Kalimat itu meluncur dari mulut Asep dan menohok relung hati
Asih sehingga begitu membekas di dasarnya. Tak kuasa, Asih pun
mengangguk dan setuju atas usul suaminya.
Keesokan pagi, Asep dan Asih pun datang berdua ke rumah sakit
untuk menjenguk. Toko mereka ditutup hari itu. Mereka berdua
datang ke rumah sakit dengan membawa sebuah amplop tebal
berisikan uang sejumlah Rp 50 juta yang tadinya mereka siapkan
untuk berhaji. Keduanya tiba di rumah sakit dan menjumpai Kang
Endi dan keluarganya di sana. Usai membacakan doa untuk pasien,
keduanya datang kepada istri Kang Endi. Mereka serahkan
sejumlah uang tersebut, dan suasana menjadi haru seketika. Bagi
keluarga Kang Endi ini adalah moment dimana doa diijabah oleh
Tuhan. Sementara bagi Asep dan Asih, ini merupakan saat dimana
keikhlasan menolong saudara harus ditunjukkan. Lalu pulanglah
Asep dan Asih ke rumah setelah berpamitan kepada keluarga.
Uang itu kemudian segera dibawa oleh salah seorang anggota
keluarga ke bagian administrasi rumah sakit. Formulir kesediaan
menjalani operasi telah diisi. Besok pagi jam 08.00 operasi
pengangkatan tumor di sendi-sendi tulang Kang Endi akan
dilakukan.Alhamdulillah!
Esoknya Kang Endi sudah dibawa ke ruang operasi. Sebelum
dioperasi, dokter spesialis tulang yang selama ini menangani Kang
Endi sempat berbincang dengan keluarga. Doakan ya agar operasi
berjalan lancar dan Pak Endi semoga lekas sembuh! Kalau boleh
tahu, darimana dana operasi ini didapat? Dokter mencetuskan
pertanyaan tersebut, karena ia tahu sudah berhari-hari pasien tidak
jadi dioperasi sebab keluarga tidak mampu menyediakan dananya.
Istri Kang Endi menjawab, Ada seorang tetangga kami bernama
pak Asep yang membantu, Alhamdulillah dananya bisa didapat,
Dok!
Memangnya, beliau usaha apa? Kok mau membantu dana hingga
sebesar itu? Dibenak dokter, pastilah pak Asep adalah seorang
pengusaha sukses.
Dia hanya punya usaha toko kecil di dekat rumah kami. Saya saja
sempat bingung saat dia dan istrinya memberikan bantuan sebesar
itu! Istri Kang Endi menambahkan.
Di dalam hati, dokter kagum dengan pengorbanan pak Asep dan
istrinya. Hatinya mulai tergerak dan berkata,Seorang pak Asep
yang hanya punya toko kecil saja mampu membantu saudaranya.
Kamu yang seorang dokter spesialis dan kaya raya, tidak tergerak
untuk membantu sesama. Suara hati itu terus membekas dalam
dada pak dokter. Pembicaraan itu usai, dan dokter pun masuk ke
ruang operasi.
Alhamdulillah operasi berjalan sukses dan lancar. Ia memakan
waktu hingga 4 jam lebih. Semua tumor yang berada pada tulang
Kang Endi telah diangkat. Seluruh keluarga termasuk dokter dan
perawat yang menangani merasa gembira. Kang Endi tinggal
menjalani masa penyembuhan pasca operasi. Pak Asep masih
sering menjenguknya.
Suatu hari kebetulan pak dokter sedang memeriksa kondisi Kang
Endi dan pak Asep pun sedang berada di sana. Keduanya pun
berkenalan. Pak dokter memuji keluasan hati pak Asep. Pak Asep
hanya mampu mengembalikan pujian itu kepada Pemiliknya, yaitu
Allah Swt. Hingga akhirnya, pak dokter meminta alamat rumah
pak Asep secara tiba-tiba.