Anda di halaman 1dari 12

SOSIALISASI UU NO.

17/2012
HAL-HAL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN KHUSUS
UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG
PERKOPERASIAN
Babak baru Koperasi dimulai lewat disahkannya UU Nomor 17 Tahun
2012 menggantikan UU Nomor 25 Tahun 1992. Penggantian UU Lama
didasarkan satu pertimbangan tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan
kebutuhan.
Mencermati UU yang baru, ada beberapa hal yang memerlukan perhatian
khusus segenap penggiat/pelaku Koperasi.
Peraturan Pemerintah yaitu :
PP Mengenai Tata Cara Pemakaian Nama Kop. (Pasal 17 ayat 4)
PP Mengenai Modal Koperasi. (Pasal 77)
PP Mengenai Tata Cara pengembangan jenis Kop. (Pasal 85).
PP Mengenai Prinsip Ekonomi Syariah. (Pasal 87 ayat 4).
PP Mengenai Lembaga Penjamin Simpanan KSP. (Pasal 94 ayat 5)
PP Mengenai Koperasi Simpan Pinjam. (Pasal 95).
PP Mengenai Pembentukan Lembaga Pengwsn KSP (Psl 100 ayat 3).
PP Mengenai Persyaratan dan Tata Cara Pembubaran, Penyelesaian
dan Hapusnya Status Badan Hukum Kop. (Pasal 111)
PP Mengenai Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta
Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perlindungan kepada Kop.
(Pasal 113 ayat 2)

PP Mengenai Jenis, Tata Cara dan Mekanisme Pengenaan Sanksi


Administratif (Pasal 120 ayat 3).

Peraturan Menteri yaitu :


Permen Mengenai Tata Cara dan Persyaratan Permohonan
Pengesahan Koperasi sebagai Badan Hukum. (Pasal 10 ayat 3).
Permen Mengenai Memperoleh Izin Usaha SP (Pasal 88 ayat 2).
Permen Mengenai Persyaratan dan Tata Cara Pembukaan Kantor
Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas (Pasal 90 ayat3).
Permen Mengenai Pengawas dan Pengurus KSP Harus Memenuhi
Persyaratan Standar Kompetensi. (Pasal 92 ayat 2).
Permen Mengenai Pengawasan & Pemeriksaan Kop. (Pasal 99).
Permen Mengenai Penggabungan/ Peleburan Kop. (Pasal101 ayat 6).
Permen Mengenai Tata Cara Perubahan Unit Simpan Pinjam menjadi
KSP.(Pasal 122 ayat 4).
Sebab hal ini berkaitan dengan penyesuaian ditingkat operasionalisasi
organisasi dan usaha Koperasi.

UU NOMOR 25/1992
14 BAB 67 Pasal

Akta Pendirian Susunan Pengurus


dicantumkan dalam AD
Pengesahan Akta Pendirian paling lambat 3
bulan (Pasal10 ayat 2)

UU NOMOR 17/2012
27 BAB 126 Pasal
FOKUS :
Organisasi dan Manajemen
SDM dan Kelembagaan
Keanggotaan dan Permodalan
SHU
Masa berlaku.
Akta Pendirian Susunan Pengurus dan
Pengawas dicantumkan dalam AD.
Pengesahan Akta Pendirian paling lambat
30 hari sejak permohonan diterima (Pasal
13 ayat 2).
Dalam semua surat menyurat,
pengumuman yang diterbitkan oleh
Koperasi, barang cetakan, dan akta dalam
hal Koperasi menjadi pihak harus
disebutkan nama dan alamat lengkap
Koperasi (Pasal 8 ayat 5).

AD sekurang-kurangnya memuat :
- Daftar nama pendiri
- Nama dan tempat kedudukan
- Maksud dan tujuan dan bidang usaha
- Keanggotaan
- Rapat Anggota
- Pengelolaan
- Permodalan
- SHU
- Sanksi

AD sekurang2nya memuat (Pasal 16 a1)


- Nama dan tempat kedudukan
- Wilayah Keanggotaan
- Tujuan, usaha dan jenis koperasi
- Jangka waktu berdirinya koperasi
- Modal Koperasi
- Tata cara pengangkatan, pemberhentian
dan penggantian Pengawas & Pengurus
- Hak dan kewajiban Anggota, Pengawas
dan Pengurus
- Keanggotaan
- Rapat Anggota
- Selisih Hasil Usaha
- Perubahan AD
- Pembubaran
- Sanksi
- Tanggungan Anggota
Akta Pendirian Koperasi memuat AD dan
keterangan yang berkaitan dengan
pendirian Koperasi. (Pasal 10 ayat 1).
Keterangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat sekurang-kurangnya :
(Pasal 10 ayat 2)
- Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir,
tempat tinggal, dan pekerjaan pendiri
perseorangan atau nama, tempat
kedudukan, dan alamat lengkap, serta
nomor dan tanggal pengesahan badan
hukum koperasi pendiri bagi Koperasi
Sekunder; dan
- Susunan, nama lengkap, tempat dan
tanggal lahir, tempat tinggal dan
pekerjaan Pengawas dan Pengurus yang
pertama kali diangkat
Pengesahan Koperasi sebagai badan hukum
diberikan dalam jangka waktu paling
lambat 30 hari terhitung sejak tanggal
permohonan diterima. (Pasal 13 ayat 2).
Koperasi dilarang memakai nama yang :
- Telah dipakai secara sah oleh Koperasi
lain dalam sat Kab/Kota;
- Bertentangan dengan ketertiban umum
dan/atau kesusilaan, dan/atau
- Sama atau mirip dengan nama lembaga
negara, lembaga Pemerintah, atau
lembaga internasional, kecuali mendapat
izin dari Ybs. (Pasal 17 ayat 1).
Nama Koperasi Sekunder harus memuat
kata Koperasi dan diakhiri dengan
singkatan (Skd) . (Pasal 17 ayat 2).
Kata Koperasi dilarang digunakan oleh
badan usaha yang didirikan tidak menurut
ketentuan Undang2 ini. (Pasal 17 ayat 3)

Perubahan AD Persetujuan Menteri (Pasal 12


ayat 2) : Penggabungan, pembagian dan
perubahan bidang usaha.

Perubahan AD Persetujuan Menteri (Pasal


20 ayat 2) : Nama, Tempat Kedudukan,
Wilayah keanggotaan, tujuan, kegiatan

usaha dan jangka waktu berdirinya kop.


Sanksi Anggota tidak diatur

Perangkat Organisasi : Rapat Anggota,


Pengurus dan Pengawas (Pasal 21)
PENGAWAS
Pengawas Bertugas :
Melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolan
Kop;
Membuat laporan tertulis tentang hasil
pengawasannya.

Sanksi Koperasi terhadap anggota (Pasal


30 ayat 2) :
- Teguran tertulis 2 kali
- Pencabutan status keanggotaan
Perangkat Organisasi : Rapat Anggota
Pengawas dan Pengurus (Pasal 31)
PENGAWAS
Pengawas Bertugas : (Pasal 50 ayat 1)
Mengusulkan calon Pengurus;
Memberi nasihat dan pengawasan kepada
Pengurus;
Melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan
kop yg dilakukan oleh Pengurus; dan
Melaporkan hasil pengawasan kepada RA.
Pengawas Berwenang : Pasal 50 ayat 2)
Menetapkan penerimaan dan penolakan
anggota baru serta pemberhentian anggota
sesuai dengan ketentuan dlm AD;
Meminta dan mendapatkan segala
keterangan yang diperlukan dari Pengurus
dan pihak lain yang terkait;
Mendapatkan laporan berkala tentang
perkembangan usaha dan kinerja kop dari
Pengurus;
Memberikan persetujuan atau bantuan
kepada Pengurus dalam melakukan
perbuatan hukum tertentu yg ditetapkan
dalam AD; dan
Dapat memberhentikan Pengurus untuk
sementara waktu dengan menyebutkan
alasannya.
PENGAWAS :
Pengawas wajib menjalankan tugas dengan
itikad baik dan penuh tanggungjawab untuk
kepentingan kop (Pasal 51 ayat 1).
Pengawas bertanggungjawab atas pelaks
tugasnya kepada RA (Pasal 51 ayat 2).
Dalam melaksanakan tugas pengawasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat
(1) huruf c, Pengawas daspat meminta
bantuan kepada Akuntan Publik untuk
melkukan jasa audit thd kop (Psal 52 ay 1).
Pengawas dapat diberhentikan berdasarkan
keputusan RA dengan menyebutkan
alasannya (Pasal 53 ayat 1).
Keputusan untuk memperhentikan
Pengawas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1)hanya dapat ditetapkan setelah Ybs
diberi kesempatan untuk membela diri
dalam RA, kecuali Ybs menerima keputusn
pembehentian tsb (Psal 53 ay 1).
Ketentuan mengenai tanggungjawab


PENGURUS
Pengurus Bertugas :
Mengelola Koperasi dan usahanya;
Mengajukan rancangan RK serta RAPBK;
Menyelenggarakan RA;
Mengajukan laporan keuangan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
Menyelenggarakan pembukuan, keuangan
dan inventaris secara tertib;
Memelihara daftar buku anggota dan
Pengurus.

Pengawas atas kesalahan dan kelalaiannya


yang diatur dalam Undang-undang ini tidak
mengurangi ketentuan dalam Kibat
Undang-Undng hkum Pidna (Pasl 53 ay 3)
Ketentuan mengenai pengisian jabatan
Pengawas yang kosong atau dalam hal
Pengawas diberhentikan atau berhalangan
tetap, diatur dalam AD (Pasal 54).

PENGURUS
Pengurus Bertugas : (Pasal 58 ayat 1)
Mengelola kop berdasarkan AD;
Mendorong dan memajukan usaha Angota;
Menyusun rancangan RK serta RAPBK
untuk diajukan kepada RA;
Menyusun laporan keuangan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
untuk diajukan kepada RA;
Menyusun rencana pendidikan, pelatihan
dan komunikasi kop untuk diajukan RA;
Menyelenggarakan pembukuan keuangan
dan inventaris secara tertib;
Menyelenggarakan pembinaan karyawan
secara intensif dan efisien;
Memelihara Buku Daftar Anggota, Buku
Daftar Pengawas, Buku Daftar Pengurus,
Buku Daftar Pemegang Sertifikat Modal
Kop dan Risalah Rapat Anggota;
PENGURUS
Melakukan upaya lain bagi kepentingan,
kemanfaatan dan kemajuan kop sesuai
dengan tanggungjawabnya dn keputus RA.
Pengurus dipilih dari orang perseorangan,
baik Angota maupn non-Angota (Psl 55,1).
Pengurus berwenang mewakili Kop di dlm
maupun diluar pengadilan (Psl 58,ayt 2).
Setiap Pengurus wajib menjalankan tugas
dengan itikad baik dan penuh
tanggungjawab untuk kepentingan dan
usaha Koperasi (Pasal 60 ayat 1)
Pengurus bertanggungjawab atas
kepengurusan Koperasi untuk kepentingan
dan pencapaian tujuan Kop kepada RA
(Pasal 30 ayat 2)
Pengurus bertanggungjawab penuh secara
pribadi apabila yang bersangkutan bersalah
menjalankan tugasnya sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 (Pasal 60 ayat 3).
Pengurus yang karena kesalahannya
menimbulkan kerugian pada Kop dapat
digugat ke pengadilan oleh sejumlah
anggota yang mewakili paling sedikit 1/5
(satu perlima) anggota atas nama Koperasi
(Pasal 60 ayat 4)
Ketentuan mengenai tanggungjawab
Pengurus atas kesalahan dan kelalaiannya

yg diatur dalam UU ini tidak mengurangi


ketentuan dalam Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (Pasal 26 ayat 2).
Pengurus dapat diberhentikan berdasarkan
keputusan RA dengan menyebutkan
alasannya (Pasal 64 ayat 1).
Keputusan untuk memberhentikan
Pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) hanya dapat diambil setelah Ybs diberi
kesempatan untuk membela diri dalam RA
(Pasal 64 ayat 2).
Ketentuan mengenai pengisian sementara
jabatan Pengurus yang kosong atau dalam
hal Pengurus diberhentikan untuk
sementara atau berhalangan tetap diatur
dalam AD (Pasal 65).

