Anda di halaman 1dari 4

Kinerja Ekonomi

Pada aspek ekonomi, transformasi menjadi SMIG telah meningkatkan kapasitas


produksi menjadi 30 juta ton per tahun. Volume seluruh produk semen yang terjual
pada tahun 2013 mencapai 27,81 juta ton, atau 43,9 persen dari seluruh penjualan
semen di dalam negeri. Meningkatnya volume penjualan menjadikan pendapatan
Perseroan pada tahun buku 2013 juga mengalami kenaikan, menjadi Rp24,5 triliun
dengan laba bersih sebesar Rp5,4 triliun. Kami memahami, sangat tidak mudah
mempertahankan dan bahkan meningkatkan pencapaian tersebut di masa-masa
mendatang. Tantangan dan risiko yang dihadapi akan lebih komplek, mengingat
persaingan industri semen di Indonesia semakin ketat. Tidak hanya karena industri
semen yang ada sekarang ini terus meningkatkan kapasitas produksi dan
penjualannya, tetapi juga karena hadirnya pelaku baru dalam industri semen
dengan latar belakang sebagai perusahaan semen global.
Namun demikian Perseroan tetap menangkap peluang untuk bisa meningkatkan
kinerja keberlanjutan di masa mendatang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
senantiasa positif dan berada di kisaran 6%, meningkatnya jumlah kelas menengah,
serta masih rendahnya penggunaan semen yang berkisar 225 kilogram/kapita,
menjadi faktor yang akan mendorong pertambahan permintaan dan penyerapan
pasar semen di Indonesia sehingga pasar semen tetaplah menjanjikan.
Menghadapi hal ini, Perseroan telah dan akan melakukan langkah strategis, berupa:
1. Memperbanyak pabrik pengemasan (packing plants) yang saat ini berjumlah 21
buah. Tahun ini ada dua pabrik pengemasan yakni di Banjarmasin, Kalimantan
Selatan dan di Mamuju, Sulawesi Selatan yang mendekati penyelesaian. 2.
Menambah pelabuhan khusus semen yang kini ada 11 buah. 3. Membangun gudang
(warehouse) yang sekarang berjumlah 30 buah. Selain itu, melalui entitas anak
usaha: PT Semen Gresik dan PT Semen Padang, SIMG pada tahun 2014 melanjutkan
pembangunan dua pabrik semen baru. Masing-masing berlokasi di Kabupaten
Rembang, Jawa Tengah dan di Indarung, Kota Padang.
Pembangunan pabrik baru dan upgrading kapasitas pabrik semen yang sudah ada,
secara langsung akan meningkatkan kapasitas produksi semen Perseroan.
Diperkirakan pada tahun 2017 mendatang, kapasitas produksi seluruh pabrik semen
di lingkungan Perseroan akan mencapai 40,8 juta ton per tahun.
Kinerja Lingkungan
Pada aspek lingkungan, penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan telah menjadikan
Semen Indonesia berhasil mempertahankan peringkat Proper Emas. Sementara
entitas anak usaha: PT Semen Padang memperoleh peringkat Proper Hijau dan PT
Semen Tonasa mendapat peringkat Proper Biru.
Selama tahun 2013, kami juga melanjutkan berbagai program dan inovasi yang
ditujukan untuk menekan tingkat konsumsi bahan bakar, dan menurunkan emisi gas

rumah kaca (GRK). Adapun hasil yang didapat adalah: 1. Penurunan konsumsi
energi per satuan produksi (MJ/Ton Semen) sebesar 13% dalam kurun waktu tahun
2009-2013, sehingga menjadikan perusahaan semen pengonsumsi energi terendah.
2. Penurunan emisi CO2 per satuan produksi (KgCO2/Ton Semen) sekitar 7% selama
kkurun waktu tahun 2009 2013. Di masa mendatang, Perseroan tetap melanjutkan
berbagai kebijakan, upaya dan juga inovasi di bidang pelestarian lingkungan, guna
mendukung pencapaian kami untuk menjadi industri semen ramah lingkungan. Ada
dua hal yang menjadi penekanan pada kurun waktu mendatang.
Pertama, pengelolaan dan pemanfaatan energi, mengingat kebutuhan energi
sangat mempengaruhi biaya produksi. Perseroan terus meningkatkan pemakaian
berbagai sumber alternatif energi. Di antaranya pemanfaatan biomassa yang saat
ini mencapai 5-8 persen dari total kebutuhan energi, dan pembangunan pembangkit
listrik berbasis pemanfaatan waste heat recovery power generator (WHRPG) di
pabrik Tuban dengan kapasitas 26,8 MegaWatt.
Kedua, menjadikan pembangunan pabrik baru di Kabupaten Rembang dan
Indarung, sebagai contoh dari industri semen ramah lingkungan. Untuk itu
pelaksanaan proyek dilakukan mengedepankan pendekatan dialog dengan segenap
pemangku kepentingan, terutama masyarakat lokal. Perseroan juga menghindari
pemanfaatan lahan yang memiliki nilai keanekaragaman hayati sebagai lokasi
tapak pabrik maupun lahan tambang, serta pemanfaatan teknologi terbaru proses
produksi semen yang meminimalkan potensi pencemaran lingkungan.
Kinerja Sosial
Pada aspek sosial, prinsip-prinsip keberlanjutan dilaksanakan dengan konsep
pemberdayaan masyarakat di sekitar pabrik beroperasi maupun di sekitar lokasi
penambangan bahan baku. Program pemberdayaan diwujudkan melalui Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan, serta pemenuhan tanggung jawab sosial
perusahaan (corporate social responsibility atau CSR).
Kami terus meningkatkan jumlah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang
menjadi mitra binaan dalam Program Kemitraan, serta membuat usaha mereka kian
berkembang. Dengan demikian kehadiran mereka akan dapat menyerap tenaga
kerja sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat tidak langsung dari kehadiran
Perseroan bersama entitas anak.
Sama halnya dalam program Bina Lingkungan. Perseroan terus membantu
pembangunan sarana/ prasarana yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan
tempat tinggal, serta kesejahteraan hidup dari masyarakat yang menerima
bantuan. Secara berkesinambungan, Perseroan bersama entitas anak usaha juga
memberikan bantuan sosial kemasyarakatan.

Khusus bantuan sosial kemasyarakatan, Semen Indonesia mengalokasikan 40%


dana CSR untuk peningkatan kualitas pendidikan. Baik melalui pemberian beasiswa,
bantuan pengadaan fasilitas belajar-mengajar, maupun bantuan pelatihan praktis.

Pada tahun 2013 pula, Semen Indonesia telah mendirikan Sekolah Tinggi
Manajemen Semen Indonesia (STiMSI). Keberadaan STiMSI menjadi bagian dari
strategi pembentukan Semen Indonesia Center of The CHAMP (SICC), sebagai pusat
keunggulan dalam menyiapkan SDM unggul dan kinerja unggul.
Tata kelola keberlanjutan
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan, pada
tahun 2013 Semen Indonesia telah membentuk Departemen CSR yang akan
membantu Direksi dalam merencanakan, menerapkan, maupun evaluasi terkait
pelaksanaan tanggung jawab sosial. Selain itu telah disusun pula Cetak Biru CSR,
yang menjadi pedoman dalam mewujudkan komitmen keberlanjutan oleh seluruh
perusahaan di dalam Perseroan.
Cetak Biru CSR mencerminkan suatu konsep yang menempatkan pelaksanaan
tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai upaya efektif bagi peningkatan
reputasi sekaligus menjamin keberlanjutan Perseroan sebagai perusahaan induk
maupun entitas anak. Kami menyadari sepenuhnya, bahwa agenda untuk mencapai
keberlanjutan penting untuk dipahami oleh semua unsur sebagai sebuah tanggung
jawab dan aktivitas lintas departemen yang melibatkan seluruh unsur perusahaan
dalam grup.

Anda mungkin juga menyukai