Anda di halaman 1dari 7

7.

Keterpengaruhan dari individu dan komuntas dalam pembuatan keputusan


yang berkaitan dengan kesehatan.
8. Pemanfaatan media dan teknologi komunikasi dalam menyebarluaskan
informasi kesehatan.
9. Pengubahan kondisi yang kondusif yang memungkin tumbuhnya kesehatan
manusia dan lingkungan.
10. Variasi interaksi dalam kerja kesehatan misalnya komunikasi dengan pasien di
klinik, self-help grup, mailings, hotlines, kampanye media massa hingga
penciptaan peristiwa.
11. Pendidikan kesehatan.
12. Pendekatan yang menekankan usaha mengubah perilaku audiens agar mereka
tanggap terhadap masalah tertentu dalam satuan waktu tertentu.
13. Seni dan teknik untuk menyebarluaskan informasi.
14. Proses kemitraan dengan partisipan berdasarkan dialog dua arah.
IV. Cakupan komunikasi kesehatan
Banyak sekali teori, model dan perspektif mengenai komunikasi kesehatan.
Namun, semua model teoritik maupun praktis itu meliputi:
1. Komunikasi persuasive atau komunikasi yang berdampak pada perubahan
perilaku kesehatan.
2. Factor-faktor psikologis individual yang mempengaruhi persepsi terhadap
kesehatan:

a. Stimulus (objek persepsi)>sese oragan dan pemaknaan stimulus (respons);

49

b. Bagaimana mengorganisir stimulus>berdasarkan aturan, schemata dan


label;
c. Interpretasi dan evaluasi berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dll;
d. Memory; dan
e. Recall.
TEORI YANG DIGUNAKAN ADALH TEORI PERSEPSI
3. Pendidikan kesehatan (health education), yang bertujuan memperkenalkan
perilaku hidup sehat melalui informasi dan pendidikan kepada individu
dengan menggunakan aktivitas material maupun terstuktur. Cakupan
pendidikan kesehatan meliputi;
a. Jenis pendidikan professional di bidang kesehatan meliputi;
b. Jenis pendidikan professional di bidang kesehatan (kurikulum dll)
c. Penjenjangan pendidikan profesi.
d. Pelatihan professional (jenis, jenjang dan kurikulum).
e. Pendidikan masyarakat (informal).
f. SDM pendidik.
g. Dll.
4. Pemasaran social yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mengubah
perilaku

positif

melalui

penerapan

prinsi-prinsip

pemasaran

dengan

menginterensi informasi kesehatan yang bermanfaat bagi komunitas.

5. Penyebaran informasi kesehatan; melalui media (sosialisasi informasi,


hiburan, opini, pemberitaan, dll).
6. Advokasi, pendampingan melalui komunitas, kelompok, atau media massa
yang bertujuan untuk memperkenalkan:
a. Kebijakan
b. Peraturan
c. Program-program untuk memperbaharui kesehatan
7. Resiko komunikasi, bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang benar
mengenai resiko yang dihadapi oleh masyarakat terhadap informasi mengenai

50

kesehatan, termasuk dampak penggunaan informasi yang salah mengenai


kesehatan, dan mengusulkan cara-cara untuk mengatasi kesalahan informasi.
8. Komunikasi dengan pasien meliputi informasi untuk seorang individu,
misalnya informasi yang berkaitanb dengan kondisi kesehatan individu,
bagaimana memaksimalkan perawatan, pemberian terapi, atau penyampaian
pendekatan alternative, termasuk dalam tema ini adalah bagaimana melayani
pasien secara komunikatif.
9. Informasi kesehatan untuk para konsumen satu aktifitas komunikasi yang
ditujukan kepada para individu-konsumen demi membantu individu untuk
memahami kesehatan indi-

vidu, bagaimana individu membuat keputusan yang berkaitan dengan


kesehatan individu, kesehatan keluarga, misalnya berhubungan dengan jasa
kesehatan, asuransi kesehatan, atau aspek pemeliharaan kesehatan jangka
panjang.
10. Merancang health entertain atau hiburan yang di dalamnya mengandung
informasi kesehatan, yang meliputi pilihan jenis hiburan yang dijadikan
sebagai event untuk mengkomunikasikan tema-tema mengenai kesehatan
individu maupun kesehatan masyarakat.
11. Komunikasi kesehatan yang interaktif yakni komunikasi kesehatan yang
dilakukan melalui media interaktif sehingga terjadinya dialog dan diskusi
antara sumber dengan penerima melalui media massa.
12. Strategi komunikasi, yang meliputi desain pilihan:
a. Komunikator kesehatan
b. Pesan-pesan kesehatan
c. Media kesehatan
d. Komunikasi kesehatan (audiens-sasaran komunikasi)
e. Mereduksi hambatan komunikasi

51

f. Menentukan atau memilih konteks komunikasi kesehatan dll. [Health


Communication Partnerships M/Mc Healt Communication Materials,
2004)
V. TUJUAN KOMUNIKASI KESEHATAN
1. Tujuan strategis
Pada umumnya program-program yang berkaitan dengan komunikasi
kesehatan yang dirancang dalam bentuk paket acara atau paket modul itu dapat
berfungsi untuk;
1. Relay information meneruskan informasi kesehatan dari suatu sumber
kepada pihak lain selain secara berangkai (Hunting)
2. Enable informed decision making-memberikan informasi akurat untuk
memungkinkan pengambilan keputusan.
3. Promote healthy behaviors informasi untuk memperkenalkan perilaku hidup
sehat.
4. Promote peer information exchange and emotional support mendukung
secara emosional informasi pertama dan mendukung secara emosional
pertukaran informasi kesehatan.
5. Promote self-care memperkenalkan pemeliharaan kesehatan diri sendiri.
6. Manage demand for health service memenuhi permintaan layanan kesehatan
2. Tujuan praktis
Menurut Taibi kahler (Kahler Communications), Washinton, D.C.
Courses Proccess Communication Model, 2003), sebenarnya secara praktis tujuan
khusus komunikasi kesehatan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui beberapa usaha pendidikan dan pelatihan agar dapat:
1. Meningkatkan pengetahuan yang mencakup:
a. Prinsip-prinsip dan proses komunikasi manusia.
b. Menjadi komunikator yang memiliki etos, patos, logos, kredibilitas dan
lain-lain.

