Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang
mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala
labolatorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk
mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran .
Destilasi merupakan salah satu metode pemisahan campuran yang
menggunakan prinsip perbedaan titik didih untuk pemisahannya. Destilasi
memiliki prinsip kerja utama dimana terjadi pemanasan dan salah satu komponen
campurannya akan menguap setelah mencapai titik didihnya, yang paling dahulu
menguap merupakan yang bersifat volatil atau mudah menguap. Uap tersebut
akan masuk ke dalam pipa pada kondensor (terjadi proses pendinginan) sehingga
terjadi tetesan yang turun ke Erlenmeyer yang disebut juga destilat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Destilasi Bertingkat?
2. Apa Sajakah Aplikasi dari Destilasi Bertingkat?
3. Apa Macam-Macam Kondensor dan Peruntukannya?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa dapat:
1. Mengetahui Pengertian Destilasi Bertingkat
2. Mengetahui Aplikasi dari Destilasi Bertingkat
3. Mengetahui Macam-Macam Kondensor dan Peruntukannya

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Destilasi Bertingkat
Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair dimana
zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak

berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Dengan perkataan
lain, destilasi ini bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu
campuran yang komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih relatif
kecil. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran aseton-metanol,
karbon tetra klorida-toluen, dan lain-lain. Pada proses destilasi bertingkat
digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada labu destilasi.
Tujuan dari penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap
campuran senyawa cair yang titik didihnya hampir sama/tidak begitu berbeda.
Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom fraksinasi menyebabkan uap yang
titik didihnya sama akan sama-sama menguap atau senyawa yang titik didihnya
rendah akan naik terus hingga akhirnya mengembun dan turun sebagai destilat,
sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai harga
titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalam labu
destilasi, yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga
titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes
sebagai destilat.
Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang
berdekatan. Pada dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki
kondensor yang lebih banya sehingga mampu memisahkan dua komponen yang
memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan
substan kimia yang lebih murni, kerena melewati kondensor yang banyak.
Sama prinsipnya dengan destilasi sederhana, hanya destilasi bertingkat ini
memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu
memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan.
Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama-sama mudah menguap dapat
dilakukan dengan destilasi bertingkat. Destilasi bertingkat sebenarnya adalah
suatu proses destilasi berulang. Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional.
Kolom fraksional terdiri atas beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi
pengembunan. Uap yang naik plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung

cairan yang lebih atsiri (mudah menguap) sedangkan cairan yang yang kurang
atsiri lebih banyak dalam kondensat.
B. Aplikasi dari Destilasi Bertingkat
Contoh destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air titik
didih alkohol adalah 78o C dan titik didih air adalah 100 o C. Campuran tersebut
dicampurkan dalam labu didih. Pada suhu sekitar 78o C alkohol mulai
mendidih tetapi sebagian air juga ikut menguap. Oleh karena alkohol lebih mudah
menguap, kadar alkohol dalam uap lebih tinggi daripada kadar alkohol dalam
campuran semula. Ketika mencapai kolom fraksionasi, uap mengembun dan
memanaskan kolom tersebut. Setelah suhu kolom mencapai 78o C, alkohol tak lagi
mengembun sehingga uap yang mengandung lebih banyak alkohol naik ke kolom
di atasnya, sedangkan sebagian air turun ke dalamlabu didih. Proses seperti itu
berulang beberapa kali ( bergantung pada banyaknya plat dalam kolom), sehingga
akhirnya diperoleh alkohol yang lebih murni.
Contoh lain dari Destilasi bertingkat adalah pemurnian minyak bumi, yaitu
memisahkan gas, bensin, minyak tanah, dan sebagainya dari minyak mentah.
Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi yang
telah dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak
mentah dapat dibedakan menjadi:
Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan
belerang rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).
Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan
belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar
meleleh.
Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen
utama alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana, aromatik, dan
senyawa anorganik. Meskipun kompleks, untungnya terdapat cara mudah untuk
memisahkan komponen-komponennya, yakni berdasarkan perbedaan nilai titik
didihnya. Proses ini disebut distilasi bertingkat. Untuk mendapatkan produk akhir
sesuai dengan yang diinginkan, maka sebagian hasil dari distilasi bertingkat perlu

