Anda di halaman 1dari 8

Nama

NIM
Shift
Kelompok

: Putri Yuliani
: 03121003084
: Jumat Siang
:1

KLARIFIER
1.

Pengertian dan Gambaran Umum klarifier


Pemisahan liquid-solid akan efektif bila salah satu dari kedua zat yang

akan dipisahkan berbeda densitasnya . Pemisahan liquid-solid ini menggunakan


bantuan gaya gravitasi atau sentrifugal. Penggunaan gaya grafitasi atau sentrifugal
atau penyaringan sangat bergantung pada bentuk dan ukuran partikel.. teknik
pemisahannya juga bergantung pada:
1)
Konsentrasi solid
2)
Kecepatan umpan masuk
3)
Ukuran partikel solid
4)
Bentuk partikel solid
Salah satu teknologi yang umum digunakan pada proses pemisahan liquidsolid adalah dengan menggunakan metoda klarifikasi dengan menggunakan
klarifier. Klarifier berfungsi untuk memisahkan sejumlah kecil partikel-partikel
halus yang menghasilkan liquid yang jernih yang bebas partikel-partikel solid atau
suspensi. Teknologi pemisahan liquid-solid umumnya dipakai pada proses
pengolahan air bersih pada berbagai industri antara lain pada pengolahan air
minum PDAM dan pengolahan air baku untuk Demin Plant maupun Cooling
Water System.
Didalam klarifier terjadi proses yang kita sebut dengan proses klarifikasi
yang mana proses ini berfungsi menghilangkan suspended solid. Suspended solid
merupakan bagian dari kotoran (impurities) yang menyebabkan air menjadi keruh.
Secara umum klarifikasi dapat diartikan sebagai proses penghilangan suspended
solid melalui mekanisme koagulsai, flokulasi, dan sedimentasi.
Air yang mengandung bahan kimia serta floc mengalir ke klarifier melalui
pipa vertical ditengah klarifier, untuk dipisahkan flok-floknya dengan cara
pengendapan gravitasi. Klarifier pada umumnya berbentuk tangki silinder dari
beton dengan diameter 26 meter dan tinggi 3,65 meter. Selama clarification,
dihilangkan juga water hardness, yaitu garam-garam kalium dan magnesium yang
larut dalam air, dengan jalan mereaksikannya dengan zat-zat kimia yang akan

mengendapkan hardness tersebut. Garam Ca dan Mg dalam bentuk bikarbonat


akan lebih mudah larut.
Untuk pengendapan yang efesien, perlu pengadukan sehingga zat
pengendap akan terbagi dalam air sebelum pengendapan untuk membentuk
gumpalan yang lebih besar, hal ini dapat dicapai dengan pengadukan lambat. Jika
dosis pengendapan terlalu tinggi, lapisan lumpur akan naik sampai batas yang
telah ditentukan dan terbawa arus keluar. Untuk mengetahui kualitas air, klarifier
dilakukan kontrol di outlet klarifier dengan parameter pH, Cl2 (1,5 4,0 ppm) dan
turbidity maksimum 5 ppm. Air yang bersih dipisahkan melalui overlow di bibir
klarifier dan endapan yang terbentuk dibuang melalui bagian bawah klarifier.
Klarifier dilengkapi dengan alat pengaduk (mixer) yang mana sangat
membantu sekali dalam proses pencampuran yang berlangsung dengan homogen.
Mixer ini bekerja dengan prinsip dasar dari proses Agitasi. Proses agitasi ini
merupakan dasar dalam pengadukkan air yang mana dengan adanya baffle hasil
dari proses agitasi ini dapat mengurangi terjadinya vorteks.
2.

Jenis-Jenis Klarifier

1)

Jenis-jenis Clarifier yang umum dijumpai dalam dunia industri yaitu:


Rectangular Clarifiers
Rectangular klarifiers berfungsi untuk pengolahan air limbah dan juga

dalam proses industri. Rectangular klarifiers termasuk dalam metode pemisahan


dengan tipe rangkaian pengisapan. Ukuran rectangular klarifiers yaitu lebar 2
sampai 10 m (6 sampai 33 ft), dimana panjangnya 3 sampai 5 kali lebarnya.
Klarifier tipe ini biasanya digunakan terutama dalam pemisahan minyak dan air
serta dalam pemurnian gas buangan dari pabrik baja.. Hasil yang dihasilkan
jernih, tetapi bagaimanapun secara umum tidak sejernih dengan menggunakan
circular clarifier.
2)

Circular Clarifiers
Unit circular tersedia dalam 3 tipe dasar , yaitu : bridge, center- column

dan Peripheral-traction. Oleh karena konsiderasi ekonomi, tipe bridge dalah tipe
yang diusulkan untuk tangki berdiameter kurang dari 20 m. Circular clarifier
biasanya dilengkapi dengan alat surface-skimming yang terdiri dari rotating

skimmer, scum baffle, dan scum box. Mekanisme centre-drive juga di instal pada
square tanks. Mekanismenya berbeda dari mekanisme circular standar dimana
terdapat engsel pada sudut blade untuk menyapu sudut yang tidak terjangkau pada
mekanisme utama.
3)
Vertical-Clarifier
Clarifier vertical dirancang untuk memperkecil biaya yang harus
dikeluarkan karena memiliki efisiensi dalam memisahkan partikel solid dengan
liquid. Clarifier jenis ini mempercepat pengendapan partikel suspensi dengan
bantuan gaya gravitasi.
4)
Horizontal-Clarifier
Horizontal Clarifier dapat digunakan di tempat dari clarifier melingkar
untuk hampir semua aplikasi. Hal ini memungkinkan untuk penghematan biaya
yang signifikan dan mengurangi kebutuhan ruang dibandingkan tradisional
clarifiers. Keuntungan ini telah membuat Clarifier horisontal clarifier terlaris
ditawarkan oleh Monroe selama 40 tahun lebih
5)

Clarifier-Thickener
Clarifier dapat pula bertindak sebagai thickener. Mekanisme drive pada

clarifier jenis ini biasanya memiliki kemampuan tenaga putar yang tinggi yang di
supply pada standar clarifier. Clarifier merupakan peralatan yang digunakan pada
industri pengolahan air, baik itu pengolahan air minum, pengolahan limbah, atau
lainnya. Clarifier pada dasarnya identik dengan thickner, dalam hal desain dan
keluaran kecuali desain konstruksi yang ringan dan tenaga penggeraknya .
Perbedaan ini terlihat dari produk pemisahannya, dimana thickener akan
menaikkan konsentrasi suspensi solid sedangkan pada clarifier akan dihasilkan
liquid dengan konsentrasi solid rendah.
6)

Industrial Waste Secondary Clarifier.


Banyak rancangan yang semula membuang limbah organik ke saluran air

telah berubah menggunakan fasilitas treatment sendiri agar mengurangi biaya


treatment plant. Untuk limbah organik, proses waste-activated sludge merupakan
tahapan yang disarankan, menggunakan aeration basin untuk tahap bio-oxidation
dan secondary clarifier untuk menghasilkan clear effluent dan juga untuk
mengkonsentrasikan biomassa untuk recycle ke basin. Untuk menghasilkan

effluent yang diinginkan dan memperoleh konsentrasi yang cukup dari lowdensity solids yang membentuk biomass, perlu kriteria design tertentu dalam
rancangan jika memiliki data pilot-plant, prosedur design yang diusulkan oleh
Albertson (op. cit.) dapat digunakan untuk menetapkan diameter tank, kedalaman,
feed well dimension, feed inlet configuration, dan rake blade design untuk suatu
unit.
3.

Proses yang Terjadi pada Klarifier


Didalam klarifier akan terjadi tiga proses yaitu:
1) Koagulasi
Koagulasi adalah suatu mekanisme penetralan dimana partikel-partikel
koloid yang bermuatan dinetralkan muatannya, setalah penetralan maka partikel
akan saling mendekat satu sama lain sehingga membentuk floc yang kecil melalui
suatu proses penambahan koagulan yaitu:
a) Alum-aluminum sulfate-Al2(SO4)3
b) Ferric sulfate-Fe2(SO4)3
c) Ferric chloride-FeCl3
d) Sodium aluminate-Na2AI204
Tujuannya adalah untuk mengikat atau mengumpulkan kotoran-kotoran
yang tidak bisa disaring melalui filter biasa. Metode pembubuhan aluminium
sulfat yang paling umum adalah dalam bentuk larutan. Larutan aluminium sulfat
dibuat dalam sebuah tangki dengan kapasitas yang cukup untuk pembubuhan
koagulan. Untuk itu diperlukan dua tangki berpengaduk, dimana yang satu
beroperasi sementara larutan disiapkan pada tangki lainnya. Pembubuhan
koagulan ini dilakukan pada unit koagulasi.
Koagulasi didefinisikan juga sebagai proses destabilisasi muatan koloid
padatan tersuspensi termasuk bakteri dan virus, dengan suatu koagulan. sehingga
akan terbentuk flok-flok halus yang dapat diendapkan, proses pengikatan partikel
koloid. Pengadukan cepat (flash mixing) merupakan bagian integral dari proses
koagulasi. Tujuan pengadukan cepat adalah mempercepat dan menyeragamkan
penyebaran zat kimia melalui air yang diolah. Koagulan yang umum dipakai
adalah alumunium sulfat, feri sulfat, fero sulfat dan PAC. Umumnya partikelpartikel tersuspensi atau koloid dalam air buangan memperlihatkan efek
brownian. Permukan partikel-partikel tersebut bermuatan listrik negatif. Partikel-

partikel itu menarik ion-ion positif yang terdapat dalam air dan menolak ion-ion
negatifnya. Ion-ion positif tersebut kemudian menyelubungi partikel-partikel
koloid dan membentuk lapisanrapat bermuatan didekat permukannya .
2) Flokulasi
Flokulasi adalah suatu mekanisme dimana floc kecil tersebut akan dilalui
suatu media flokulan (Polyelektrolit) digabungkan menjadi floc yang lebih besar
sehingga massa bertambah agar dapat mengendap. Flok-flok yang semakin
membesar itu akan mengendap sejalan dengan pertambahan luas permukaan
aliran, sehingga waktu pengaliran akan lebih lama dan reaksi yang terjadi akan
semakin sempurna. Sedangkan perluasan permukaan aliran akan dilakukan
dengan penambahan sekat-sekat pada bak flokulasi. Sehingga butiran-butiran
yang sudah terbentuk akan saling bertumbukan dan akan menghasilkan flok-flok
yang semakin membesar, ini dikarenakan flok-flok tadi akan saling melekat antara
satu dengan yang lainnya.
Proses flokulasi dalam pengolahan air bertujuan mempercepat proses
penggabungan flok-flok yang telah dibibitkan pada proses koagulasi . Partikelpartikel ini yang telah distabilkan selanjutnya saling bertumbukan serta
melakukan proses tarik-menarik dan membentuk flok yang ukurannya makin lama
makin besar serta mudah mengendap . Gradien kecepatan merupakan faktor yang
penting dalam desain bak flokulasi.
Jika nilai gradien terlalu besar maka gaya geser yang timbul akan mencegah
pembentukan flok, sebaliknya jika nilai gradient terlalu rendah/tidak memadai
maka proses penggabungan antar partikulat tidak akan terjadi dan flok besar serta
mudah mengendap akan sulit dihasilkan. Untuk itu nilai gradien kecepatan proses
flokulasi dianjurkan berkisar antara 90/detik hingga 30/detik. Untuk mendapatkan
flok yang besar dan mudah mengendap maka bak flokulasi dibagi atas 3
kompartemen, dimana pada kompertemen pertama terjadi proses pendewasaan
flok-flok, pada kompartemen kedua ini terjadi proses penggabungan flok, dan
pada kompartemen ketiga terjadi pemadatan flok. Pengadukan lambat (agitasi)
pada proses flokulasi juga dapat dilakukan dengan metoda yang sama dengan

pengadukan cepat pada proses koagulasi sebelumnya, perbedaannya terletak pada


nilai gradien kecepatan di mana pada proses flokulasi nilai gradien jauh lebih
kecil dibanding gradien kecepatan koagulasi.
3) Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu mekanisme dimana floc yang sudah cukup besar
tersebut akan mengendap dan turun ke permukaan air karena gaya gravitasi bumi.
Pada umumnya proses sedimentasi dilakukan setelah proses koagulasi dan proses
flokulasi dimana tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan sehingga
menjadi lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat . Sedimentasi
bisa dilakukan pada awal maupun pada akhir dari unit sistem pengolahan . Jika
kekeruhan dari influent tinggi, sebaiknya dilakukan proses sedimentasi awal
(primary sedimentation) didahului dengan koagulasi dan flokulasi, dengan
demikian akan mengurangi beban pada treatment berikutnya. Sedangkan
sedimentasi kedua yang terletak pada akhir treatment gunanya untuk memisahkan
dan mengumpulkan lumpur dari proses sebelumnya (activated sludge dan OD)
dimana lumpur yang terkumpul tersebut dipompakan keunit pengolahan lumpur
tersendiri.
Sedimen dari limbah cair mengandung bahan-bahan organik yang akan
mengalami proses dekomposisi. Pada proses tersebut akan timbul formasi gas
seperti carbon dioxida dan methane. Gas tersebut terperangkap dalam partikel
lumpur dimana sewaktu gas naik ke atas akan mengangkat pula partikel lumpur
tersebut. Proses ini selain menimbulkan efek turbulensi juga akan merusak
sedimen yang telah terbentuk.
Pada septic-tank, imhoff-tank dan baffle-reactor, konstruksinya didesain
sedemikian rupa guna menghindari efek dari timbulnya gas supaya tidak
mengaduk atau merusak partikel padatan yang sudah mapan (settle) di dasar
tangki, sedangkan pada UASB (Uplift Anaerobic Sludge Blanket) justru
menggunakan efek dari proses tersebut untuk mengaduk aduk partikel lumpur
supaya terjadi kondisi seimbang antara gaya berat dan gaya angkat pada partikel
lumpur, sehingga partikel lumpur ini tersebut melayang-layang.

Setelah proses dekomposisi dan pelepasan gas, kondisi lumpur tersebut


tersebut sudah stabil dan akan menetap secara permanen pada dasar tangki,
sehingga sering juga proses sedimentasi dalam waktu yang cukup lama disebut
dengan proses Stabilisasi. Akumulasi lumpur (volume) dalam periode waktu
tertentu (desludging interval) merupakan sebuah parameter penting dalam
perencanaan pengolahan limbah dengan proses sedimentasi dan stabilisasi lumpur.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, T., K., dan Aziz, T. 2003. Pelatihan Prime Movers Dan Peralatan Khusus
Penunjang Operasional Pabrik Bagi Calon Karyawan PT. PUSRI,
Palembang. Universitas Sriwijaya PT. PUSRI : Palembang.
Irfan. 2011. Klarifier. [Online] http://www.scribd.com/doc/ 93195060/. (Diakses
pada tangga; 25 Maret 2015).
Nugraha. 2011. Jenis-jenis Klarifier. [Online].https://mcnugraha.wordpress.com/
category/filiform-corrosion/. (Diakses pada tangga; 25 Maret 2015).

Pradhipta, D. 2011. Korosi Di Lingkungan Gas Dan Minyak Bumi. [Online].


http://danarpradhipta.blogspot.com/2011/10/chemical-untuk-industri-gasdan-minyak.html. (Diakses pada tanggal 25 Maret 2015).
Sulistijono. 2010. Pengendalian Korosi. Jurusan Teknik Material dan Metalurgi,
ITS : Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai