1.
TUJUAN PERCOBAAN
Tegangan tinggi bolak balik diperlukan antara lain untuk pengujian rugi rugi
dielektrik. Pengujian korona, pengujian dielektrik dan pengujian ketahanan peralatan terhadap
tegangan tinggi bolak balik. Selain untuk pengujian, tegangan tinggi bolak balik
dibutuhkan juga untuk pembangkitan tegangan tinggi searah dan pembangkitan tegangan
tinggi impuls. Untuk membangkitkan tegangan tinggi AC digunakan trafo uji.
2.
2.
Membandingkan hasil pengukuran dari berbagai alat ukur tegangan tinggi AC.
3.
AT = Autotrafo
TU = Trafo Uji
EB = Elektroda bola standar
Rp = Tahanan peredam
Prosedur percobaan :
1.
2.
Mula mula jarak sela bola dibuat 1 cm. Dari tabel standar ditentukan tegangan
tembus sela bola untuk jarak sela 1 cm, misalkan = Vs. Seandainya nanti sela bola
tembus listrik maka tegangan pada sela bola saat itu adalah :
= Vs .
3.
4.
5.
Input tegangan TU dinaikan secara bertahap sampai terjadi percikan pada sela bola.
Terjadinya percikan pertanda bahwa tegangan yang dibangkitkan sudah mencapai
(
).
6.
Pada saat yang bersamaan, tegangan primer trafo uji dicatat, misalkan
7.
Saklar utama ( ) dan saklar sekunder ( ) dibuka. Prosedur di atas diulang empat
kali lagi, sehingga diperoleh lima harga
8.
untuk menghasilkan
Setelah prosedur di atas selesai, dilakukan lagi pengukuran untuk jarak sela bola 1,2
cm, dan 1,4 cm.
9.
10. Harga rata rata tegangan primer trafo uji ( ) dihitung, sehingga diperoleh data
yang menyatakan hubungan tegangan primer dengan tegangan sekunder.
11. Setelah selesai, saklar primer ( ) dibuka.
3.
HASIL PENGUKURAN
T = 25,5 C
= 0,98
P = 759,1 mmHg
(V)
S (cm)
Vs (kV)
(kV)
1
Rata rata
31,7
31,066
37
42
42
37
42
40
1,2
37,4
36,652
45
45
47
47
45
45,8
1,4
42,9
42,042
55
56
57
52
56
55,2
4.
ANALISIS DATA
Menentukan hubungan tegangan primer dan sekunder trafo uji dengan elektroda bola
standar.
Mencari nilai K
K=1
Dimana : a = 2,2 x
= 0,585
= 0,568
= 0,596
= 0,583
K rata rata =
5.
KESIMPULAN
Jika jarak sela bola semakin besar maka tegangan tembus akan semakin besar.
Tegangan primer berbanding lurus dengan tegangan sekunder.
Nilai K rata rata = 0,583
GRAFIK
Berikut adalah grafik yang mempresentasikan Tabel 1.
55,2
50
40
40
30
20
V1
10
54,4
60
45,8
Tegangan (KV)
60
Tegangan (V)
6.
50
40
31,06
36,65
30
20
V2
10
0
1
1,2
1,4
1,2
(a)
(b)
Gambar 1.2. Grafik : (a).
1,4
, (b).
1. Gambar kurva yang menyatakan hubungan tegangan primer trafo uji dengan hasil
pengukuran elektroda bola standar.
-
Terlampir
2. Dengan mengacu kepada hasil tersebut pada butir 1 di atas, hitunglah faktor k,
induktansi bocor dan kapasitansi trafo uji.
-
3. dasdasd
4. Sebutkan faktor faktor yang mempengaruhi ketelitian pengukuran dengan elektroda
bola standar, pembagi tegangan resistif, kapasitif, dan metode Chubb & Fortesque.
Hasil pengukuran tergantung pada harga rata rata arus dan bentuk
gelombang.
Keuntungan
- Harganya murah
- Sudah ada standart pengukuran
- Tidak membutuhkan perhitungan rumit
Kerugian
Keuntungan
- Tegangan tinggi yang diukur terbatas, karena terbatasnya arus yang mengalir
melalui resistor.
- Adanya arus bocor
- Kesalahan ukur terjadi karena resistor tidak murni da mengandung
kapasitansi sasar.
Keuntungan
Keuntungan
Kerugian
tidak ada ?
Apa yang terjadi jika kedua dioda tidak dipasang anti pararel?
Akan mengalir arus dikedua dioda, sehingga arus yang di ukur ammeter menjadi
tidak akurat dan tidak teliti akibat adanya arus yang terbagi.
c.
terhubung singkat ?
Maka seluruh arus akan mengalir pada dioda yang terhubung singkat, akibatnya
amperemeter akan menunjukkan angka nol.
7. Dalam metode Chubb & Fortesque, arus pemuat maksimal 1,5 mA. Jelaskan mengapa
besar arus pemuat tersebut harus dibatasi.
-
Arus pemuat harus dibatasi karena apabila arus pemuat terlalu besar, maka mili
amperemeter yang digunakan akan rusak karena melebihi nilai arus yang mampu
diukurnya.
8. Buktikan bahwa pada pengukuran tegangan tinggi bolak balik dengan metode Chubb
& Fortesque, tegangan yang diukur adalah :
V=
Tentukanlah spesifikasi kapasitor jika alat ukur ini dirancang untuk mengukur
tegangan 100 kV dan arus pengukuran tidak boleh melebihi 1,5 mA.
( )
)
Vmax = Veff x
C=
= 1,06 X
9. Mengapa susunan elektroda bola yang digunakan dalam pengukuran tegangan tinggi
disusun vertikal, bukan horizontal?
-
Dengan menyusun elektroda bola secara vertikal, maka kita dapat meminimalisir
kapasitansi sasar sehingga hasil pengukuran lebih akurat.
(a)
(b)
BAB II
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN
TEGANGAN TINGGI DC
1.
TUJUAN PERCOBAAN
Tegangan tinggi arus searah diperlukan antara lain untuk pengujian korona, pengujian
kekuatan dielektrik dan pengujian ketahanan peralatan terhadap tegangan tinggi arus searah.
Selain untuk pengujian. Tegangan tinggi arus searah dibutuhkan juga untuk pembangkitan
tegangan tinggi impuls. Tegangan tinggi searah diperoleh dengan menyearahkan tegangan
tinggi bolak balik.
Tegangan tinggi searah dapat dibangkitkan dengan :
1.
2.
2.
3.
4.
Metode ammeter.
Ada tiga hal yang akan diamati dalam percobaan ini, yaitu :
1.
2.
3.
Membandingkan
tegangan
keluaran
penyearah
setengah
gelombang
tanpa
2.
(a)
(b)
Prosedur Percobaan :
1.
2.
3.
3.
4.
5.
Selanjutnya prosedur di atas dilakukan untuk jarak sela elektroda 1,2 cm dan 1,4 cm.
HASIL PENGUKURAN
(kV)
1
Rata - rata
95,3
97
97
99,1
99,4
97,56
1,2
101,3
107,4
100,8
111,9
113,4
106,96
1,4
106,4
104,9
109,1
108,3
107,2
107,18
(kV)
1
Rata - rata
121,8
123,7
121,5
126,2
124,8
123,6
1,2
141,4
145,8
151,9
150,6
148,9
147,72
1,4
163,1
164,5
163,0
169,7
162,1
164,48
4.
ANALISIS DATA
(a)
(b)
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa daerah AB memiliki garis medan yang lebih rapat
daripada garis medan di daerah BC, sehingga kuat medan di daerah AB lebih besar
dibandingkan di daerah BC.
Pada suatu saat daerah AB sudah terionisasi, maka terjadi banjiran elektron dan ion
positif. Sedangkan pada daerah BC belum terjadi. Karena elektron lebih ringan dari pada
muatan positif, maka kecepatannya juga lebih besar sehingga akan meninggalkan ion positif
pada daerah AB dan membentuk banjiran ion positif. Hal ini seakan akan menambah
muatan positif pada jarum , sehingga pada jarum positif
5.
KESIMPULAN
Untuk elektroda jarum piring, polaritas jarum positif memiliki tegangan tembus yang
lebih kecil di bandingkan tegangan tembus polaritas jarum negatif.
GRAFIK
180
164,48
160
140
Tegangan Tembus (kV)
6.
142,72
123,6
120
106,96
107,18
97,56
100
Jarum Positif
80
Jarum Negatif
60
40
20
0
1
1,2
1,4
s (cm)
7.
TUGAS
4. Gambar perbandingan tegangan keluaran penyearah tanpa kondensator perata dengan
penyearah memakai kondensator perata. Berikan kesimpulan yang diperoleh dar
gambar tersebut.
Jawaban :
Hasil keluaran penyearah dengan kondensator lebih rata bila dibandingkan dengan
penyearah tanpa kondensator.
5. Ada empat hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang suatu penyearah yaitu
faktor cacat lama diode berkonduksi, tegangan balik dan tegangan keluaran rata-rata
jelaskan apa yang dimaksud dengan keempat hal tersebut dan hitung besar pada
masing masing penyearah jika dirancang untuk membangkitkan tegangan rata rata
50 kV , 10 mA
Jawaban :
Waktu konduksi yaitu lamanya dioda melakukan arus dalam satu periode (td).
Tegangan balik dioda adalah tegangan yang dipikul dioda saat dioda tidak
melakukan arus untuk penyearah tanpa kondensator.
Tegangan rata rata keluaran yaitu harga rata rata keluaran dari penyearah :
6. Apa yang mempengaruhi cacat tegangan keluaran penyearah dan bagaimana usaha
untuk memperkecilnya ?
Jawaban :
Yang mempengaruhi cacat tegangan keluaran penyearah adalah :
-
Frekuensi
Kapasitansi
Arus beban
BAB III
PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN
TEGANGAN TINGGI IMPULS
1.
TUJUAN PERCOBAAN
Tegangan tinggi impuls diperlukan untuk pengujian peralatan tegangan tinggi dan
2.
Prosedur Percobaan :
1.
) = 0,8 Vp.
2.
Sela bola dipicu 10 kali, dan diamati berapa kali sela bola tembus.
3.
4.
Sela bola dipicu 10 kali, dan diamati berapa kali sela bola tembus.
) = 1,2 Vp.
3.
HASIL PENGUKURAN
P = 758,9 mmHg
Vs = 31,7 kV
Vp = 31,1 kV
Tegangan Uji
= 0,98
10
= 24,88
= 37,32
(kV)
38 kV
37 kV
36 kV
O
X
O
O
35 kV
O
X
34 kV
33 kV
X
X
Ket : O ( Tembus )
X ( Tidak Tembus )
4.
ANALISIS DATA
=
=
= 31,1 kV
x 100 % = 100 %
39
38
37
o
o
Tegangan (kV)
=
=
= 38,25 3 (0,706)
= 36,132 kV
+3
= 38,25 + 3 (0,706)
= 40,368 kV
( )
( )
= 38,25 kV
= 0,706
o
( )
5.
KESIMPULAN
Pada percobaan ini terlihat bahwa tagangan tembus yang dapat ditahan oleh
isolator adalah 38,25 kV.
Efisiensi generator impuls mencapai 100 %.
6.
TUGAS
1.
2.
x 100 % = 100 %
percobaan?
=
kV
= 36,132 kV
= 100 %
3.
4.
BAB IV
TEGANGAN TEMBUS (BREAKDOWN) AC
DIELEKTRIK UDARA
1. TUJUAN PERCOBAAN
Udara adalah bahan dielektrik yang banyak digunakan sebagai isolasi peralatan tegangan
tinggi. Karakteristik tembus listrik udara perlu diamati, karena karakteristik tersebut
menentukan karakteristik dari peralatan yang menggunakan udara sebagai bahan isolasi.
Sebagai contoh, karakteristik pengaman sela batang tergantung kepada karakteristik tembus
listrik udara yang terdapat di antara selanya.
Dalam percobaan ini akan diamati : tegangan tembus udara sebagai fungsi jarak
elektroda, masing masing untuk susunan elektroda bola bola, piring piring, jarum
piring, dan susunan batang batang.
(a)
(b)
Prosedur Percobaan :
1. Diukur suhu, tekanan, dan kelembaban udara.
2. Jarak sela elektroda bola bola dibuat 1 cm.
3. Tegangan trafo uji dinaikkan secara bertahap dengan kecepatan 1 kV/detik sampai
udara pada sela bola tembus listrik.
4. Dicatat tegangan pada saat terjadi tembus listrik tersebut. Hal ini diulangi 5 kali.
3. HASIL PENGUKURAN
T = 25,6 C
1.
S (cm)
= 0,98
P = 757,1 mmHg
Rata - rata
22,3
22,7
21
22,7
22,7
22,28
1,5
33
33,3
32
33,2
33,5
33
40,5
42,2
42
41,3
42,2
41,64
2.
S (cm)
Rata - rata
10,3
10,5
10,7
10,8
10,26
1,5
11
11,6
11,6
11,5
11,7
11,48
13,3
13,2
13,3
13,3
13,2
13,26
4. ANALISIS DATA
Pada sela elektroda bola kerapatan medan listrik tidak serapat dibandingkan
dengan elektroda jarum jarum. Kerapatan dari medan listrik pada bola bola lebih
kecil daripada jarum jarum. Oleh karena itu nilai E relatif lebih kecil, karena nilai
lebih kecil maka nilai a (percepatan) elektron lebih kecil yang membuat terjadinya
ionisasi lebih kecil sehingga dibutuhkan tegangan yang lebih besar untuk membuat
udara breakdown.
Jarum jarum
5. KESIMPULAN
Tegangan tembus elektroda bola bola lebih besar dari jarum jarum karena rapat
muatan elektroda bola bola lebih kecil daripada elektroda jarum jarum sehingga kuat
medan listrik pada elektroda bola bola lebih kecil, sehingga tegangan tembusnya lebih
besar.
6. GRAFIK
45
41,64
40
33
35
30
25
22,28
20
15
11,48
10,26
13,26
10
5
0
1
1,5
s (cm)
7. TUGAS
1. Gambar kurva yang menyatakan hubungan tegangan tembus dengan jarak sela untuk
keempat susunan elektroda. Berikan tanggapan saudara atas kurva tersebut.
Bagaimana mekanisme tembus listrik dalam pengujian ini?
Gambar kurva Terlampir.
Pada jarak sela yang sama, tegangan tembus elektroda jarum jarum lebih kecil
daripada elektroda bola bola.
Mekanisme tembus listrik pada pengujian ini adalah mekanisme Townsend.
2. Jelaskan mengapa tegangan tembus elektroda batang batang lebih rendah dari
tegangan tembus elektroda bola bola pada jarak sela yang sama.
Tegangan tembus elektroda batang batang lebih rendah dari bola bola karena rapat
muatan elektroda bola bola lebih kecil daripada elektroda batang batang sehingga
kuat medan listrik pada elektroda bola bola lebih kecil, sehingga tegangan
tembusnya lebih besar.