1.
Pengertian
Swasembada
Pangan
Istilah swasembada pangan mulai kita kenal sejak tahun 1964 waktu
IPB dengan persetujuan Dinas Pertanian Rakyat dalam skala kecil (25-50
Ha) melakukan proyek Swa- Sembada Bahan Makanan (SSBM) dengan
mengerahkan anggota Staf Pengajar Fakultas Pertanian IPB di Karawang
Kulon,
Kab.
Karawang.
antara
lain:
pangan,
penganekaragaman
pangan,
pencegahan
dan
rangka
menciptakan
perdagangan
pangan
yang
jujur
dan
bertanggungjawab.
c) PP Nomor 28 Tahun 2004 yang mengatur tentang keamanan,
mutu dan gizi pangan, pemasukan dan pengeluaran pangan ke wilayah
Indonesia,
pengawasan
dan
pembinaan
serta
peran
masyarakat
yaitu
1.
Kecukupan
ketersediaan
pangan
2.
Stabilitas
ketersediaan
pangan
3.
Fluktuasi
4.
dari
musim
Aksesibilitas
ke
musim
atau
dari
keterjangkauan
tahun
terhadap
ke
tahun
pangan
Kebijakan
memenuhi
Pemerintah
swasembada
pangan
di
Indoneisa
Indonesia
pemerintah
cukup
besar
yang
melanjutkan
program
intensifikasi
dan
Tetapi
kenyataannya
berbeda,
petani
Indonesia
masih
perlu
mencapai
sekitar
95%.
berdasarkan ARAM III (Juni 2009) produksi padi telah mencapai 63,8 juta
ton atau mencapai 100,5 % dari target tahun 2009. Peningkatan produksi
ini telah menempatkan Indonesia meraih kembali status swasembada
beras sejak tahun 2007.
Namun pada periode tahap II RPJMN yakni 2010-2014 berbagai kalangan
menganggap
kinerja
kementrian
pertanian
dalam
mewujudkan
Kondisi
Swasembada
Pangan
di
Indonesia
Saat
Ini
Sepanjang tahun 2013, harga beras relatif stabil. Nyaris tak ada gejolak
harga yang berarti. Tahun ini, pengadaan beras oleh Bulog mencapai 3,45
juta ton, dan stok beras di gudang Bulog hingga akhir tahun di atas 2 juta
ton. Lebih dari cukup untuk menjamin harga beras tetap stabil. Ini tidak
lepas dari keberhasilan pemerintah dalam menggenjot produksi padi
hingga mencapai 70,87 juta ton gabah kering giling (angka ramalan II
BPS) tahun ini. Moncernya kinerja Bulog dalam menyerap gabah/beras
produksi petani juga mendukung. Sehingga, harga beras stabil dan stok
beras lebih dari cukup hingga akhir tahun tanpa ada impor. Meskipun
begitu kesejahteraan petani tidak menunjukkan menjadi lebih baik, tetapi
tetap
seperti
itu
saja.
Hambatan
urbanisasi,
terhadap
tata
dan
kelola
pertumbuhan
penduduk
bidang
secara
agro
membawa
keseluruhan.
dampak
Program
Selain itu pemerintah yang masih membuka jalur impor juga menjadikan
hambatan
tersendiri
bagi
Indonesia
untuk
mencapai
swasembada
Kesimpulan
pemerintahnya
terlebih
dahulu
harus
lebih
memperhatikan