52

c. Menyusun pesan verbal dan non-verbal dalam komunikasi kesehatan.


d. Memilih media yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan.
e. Menentukan segmen komunikan yang sesuai de-

ngan konteks komunikasi kesehatan.


f. Mengelola umpan-balik atau dampak pesan kesehatan yang sesuai dengan
kehendak komunikator dan komunikan.
g. Mengelola hambatan-hambatan dalam komunikasi kesehatan.
h. Mengenal dan mengelola konteks komunikasi kesehatan.
i. Prinsip-prinsip riset.
2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi efektif.
Praktis berbicara, berpidato, memimpin rapat, dialog, diskusi, negosiasi,
menyelesaikan konflik, menulis, membaca, wawancara, menjawab
pertanyaan, argumentasi dan lain-lain.
3. Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi.
a. Berkomunikasi yang menyenangkan, empati.
b. Berkomunikasi dengan kepercayaan pada diri.
c. Menciptakan kepercayaan public dan pemberdayaan public.
d. Membuat pertukaran gagasan dan informasi makin menyenangkan.
e. Memberikan apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yang baik
(Report of the Liberal Arts and Sciences Task Force, Truman State
University, 1994).
VI. MANFAAT MEMPELAJARI KOMUNIKASI KESEHATAN
Studi mengenai komunikasi ksehatan pada dasarnya

53

menghubungkan study komunikasi dengan kesehatan. Dalam artian itu maka studi
tentang kesehatan masyarakat ditambahkan satu tema penting yakni peranan
komunikasi, terutama strategi komunikasi dalam merancang dan menyebarluaskan
informasi kepada individu, keluarga, komunitas, organisasi, maupun masyarakat
umum sehingga kelompok dapat membuat keputusan yang tepat terhadap usaha
pemeliharaan kesehatan.
Pengetahuan komunikasi kesehatan, terutama hasil komunikasi kesehatan
yang efektif, dapat membantu kita untuk meningkatkan kesadaran tentang resiko
dan solusi terhadap masyalah kesehatan yang dihadapi masyarakat, juga
memberikan motivasi agar masyarakat dapat mengembangkan keterampilan untuk
mengurangi resiko tersebut. Sedangkan bagi komunitas, komunikasi kesehatan
dapat digunakan untuk mempengaruhi agenda public, mengadakan pendampingan
terhadap program dan kebijakan di bidang kesehatan, memperkenalkan perubahan
yang positif dalam lingkungan social dan ekonomi, politik, dan lingkungan
alamiah bagi pembaharuan kesehatan masyarakat serta layanan kesehatan
berdasarkan norma-norma social yang menguntungkan bagi kualitas hidup
manusia.
Secara praktis komunikasi kesehatan memberikan kontribusi bagi komunikasi
kesehatan, mencegah penyakit dalam suatu wilayah tertentu. Salah satu
pembaharuan atas itu, misalnya mempegaruhi situasi klinik berupa interaksi
antara personal maupun antara kelompok. Dalam teknologi komunikasi misalnya
mempengaruhi interaksi dan kerjasama antara provide-pasien. Provider-provider
dan diantara anggota.

54

Tim pemelihara kesehatan melalui pelatihan professional kesehatan dalam


kerangka membangun komunikasi yang efektif dengan pasien. Kolaborasi itu
dapat diperbaharui kalau semua pihak mempunyai kapasitas dalam melaksanakan
komunikasi yang baik.
Bidang lain yang juga diperhatikan adalah bagaimana menyebarluaskan
informasi tentang kesehatan kepada masyarakat melalui kampanye pendidikan
tentang kesehatan terhadap masyarakat agar mereka mengusahakan mencapai
perilaku hidup sehat. Menciptakan kesadaran, mengubah sikap, dan memberikan
motivasi kepada individu untuk mengedopsi perilaku yang direkomendasikan.
Kampanye

tersebut

secara

tradisional

mempunyai

kemampuan

melalui

komunikasi massa (seperti pengumuman tentang layanan kepada public melalui


papan billiboards, radio, dan televise) dan pesan pendidikan yang ada dalam
material tercetak seperti poster dan pamphlet. Bentuk kampanye yang telah
diintegrasikan ke dalam media massa dengan program-program berbasis
komunitas. Banyak kampanye telah menggunakan teknik pemasaran social.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka NCI Making Health Communication
Program Work: a Planners Guide (NIH Publication no. 92-1493, 1992), sangat
bermanfaat bagi kita untuk:
1. Memahami interaksi antara kesehatan dengan perilaku individu. Perlu

diketahui bahwa individu berada dalam situasi, yakni situasi biologis, perilaku
(psikologis) dan social kemasyarakatan (sosiologis dan antropologis). Ketiga
factor tersebut berpengaruh terhadap

55

Anda mungkin juga menyukai