DISUSUN OLEH
DISETUJUI OLEH
Volume
Bentuk
Kemasan
Waktu
Produk
5ml
Injeksi
Ampul
Pengolahan
19.00 22.00
Intravena
I.
II.
FORMULASI
R/
Natrium Thiosulfat
10 %
BAB III
MONOGRAFI
1. Natrium Thiosulfat
a. Pemerian
:
Hablur besar tidak berwarna atau serbuk hablur kasar. Dalam
udara lembab meleleh basah ; dalam hampa udara pada suhu di
atas 330 merapuh. ( FI IV, hal )
b. Kelarutan
:
Natrium Thiosulfat larut dalam 1:0.5 bagian air, praktis tidak larut
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
a. Pemerian
:
Hablur tidak berwarna ; tidak berbau : rasa asin . dalam udara kering
b.
c.
d.
e.
BAB IV
ASPEK FARMAKOLOGI
ADME
Natrium Thio Sulfat
Farmakologi :
Anidotum : Mekanisme yang paling penting dari keracunan sianida adalah
perubahan sianida nya tersebut menjadi ion thiocyrate yang non toksik. Reaksi
ini meliputi enzim rhodanse yang mengalamitransfer jaringan tubuh dalam
hati.
Kemampuan tubuh dalam menatralisir racun sianida respon nya sangat lambat
pada kadar sianida yang cukup tinggi, kecepatan reaksi enzim rhondanse ii
dapat di tingkatkan dengan mensuplai sumber sulfur di luar tubuh dengan cara
pemberian natrium thiosulfat.
Indikasi :
Pengobatan keracunan sianida yang akut bisa mengancam jiwa.
Efek samping :
Sakit kepala, disorientasi hipotensi.
Peringatan dan perhatian :
Kerusakan ginjal : resiko reaksi toksik terhadap obat ini mungkin lebih besar
pada pasien dengan gangguan pada ginjal.
Darah rendah atau hipotensi : dapat mengancam methmeglobin.
Interaksi obat :
Penelitian formal interaksi obat belum dilakukan
Dosis :
Dewasa : 50 ml Natrium Thiosulfat setelah pemberian nitrit
Anak : 1ml/kg berat badan dan tidak melebihi dosis total 50 ml.
BAB X
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2005. Farmaseutika. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Anonim. . Material Safety Data Sheet. Disodium hydrogen phosfat ( phosfat
MSDS) diakses 9 april 2015 www.msdsonline.com
Anonim. . Material Safety Data Sheet. Sodium dihidrogen phosfat ( phosfat
MSDS) diakses 9 april 2015 www.msdsonline.com
Ditjen POM.1995.FARMAKOPE INDONESIA
EDISI
IV.Jakarta