RAPAT ANGGOTA
Rapat Anggota untuk mengesahkan
pertanggungjawaban Pengurus diselenggarakan
paling lambat 6 bualn setelah tahun buku lampau
(Pasal 26 ayat 2)

PEMBERDAYAAN
PERAN PEMERINTAH
Pemerintah dan Pemerintah Daerah
menetapkan kebijakan yang mendorong
Kop agar dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik. (Pasal 112 ayat 1)
Langkah yang ditempuh Pemerintah
memberikan bimbingan dan kemudahan
dalam bentuk (Pasal 112 ayat 3) :
- Pengembangan kelembagaan dan bantuan
pendidikan, pelatihan, penyuluhan dan
penelitian Kop.
- Bimbingan usaha Kop yg sesuai dg
kepentingan ekonomi Anggota.
- Memperkukuh permodalan dan
pembiayaan Kop.
- Bantuan pengembangan jaringan usaha
Kop dan kerjasama yang saling
menguntungkan antara Kop dan badan
usaha lain.
- Bantuan konsultasi dan fasilitasi guna
memecahkan permasalahan yang
dihadapi oleh Kop dgn tetap
memperhatikan AD Kop.
- Insentif pajak dan fiskal sesuai dengan
ketentuan peraturan perundanga2an.
RAPAT ANGGOTA
Rapat Anggota untuk mengesahkan
pertanggungjawaban Pengurus
diselenggarakan paling lambat 5 bulan
setelah tahun buku Koperasi ditutup (Pasal
36 ayat 2)
Laporan pertanggungjawaban tahunan
wajib ditandatangani oleh semua Pengurus
(Pasal 38 ayat 1)
Apabila salah seorang Pengurus tidak
menandatangani laporan
pertanggungjawaban tahunan Pengurus ybs
harus menjelaskan alasannya secara tertulis
(Pasal 38 ayat 2)

MODAL KOPERASI
Modal Kopersi terdiri dari Modal Sendiri
dan Modal Pinjaman (Pasal 41 ayat 1)
Modal Sendiri Koperasi berasal dari :
- Simpanan Pokok
- Simpanan Wajib
- Dana cadangan
- Hibah

Dalam hal Koperasi tidak


menyelenggarakan RA dalam jangka waktu
5 bulan, Menteri dapat memerintahkan
Koperasi untuk menyelenggarakan RA
melalui undangan pemanggilan kedua.
(Pasal 36 ayat 1)
Undangan pemanggilan kedua dilakukan
paling lambat 14 hari sebelum RA
diselenggarakan (Pasal 36 ayat 4).
Dalam hal RA Luas Biasa kedua tidak
tercapai, atas permohonan Pengurus
kuorum ditetapkan oleh Ketua Pengadilan
(Pasal 43 ayat 5)
Penetapan Ketua Pengadilan mengenai
pemberian izin merupakan penetapan
instansi pertama & terakhir (Psal 44 ayt 4).
MODAL KOPERASI
Modal Koperasi terdiri dari Setoran Pokok
dan Sertifikat Modal Koperasi sebagai
modal awal (Pasal 66 ayat 1)
Selain modal sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 Modal Koperasi berasal dari :
- Hibah
- Modal Penyertaan
- Modal Pinjaman berasal dari (Anggota,
Koperasi lain dan atau anggotanya,
bank/lembaga keuangan lainnya,
penerbitan obligasi dan surat hutang
lainnya serta Pemerintah/Pemerintah
Daerah
- Sumber lain yang sah.
Koperasi dapat menerima Modal
Penyertaan dari :
Pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan/atau
Masyarakat berdasarkan perjanjian
penempatan modal Penyertaan.
Setoran Pokok dibayarkan oleh Anggota
pada saat Ybs mengajukan permohonan
sebagai Anggota dan tidak dapat
dikembalikan (Pasal 67 ayat 1).
Setiap anggota Kop harus membeli
Sertifikat Modal Koperasi (SMK) yagn
jumlah minimumnya ditetapkan dalam
AD (Pasal 68 ayat 1).
Koperasi harus menerbitkan SMK
dengan nilai nominal per lembar
maksimum sama dengan nilai Setoran
Pokok (Pasal 68 ayat 2).
Pembelian SMK daslam jumlah
minimum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan tanda bukti penyertn
modal Anggota di Kop (Pasal 68 ayt 3).
Sertifikat Modal Kop tidak memiliki hak
suara (Pasal 69 ayat 1).
Dalam hal keanggotaan diakhiri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28

SISA HASIL USAHA


- Cadangan
- Jasa Anggota transaksi usaha
- Jasa Anggota simpanan
- Dana Pengurus dan Pengawas
- Karyawan
- Dana Pendidikan
- Dana Pembangunan Koperasi
- Dana Sosial

JENIS KOPERASI
Tidak diatur

KOPERASI SIMPAN PINJAM


Tidak Diatur

ayat (1), Anggota yang bersangkutan


wajib menjual SMK yang dimilikinya
kepada Anggota lain dari Kop Ybs
berdasarkan harga SMK yang ditentukan
RA (Pasal 70 ayat 3).
SELISIH HASIL USAHA DAN CADANGAN
Mengacu pada ketentuan AD dan Keputusan RA,
Surplus Hasil Usaha disisihkan terlebih dahulu
untuk Dana Cadangan dan sisanya digunakan
seluruhnya atau sebagian untuk : (Pasal 78 ayat
1).
Anggota sebanding transaksi usaha
Anggota sebanding SMK/Simpanan
Bonus Pengawas, Pengurus dan
Karyawan
Dana Pembangunan dan kewajiban
lainnya
Penggunaan lain yang ditetapkan dalam
AD
(Pendidikan, Sosial dll)
Koperasi dilarang membagikan kepada
Anggota Surplus Usaha yang berasal dari
transaksi dengan Non Anggota (Usaha Non
Simpan Pinjam) Pasal 78 ayat 2.
Surplus Hasil Usaha yang berasal dari Non
Anggota dimaksd pada ayat (2) dapat
digunakan untuk mengembangkan usaha
Koperasi dan meningkatkan pelayanan
kepada Anggota (Pasal 78 ayat 3).
Koperasi harus menyisihkan Surplus Hasil
Usaha untuk Dana Cadangan sehingga
menjadi paling sedikit 20 % dari nilai
Sertifikat Modal Koperasi (Pasal 81 ayat 2).

JENIS KOPERASI
Jenis Koperasi yaitu (Pasal 83)
Koperasi Konsumsi (kegiatan usaha
pelayanan dibidang penyediaan barang
kebutuhan Anggota dan Non Anggota)
Koperasi Produsen (kegiatan usaha
pelayanan dibidang Pengadaan sarana
produksi dan pemasaran produksi yang
dihasilkan Anggota kepada Anggota dan
Non Anggota.
Koperasi Jasa (Kegiatan usaha pelayanan
jasa Non Simpan Pinjam yang diperlukan
oleh Anggota dan Non Anggota
Koperasi SP (kegiatan usaha simpan
pinjam sebagai satu-satunya usaha yang
melayani Anggota).
KOPERASI SIMPAN PINJAM
KSP Kegiatan adalah (Pasal 89)

PEMBUBARAN KOPERASI

Menghimpun dana dari anggota


Memberikan pinjaman kepada Anggota;
dan menempatkan dana pada KSP
Sekundernya.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada
Anggota, KSP dapat membuka jaringan
pelayanan simpan pinjam (Pasal 89 ay 1)
Untuk meningkatkan usaha Anggota dan
menyatukan potensi usaha serta
mengembangkan kerjasama antar KSP,
KSP dapat mendirikan atau menjadi
Anggota KSP Sekunder (Pasal 91 ayat 1)
KSP Sekunder sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat menyelenggarakan
kegiatan : (Pasal 91 ayat 2)
Simpan pinjam antar KSP yang menjadi
anggotanya;
Manajemen risiko;
Konsultasi manajemen Usaha SP;
Diklat di bidasng Usaha SP;
Standardisasi sistem akuntansi dan
pemeriksaan untuk anggotanya;
Pengadaan sarana usaha untuk anggota;
dan/atau
Pemberian bimbingan dan konsultasi.
KSP Sekunder sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilarang memberikan
pinjaman kepada Anggota perorangan
(Pasal 91 ayat 3).
Pengelolaan KSP dilakukan oleh
Pengurus atau Pengelola Profesional
berdasarkan standar Kompetensi (Pasal
92 ayat 1).
Pengawas dan Pengurus KSP harus
memenuhi persyaratan standar kompetnsi
yg dipatur Permen (Psl 92 ay 1).
KSP dan USP yang telah memberikan
pinjaman kepada Non Anggota wajib
mendaftarkan Non Anggota tersebut
menjadi Anggota Kop paling lambat 3
bulan sejak berlakunya Undang2 ini
(Pasal 123 ayat 1)
Pengawas dan Pengurus KSP dilarang
merangkap sebagai Pengawas, Pengurus
atau Pengelola KSP lainnya (Pasal 92
ayat 3)
KSP dilarang melakukan investasi usaha
sektor riil (Pasal 93 ayat1)
KSP yang menghimpun dana dari
Anggota harus menyalurkan kembali
dalam bentuk pinjaman kepada Anggota
(Pasal 93 ayat 6).
KSP wajib menjamin Simpanan Anggota
(Pasal 94 ayat 1).
Pemerintah dapat membentuk Lembaga
Penjamin Simpanan KSP untuk
menjamin Simpanan Anggota (Pasal 94
ayat 2)

Pembubaran Koperasi dapat dilakukan


berdasarkan : (Pasal 46)
Keputusan Rapat Anggota
Keputusan Pemerintah

Lembaga Penjamin KSP sebagaimana


dimaksud pada ayat (2)
menyelenggarakan program penjaminan
Simpanan bagi Anggota KSP (Pasal 94
ayat 3).
KSP yang memenuhi persyaratan dapat
mengikuti program penjaminan
Simpanan (Pasal 94 ayat 4).
PEMBUBARAN KOPERASI
Pembubaran Koperasi dapat dilakukan
berdasarkan ; (Pasal 102)
Keputusan Rapat Anggota
Jangka waktu berdirinya telah berakhir
Keputusan Pemerintah
Koperasi bubar karena jangka waktu berdirinya
sebagaimana ditentukan dalam AD telah berakhir
(Pasal 104 ayat 1)

PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN


Tidak diatur

Permohonan perpanjangan jangka waktu


berdirinya Koperasi diajukan dalam jangka
waktu paling lambat 90 hari sebelum jangka
waktu berdirinya Koperasi berakhir (Pasal 104
ayat 3).
Dalam hal terjadi pembubaran Koperasi tetapi
tidak mampu melaksanakan kewajiban yang
harus dibayar, Anggota hanya menanggung
sebatas Setoran Pokok dan Sertifikat Modal
Koperasi (Pasal 107)

SANKSI
Tidak diatur

PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN


Pengawasan terhadap Koperasi wajib
dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan
para pihak terhadap Kop (Pasal 96 ayat 1)
Pengawasan melalui pelaporan,
pemantauan dan evaluasi terhadap Koperasi
(Pasal 97 ayat 1)
Pengawasan KSP dilakukan oleh Lembaga
Pengawasan KSP (Pasal 100 ayat 1).
SANKSI ADMINISRATIF
Menteri dapat menjatuhkan sanksi administratif :
(Pasal 120 ayat 1)
Kop yang tidak melaksanakan RAT 2
tahun buku terlampau.
Kop yang tidak melakukan audit atas
laporan keuangan.
Pengawas yang merangkap sebagai
Pengurus.
Koperasi yang tidak menyelenggarakan
pembukuan keuangan dan inventaris
secara tertib.
Pengurus yang tidak memelihara Buku
Daftar Anggota, Buku Daftar Pengawas,
Buku Daftar Pengurus, Buku Daftar

Pemegang Sertifikat Modal Koperasi dan


risalah Rapat Anggota.
Pengurus yang tidak terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan Rapat Anggota.
KSP Sekunder yang memberikan
pinjaman kepada Anggota Perseorangan.
Pengawas atau Pengurus KSP yang
merangkap sebagai Pengawas, Pengurus
atau Pengelola KSP.
KSP yang melakukan investasi usaha
pada sektor riil
Sanksi administratif dapat berupa : (Pasal 120
ayat 2)
Teguran tertulis sekurang-kurangnya 2
kali
Larangan untuk menjalankan fungsi
sebagai Pengurus atau Pengawas.
Pencaburan izin usaha
Pembubaran
Pada saat Undang-Undang ini mulai
diberlakukan : (Pasal 121)
Koperasi wajib melakukan penyesuaian
Anggaran Dasarnya paling lambat 3
tahun sejak diberlakukannya UndangUndang ini (Pasal 121 huruf b)
CATATAN PENTING
UU No.25/1992 sudah tidak memadai untuk
digunakan sebagai instrumen pembangunan
Koperasi.
Kurang memadai lagi untuk dijadikan
landasan hukum bagi pengembangan dan
pemberdayaan Kop, terlebih tatkala
dihadapkan kepada perkembangan tata
ekonomi nasional dan global yang semakin
dinamis dan penuh tantangan.
UU Baru memuat pembaharuan hukum,
sehingga mampu mewujudkan Kop sebagai
organisasi ekonomi yang sehat, kuat,
mandiri dan tangguh, serta terpercaya
sebagai entitas bisnis yang mendasarkan
kegiatannya pada nilai dan prinsip Kop.
Dibidang keanggotaan ditegaskan bahwa
keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka,
satu orang satu suara, pengawasan kop oleh
Anggota.
UU ini Pemerintah membentuk Lembaga
Penjamin Simpanan Anggota KSP.
Ketentuan perangkat organisasi memuat
adanya Pengawas dan Pengurus yang
merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan. Pengawas bertugas memberi
nasihat kepada Pengurus dan melakukan
pengawasan terhadap kinerja Pengurus,
sedangkan Pengurus bertugas mengelola
usaha kop.
Ketentuan mengenai tugas dan wewenang

Pengawas dan Pengurus disusun agar


Pengawas dan Pengurus bekerja secara
profesional.
UU ini mendorong perwujudan prinsip
partisipasi ekonomi Anggota, khususnya
kontribusi anggota dalam memperkuat modal
kop. Salah satu unsur penting dari modal
yang wajib disetorkan oleh anggota adalah
Sertifikat Modal Koperasi yang tidak
memiliki hak suara. Sekalipun terdapat
keharusan pemilikan SMK ini, namun kop
tetap merupakan perkumpulan orang bukan
perkumpulan modal.
Penguatan kelembagan dan usaha agar Kop
menjadi sehat, kuat, mandiri, tangguh dan
berkembang melalui peningkatan kerjasama,
potensi dan kemampuan ekonomi anggota.
Pembubaran kop menyatakan bahwa
pembubaran kop dilakukan berdasarkan
keputusan RA, jangka waktu berdirinya telah
berakhir dan keputusan Menteri.
Koperasi yang tidak melakukan penyesuaian
AD dalam jangka waktu diatas ditindak
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. (Pasal 121 huruf c).
Akta Pendirian Koperasi yang belum
disahkan atau perubahan AD Koperasi yang
belum disetujui oleh Menteri, proses
pengesahan dan persetujuannya dilakukan
sesuai dengan Undang-Undang ini (Pasal
121 huruf d)

Koperasi yang mempunyai USP wajib mengubah


USP menjadi KSP dalam waktu paling lambat 3
tahun sejak Undang-Undang ini disahkan. (Pasal
122 ayat 1)
KSP dan USP yang telah memberikan pinjaman
kepada non Anggota wajib mendaftarkan non
Anggota tersebut menjadi Anggota Koperasi
paling lambat 3 bukan sejak berlakunya UndangUndang ini (Pasal 123 ayat 1)

Anda mungkin juga menyukai