Anda di halaman 1dari 1

SNI-1726-2002

Lampiran A
PENJELASAN

A.1 Ruang Lingkup


A.1.1
Dengan berlakunya Standar ini, pasal ini menekankan tidak berlakunya lagi
standar yang lama SNI 03-1726-1989. Hal ini adalah penting, karena menurut Standar ini
Gempa Rencana mempunyai perioda ulang 500 tahun, sedangkan menurut standar yang
lama perioda ulang tersebut hanya 200 tahun. Seperti diketahui, makin panjang perioda
ulang suatu gempa, makin besar juga pengaruh gempa tersebut pada struktur bangunan. Di
samping itu, di dalam Standar ini diberikan definisi baru mengenai jenis tanah yang
berbeda dengan menurut standar yang lama. Dengan demikian, jelas standar yang lama
tidak dapat dipakai lagi. Namun demikian, struktur gedung yang sudah ada yang ketahanan
gempanya telah direncanakan berdasarkan standar lama, ketahanan tersebut pada
umumnya masih memadai. Untuk itu dapat dikemukakan beberapa alasan. Pertama, faktor
reduksi gempa R menurut standar lama adalah relatif lebih kecil dari pada menurut Standar
ini. Misalnya untuk struktur daktail penuh menurut standar lama R = 6, sedangkan menurut
Standar ini R = 8,5, sehingga beban gempa yang harus diperhitungkan menurut standar
lama dan Standar ini saling mendekati. Kedua, dengan definisi jenis tanah yang baru,
banyak jenis tanah yang menurut standar lama termasuk jenis Tanah Lunak, menurut
Standar ini termasuk jenis Tanah Sedang, sehingga beban gempa yang perlu
diperhitungkan lebih saling mendekati lagi. Ketiga, gedung yang sudah ada telah menjalani
sebagian dari umurnya, sehingga dengan risiko yang sama terjadinya keruntuhan struktur
gedung dalam sisa umurnya, beban gempa yang harus diperhitungkan menjadi relatif lebih
rendah dari pada menurut Standar ini untuk gedung baru.
A.1.2
Pasal ini menyatakan, bahwa Standar ini tidak berlaku untuk bangunanbangunan yang disebut dalam pasal tersebut. Walaupun demikian, prinsip-prinsip pokok
yang ditetapkan dalam Standar ini berlaku juga untuk bangunan-bangunan tersebut, asal
disesuaikan tingkat daktilitasnya serta perilaku spesifik lainnya. Yang jelas, definisi jenis
tanah, peta wilayah gempa Indonesia dan spektrum respons berlaku umum.
A.1.3
Pasal ini secara singkat mengungkapkan falsafah perencanaan ketahanan
gempa dari suatu struktur gedung, yaitu bahwa akibat gempa yang kuat struktur mengalami
kerusakan berat, tetapi karena tidak runtuh dapat mencegah jatuhnya korban manusia,
sedangkan akibat gempa ringan sampai sedang kenyamanan penghunian tetap terjamin,
kerusakan yang terjadi masih dapat diperbaiki dan pelayanan vital fungsi gedung tetap
dapat berjalan.
A.3 Istilah dan notasi
A.3.1 Istilah
Dalam pasal ini ditetapkan pengertian berbagai jenis analisis yang dihadapi dalam
perencanaan ketahanan gempa struktur gedung, sehingga tidak ada interpretasi lain
mengenai analisis tersebut dari pada yang ditetapkan dalam pasal ini. Selanjutnya, dalam
pasal ini ditetapkan pengertian beban nominal, khususnya beban gempa nominal dalam
kaitannya dengan penggunaan cara Perencanaan Beban dan Kuat Terfaktor dalam
perencanaan kekuatan unsur struktur gedung. Dalam literatur Eropa, beban nominal
disebut beban karakteristik. Kemudian, di dalam pasal ini ditetapkan juga pengertian
38 dari 63

Anda mungkin juga menyukai