Anda di halaman 1dari 2

Latarbelakang

Menurut Sarwono (2003) menyatakan, bahwa seks bebas adalah segala


tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun
sesama jenis, mulai dari tingkah laku yang dilakukannya seperti sentuhan,
berciuman (kissing) berciuman belum sampai menempelkan alat kelamin yang
biasanya dilakukan dengan memegang payudara atau melalui oral seks pada
alat kelamin tetapi belum bersenggama (necking, dan bercumbuan sampai
menempelkan alat kelamin yaitu dengan saling menggesek-gesekan alat kelamin
dengan pasangan namun belum bersenggama (petting, dan yang sudah
bersenggama (intercourse), yang dilakukan diluar hubungan pernikahan.
Pengertian seks bebas menurut Kartono (1977) merupakan perilaku yang
didorong oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas
jika dibandingkan dengan sistem regulasi tradisional dan bertentangan dengan
sistem norma yang berlaku dalam masyarakat.
Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para remaja yang
terjerumus ke dalam lembah perzinahan/seks bebas, disebabkan terlalu jauhnya
kebebasan mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah kurangnya
pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan
wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal
dan lemahnya benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya budaya asing
tanpa penyeleksian yang ketat.
Hal itu dibuktikan dengan survei dari Komisi Nasional Perlindungan Anak
terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar di Indonesia tahun 2007 menunjukkan,
97% dari responden pernah menonton film porno, 93,7% pernah ciuman, petting,
dan oral seks, serta 62,7% remaja yang duduk di bangku SMP pernah
berhubungan intim, dan 21,2% siswi sekolah menengah umum pernah
menggugurkan kandungan. Hasil survei Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI) yang dilakukan pada 2003 di lima kota, di antaranya Surabaya,
Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta menyatakan bahwa sebanyak 85 persen
remaja berusia 13-15 tahun mengaku telah berhubungan seks dengan pacar
mereka. Ironisnya, hubungan seks itu dilakukan di rumah sendiri, rumah tempat
mereka berlindung dan sebagian besar mereka menggunakan alat kontrasepsi
yang dijual bebas, sebanyak 12 persen menggunakan metode coitus
interuptus(mengeluarkan sperma di luar organ intim wanita).

Secara umum ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas
dikalangan remaja yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual (sipilis,
HIV/AIDS, dll). Di Amerika Serikat setiap tahunnya hampir satu juta remaja
perempuan menjadi hamil dan sebanyak 3,7 juta kasus baru infeksi penyakit
kelamin diderita oleh remaja.
Maka dari itu diperlukan upaya penanggulangan dari segala pihak dengan
langkah upaya meningkatkan akses remaja terhadap informasi yang benar
dengan merangkul berbagai kalangan, termasuk media massa. Karena seks
bebas di kalangan remaja merupakan tanggung jawab kita bersama. Mereka
adalah asset yang harus kita bina mental dan moralitasnya. Budaya seks bebas
dan gaya hidup nyeleweng akibat adanya westernisasi harus kita kikis bersama.
Salah satu upaya untuk menanggulangi maraknya seks bebas di kalangan
remaja,

Anda mungkin juga menyukai