diolah lebih lanjut melalui proses konversi, pemisahan pengotor dalam fraksi, dan
pencampuran fraksi.
C. Macam-Macam Kondensor dan Peruntukannya
Kondensor adalah alat untuk membuat kondensasi bahan pendingin gas
dari kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Untuk penempatanya
sendiri, kondensor ditempatkan diluar ruangan yang sedang didinginkan, agar
dapat membuang panasnya keluar. Kondensor merupakan jaringan pipa yang
berfungsi sebagai pengembunan. Refrigerant yang yang dipompakan dari
kompresor akan mengalami penekanan sehingga mengalir ke pipa kondensor,
kemudian mengalami pengembunan. Dari sini refrigerant yang sudah mengembun
dan menjadi zat cair akan mengalir menuju pipa evaporator.
Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger)
yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja.
Secara umum, terdapat 3 jenis kondensor yaitu :
1. Surface condenser
Prinsip kerja surface condenser Steam masuk ke dalam shell kondensor
melalui steam inlet connection pada bagian atas kondensor. Steam kemudian
bersinggungan dengan tube kondensor yang bertemperatur rendah sehingga
temperatur steam turun dan terkondensasi, menghasilkan kondensat yang
terkumpul pada hotwell.
Temperatur rendah pada tube dijaga dengan cara mensirkulasikan air yang
menyerap kalor dari steam pada proses kondensasi. Kalor yang dimaksud disini
disebut kalor laten penguapan dan terkadang disebut juga kalor kondensasi (heat
of condensation) dalam lingkup bahasan kondensor. Kondensat yang terkumpul di
hotwell kemudian dipindahkan dari kondensor dengan menggunakan pompa
kondensat ke exhaust kondensat.
Ketika meninggalkan kondensor,

hampir

keseluruhan

steam

telah

terkondensasi kecuali bagian yang jenuh dari udara yang ada di dalam sistem.
Udara yang ada di dalam sistem secara umum timbul akibat adanya kebocoran
pada perpipaan, shaft seal, katup-katup, dan sebagainya.
Udara ini masuk ke dalam kondensor bersama dengan steam. Udara dijenuhkan
oleh uap air, kemudian melewati air cooling section dimana campuran antara uap
dan udara didinginkan untuk selanjutnya dibuang dari kondensor dengan
4

menggunakan air ejectors yang berfungsi untuk mempertahankan vacuum di


kondensor.
Untuk menghilangkan udara yang terlarut dalm kondensat akibat adanya
udara di kondensor, dilakukan de-aeration. De-aeration dilakukan di kondensor
dengan memanaskan kondensat dengan steam agar udara yang terlalut pada
kondensat akan menguap. Udara kemudian ditarik ke air cooling section dengan
memanfaatkan tekanan rendah yang terjadi pada air cooling section. Air ejector
kemudian akan memindahkan udara dari sistem.
a. Horizontal kondenser
Air pendingin masuk konddensor melalui bagian bawah, kemudian masuk
ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas
masuk lewat bagian tengah kondenser dan keluar sebagai kondensat pada bagian
bawah kondensor.
b. Vertical condenser
Air pendingin masuk konddensor melalui bagian bawah, kemudian masuk
ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas
masuk lewat bagian atas kondenser dan keluar sebagai kondensat pada bagian
bawah kondensor.
Kekurangan dan Kelebihan Kondenser, yaitu:
Horizontal Kondenser
a) Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga relaif berukuran
kecil dan ringan
b) Pipa pendingin dapat dibuat dengan mudah
c) Bentuk sederhana dan mudah pemasangannya
d) Pipa pendingin mudah dibersihkan
Vertikal Kondenser
1) Harganya murah karena mudah pembuatannya.
2) Kompak karena posisinya yang vertikal dan mudah pemasangan
3) Bisa dikatakan tidak mungkin mengganti pipa pendingin, pembersihan
harus dilakukan dengan menggunakan deterjen
2. Direct-contact condenser
Direct-contact condenser mengkondensasikan steam dengan mencampurnya
langsung dengan air pendingin.
Direct-contact atau open condenser digunakan pada beberapa kasus khusus,
seperti :
o Geothermal powerplant
5

o Pada powerplant yang menggunakan perbedaan temperatur di air laut


(OTEC)
3. Spray Condenser
Pada spray condenser, pencampuran steam dengan air pendingin dilakukan
dengan jalan menyemprotkan air ke steam. Sehingga steam yang keluar dari
exhaust turbin pada bagian bawah bercampur dengan air pendingin pada bagian
tengah menghasilkan kondensat yang mendekati fase saturated. Kemudian
dipompakan kembali ke cooling Tower . Sebagian dari kondensat dikembalikan ke
boiler sebagai feedwater. Sisanya didinginkan, biasanya didalam dry- (closed-)
cooling tower . Air yang didinginkan pada Cooling tower disemprotkan ke
exhaust turbin dan proses berulang.
Berdasarkan bentuknya kondensor dibedakn menjadi tiga, yaitu:
1. Condenser Liebig
Nama pendingin Liebig diambil dari nama seorang ahli kimia organik
Jerman abad ke-19, Justus von Liebig (1803-1873). Pendingin yang biasa
digunakan untuk skala laboratorium ini terdiri dari dua tabung tabung bagian
dalam merupakan tabung yang dilalui uap panas yang akan dikondensasikan
dan tabung bagian luar berperan sebagai jaket pendingin yang dialiri air dingin
secara terus-menerus. Dengan demikian air dapat menyerap panas yang lebih
banyak. Sirkulasi air yang konstan dalam jaket akan menjaga temperatur
pendingin selalu konstan.
Telah diketahui lebih dari satu abad bahwa Liebig bukanlah penemu
sebenarnya dari peralatan laboratorium sederhana ini. Pada awal 1896, George
Kalhbaum mencatat bahwa pendingin seperti ini dipakai pertama kali pada
1771 oleh seorang ahli kimia Jerman yang bernama Chsistian Ehrenfried
Weigel (1748-1831), jauh sebelum Liebig memakainya. Beberapa tahun
kemudian Max Speter menambahkan dua orang yang juga dianggap sebagai
penemu alat ini. Keduanya bekerja secara terpisah, yaitu P. J. Poisonnier dari
Perancis pada tahun 1779 dan ahli kimia Finlandia Johan Gadolin (1760-1852)
pada tahun 1791.
Pada desain asli dari Weigel, batas diantara tabung bagian dalam dan
bagian luar pada pendingin air ini terbuat dari timah atau seng, dan tabung
distilasi gelas berada di dalam tabung logam bagian dalam sehingga tidak

