Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
dan
selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik,
ion-ion
merupakan atom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air,
asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya
berbentuk asam, basa atau garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi
sebagai elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi atau
tekanan
rendah.
Elektrolit
kuat
identik
dengan asam, basa,
dan garam kuat. Elektrolit merupakan senyawa yang berikatan ion dan
kovalen polar. Sebagian besar senyawa yang berikatan ion merupakan
elektrolit sebagai contoh ikatan ion NaCl yang merupakan salah satu jenis
garam yakni garam dapur. NaCl dapat menjadi elektrolit dalm bentuk
larutan dan lelehan. atau bentuk liquid dan aqueous. sedangkan dalam
bentuk solid atau padatan senyawa ion tidak dapat berfungsi sebagai
elektrolit.
Elektrolit yang terdapat pada cairan tubuh akan berada dalam
bentuk ion bebas (free ions). Secara umum elektrolit dapat diklasifikasikan
menjadi 2 jenis yaitu kation dan anion. Jika elektrolit mempunyai muatan
positif (+) maka elektrolit tersebut disebut sebagai kation sedangkan jika
elektrolit tersebut mempunyai muatan negatif (-) maka elektrolit tersebut
disebut sebagai anion. Contoh dari kation adalah natrium (Na +) dan
nalium (K+) & contoh dari anion adalah klorida (Cl - ) dan bikarbonat
(HCO3- ). Elektrolit - elektrolit yang terdapat dalam jumlah besar di dalam
tubuh antara lain adalah natrium (Na+), kalium (K+ ), kalsium (Ca+),
magnesium (Mg+), klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-) dan
sulfat (SO42-). Di dalam tubuh manusia, kesetimbangan antara air (H2O) elektrolit diatur secara ketat agar sel-sel dan organ tubuh dapat berfungsi
dengan baik. Pada tubuh manusia, elektrolit-elektrolit ini akan memiliki
fungsi antara lain dalam menjaga tekanan osmotik tubuh, mengatur
pendistribusian cairan ke dalam kompartemen badan air (bodys fluid
compartement), menjaga pH tubuh dan juga akan terlibat dalam setiap
reaksi oksidasi dan reduksi serta ikut berperan dalam setiap proses
metabolisme.
Natrium (Na+)
Di dalam produk pangan atau di dalam tubuh, natrium biasanya
berada dalam bentuk garam seperti natrium klorida (NaCl). Di dalam
molekul ini, natrium berada dalam bentuk ion sebagai Na.
Diperkirakan hampir 100 gram dari ion natrium (Na+ ) atau ekivalen
dengan 250 gr NaCl terkandung di dalam tubuh manusia. Garam natrium
merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh dengan
minimum kebutuhan untuk orang dewasa berkisar antara 1.3-1.6 gr/hari
(ekivalen dengan 3.3-4.0 gr NaCl/hari). Setiap kelebihan natrium yang
terjadi di dalam tubuh dapat dikeluarkan melalui urin & keringat. Hampir
semua natrium yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di
dalam soft body tissue dan cairan tubuh. Ion natrium (Na+ ) merupakan
kation utama di dalam cairan ekstrasellular (ECF) dengan konsentrasi
berkisar antara 135-145 mmol/L. Ion natrium juga akan berada pada
cairan intrasellular (ICF) namun dengan konsentrasi yang lebih kecil yaitu
3 mmol/L. Sebagai kation utama dalam cairan ekstrasellular, natrium
akan berfungsi untuk menjaga keseimbangan
cairan di dalam tubuh, menjaga aktivitas saraf , kontraksi otot dan juga
akan berperan dalam proses absorpsi glukosa. Pada keadaan normal,
natrium (Na+ ) bersama dengan pasangan (terutama klorida, Cl - ) akan
memberikan kontribusi lebih dari 90% terhadap efektif osmolalitas di
dalam cairan ekstrasellular.
Nilai normal dalam serum :
Dewasa
135 145 mEq/L
Anak
135 145 mEq/L
Bayi
134 150 mEq/L
Nilai normal dalam urin :
40 - 220 mEq/L/24 jam
Penurunan Na terjadi pada diare, muntah, cedera jaringan, bilas lambung,
diet rendah garam, gagal ginjal, luka bakar, penggunaan obat diuretik
(obat untuk darah tinggi yang fungsinya mengeluarkan air dalam tubuh).
Peningkatan Na terjadi pada pasien diare, gangguan jantung kronis,
dehidrasi, asupan Na dari makanan tinggi, gagal hepatik (kegagalan
fungsi hati), dan penggunaan obat antibiotika, obat batuk, obat golongan
laksansia (obat pencahar). Sumber garam Na yaitu: garam dapur, produk
awetan (cornedbeef, ikan kaleng, terasi, dan Iain-Iain.), keju,/.buah ceri,
saus tomat, acar, dan Iain-Iain.
Kalium (K+)
Merupakan ion bermuatan positif (kation) utama yang terdapat di
dalam cairan intrasellular (ICF) dengan konsentrasi 150 mmol/L. Sekitar
90% dari total kalium tubuh akan berada di dalam kompartemen ini.
Sekitar 0.4% dari total kalium tubuh akan terdistribusi ke dalam
ruangan vascular yang terdapat pada cairan ekstraselular dengan
konsentrasi antara 3.5-5.0 mmol/L. Konsentrasi total kalium di dalam
tubuh diperkirakan sebanyak 2g/kg berat badan. Namun jumlah ini dapat
bervariasi bergantung terhadap beberapa faktor seperti jenis kelamin,
umur dan massa otot (muscle mass). Kebutuhan minimum kalium
diperkirakan sebesar 782 mg/hari. Di dalam tubuh kalium akan
Anak
Bayi
asam-basa tubuh. Bersama dengan ion natrium (Na +), ion klorida juga
merupakan ion dengan konsentrasi terbesar yang keluar melalui keringat.
Calcium (Ca2+)
Fungsi utama kalsium adalah sebagai penggerak dari otot-otot,
deposit utamanya berada di tulang dan gigi, apabila diperlukan, kalsium
ini dapat berpindah ke dalam darah. Sumber : susu dengan kalsium
tinggi, ikan dengan tulang, sayuran, dll.
Magnesium (Mg+)
Berperan penting dalam aktivitas elektrik jaringan, mengatur
pergerakan Ca2+ ke dalam otot serta memelihara kekuatan kontraksi
jantung dan kekuatan pembuluh darah tubuh.
Elektrolit terlarut dalam tiga bagian utama dari cairan tubuh:
Cairan dalam sel
Cairan dalam ruang di sekeliling sel
Darah (elektrolit terlarut dalam serum, yang merupakan bagian cair
dari darah).
Kadar normal elektrolit dalam cairan tersebut bervariasi. Beberapa sel
ditemukan dalam konsentrasi tinggi di dalam sel dan dalam konsentrasi
rendah di luar sel. Elektrolit lainnya ditemukan dalam konsentrasi rendah
di dalam sel dan dalam konsentrasi tinggi di luar sel. Untuk dapat
berfungsi secara baik, tubuh harus menjaga konsentrasi elektrolit pada
masing-masing bagian tubuh tersebut dalam rentang yang sangat
terbatas. Hal itu dilakukan dengan cara memindahkan elektrolit ke dalam
atau keluar sel. Ginjal menyaring elektrolit dalam darah dan membuang
elektrolit secukupnya ke dalam air kemih untuk mempertahankan
keseimbangan antara asupan dan pembuangan elektrolit harian.
Konsentrasi elektrolit dapat diukur dalam contoh darah atau air kemih di
laboratorium. Pengukuran konsentrasi elektrolit darah dilakukan untuk
menemukan adanya kelainan atau untuk mengetahui respon terhadap
pengobatan. Elektrolit yang paling sering terlibat dalam gangguan
keseimbangan garam adalah natrium, kalium, kalsium, fosfat dan
magnesium. Kadar klorida dan bikarbonat juga biasa diukur. Konsentrasi
klorida darah biasanya sejalan dengan konsentrasi natrium darah dan
bikarbonat terlibat pada gangguan keseimbangan asam basa.
Elektrolit utama dalam tubuh:
Ion positif
: Natrium (Na+); Kalium (K+); Kalsium (Ca2+); Magnesium
(Mg+).
Ion negatif
Defisit Cairan
Faktor Resiko
1.
Kehilangan cairan
berlebih
a.
Muntah
b.
Diare
c.
Pengisapan lambung
d.
Drainase/ sekresi dari luka/
Fistula
e.
Keringat berlebih
2.
Asupan
cairan
yang
3.
Nilai Laboratorium
Penurunan hematokrit
Penurunan hemoglobin
Penurunan BUN
Peningkatan CVP
4.
Gangguan sirkulasi
a.
Gagal jantung
b.
Gagal ginjal
c.
Sirosis hati
Tanda klinis
Kehilangan berat badan
(mungkin juga penambahan
berat
badan
pada
kasus
perpindahan cairan ke lokasi
ketiga)
2% (ringan)
5% (sedang)
8% (berat)
Edema perifer
Nadi kuat dan frekuensi
nadi meningkat
Peningkatan
CVP
dan
tekanan darah
Bunyi
nafas
rales,
dispnea, nafas pendek
Pengeluaran
cairan
melebihi asupan
Kemungkinan
terjadi
oliguria dan penurunan berat
jenis urine (< 1,003)
Vena leher terdistensi
dan kencang
Lambatnya pengosongan
vena
pada
saat
tangan
diangkat
Konfusi mental
Edema
Pada kasus kelebihan cairan, jumlah cairan dan natrium yang
berlebihan dalam kompartemen ekstraseluler meningkatkan tekanan
osmotik. Akibatnya, cairan keluar dari sel sehingga menimbulkan
penumpukan cairan dalm ruang interstitial (Edema).Edema yang sering
terlihat disekitar mata, kaki dan tangan. Edema dapat bersifat lokal atau
menyeluruh, tergantung pada kelebihan cairan yang terjadi. Edema dapat
terjadi ketika adapeningkatan produksi cairan interstisial/ gangguan
perpindahan cairan interstisial. Hal ini dapat terjadi ketika:
a.
Permeabilitas kapilermeningkat (mis., karena luka bakar, alergi yang
menyebabkan perpindahan cairan dari kapiler menuju ruang
interstisial).
b.
Peningkatan hidrostatik kapiler meningkat (mis., hipervolemia,
obstruksi
d.
Kelebihan steroid.
Kelainan Elektrolit
Ada dua macam kelainan elektrolit yang terjadi ; kadarnya terlalu
tinggi (hiper) dan kadarnya terlalu rendah (hipo). Peningkatan kadar
konsentrasi
Natrium
dalam
plasma
darah
atau
disebut hipernatremia akan mengakibatkan kondisi tubuh terganggu
seperti kejang akibat dari gangguan listrik di saraf dan otot tubuh.
Natrium yang juga berfungsi mengikat air juga mengakibatkan
meningkatnya tekanan darah yang akan berbahaya bagi penderita yang
sudah menderita tekanan darah tinggi. Sumber natrium berada dalam
konsumsi makanan sehari-hari kita; garam, sayur-sayuran dan buahbuahan banyak mengandung elektrolit termasuk natrium.
Banyak kondisi yang mengakibatkan meningkatnya kadar natrium
dalam plasma darah. Kondisi dehidrasi akibat kurang minum air, diare,
muntah-muntah, olahraga berat, sauna menyebabkan tubuh kehilangan
banyak air sehingga darah menjadi lebih pekat dan kadar natrium secara
relatif juga meningkat. Adanya gangguan ginjal seperti pada penderita
Diabetes dan Hipertensi juga menyebabkan tubuh tidak bisa membuang
natrium yang berlebihan dalam darah. Makan garam berlebihan serta
penyakit yang menyebabkan peningkatan berkemih (kencing) juga
meningkatkan kadar natrium dalam darah.
Sedangkan hiponatremia atau menurunnya kadar natrium dalam
darah dapat disebabkan oleh kurangnya diet makanan yang mengandung
natrium, sedang menjalankan terapi dengan obat diuretik (mengeluarkan
air kencing dan elektrolit), terapi ini biasanya diberikan dokter kepada
penderita hipertensi dan jantung, terutama yang disertai bengkak akibat
tertimbunnya cairan. Muntah-muntah yang lama dan hebat juga dapat
menurunkan kadar natrium darah, diare apabila akut memang dapat
menyebabkan hipernatremia tapi apabila berlangsung lama dapat
mengakibatkan hiponatremia, kondisi darah yang terlalu asam (asidosis)
baik karena gangguan ginjal maupun kondisi lain misalnya diabetes juga
dapat menjadi penyebab hiponatremia. Akibat dari hiponatremia sendiri
relatif sama dengan kondisi hipernatremia, seperti kejang, gangguan otot
dan gangguan syaraf.
Disamping natrium, elektrolit lain yang penting adalah kalium.
Fungsi kalium sendiri mirip dengan natrium, karena kedua elektrolit ini
ibarat kunci dan anak kunci yang saling bekerja sama baik dalam
mengatur keseimbangan osmosis sel, aktivitas saraf dan otot serta
keseimbangan asam basa.