komputer penyaji informasi, umumnya melayani permintaan


informasi atau layanan data tertentu. Server bersifat pasif, artinyan selalu
siap sedia (stand-by) menunggu permintaan (request) dari client.

Client

Perangkat komputer yang meminta layanan informasi pada server. Client


bersifat aktif, artinya client berinisiatif menghubungi server untuk meminta
suatu layanan tertentu.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

Client-Server Network
2.

Peer-to-Peer Communication
Pada jaringan ini setiap komputer menyimpan file masing-masing, dan setiap komputer
dalam jaringan dapat menggunakan file yang ada pada setiap komputer. Jaringan peerto-peer merupakan jaringan dengan biaya yang sangat rendah, dan sangat cocok
diterapkan pada kantor kecil (Small Office) atau di rumah (Home Office). Kelemahan
yang perlu diperhatikan pada jaringan ini adalah minimnya sistem keamanan terhadap
penyalahgunaan file-file yang dibuka sebagai shared files.

Peer-to-Peer Network

Wide Area Network (WAN):


Jaringan yang menghubungkan computer atau jaringan LAN dalam area geografis yang lebih
luas dan dihubungkan melalui telepon atau satelit.
Internet adalah satu contoh WAN yang sangat besar, bahkan mencakup seluruh dunia.
Ciri-ciri WAN:

Berkerja di area geografis yang luas

Dapat diakses melalui Serial Interface dengan kecepatan yang rendah.

Koneksi secara Full-Time dan Part-Time.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

6
Perangkat yang umum digunakan:

Storage Area Network (SAN)


SAN merupakan jaringan yang memiliki high-performance dan digunakan untuk komunikasi
data antara server dan storage resources.

Metropolitan Area Network (MAN)


MAN merupakan jaringan yang memiliki ruang lingkup area metropolitan seperti kota. MAN
biasanya terdiri dari dua atau lebih LAN dalam suatu area geografis.

Virtual Private Network (VPN)


VPN merupakan private network yang dibangun dan dihubungkan didalam atau melalui
public network seperti global Internet. Dengan VPN, akses data ke jaringan pusat

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

7
perusahaan dapat dilakukan melalui internet dengan cara membangun secure tunnel antara
komputer Client dan VPN router di jaringan pusat perusahaan.

Intranet
Intranet adalah sebuah jaringan komputer berbasis TCP/IP protocol seperti internet hanya
saja digunakan dalam internal perusahaan/kantor, bahkan warung internet (WARNET) pun
dapat di kategorikan Intranet. Antar Intranet dapat saling berkomunikasi satu dengan yang
lainnya melalui sambungan Internet yang memberikan tulang punggung (backbone)
komunikasi jarak jauh. Akan tetapi sebetulnya sebuah Intranet tidak perlu sambungan luar ke
Internet untuk berfungsi secara benar. Intranet menggunakan semua layanan TCP/IP
protocol dan aplikasinya sehingga kita memiliki private Internet.

Extranet
Jika sebuah badan usaha/bisnis/institusi meng-ekspose sebagian dari internal jaringannya ke
komunitas di luar, hal ini di sebut ekstranet. Umumnya tidak semua isi intranet dikeluarkan ke
publik untuk menjadikan intranet menjadi ekstranet. Misalnya untuk membeli software, buku
dan lain-lain dari sebuah e-Store (Toko Elektronik) di internet, biasanya dapat diakses
sebagian dari Intranet toko tersebut. Badan usaha/perusahaan dapat memblokir akses ke
intranet mereka melalui router dan meletakan firewall. Firewall adalah sebuah perangkat
lunak/perangkat keras yang mengatur akses luar kedalam intranet ataupun akses dari dalam
keluar intranet. Proteksi dilakukan melalui berbagai parameter jaringan, apakah itu IP
address, nomor port dan lain-lain. Jika firewall diaktifkan maka akses dapat dikontrol,
sehingga hanya dapat mengakses sebagian saja dari Intranet perusahaan tersebut yang
kemudian dikenal sebagai extranet.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

Bandwidth
Bandwidth didefinisikan sebagai sekumpulan informasi yang mengalir melalui koneksi
jaringan dalam periode waktu tertentu.
Bandwidth sangat penting karena:
a.

Kemampuan bandwidth dibatasi oleh media fisik dan teknologi yang digunakan

b.

Bandwidth tidak gratis

c.

Perkembangan kebutuhan akan bandwidth sangatlah cepat

d.

Bandwidth merupakan faktor yang paling penting dalam mendapatkan performansi


jaringan yang baik.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

9
Simbol Jaringan

Protocol Jaringan
Protocol adalah tata cara atau aturan komunikasi data di dalam jaringan.
Jenis-jenis protocol antara lain adalah:

TCP/IP Protocol
Protocol yang digunakan untuk komunikasi data pada sistem berbasiskan UNIX. Namun
pada saat ini TCP/IP protocol digunakan sebagai protokol yang digunakan untuk semua
basis sistem operasi.

NetBEUI Protocol
Protocol yang digunakan untuk komunikasi data pada sistem berbasiskan Windows. Protocol
ini bersifat non-routable.

SPX/IPX Protocol
Protocol yang digunakan untuk komunikasi data pada sistem berbasiskan Novell Netware.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

10
Topologi Jaringan

Teknologi Jaringan

Ethernet LAN

Token Ring

Fiber Distributed Data Interface (FDDI)

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

11
Sistem Bilangan
a. Base 10 Number (Decimal)
Sistem Angka Desimal atau Base 10 Number, merupakan sistem angka yang sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem Desimal terdiri dari 10 simbol yaitu:
0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
b. Base 2 Number (Binary)
Komputer mengenal dan memproses dat a menggunakan sistem angka biner atau base 2
Number. Sistem biner menggunakan 2 simbol angka, yaitu 1 dan 0 atau ON dan OFF.
Simbol-simbol ini direpresentasikan dalam bentuk signal listrik dimana 0 memiliki nilai 0 Volts
dan 1 memiliki nilai +5 Volts.
Nilai pada sistem Base 2 Number mengikut pola berikut:
0

20

21

22

23

24

25

Binary

16

32

Decimal

Contoh:
Hitung nilai desimal dari 101102?
4

101102 = (1 x 2 = 16) + (0 x 2 = 0) + (1 x 2 = 4) + (1 x 2 = 2) + (0 x 2 = 0)
= 22 (16 + 0 + 4 + 2 + 0)
c.

Base 16 Number (Hexadecimal)


Untuk memudahkan membaca nilai biner yang sangat besar, umumnya pada sistem
komputer digunakan sistem angka hexadesimal (hex) atau Base 16 Number. Sistem
hexadecimal terdiri dari 16 simbol yaitu:
0

10

11

12

13

14

15

Hexadecimal
Decimal

Satu simbol pada sistem angka hexadesimal direpresentasikan oleh 4 (empat) digit angka
pada sistem angka biner.

Number Systems

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

12
Contoh:
Hitung nilai desimal dari 0x1F?
1

= Hex

0001

1111

= Binary

Sehingga Nilai Biner dari 0x1F = 000111112


Kemudian konversi Nilai Binary 000111112 menjadi desimal:
7

000111112 = (0 x 2 )+(0 x 2 )+(0 x 2 )+(1 x 2 )+(1 x 2 ) +(1 x 2 ) +(1 x 2 ) +(1 x 2 )


= 0 + 0 + 0 + 16 + 8 + 4 +2 + 1
= 31
Nilai desimal dari 0x1F adalah 31

d. ASCII Code
Kode American Standard Code for Information Interchange (ASCII) merupakan
standarisasi yang umum digunakan untuk merepresentasikan data alpha-numeric didalam
komputer. ASCII menggunakan binary digits untuk merepresentasikan suatu simbol atau
karakter pada perangkat input keyboard. Setiap simbol atau karakter diwakili oleh 8 (delapan)
binary digits. Sehingga pada sistem komputer dikenal hingga 256 bentuk simbol atau
karakter.

Contoh:
Keyboard

ASCII Codes

Binary Codes

65

01000001

66

01000010

67

01000011

97

01100001

98

01100010

99

01100011

ASCII Codes

e. Bits dan Bytes


Komputer didesain untuk menggunakan sekelompok angka yang terdiri dari 8 (delapan) bits.
Bit merupakan satuan data terkecil pada komputer. Sekelompok angka tersebut (8-bits)
disebut dengan istilah byte.
Didalam sistem komputer, satu byte merepresentasikan suatu alamat lokasi penyimpanan
tunggal. Lokasi Penyimpanan ini merepresentasikan suatu nilai atau karakter tunggal dari
suatu data; seperti ASCII code. Kombinasi kedelapan bits tersebut akan menghasilkan 256
kombinasi karakter.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

13

Units of Data Storage

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

14

OSI Reference Model

Overview
Open System Interconnection (OSI) Reference Model merupakan model standarisasi internasional yang
dibangun oleh International Standardization Organization (ISO) dan International Telecommunication
Union Telecommunication (ITU-T).
OSI Reference Model ini digunakan sebagai model standar internasional untuk menjelaskan
komunikasi data di jaringan. Model ini diluncurkan, dan mulai digunakan oleh semua vendor
perangkat jaringan pada tahun 1984.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

15
OSI Layers Concepts
Open Sytem Internetworking (OSI) Reference Model merupakan Model Referensi Standar
yang merepresentasikan komunikasi data antar peralatan jaringan dan antar jaringan.
Keuntungan menggunakan OSI Reference Model adalah:

Membagi jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga dapat lebih mudah untuk
diatur dan dipelajari.

Standarisasi Interfaces yang digunakan, sehingga membantu vendor-vendor perangkat


jaringan yang berbeda dalam membangun dan mendukung pengembangan setiap
perangkat.

Menjembatani perbedaan teknologi jaringan yang digunakan dalam berkomunikasi.

Mempercepat perkembangan teknologi jaringan.

Struktur Layers (=Lapisan) pada OSI Reference Model:

Fungsi Layers pada OSI Reference Model:

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

16
Application Layer

Aplikasi atau layanan (service) yang melakukan proses


komunikasi data, seperti: Electronic Mail, File Transfers, browser
dan lain-lain.

Presentation Layer

Menjamin data dapat dibaca oleh sistem yang menerima data

Menentukan format data yang dikirimkan atau pun diterima.

Menentukan struktur data

Mengatur syntax data transfer bagi Application Layer.

Session Layer

Membangun (establish), mengatur (manage), dan menghentikan


(terminate) sesi (session) antar aplikasi.

Transport Layer

Menentukan metode dan kehandalan pengiriman (Transport)


data antar hosts, misal: metode TCP atau UDP

Membangun (establish), menjaga (maintain), dan menghentikan


(terminate) Virtual Circuits antar hosts atau jaringan.

Data Fault Detection dan mengatur perbaikan (recovery)


informasi data yang dikirimkan, dengan meminta kembali kepada
hosts pengirim, data yang rusak atau error.

Mengatur penentuan jalur (path) pengiriman data antara endsystems.

Pengaturan Routing.

Lebih kepada pengaturan pengalamatan secara logical.

Mengatur proses pengiriman data melalui media

Menentukan pengalamatan secara fisik (Physical Addressing),


topologi jaringan, error notification, serta flow control.

Lebih kepada pengaturan pengalamatan secara physical.

Proses konversi data digital ke analog (electricity voltage) atau


sebaliknya.

Network Layer

Data Link Layer

Physical Layer

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

17
Lingkup Kerja Perangkat Jaringan (Network Devices) pada Layer OSI Reference Model:

Data Encapsulation
Data Encapsulation adalah proses pemberian informasi (berupa header atau Trailer) data
menjadi paket data (PDU = Protocol Data Unit) sebelum dikirimkan ke layer selanjutnya.

Proses Data Encapsulation/Decapsulation


Tahap 1:
(PDU = Data)

Build the Data

Tahap 2:
(PDU = Segments)

Package the data for end-to-end transport

Tahap 3:
(PDU=Packets)

Add the network IP address to the header

Tahap 4:
(PDU=Frames)

Add the data link layer header and trailer

Tahap 5:
(PDU=Bits)

Convert to bits for transmission

Proses perubahan format aplikasi menjadi PDU yang


disebut sebagai DATA, yang dapat dikirimkan melalui
media jaringan.

Proses pengumpulan data yang akan dikirimkan


menjadi paket data yang disebut dengan SEGMENT.

Pemberian informasi (Network Header) alamat logical


(IP Address) asal dan tujuan paket data.

Pemberian informasi (Frame Header and Trailer)


paket data mengenai perangkat jaringan yang
terhubung langsung (directly-connected).

Proses konversi paket digital menjadi signal-signal


listrik agar paket data dapat dikirimkan melalui media.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

18

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

19

TCP/IP and IP Address Concepts

Overview
Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) Model merupakan model komunikasi data
yang dikembangkan oleh US Department of Defense (DoD). Pada awalnya, model ini digunakan pada
sistem yang berbasiskan UNIX. Namun pada saat ini, TCP/IP model merupakan model yang umum
digunakan di setiap system operasi, seperti Microsoft dan Novell, sebagai protocol komunikasi di
Internet. Metode pengalamatan pada model ini, menggunakan metode pengalamatan secara logical
yang disebut dengan IP Address.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

20
TCP/IP Concepts
TCP/IP Model merupakan model komunikasi data yang dikembangkan oleh US Department of
Defense (DoD) yang merepresentasikan komunikasi data antar peralatan jaringan dan antar
jaringan.
Protokol komunikasi data yang digunakan adalah TCP/IP Protocol.
Struktur Layers (=Lapisan) pada TCP/IP Model adalah:

Fungsi Layers pada TCP/IP Model:


Application Layer

Berperan sebagai high-level protocol yang


representasi, encoding dan dialog control data.

Transport Layer

Pada Layer ini data diubah menjadi suatu paket data dan menentukan
metode pengiriman, flow control dan error correction terhadap paket
data.

Internet Layer

Berperan untuk memberikan informasi alamat asal dan tujuan dari


paket data dan menentukan jalur atau rute (routing) pengiriman paket
data.

Network Access

Layer ini sering juga disebut sebagai host-to-network Layer. Layer


menangani semua komponen dan proses yang berkaitan dengan
physical link, baik secara fisik maupun logical. Informasi mengenai
Teknologi Jaringan yang digunakan juga ditentukan pada Layer ini.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

melakukan

proses

copyright@2006

21
Persamaan antara OSI Reference Model dengan TCP/IP Model:

Masing-masing model menggunakan Layer dalam menjelaskan proses komunikasi data.

Memiliki Application Layer, meskipun terdapat perbedaan fungsi untuk layer tersebut.

Masing-masing memiliki Transport dan Internet (network) Layer.

Masing-masing menggunakan asumsi pengiriman paket data secara packet-switched dalam


mencapai alamat tujuannya.
Packet-Switched adalah metode pengiriman paket data, dimana paket data dapat menempuh
jalur(path) yang berbeda-beda dalam mencapai suata alamat tujuan yang sama.

Bagi Network Professional, kedua model tersebut di atas harus dipelajari untuk memahami
konsep dasar komunikasi data di jaringan.

Perbedaan OSI Reference Model vs TCP/IP Model


OSI Reference Model

TCP/IP Model

Terdapat tiga layer yang berkaitan dengan


Aplikasi yaitu Application, Presentation,
dan Session Layer.

Menggabungkan Application, Presentation


dan Session Layer ke dalam satu Layer
(Application Layer)

Proses komunikasi data di dalam jaringan


secara physical, dimodelkan dalam dua
layer: Data Link dan Physical Layer.

Menggabungkan Data Link dan Physical


Layer ke dalam satu Layer (Network
Access)

Memiliki 7(tujuh) Layer dalam menjelaskan


proses komunikasi data di dalam jaringan.

Memiliki
4(empat)
Layer
dalam
menjelaskan proses komunikasi data di
dalam jaringan.

OSI Reference Model bersifat sebagai


model standar yang digunakan sebagai
referensi dalam menjelaskan proses
komunikasi data untuk semua vendor dan
sistem. Oleh karena itu model ini tidak
memiliki protokol standar sebagai protokol
komunikasi data.

TCP/IP protocol merupakan protokol


komunikasi data standar pada model ini.

Protokol Komunikasi Data yang digunakan untuk masing-masing Layer pada TCP/IP Model:
Layers

Protocols

Application Layer

: FTP, HTTP, SMTP, DNS, TFTP, Telnet

Transport Layer

: TCP(Connection-Oriented), UDP(Connectionless-Oriented)

Internet Layer

: IP, ARP, RARP, ICMP

Network Access Layer

: -- (Perangkat Fisik seperti Network Interface Card)


TCP/IP Protocol on TCP/IP Model

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

22

Protocol Graph: TCP/IP

Jika dibandingkan dengan OSI Referenc e Model, protokol yang digunakan pada masing-masing
layer:

IP Address
IP Address merupakan sarana yang digunakan agar paket data dapat mencapai tujuan. Di dalam
Jaringan, pengiriman suatu paket data membutuhkan alamat sebagai identitas tujuan suatu data
akan dikirimkan (Destination Address) dan berasal (Source Address).
Pada beberapa system operasi, penggunaan address telah digunakan sebagai identitas yang
membedakan suatu host dengan host yang lain secara UNIK.

Microsoft menggunakan Nama Komputer (NetBIOS Name).

UNIX menggunakan IP Address.

Novell menggunakan Media Access Control (MAC) Address (Physical Address)

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

23

Namun untuk mengirimkan paket data ke sistem yang berbeda, dibutuhkan sistem pengalamatan
yang bersifat universal dan dapat dikenali oleh masing-masing sistem.
IP Address ditetapkan sebagai sistem pengalamatan yang universal karena memiliki
karakteristik yang lebih baik dibandingkan sistem pengalamatan yang lain.

Karakteristik Sistem Pengalamatan:


UNIX

Microsoft

Novell Netware

Bersifat Logical Address

Bersifat Logical Address

Bersifat Physical Address

Routable

Non-Routable

Routable

Subnetting

Non-Subnetting

Non-Subnetting

Format Address:

Format Address:

Format Address:

192.168.0.1

Computer10

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

00-D0-59-10-F8-45

copyright@2006

24
Format IP Address
Pengalamatan IP Address harus unik dan mempunyai format dalam bilangan binary yang terdiri
dari 32-bit dan dibagi atas 4 kelompok 8-bit bilangan binary (atau sering disebut dengan istilah
oktal).

Format IP Address:
Binary

Decimal

00000000.00000000.00000000.00000000 = 0.0.0.0
s/d
11111111.11111111.11111111.11111111 = 255.255.255.255

Untuk memudahkan pembacaan dan penulisan, IP Address biasanya direpresentasikan dalam


bilangan Decimal.
IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian:
Bit-bit Network ID

Bit-bit Host ID

Network-ID

Host-ID

Keterangan:
Bit Network-ID

: berperan dalam identifikasi network address.

Bit Host-ID

: berperan dalam identifikasi host dalam suatu network.

Seluruh host yang terkoneksi dalam jaringan yang sama memiliki bit network-ID yang sama.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

25
Network Class
Garis pemisah antara bit Network -ID dan bit Host-ID tidak tetap, bergantung kepada Network
Class.

Class A:
0-127

0-255

0-255

0-255

0nnnnnnn

hhhhhhhh

hhhhhhhh

hhhhhhhh

Bit-bit Network

Bit-bit Host

Spesifiakasi:
Bit Network-ID

: 8-bit (Oktal Pertama)

Bit Host-ID

: 24-bit (Oktal Ke-2 hingga ke-4)

Format Bit

: Bit pertama pada oktal pertama = 0

Range Network

: 1.0.0.0 126.0.0.0

Netmask

: 255.0.0.0

Jumlah Network Address

: 126 Network Address

Jumlah Host / Network

: (256) -2 Host

Network Address 0.0.0.0 dan 127.0.0.0 merupakan Network Address khusus yang tidak
dapat digunakan sebagai Network Address di Jaringan.

Class B:
128-191

0-255

0-255

0-255

10nnnnnn

nnnnnnnn

hhhhhhhh

hhhhhhhh

Bit-bit Network

Bit-bit Host

Spesifiakasi:
Bit Network-ID

16-bit (Oktal Pertama dan ke-2)

Bit Host-ID

16-bit (Oktal Ke-3 dan ke-4)

Format Bit

Bit pertama dan kedua pada oktal pertama = 10

Range Network

128.0.0.0 191.255.0.0

Netmask

255.255.0.0

Jumlah Network Address

(64)*(256) Network Address

Jumlah Host / Network

(256) -2 Host

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

26

Class C:
192-223

0-255

0-255

0-255

110nnnnn

nnnnnnnn

nnnnnnnn

hhhhhhhh

Bit-bit Network

Bit-bit Host

Spesifiakasi:

Bit Network-ID

: 24-bit (Oktal Pertama dan ke-2)

Bit Host-ID

: 16-bit (Oktal Ke-3 dan ke-4)

Format Bit

: Bit pertama,kedua dan ketiga pada oktal pertama = 110

Range Network

: 192.0.0.0 223.255.255.0

Netmask

: 255.255.255.0

Jumlah Network Address

: (32)*(256) Network Address

Jumlah Host / Network

: 256-2=254 Host

Class D
Jika 4 bit pertama adalah 1110, IP Address merupakan Class D yang digunakan untuk
multicast address, yakni sejumlah komputer yang memakai bersama suatu aplikasi
(bedakan dengan pengertian network address yang mengacu kepada sejumlah komputer
yang memakai bersama suatu network). Salah satu penggunaan multicast address yang
sedang berkembang saat ini di Internet adalah untuk aplikasi real-time videoconference
yang melibatkan lebih dari dua host(multipoint), menggunakan Multicast Backbone
(MBone).

Class E
Empat bit pertama adalah 1111 atau sisa dari seluruh Class Pemakaiannya dicadangkan
untuk kegiatan eksperimental.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

27
Address Khusus
Selain address yang dipergunakan untuk identitas host, ada beberapa jenis address yang
digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk identitas Host.

Network Address:
Address ini digunakan sebagai identitas network pada jaringan Internet.
Misal:
IP Address Host = 167.205.9.35 (Class B)
Network Address = 167.205.0.0
IP Address ini diperoleh dengan membuat seluruh bit host-ID pada 2 oktal terakhir menjadi 0.
Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup
melihat Network Address(167.205) untuk menentukan ke Jaringan mana paket data harus
dikirimkan

Broadcast Address:
Address ini digunakan untuk mengirim atau menerima informasi yang harus diketahui oleh
seluruh host yang terdapat pada suatu network.
Ada dua jenis broadcast address:
Local Broadcast

Broadcast address yang digunakan untuk menghubungi semua host


yanga ada didalam Local Area Network.
Alamatnya adalah 255.255.255.255

Direct Broadcast

Broadcast Address untuk jaringan tertentu yang didapat dari IP


Address terakhir dari jaringan tersebut.
Misal:
Host dengan IP address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast
address-nya adalah 167.205.255.255 (IP Address terakhir dari
jaringan 167.205.0.0).

Jenis informasi yang di-broadcast biasanya adalah informasi routing.

Netmask:
Address yang digunakan untuk melakukan masking / filter pada proses pembentukan routing,
sehingga dapat diketahui suatu IP Address termasuk dalam satu jaringan atau tidak.
Netmask didapat dengan cara mengubah semua bit-bit Network-ID menjadi 1 dan semua bitbit host-ID menjadi 0.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

28
Misal:
Netmask untuk IP Address 167.205.1.2 = 255.255.0.0.
Decimal

Binary

IP Address:

167.205.1.2

= 10100111.11001101.00000001.00000010

NetMask:

255.255.0.0

= 11111111.11111111.00000000.00000000

Net.Address:

167.205.0.0

= 10100111.11001101.00000000.00000000

Format Penulisan IP Address


Format penulisan IP Address secara umum adalah:
192.168.1.0/24

Artinya:
Network Address

: 192.168.1.0 (IP Address terakhir)

Broadcast Address

: 192.168.1.255 (IP Address terakhir)

Netmask

: 255.255.255.0

Range IP Address host

: 192.168.1.1 s/d 192.168.1.254

Angka 24 memberikan informasi bahwa Network -ID dari Network Address di atas menggunakan
24-bit pertama dari 32-bit IP Address.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

29
IP Address Private dan Public
IP Private:
IP Address khusus yang digunakan untuk lingkungan LAN.
IP Private antara lain adalah:

Class A: 10.0.0.0/8

Class B: 172.16.0.0/16 s/d 172.31.0.0/15

Class C: 192.168.0.0/24 s/d 192.168.255.0/24

IP Public:
IP Address yang dapat dikenal di global Internet sebagai identitas yang valid untuk komunikasi
data di Internet. IP Address Public adalah semua IP address diluar IP address Private

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

30
Subnetting
Tujuan Subnetting:

Menghemat penggunaan IP Public.

Mengurangi tingkat kongesti (kemacetan) komunikasi data didalam Jaringan.

Mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network.

Memecah Broadcast Domain.

Proses subnetting

memindahkan atau menggeser garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari
suatu IP Address.

Beberapa bit dari bagian host-ID dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network-ID.
Network Address pada satu jaringan tunggal dipecah menjadi beberapa subnetwork .

Proses Subnetting dapat membuat sejumlah network tambahan dengan mengurangi jumlah
maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.

Ke Internet

Workstation

Workstation

Workstation

Workstation

Router

Workstation

Workstation
Workstation

Workstation

Network Departemen A
Network Departemen B

Network Backbone
Perusahaan
Workstation

Workstation

Ethernet
Workstation
Network Departemen
B

Workstation

Ethernet

Workstation

Workstation
Workstation

Network Departemen C

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

Workstation

Network Departemen D

copyright@2006

31
Tutorial:
Spesifikasi IP Address Natural Class A:
IP Address

= 44.132.1.20/8

Subnet Mask

= 255.0.0.0

Network-ID

= 44

Host-ID

= 132.1.20

Network address

= 44.0.0.0

Broadcast address

= 44.255.255.255

Jumlah Host

= (256) 2

Network-ID

Host-ID

00101100

00000000

00000000

8-bit

00000000

24-bit

Oktal-1

Oktal-2

Oktal-3

Oktal-4

Subnet Jaringan 44.0.0.0 menjadi 5 Subnetwork.


Langkah-1:
Hitung berapa bit yang dibutuhkan untuk menghasilkan 5 subnetwork ditambah 2 subnetwork
(Subnetwork All-Zeros dan All-Ones).
?

7 = (2 1) = (2 1) 3 bit : 111 = 7
Langkah-2:

Geser garis pemisah antara bagian Network-ID dan bagian Host-ID sebanyak 3 bit.

8-bit pertama pada Network-ID merupakan bit Network-ID Natural dan tidak dapat diubah.

3-bit berikutnya pada Network-ID merupakan bit Host-ID dan dapat diubah dengan
kombinasi nilai antara 0 dan 1 untuk membentuk subnetwork address yang baru.
00101100.

000

00000.00000000.00000000

00101100.

001

00000.00000000.00000000

00101100.

010

00000.00000000.00000000

00101100.

011

00000.00000000.00000000

00101100.

100

00000.00000000.00000000

00101100.

101

00000.00000000.00000000

00101100.

110

00000.00000000.00000000

00101100.

111

00000.00000000.00000000

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

32
Keterangan:
Block

: Subnetwork Address yang tidak dapat digunakan. (All-Ones dan All-Zeros)

Block

: Subnetwork Address yang dapat digunakan.

Langkah-3:
Ubah nilai binary menjadi nilai Decimal untuk semua network Address:
Binary

Decimal

Net.Address

0010100.00100000.00000000.000000000

= 44.32.0.0/11

Subnet-1

0010100.01000000.00000000.000000000

= 44.64.0.0/11

Subnet-2

0010100.01100000.00000000.000000000

= 44.96.0.0/11

Subnet-3

0010100.10000000.00000000.000000000

= 44.128.0.0/11

Subnet-4

0010100.10100000.00000000.000000000

= 44.160.0.0/11

Subnet-5

0010100.11000000.00000000.000000000

= 44.192.0.0/11

Subnet-6

Subnet ke-6 tidak diambil karena hanya dibutuhkan 5 Subnetwork Address.


Angka 11 pada bagian akhir merupakan jumlah bit Network-ID (8-bit Natural ditambah 3-bit hasil
pergeseran sama dengan 11-bit).
Langkah-4:
Tentukan Subnet Mask (SM) untuk seluruh Subnetwork Address tersebut.
Aturan menentukan Subnet Mask:

Seluruh bit Network-ID dikonfigurasi menjadi bernilai 1.

Seluruh bit Host-ID dikonfigurasi menjadi bernilai 0.


Binary

Decimal

11111111. 11100000.00000000.000000000
11-bit
Network-ID

= 255.224.0.0

21-bit
Host-ID

Langkah-5:
Ambil subnetwork ke-1 sebagai model subnetwork yang akan diuraikan:
Subnetwork ke-1: 44.32.0.0/11
Network Address

: 44.32.0.0

Subnet Mask

: 255.224.0.0

Broadcast Address

: 44.63.255.255

Range IP Address Host

: 44.32.0.1 s.d 44.63.255.254

Jumlah Host

: [(2) x(256) ] - 2

(IP Address Pertama)

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

(IP Address Terakhir)

Host

copyright@2006

33
Catatan:
All-Zeros: Bit Network -ID yang seluruhnya bernilai = 0
All-Ones : Bit Network-ID yang seluruhnya bernilai = 1
Subnetwork Address All-Zeros dan All-Ones tidak dapat digunakan sebagai subnetwork pada
jaringan LAN.
Penentuan Subnetwork dengan membatasi jumlah host tiap subnetwork, dapat dilakukan
dengan mengeser garis pemisah dari bit terakhir (bit ke-32).
Misal:
Jaringan Class A = 44.0.0.0/8
Subnetwork yang dibutuhkan adalah 5 Subnetwork dengan jumlah host untuk tiap subnetwork
maksimum = 100 host.

Cara perhitungan:
Jumlah Host = 100 + 2

Nilai 2 untuk Network dan Broadcast Address.


x

Bit yang dibutuhkan untuk Host : 102 2 x = 7-bit


Bit Host yang digunakan untuk bit Network-ID:
(Bit Total = 32, bit Network-ID Natural = 8, bit-Host-ID = 7)
(32 - 8) 7 = 17

Total bit Network -ID = 17+ 8 = 25-bit


Binary

Decimal

11111111. 11111111.11111111.100000000

= 255.224.0.0

25-bit
Network-ID

No

7-bit
Host-ID

Subnetmask (Binary)

Decimal

Tingkat

1)

11111111.11111111.00000000.00000000

= 255.255.0.0

16 bit

2)

11111111.11111111.11111111.00000000

= 255.255.255.0

24 bit

3)

11111111.11111111.11111111.10000000

= 255.255.255.128

25 bit

4)

11111111.11111111.11111111.11000000

= 255.255.255.192

26 bit

5)

11111111.11111111.11111111.11100000

= 255.255.255.224

27 bit

Beberapa Contoh Subnetwork

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

34

Network Cabling

Overview
Networking media merupakan tulang punggung (backbone) dari jaringan. Network Cabling yang
memiliki kualitas rendah akan mengakibatkan kegagalan pengiriman data dan performansi yang tidak
stabil.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

35
LAN Cabling
Network Cabling pada jaringan LAN, umumnya menggunakan Tipe kabel UTP.
Pada kabel UTP terdapat 4 pasang kawat yang dikelompokkan dalam 4 warna yang berbeda:
PAIR

Warna

PAIR 1

Blue(bl), White-Blue(wbl)

PAIR 2

Orange(o), White-Orange(wo)

PAIR 3

Green(g), White-Green(wg)

PAIR 4

Brown(br), White-Brown(wbr)

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

36
Tipe Koneksi kabel pada jaringan LAN:

Straight-Through Cable

Crossover Cable

Keterangan:
TD=Transmit Data
RD=Receive Data
NC=Not Connected (Not Used)
Penggunaan Tipe Koneksi kabel pada jaringan:

Straight-Through Cables:
a.

Switch Router

b.

Switch PC atau server

c.

Hub PC atau server

Crossover Cables:
a.

Switch Switch

b.

Switch Hub

c.

Router Router

d.

PC PC

e.

Router PC

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

37

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

38
Structured Cabling
Structured cabling merupakan metode yang digunakan untuk membangun sistem pengkabelan
(cabling) yang terorganisasi dengan baik sehingga dapat dipahami oleh network administrator
maupun teknisi.
Sistem ini mencakup beberapa aspek antara lain:

Perencanaan

labeling

grouping cables

Standarisasi.

Beberapa Aturan yang mencakup Structured Cabling Design:

Mendata semua simpul dan perangkat yang akan dihubungkan.


Fase ini merupakan fase dimana seorang Engineer membuat suatu desain Struktur
jaringan kabel, termasuk menentukan kebutuhan perangkat.

Sistem yang dibangun harus bersifat Scalable atau dapat dikembangkan pada masa
mendatang

Merencanakan biaya (cost) yang akan dibutuhkan. Perhitungan biaya tidak hanya
mencakup biaya instalasi saja, tetapi termasuk maintenance dan supporting.

Menggunakan standarisasi yang telah ditentukan.

Lima subsistem yang berkaitan dengan structured cabling system antara lain adalah:

Demarcation point (demarc)


Demarc merupakan titik koneksi atau pertemuan antara Service provider dari luar
dengan sistem Lokal.

Telecommunications room (TR)


Telecommunications Rooms merupakan koneksi untuk pendistribusian layanan atau
service dari backbone cabling ke horizontal cabling.

Backbone Cabling (=vertical cabling)


Backbone Cabling atau Vertical Cabling merupakan jalur utama dari Sistem jaringan
kabel.

Distribution Cabling (=horizontal cabling)


Distribution Cabling atau Horizontal cabling mendistribusikan layanan atau services ke
Work areas.

Work Areas
Titik simpul yang menghubungkan dengan perangkat workstation atau client.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

39

Sub sy stem s S truc tur ed C abling

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan berkaitan dengan Scalability:

Backbone Scalability
Backbone Scalability dilakukan untuk menentukan berapa panjang kabel yang dibutuhkan.
Umumnya untuk pengembangan selanjutnya panjang kabel ditambah 20%.

Work Area Scalability


Work Area Scalability mengakomodasi perubahan atau penambahan kebutuhan pengguna
atau client.

Secara sederhana Komponen di dalam suatu Jaringan LAN antara lain adalah:

Point of Presence (POP):


Titik koneksi (Interconnection Point) antara communication facilities dari Service provider dan
main distribution facility.

Main distribution facility (MDF):


Primary Communication Room atau Central point dari suatu topologi jaringan Star dimana
perangkat jaringan seperti Patch panel, Switch/Hub ataupun Router ditempatkan.

Intermediate distribution facility (IDF):


Secondary Communications Room yang menggunakan topologi jaringan Star. IDF
bergantung MDF

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

40

Cross-Connect
Telecommunications room atau Wiring Closet sebagai titik akhir (Termination Point) dari
kabel. Cross-connect cables digunakan untuk menghubungkan Incoming cables dan
outgoing cables.
a. Horizontal Cross-Connect(HCC)
Titik atau Ruangan dimana horizontal cabling dihubungkan ke patch panel yang akan
menghubungkan backbone cabling ke main distribution facility.
b. Main Cross-Connect(MCC)
Titik yang melayani semua central point dari semua topologi jaringan dan dimana
backbone cabling dhubungkan ke Internet.
c.

Intermediate Cross-Connect(ICC)
IDF yang menghubungkan horizontal cross-connect ke main cross-connect.

HCC merupakan termination point dari Workstation. Sedangkan MCC dan ICC merupakan
termination point dari Backbone Cabling.

De sain K abel pad a Gedu ng ber tingk at

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

41

De sain K abel pad a Cam p u s N et work

Type of
Networking Media

Distance From
HCC to MCC

Distance From
HCC to ICC

Distance From
ICC to MCC

62.5/125
Fiber-Optic Cable

2000 Meter

500 Meter

1500 Meter

Single-Mode
Fieber-Optic Cable

3000 Meter

500 Meter

2500 Meter

UTP (Voice)

800 Meter

500 Meter

300 Meter

UTP(Data)

Untuk Aplikasi Komunikasi Data dibatasi


maksimum 90 Meter (atau umumnya adalah 100 meter)

Bat a s m ak sim um Panjang k abel be rda sark an tip e k abel yang digun ak an

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

42
WAN Cabling
Implementasi layer physical pada WAN cabling sangat bervariasi bergantung pada jarak antara
perangkat jaringan, kecepatan dan tipe layanan yang digunakan. Serial connections digunakan
untuk mendukung WAN services seperti dedicated leased lines yang menggunakan Point-t oPoint Protocol (PPP) at au Frame Relay.
Beberapa tipe kabel serial yang sering digunakan pada WAN Cabling:

Keterangan:
CSU/DSU

Channel service unit/data service unit, berfungsi membangun koneksi


secara langsung ke service provider atau perangkat yang digunakan
untuk mengatur signal clocking (=kecepatan transfer data)

DTE

Data Terminal Equipment, berfungsi sebagai koneksi antara client


dengan WAN.

DCE=

Data Communications Equipments, berfungsi sebagai koneksi antara


Jaringan WAN dengan Service Provider.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

43

Network Technologies & Devices

Overview
Ethernet merupakan LAN Technology yang umumnya digunakan pada saat ini. Ethernet mendukung
bermacam-macam Network Media. Selain Ethernet, Network Technology yang lain adalah Token Ring
dan FDDI. Perangkat Jaringan (Network Devices) yang umumnya digunakan antara lain adalah
Repeater, Hub, Switch dan Router.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

44
Network Technology
Network Technology yang dapat dipergunakan dalam komunikasi Data antara lain adalah:
Ethernet

Token Ring

FDDI

Dikembangkan Xerox Corp

Populer setelah diterima sebagai standard IEEE 802.3

Kecepatan 10 Mbps

Menggunakan CSMA/CD

Dikembangkan oleh IBM, berdasarkan standard IEEE 802.5

Kecepatan 4 mbps dan 16 mbps

Menggunakan token passing scheme

menggunakan dengan kabel fiber optic

Tidak kompatibel dengan Ethernet, namun Ethernet dapat


dienkapsulasi dalam paket FDDI (Fiber Distributed Data Interface)

bukan merupakan standard IEEE

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

45
Sistem Penamaan Ethernet
Sistem penamaan Ethernet dibagi atas tiga bagian:

Keterangan:
Speed

Menjelaskan kecepatan transmisi data dalam Mbps.

Signal Method

Menjelaskan tipe transmisi yang digunakan.

Medium

Menjelaskan tipe media yang digunakan.


S, L, dan F= fiber optical cable
T = copper unshielded twisted pair).

Setiap ethernet memiliki identitas atau alamat yang unik. Alamat tersebut ditulis secara
permanent (tidak dapat diubah) dan sering disebut sebagai Media Access Control (MAC)
Address atau Physical/Hardware Address.

Tipe-Tipe Ethernet:

Ethernet (IEEE 802.3)


Merupakan teknologi Ethernet untuk koneksi Low-to-Medium Applications, dengan kecepatan
berkisar antara 10 Mbps seperti koneksi antara client (End-User Level)

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

46

Fast Ethernet (IEEE 802.3u)


Merupakan teknologi Ethernet untuk koneksi high-performance dengan kecepatan 100 Mbps
seperti koneksi antara client (End-User Level) dengan Server, untuk koneksi antara Server
dengan Jaringan Workgroup (Workgroup Level), atau pun untuk koneksi antara Server
dengan Backbone (Backbone Level),

Gigabyte Ethernet (IEEE 802.3z & 802.3ab)


Merupakan teknologi Ethernet untuk koneksi high-performance dengan kecepatan 1000
Mbps seperti koneksi dengan enterprise server (Workgroup Level), atau pun untuk koneksi
antara perangkat jaringan dengan Backbone (Backbone Level).
Terdapat dua tipe Gigabyte Ethernet, tipe IEEE 802.3z menggunakan media Fiber dan IEEE
802.3ab menggunakan media UTP.

Im plem en ta si Eth ern et pad a C am pu s Net work

Ethernet Operation
Network Interface Card (NIC) dengan teknologi, Ethernet bekerja pada Layer 1 dan Layer 2 pada
OSI Reference Model.
Sering juga dikenal dengan istilah Layer 2 Device

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

47
Ethernet merupakan shared-media broadcast technology. Metode Akses yang digunakan
Ethernet adalah Carrier Sense Multiple Access/Collision Detection (CSMA/CD).
Mekanisme Kerja CSMA/CD pada Ethernet adalah sebagai berikut:

Kemampuan Ethernet dalam mengirimkan(Transmit) dan menerima(Receive) data dibagi dalam


dua Kelompok:

Full duplex
Kemampuan mentransmisikan data secara bersamaan (Transmit and Receive) antara
sending station dan receiving station.

Half duplex
Kemampuan mentransmisikan data hanya satu arah saja (Transmit or Receive) antara
sending station dan receiving station.

10Base5 Ethernet

Diproduksi Tahun 1980, merupakan Ethernet generasi pertama.

Kemampuan transmisi data 10 Mbps melalui thick coaxial cable bus.

Maksimum panjang segment adalah 500 m.(1)

Maksimum perangkat tambahan (=Misalnya; Repeater) antar segment adalah 3(dua)


perangkat.

Topologi jaringan adalah Bus topology.

Karena menggunakan Coaxial Cable mekanisme transmisi data adalah half duplex.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

48

10Base2 Ethernet

Diproduksi Tahun 1985

Kemampuan transmisi data 10 Mbps melalui thin coaxial cable bus.

Menggunakan BNC Connector (T-Shaped Connector) dengan resistansi terminasi adalah 50


ohm. (1)

Minimum jarak antar end-station adalah 0.5 m. (2)

Jarak antara BNC Connector (T-Shaped Connector) dengan Ethernet adalah 4 cm.(3)

Maksimum panjang segment adalah 185 m. (4)

Maksimum perangkat tambahan (=Misalnya; Repeater) antar segment adalah 3(dua)


perangkat tambahan. (5)

Topologi jaringan adalah Bus topology.

Karena menggunakan Coaxial Cable mekanisme transmisi data adalah half duplex.

Collision Domain sangat besar.

Untuk mendapatkan performansi yang baik, jumlah maksimum


menggunakan 10BASE2 Ethernet adalah 30 Workstation per segment.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

workstation

yang

copyright@2006

49
10BaseT Ethernet

Dikenalkan pada Tahun 1990

Kemampuan transmisi data 10 Mbps melalui UTP Cable.

Menggunakan UTP Category 3 dan Concentrator (=Seperti: Hub/Switch)

Topologi jaringan adalah star topology.

Mekanisme Trasnmisi data adalah half-duplex, pada perkembangan selanjutnya fitur fullduplex ditambahkan.

Maksimum jarak segment adalah1 hingga 100 meter.

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

50

Regional Academy CNAP Pasundan Bandung

copyright@2006

Anda mungkin juga menyukai