rumah kaca (GRK). Adapun hasil yang didapat adalah: 1. Penurunan konsumsi
energi per satuan produksi (MJ/Ton Semen) sebesar 13% dalam kurun waktu tahun
2009-2013, sehingga menjadikan perusahaan semen pengonsumsi energi terendah.
2. Penurunan emisi CO2 per satuan produksi (KgCO2/Ton Semen) sekitar 7% selama
kkurun waktu tahun 2009 2013. Di masa mendatang, Perseroan tetap melanjutkan
berbagai kebijakan, upaya dan juga inovasi di bidang pelestarian lingkungan, guna
mendukung pencapaian kami untuk menjadi industri semen ramah lingkungan. Ada
dua hal yang menjadi penekanan pada kurun waktu mendatang.
Pertama, pengelolaan dan pemanfaatan energi, mengingat kebutuhan energi
sangat mempengaruhi biaya produksi. Perseroan terus meningkatkan pemakaian
berbagai sumber alternatif energi. Di antaranya pemanfaatan biomassa yang saat
ini mencapai 5-8 persen dari total kebutuhan energi, dan pembangunan pembangkit
listrik berbasis pemanfaatan waste heat recovery power generator (WHRPG) di
pabrik Tuban dengan kapasitas 26,8 MegaWatt.
Kedua, menjadikan pembangunan pabrik baru di Kabupaten Rembang dan
Indarung, sebagai contoh dari industri semen ramah lingkungan. Untuk itu
pelaksanaan proyek dilakukan mengedepankan pendekatan dialog dengan segenap
pemangku kepentingan, terutama masyarakat lokal. Perseroan juga menghindari
pemanfaatan lahan yang memiliki nilai keanekaragaman hayati sebagai lokasi
tapak pabrik maupun lahan tambang, serta pemanfaatan teknologi terbaru proses
produksi semen yang meminimalkan potensi pencemaran lingkungan.
Kinerja Sosial
Pada aspek sosial, prinsip-prinsip keberlanjutan dilaksanakan dengan konsep
pemberdayaan masyarakat di sekitar pabrik beroperasi maupun di sekitar lokasi
penambangan bahan baku. Program pemberdayaan diwujudkan melalui Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan, serta pemenuhan tanggung jawab sosial
perusahaan (corporate social responsibility atau CSR).
Kami terus meningkatkan jumlah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang
menjadi mitra binaan dalam Program Kemitraan, serta membuat usaha mereka kian
berkembang. Dengan demikian kehadiran mereka akan dapat menyerap tenaga
kerja sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat tidak langsung dari kehadiran
Perseroan bersama entitas anak.
Sama halnya dalam program Bina Lingkungan. Perseroan terus membantu
pembangunan sarana/ prasarana yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan
tempat tinggal, serta kesejahteraan hidup dari masyarakat yang menerima
bantuan. Secara berkesinambungan, Perseroan bersama entitas anak usaha juga
memberikan bantuan sosial kemasyarakatan.
Pada tahun 2013 pula, Semen Indonesia telah mendirikan Sekolah Tinggi
Manajemen Semen Indonesia (STiMSI). Keberadaan STiMSI menjadi bagian dari
strategi pembentukan Semen Indonesia Center of The CHAMP (SICC), sebagai pusat
keunggulan dalam menyiapkan SDM unggul dan kinerja unggul.
Tata kelola keberlanjutan
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan, pada
tahun 2013 Semen Indonesia telah membentuk Departemen CSR yang akan
membantu Direksi dalam merencanakan, menerapkan, maupun evaluasi terkait
pelaksanaan tanggung jawab sosial. Selain itu telah disusun pula Cetak Biru CSR,
yang menjadi pedoman dalam mewujudkan komitmen keberlanjutan oleh seluruh
perusahaan di dalam Perseroan.
Cetak Biru CSR mencerminkan suatu konsep yang menempatkan pelaksanaan
tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai upaya efektif bagi peningkatan
reputasi sekaligus menjamin keberlanjutan Perseroan sebagai perusahaan induk
maupun entitas anak. Kami menyadari sepenuhnya, bahwa agenda untuk mencapai
keberlanjutan penting untuk dipahami oleh semua unsur sebagai sebuah tanggung
jawab dan aktivitas lintas departemen yang melibatkan seluruh unsur perusahaan
dalam grup.