mengalami kontak langsung dengan air pendingin. Beberapa pengembangan


terhadap desain Weigel ini dilakukan oleh seorang ahli farmasi Jerman Johann
Gttling (1755-1809) pada tahun 1794, dan oleh Liebig pada 1843. Liebig
menghilangkan tabung logam bagian dalam dan meruncingkan ujung jaket
pendingin sehingga tabung gelas distilasi dapat ditempelkan secara langsung
pada jaket logam bagian luar dengan sumbat atau karet. Dengan desain ini
tabung distilasi dapat mengalami kontak secara langsung dengan air
pendingin.
Liebig kondensor adalah desain kondensor sederhana yang digunakan
untuk mendinginkan dan memadatkan uap panas sebagai bagian dari alat
penyulingan. Ini 300 mm kondensor memiliki ban dalam lurus yang melewati
uap kondensasi melalui dan jaket luar yang besar bahwa air pendingin
melewati.
Kondensor Liebig ini dirancang untuk dihubungkan ke komponen lain
menggunakan sumbat karet. Bagian atas (inlet) tabung memiliki diameter
dalam sekitar 17 mm yang cocok dengan No. 2 karet stopper. Gunakan dengan
berdiri cincin dan klem dukungan.
2. Vigreux Kolom
Kolom Vigreux adalah jenis kondensor udara di mana blower kaca telah
diubah tabung sederhana untuk menyertakan kelimpahan lekukan menunjuk
ke bawah, sehingga secara dramatis meningkatkan luas permukaan per satuan
panjang dari kondensor.
Fungsi kolom vigreux pada destilasi fraksionasi adalah : sebagai
penyambung

atau

penghubung

yang

merupakan

tempat

terjadinya

pengembunan dan penguapan secara bertingkat, atau sebagai tempat yang


dilalui oleh uap dan kondensat untuk menjadi destilat. Kolom vigreux juga
dapat mengatur keseimbangan suhu.
3. Condensor Graham
Sebuah kondensor Graham (juga Graham atau Inland Revenue kondensor)
memiliki spiral coil pendingin berjaket menjalankan panjang kondensor yang
berfungsi sebagai jalur uap / kondensat.
4. Condensor Dimroth
7

Kondensor ini memiliki spiral ganda di mana pendingin mengalir


sedemikian rupa sehingga inlet dan outlet pendingin keduanya di atas. Uap
perjalanan melalui jaket dari bawah ke atas. Dimroth kondensor lebih efektif
daripada kondensor koil konvensional. Mereka sering ditemukan di rotary
evaporator.

Gambar Condenser Liebig

Gambar kondensor Vigreux


Kolom

Gambar Condensor Graham

Gambar Condensor
Dimroth

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Destilasi
Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair dimana
zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak
berbeda jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Dengan perkataan
lain, destilasi ini bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu
campuran yang komponen-komponennya memiliki perbedaan titik didih relatif
kecil. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran aseton-metanol,
karbon tetra klorida-toluen, dan lain-lain. Pada proses destilasi bertingkat
digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada labu destilasi.

1)
2)
3)
4)

Kondensor
Berdasarkan bentuknya kondensor dibedakan menjadi empat, yaitu:
Condenser Liebig
kondensor Vigreux Kolom
Condensor Dimroth
Condensor Graham

B. Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan dan kesalahan, maka dari itu kami sangat mengharapkan bantuan dari
dosen pembimbing agar kiranya memberikan kritikan maupun saran yang sifatnya
membangun demi kelengkapan materi tugas kali ini.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. dapat diakses di: http://jasakalibrasi.net/pengertian-destilasi-dalam-ilmukimia.pdf
Anonim. Dapat diakses di: http://www.chem-is-try.
org/tokoh_kimia/justus_von_liebig_bapak_kimia_agrikultur.pdf
Anonim. Dapat diakses di: http://www.hometrainingtools.com/liebigcondenser/p/CE-LCON300.pdf
Anonim. Dapat diakses di: http://en.wikipedia.org /Condenser_(laboratory).pdf

Anonim. Dapat diakses di: skripsitip.staff.ub.ac.id/files/2014/08/Adha-Dwi-PujoWaskito.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai