Anda di halaman 1dari 63

2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA NTT

SUMBA BARAT DISTRICT


2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR UNFPA 7TH CP
INDONESIA DISTRICTS AND PROVINCES

PROPINSI : NUSA TENGGARA TIMUR


KABUPTEN : SUMBA BARAT

A. TUJUAN

Sejak tahun 2008, Komponen Program telah mengadopsi perubahan


sebagaimana direkomendasikan dalam Mid Term Review dengan memproses
indikator kunci dan penyesuaian yang diperlukan untuk mencapai target tahunan.
Perbaikan difokuskan pada;

Country Program yang ke-7 berkontribusi pada hasil UNDAF yaitu :


a. Memperkuat pengembangan manusia untuk mencapai MDGs;
b. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik; dan
c. Melindungi kelompok rentan dan mengurangi sifat kerentanan yang selaras
dengan Indonesia Government Medium Term Development Plan 2004-2009
(Rencana Pembangunan Jangka Menengah/RPJM), Laporan perkembangan
MDGs nasional yang pertama, dan Poverty Reduction Strategy Paper (PRSP).

B. Section 1: Outcome and Output indictors reporting

RH-CP Outcome 1: Meningkatnya dukungan kebijakan dan komitmen untuk


mempromosikan hak reproduksi secara menyeluruh, kualitas tinggi, kesehatan
reproduksi sensitif gender, informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja
ditingkat nasional dan sub-nasional.

Output (R101): Strategi Nasional dan sub-nasional tentang kesehatan


reproduksi, kesehatan reproduksi remaja (KRR), Infeksi Menular Seksual (IMS) dan
HIV-AIDS dikembangkan untuk memastikan akses pelayanan tersebut tanpa
membedakan status perkawinan, jenis kelamin dan orientasi seksual.

Strategi utama adalah dengan cara menetapkan dan memperkuat mekanisme


untuk mempromosikan kesehatan reproduksi, jaminan ketersediaan komoditas
kontrasepsi, dan pencegahan serta penatalaksanaan HIV-AIDS, di Pusat (nasional)
dan Sub-nasional meliputi upaya dari pembela hukum serta kontribusi untuk
mendukung pengembangan kebijakan-kebijakan Kespro serta strategi termasuk
Keluarga berencana, KRR, IMS, dan HIV-AIDS.

Page 1
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA NTT
SUMBA BARAT DISTRICT

Output (R105): Meningkatkan kapasitas para pembuat undang-undang,


pembuat keputusan, pemimpin masyarakat dan tokoh agama, masyarakat sipil
dan media tentang isu yang berhubungan dengan hak reproduksi, kesehatan
reproduksi, kesehatan reproduksi remaja, IMS dan HIV/AIDS serta kesetaraan
gender dalam kebijakan-kebijakan.
Strategi utama adalah dengan cara meningkatkan kesadaran dan membangun
kapasitas para pembuat undang-undang, pembuat keputusan, tokoh agama dan
para pemimpin komunitas, masyarakat sipil, kaum muda dan media melalui
advokasi dan membangun kemitraan, orientasi dan pelatihan serta berbagi
informasi/pengalaman.

RH-CP Outcome 2: Memperkuat permintaan masyarakat terhadap layanan dan


informasi kesehatan reproduksi, kesehatan reproduksi remaja, yang berkualitas
tinggi, terintegrasi, berorientasi pada klien dan sensitif gender.

Output (R301): Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan diantara para wanita,


para laki-laki dan kelompok rentan tentang isu yang berhubungan dengan hak
reproduksi, kesehatan reproduksi, kesehatan reproduksi remaja, IMS dan
HIV/AIDS serta kekerasan berbasis gender.

Strategi utama adalah mendukung KIE, kampanye dan aktivitas/kegiatan


terutama program berbasis masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi, mencakup didalamnya keluarga berencana, KRR, IMS dan HIV/AIDS
serta kesetaraan gender termasuk kekerasan berbasis gender secara
terpadu/terintegrasi.

RH-CP Outcome 3: Meningkatkan akses informasi dan pelayanan kesehatan


reproduksi dan kesehatan reproduksi remaja yang berkualitas tinggi, terintegrasi,
berorientasi pada klien dan sensitif gender.

Output (R205): Memperkuat pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir (
maternal and neonatal care) dengan memfokuskan pada pelayanan
kegawatdaruratan dalam kehamilan/persalinan dan meningkatkan ketersediaan
informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja yang secara khusus
memusatkan pada IMS dan HIV-AIDS.

Strategi utama adalah dengan mendukung pelaksanaan dari strategis nasional


tentang “Making Pregnancy Safer” dan penerapan dari “Strategy dan Kebijakan
Nasional tentang Kesehatan Reproduksi yang terintegrasi dari empat komponen
kesehatan reproduksi essensial”. Komponen kesehatan reproduksi essensial

Page 2
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA NTT
SUMBA BARAT DISTRICT

meliputi Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, IMS dan HIV-AIDS dan
Kesehatan Reproduksi.

PDS-CP Outcome 4: Meningkatkan pemahaman dari pembuat kebijakan,


perencana, dan anggota parlemen ditingkat nasional dan sub nasional tentang
keterkaitan antara kependudukan, kesehatan reproduksi, gender, kemiskinan dan
pembangunan dengan meningkatkan ketersediaan serta penggunaan data
kependudukan, kesehatan reproduksi dan kesehatan reproduksi remaja, IMS dan
HIV/AIDS, kesetaraan gender dan kemiskinan.

Output 4.1 (P101): Meningkatkan ketersediaan dan kemampuan dalam


menggunakan data terpilah tentang kependudukan, kesehatan reproduksi dan
kesehatan reproduksi remaja, IMS dan HIV/AIDS, kesetaraan gender dan
kemiskinan dan meningkatkan pemahaman bagi perencana, pembuat kebijakan
dan anggota parlemen tentang keterkaitan semua isu tersebut dalam
pembangunan.

Strategi utama yang digunakan adalah menyatukan data kependudukan dan


data kesehatan reproduksi ke dalam DDA (Daerah Dalam Angka),
membentuk/memperkuat forum database dan membangun kapasitas, pelatihan
perencana dan pembuat kebijakan serta pelatihan penggunaan data.

Gender CP Outcome 5: Memperkuat mekanisme institusional, nilai dan praktek


social budaya untuk mempromosikan serta melindungi hak para wanita, anak-
anak perempuan dan kesetaraan gender.

Output 5.1(G.101): Meningkatkan kapasitas pemerintah, NGO/lembaga non


pemerintah/LSM dan organisasi masyarakat sipil, komunitas dan media massa
untuk mencegah serta menangani Kekerasan Berbasis Gender (KBG) serta praktek
berbahaya lainnya termasuk penerapan undang-undang, pengadilan, tulisan dan
keagamaan berkenaan dengan hak para wanita dan anak-anak perempuan.

Salah satu kabupaten fokus Gender (G101) adalah Sumba Barat.

Silahkan lihat Country Program Framework tahun 2008-2010 (lampiran 1) dan


Kemajuan pada tahun 2009 (Lampiran 2: file CPAP of ANNEX 2 the CPAP
Planning and Tracking Tools attached).

Page 3
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA NTT
SUMBA BARAT DISTRICT

Page 4
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA NTT
SUMBA BARAT DISTRICT

C.SUMBER-SUMBER DAYA

Total anggaran yang disetujui selama tahun 2009 yaitu:

Area (Wilayah) R101 R205 R105 R301 P101 G101


Man & Op Program

Sumba Barat 192,447,400 57,300,000 43,250,000 64,725,000 173,470,000 102,970,000 225,775,000

Total IDR
Total US$(1 US$ = Rp.
9000,-)

Page 5
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 6
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

C. Section 2. Summary of 2009 Programme.

Section 2.1. Reproductive Health Services & Policy

Komponen Program : Kesehatan Reproduksi (Pelayanan &


Kebijakan)
Project ID ( kode ATLAS) : IDN7 R101 dan IDN7 R205
Judul Proyek dan ID :
Co-financing Donor(s) : Tidak ada
Pelaksana : Bappeda Kabupaten Sumba Barat (PG0032)
Pelaksana lain :Dinas Kesehatan, Badan PP & KB, dan
Forum Parlemen.

2.1. a. Results of RH Services and Policy programme in 2009

 Pada tahun 2009, dalam rangka memperkuat program nasional dan sub-
nasional melalui dukungan dan operasional untuk menstabilkan Komisi
Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) di kabupaten Sumba Barat melalui
kegiatan rapat/pertemuan untuk memperkuat tugas, peran dan fungsi
masing-masing komisi. Dilaksananakannya kegiatan pengembangan
rencana kerja KPAD Kabupaten Sumba Barat 2009-2014 serta dukungan
sekertariat dan rapat pertemuan Forum Parlemen Sumba Barat.
 Tim Jaminan Ketersediaan Kontrasepsi mendapat dukungan berupa
rapat/pertemuan untuk mendukung rencana kerja dan strategi tim JKK,
pelatihan RH Costing dan forecasting, pengembangan forecasting
ketersediaan komoditas kontrasepsi dalam 5 tahun, advokasi dan adopsi
perangkat(tools) forecasting kespro dan penetapan biaya ke dalam
perencanaan local.
 Penguatan untuk fasilitator kespro dilakukan dengan memberikan
dukungan :
o Rapat pengkajian program kespro (PKRET dan PONEK) untuk
identifikasi pencapaian, analisa kebutuhan dan hambatan ditingkat
provinsi dengan melibatkan 5 kabupaten dukungan UNFPA.
o Pelatihan/penyegaran PKRET bagi fasilitator kabupaten. Pada tahun
2009, 2 orang dari dinas kesehatan kabupaten Sumba Barat
o Memfasilitasi pelaksanaan supervisi dan monitoring ke puskesmas
yang dilakukan fasilitator kespro kabupaten.
 Dukungan komprehensif kepada puskesmas untuk memaksimalkan PKRET
diberikan melalui :
o Pelatihan Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK) yang diberikan Formatted: Bullets and Numbering

Page 6
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 7
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

kepada 5 orang dari 3 puskesmas (Puskesamas Puweri, puskesmas


Lahihuruk dan puskesmas Kabu Karudi).
o Pelatihan Contraceptives Technical Update (CTU) yang diberikan
kepada 2 Orang bidan dari 2 puskesmas yang dilakukan bekerja
sama dengan P2KS RSU WZ. Johanes Kupang, Dinas Kesehatan
Provinsi NTT dan Dinkes Kabupaten.

2.1.b. Pengkajian dari kemajuan yang dicapai output R101

Ringkasan berikut ini menggambarkan kemajuan yang diharapkan dalam


indikator output pada tahun 2009:

Indicator 1.1.b. Pengembangan panduan untuk inklusi Kesehatan


Reproduksi Remaja menjadi kurikulum local (kurikulum pendidikan
sekolah menengah).

Strategi utama yang dilakukan adalah :


 Pengembangan panduan untuk integarsi KRR dlm kurikulum local
 Pemetaan status KRR dalam kurikulum local
 Pendampingan teknis untuk integrasi KRR dalam kurikulum lokal di 3
kabupaten
 Monitor penerapan dan hasil intervensi program
 Advokasi untuk replikasi
Target 2009 :
1. Penanggungjawab di Diknas diidentifikasi; panduan integrasi KRR dlm
lokal kurikulum dirancang dan disahkan ;
2. Pemetaan status KRR di 5 kabupaten,pengembangan alat bantu
pemetaan ;
3. Workshop pengintegrasian KRR terlaksana di 3 kab: Kupang, TTS dan
Alor; sekolah yg terpilih untuk menerapkan kurikulum baru diidentifikasi ;
4. Alat monitoring dan evaluasi dikembangkan; pengumpulan data
dilakukan di sekolah dan kabupaten terpilih ;
5. Materi advokasi dikembangkan, rapat bagi pembuat keputusan
dilaksanakan.

Target tercapai / tercapai sebagian / tidak tercapai karena:

Page 7
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 8
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Walaupun Sumba Barat bukan daerah prioritas untuk pencapaian target ini
namun secara umum dapat disampaikan bahwa target yang diharapkan
tercapai bahkan kabupaten Sumba Barat telah menganggarkan sejumlah
dana pengembangan dan replikasi modul KRR sebagai mata pelajaran Mulok
wajib di tingkat SLTP dan SLTA sekabupaten Sumba Barat dengan Surat
Keputusan Bupati.

Hambatan dan rintangan untuk mencapai indikator ini antara lain :


1. Pergantian penanggung jawab di Dinas PPO mengakibatkan
terhambatnya kelancaran pelaksanaan tahapan proses dihasilkannya
modul KRR.
2. belum dikembangkannya alat monitoring dan evaluasi sehingga
belum dapat mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan modul KRR
di sekolah intervensi.
3. kemampuan/ketrampilan guru dalam menyampaikan materi masih
sangat terbatas.

Indicator 1.1.c. Mekanisme untuk mempromosikan Reproductive


Health, HIV-AIDS dan Jaminan Ketersediaan Kontrasepsi berfungsi di 1
provinsi serta 5 kabupaten.

Strategi utama yang dilakukan adalah :


 Identifikasi mekanisme di tingkat provinsi dan kabupaten untuk
mempromosikan KR, KB, dan HIV-AIDS ;
 Penguatan tugas dan fungsi dari mekanisme pelaksanaan Kespro, HIV-
AIDS dan JKK ;
Target 2009 :
1. Penanggungjawab/tugas/mekanisme Komisi Kespro, JKK, dan KPAD
diidentifikasi, disepakati, disepakati, dan disensitisasi; ToR dan rencana
kerja disahkan; mekanisme difungsikan ;
2. TOR dan rencana kerja disepakati; proyeksi ketersediaan kontrasepsi
untuk 5 tahun ke depan; strategi & material advokasi dikembangkan
di 21 kab; advokasi kepada group target terkait dilaksanakan.

Target tercapai / tercapai sebagian / tidak tercapai karena:

Page 8
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 9
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Target tercapai sebagian,


 komisi kespro telah dibentuk namun peran dan fungsinya tidak
berjalan sesuai yang diharapkan karena sebagian besar anggota
yang telah ada mutasi ke kabupaten baru selain itu terdapat
beberapa komisi serupa yang telah terbentuk di kabupaten Sumba
Barat yang memiliki kesamaan peran dan fungsi dari komisi ini,
diantaranya : Tim Kesehatan Ibu, Balita dan Bayi baru lahir
(KIBBLA), Dewan Kesehatan daerah, DTPS, dll.
 JKK baru saja terbentuk di akhir tahun 2009 dan telah
menghasilkan susunan team dengan SK Bupati serta rencana kerja
2010-2014.
 KPAD kabupaten Sumba Barat (Nomor : Kep Bupati Sumba
barat/HK/296/2009) telah berfungsi dengan baik dan berjalan
sesuai dengan rencana kerja yang telah disyahkan.

Hambatan dan rintangan untuk mencapai indikator ini antara lain :


1. Panduan pembentukan komisi sangat terbatas sehingga
menyulitkan kabupaten dalam merancang dan menetapkan
rencana kerja, peran dan fungsi komisi. Akibatbya pembentukan
komisi-komisi mengalami keterlambatan dari waktu yang
diharapkan.
2. Sumba Barat mengalami pemekaran kabupaten di akhir tahun
2008, sehingga banyak staf yang mutasi ke kabupaten baru dan
komisi yang telah dibentuk mengalami stagnasi dalam
pelaksanaan peran dan fungsinya di tahun selanjutnya (2009).

2.1.c. Pengkajian dari kemajuan yang dicapai output R205

Ringkasan berikut ini menggambarkan kemajuan yang diharapkan dalam


indikator output pada tahun 2009:

Indicator 3.1.a. Sedikitnya 3 Puskesmas dimasing-masing kabupaten


dalam 2 kabupaten terpilih menyediakan Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Esensial Terpadu dan VCT diidentifikasikan.

Page 9
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 10
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Strategi utama yang dilakukan adalah :


 Pemutakhiran dan analisa status layanan PKRET di 3 puskesmas terpilih
di 2 kabupaten prioritas yaitu kabupaten Kupang dan TTS ;
 Penguatan tugas dan fungsi fasiliatator KR kabupaten ;
 Dukungan komprehensif kepada peskesmas terpilih ;
 Review program secara berkala untuk mengidentifkasi kemajuan dan
hambatan; serta mengambil tindakan perbaikan ;
 Advokasi.
Target 2009 :
1. Pengumpulan dan analisa data di 2 kab terpilih: Kupang and TTS.
Workshop terlaksana ;
2. TOR fasilitator KR dikembangkan; pelatihan penyegaran dilaksanakan;
fasilitator KR berfungsi: Dampingan teknis ke puskesmas terpilih
dilaksanakan, monitoring dan evaluasi diterapkan ;
3. Rencana aksi (POA) puskesmas dikembangkan; mekanisme pencatatan
dan pelaporan dijalankan; peralatan dan perlengkapan bagi 3 puskesmas
terpilih di 9 kab tersedia; pelatihan PKRET bagi penyedia layanan
kesehatan terlaksana ;
4. Rapat tahunan untuk 5 kab membahas kemajuan PKRET bagi Dinkes
prov & kab dilaksanakan di 2009. Evaluasi oleh manajer program di
Dinkes 5 kab yang didampingi oleh fasilitator KR terlaksana; review per
kuartal dilaksanakan di puskesmas di 2 kab terpilih ;
5. Material advokasi dikembangkan.

Kemajuan selama setahun tercapai / sebagian tercapat / tidak tercapai


dikarenakan beberapa hal sebagai berikut :
Sebagian tercapai, dari hasil pengumpulan dan analisa data yang diakukan di
3 puskesmas Puweri, Kabu Karudi dan Lahihuruk menunjukkan pencatatan
dan pelaporan belum dilakukan secara optimal. Pelayanan belum berjalan
secara komprehensif, belum ada ruang konseling yang memadai, pelayanan
kesehatan reproduksi bagi usia lanjut tidak tersedia. Dampingan teknis oleh
fasilitator kesehatan reproduksi kabupaten masih terus berjalan.

2 Puskesmas menyediakan pelayanan VCT yaitu puskesmas Puweri dan Kabu


Karudi (masukkan nama puskesmas). Sedangkan 1 puskesmas menyediakan
PKRET dengan skala penilaian 2 (skor) yaitu puskesmas Lahihuruk.

Hambatan dan rintangan untuk mencapai indikator ini antara lain :


 Komitmen dan ketrampilan pemberi layanan masih sangat rendah.

Page
10
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 11
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

 Terbatasnya dukungan dana APBD dalam pelaksanaan program


kesehatan reproduksi.
 Rendahnya mekanisme pelaporan data secara berstruktur akibat
kualitas pencatatan yang masih rendah.

Hasil umum tergambar dalam matriks berikut ini untuk tingkat integrasi
(terutama untuk 3 Puskesmas fokus) dalam lampiran 7.

Indicator 3.1.b. Pemutakhirkan status RSUD 24/7 yang mampu


Emergensi Obstetri setiap dua tahunan.

Strategi utama yang dilakukan adalah :


 Pengumpulan data untuk update status 24/7 PONEK Rumah Sakit
Daerah di kabupaten ;
 Review berkala ;
 Pelatihan PONEK untuk staff RS kabupaten (jika diperlukan) ;
 Advokasi.
Target 2009 :
1. Alat bantu digunakan; data dimutakhirkan di semua kabupaten ;
2. Review terlaksana disemua kabupaten ;
3. Pelatihan PONEK di RS kab terpilih (berdasarkan kebutuhan) ;
4. Darah aman tersedia di RS, Nota Kesepahaman antara RS-Dinkes-PMI;
materi advokasi dikembangkan untuk menjamin ketersediaan pelayanan
darah.

Kabupaten Sumba Barat tidak melaksanakan kegiatan yang dilakukan


dalam pencapaian target ini.

2.1.d. Faktor penghambat dan pendukung yang mempengaruhi pelaksanaan


program dan pencapaian target.

Factor penghambat:
1) Ketidaktersediaan petunjuk pelaksanaan serta kerangka kerja komisi
kespro di kabupaten.
2) Anggota dalam komisi kespro tidak memahami tentang apa tugas,
peran dan fungsi komisi atau kelompok kerja dalam komisi sehingga
program atau rencana kerja tidak berkelanjutan dan berjalan tidak
efektif.
3) Meskipun KPAD di kabupaten telah mengembangkan

Page
11
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 12
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

program/rencana kerja serta perencanaan strategis, tetapi tidak ada


evaluasi dari kualitas pelaksanaan program kerja sesuai dengan
potensinya masing-masing.
4) Masih terbatasnya dampingan teknis, supervise dan monitoring yang
dilaksanakan tingkat pusat dan provinsi untuk memantau
perkembangan dan memberikan solusi tentang permasalahan dan
hambatan yang terjadi di lapangan. Terbatasnya panduan dan umpan
balik untuk Puskesmas dalam rangka memaksimalkan PKRET.

Pembelajaran :
1) Adanya dukungan pemerintah melalui dana APBD untuk mendukung
pelaksanaan program kerja KPAD pada tahun 2009 sebesar Rp.
75.000.000
2) Dukungan Pemda bagi pengembangan modul KRR sebagai kurikulum
muatan lokal wajib. Pada tahun 2009 telah diujicobakan modul yang
dihasilkan pada 2 sekolah contoh yaitu SMA N I Waikabubak dan SMK
Negeri I Loli.
3) Berfungsinya 2 Fasilitator Kesehatan Reproduksi Kabupaten dalam
memberikan dukungan teknis dan managemen bagi penguatan PKRE
di puskesmas.
4) Komitmen dan dukungan forum parlemen (DPRD) terhadap
pelaksanaan PONED/PONEK di Kabupaten Sumba Barat melaui
kebijakan dan anggaran.

Rekomendasi:
1) Rasa kepemilikan maupun usaha untuk menyingkirkan
kesalahpahaman serta untuk meningkatkan dukungan atau peran serta
sector terkait dilaksanakan melalui berbagai kegiatan advokasi kepada
kepala pemerintahan kabupaten, legislative, pihak pengambil
kebijakan/keputusan di sector terkait.
2) Mengatur dan mengembangkan panduan atau petunjuk tentang
bagaimana untuk mengorganisir, memelihara dan mengatur
pelaksanaan komisi Kespro, KPAP/KPAD dan Tim JKK.
3) Perlunya dilakukan pengkajian tentang pelaksanaan Komisi Kespro,
KPAP/KPAD, Tim JKK dan evaluasi PKRET dan PONEK untuk
berlangsung di awal 2010.
4) Perlu meningkatkan dampingan teknis, supervise dan monitoring yang
dilaksanakan oleh tingkat pusat dan provinsi untuk memantau
perkembangan dan memberikan solusi tentang permasalahan dan

Page
12
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 13
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

hambatan yang terjadi di lapangan.

Section 2.2. Reproductive Health Demand Creation

Komponen Program : Kesehatan Reproduksi (Demand Creation)


Project ID ( kode ATLAS) : IDN7 R105 dan IDN7 R301
Judul Proyek dan ID :
Co-financing Donor(s) : Tidak ada
Pelaksana : Bappeda Kabupaten Sumba Barat (PG0032)
Pelaksana lain :Badan PP & KB, Dinas Kesehatan, Forum
Parlemen Kabupaten Sumba Barat

2.2.a. Hasil pokok RH Demand Creation tahun 2009

Agenda kegiatan penting dalam tahun ini tergambar sebagai berikut:


 Advokasi tentang RHCS (Reproductive Health Commodity Security atau
Jaminan Ketersedian Komoditas Kesehatan Reproduksi) yang
dilaksanakan oleh provinsi (BKKBN Provinsi NTT) melalui pertemuan
advokasi dengan pemangku kepentingan di 5 kabupaten (terutama
legislatif dan eksekutif) tentang pentingnya dan manfaat pembiayaan
keluarga berencana dan revitalisasi tim Jaminan Ketersediaan Kontrasepsi
(JKK) termasuk Kabupaten Sumba Barat.
 Advokasi tentang Kespro dan kekerasan berbasis gender pada anggota
parlemen (DPRD) yang dilakukan oleh IFPPD (Forum Parlemen).
 Memfasilitasi PERDA inisiatif Dewan tentang perlindungan perempuan
dan kekerasan berbasis gender di Sumba Barat dan telah menghasilkan
draft yang akan dibahas sesuai mekanisme yang berlaku.
 Promosi tentang kespro, KB dan kekerasan berbasis gender (KBG) melalui
media massa (Radio local : Maraga FM 107,7) dilaksanakan secara regular
setiap minggu untuk talkshow dan penyiaran jingle Kespro setiap 30
hari/quartal.
 Memfasilitasi workshop PLKB (Pekerja lapangan Keluarga berencana) dan
bidan yang ada di 3 kecamatan fokus.
 Pertemuan secara berkelompok untuk mengevaluasi
kesadaran/pengetahuan masyarakat tentang kespro dan gender 3
kecamatan : Kecamatan Kota, Lamboya dan Wanokaka.
 Workshop/Pelatihan tentang kespro dan isu KBG untuk PLKB dan bidan di
3 kecamatan focus.
 Promosi Kespro dan KBG pada kelompok wanita/ kaum muda di 3
kecamatan fokus

Page
13
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 14
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

 Program Pengembangan Masyarakat dihentikan sejak Juni 2009 dan


direprogram untuk mendukung pelatihan serta orientasi tentang Kespro,
KRR, IMS dan HIV/AIDS, KB dan gender untuk PLKB, bidan dan fasilitator
PNPM di Sumba Barat dengan menghasilkan MOU antara PNPM dan
Pemda untuk integrasi isu kespro ke dalam program kerja bersama.

2.2.b. Pengkajian dari kemajuan yang dicapai output R105

Strategi Utama:
 Meningkatkan kesadaran dan membangun kapasitas pembuat hukum,
pembuat keputusan, pemimpin agama dan masyarakat, komunitas sosial;
kaum muda dan media melalui advokasi dan pengembangan kemitraan;
orientasi dan pelatihan, serta berbagi informasi/pengalaman

Ringkasan berikut ini menggambarkan kemajuan yang diharapkan dalam


indikator output pada tahun 2009:

1.2.a. Minimal 5 parpol terbesar yang mengikuti Pemilu 2009, anggota


DPR/DPRD terpilih dlm komisi dan pembuata keputusan dibekali
informasi tentang isu kesehatan reproduksi, kepenudukan, dan gender di
Pusat dan Daerah.

2009 target:
1) Anggota DPRD terpilih sejumlah 135 orang (Alor-25, Sumba Barat-25,
Kupang-40 dan TTS-45) sudah mendapatkan informasi tentang isu kespro,
kependudukan, kemiskinan dan gender ;
2) Anggota DPRD II dan sector terkait sejumlah 150 orang sudah diadvokasi
tentang manfaat dan pentingnya pembiayaan program Keluarga
berencana dan Revitalization tim JKK yang advokasinya dilakukan oleh
BKkbN Provinsi NTT bekerjasmana dengan Badan KB dan Forum Parlemen
di Kabupatan ;
3) Para pengambil keputusan dan anggota parlemen sejumlah 65 orang (35
orang di Sumba Barat dan 30 orang di Manggarai) sudah mendapatkan
informasi tentang pentingnya pelaksanaan, pencapaian pelayanan dan
perlunya dukungan untuk PONEK Rumah Sakit Daerah dan swasta serta
PKRET di puskesmas.

Kegiatan yang dilakukan:


1) Advokasi tentang RHCS (Reproductive Health Commodity Security atau
Jaminan Ketersedian Komoditas Kesehatan Reproduksi) yang dilaksanakan

Page
14
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 15
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

oleh provinsi (BKKBN Provinsi NTT) melalui pertemuan advokasi dengan


pemangku kepentingan di 5 kabupaten (terutama legislatif dan eksekutif)
tentang pentingnya dan manfaat pembiayaan keluarga berencana dan
revitalisasi tim Jaminan Ketersediaan Kontrasepsi (JKK), hasilnya adalah :
Komitmen pemerintah kabupaten Sumba Barat telah diimplementasikan
dukungan melalui kebijakan dan dukungan dana APBD. Tim JKK terbentuk
berdasarkan SK Bupati sedang dalam proses penyelesaian.
2) Advokasi tentang Kespro dan kekerasan berbasis gender pada anggota
parlemen (DPRD) yang dilakukan oleh IFPPD (Forum Parlemen) Sumba
Barat. Hasilnya : Forum Parlemen telah berproses dan sebagai hasil
rekomendasi dari advokasi dan orientasi adalah draft Ranperda
Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Sumba Barat, yang pada
awal 2010 akan di bahas dalam rapat dewan sebagai perda inisiatif dewan.

Status berdasarkan pencapaian target adalah tercapai / tercapai sebagian /


tidak tercapai dibuktikan oleh:
Target tercapai.

Faktor-faktor hambatan dan tantangan yang mempengaruhi pencapaian


indicator dan target :

Proses dihasilkannya draft Ranperda Perlindungan Anak dan Perempuan


memakan waktu cukup lama karena agenda dewan sangat padat.

1.2.b. Komisi terkait yang menangani isu kependudukan di DPRD dan


instansi Pemerintah di Propinsi dan Kabupaten mendapat orientasi
tentang petunjuk penyusunan Perda HIV/AIDS dan Perdagangan
Manusia.

2009 target:
1) Total 85 orang (Alor -> 25, Kupang -> 25, Sumba Barat -> 35) dari DPRD
dan lembaga pemerintah terkait telah mendapatkan orientasi tentang
PERDA HIV/AIDS dan Trafficking ;
2) Pembuatan draft RANPERDA HIV/AIDS di 4 kabupaten (Alor, Manggarai,
Kupang dan TTS);
3) Pembuatan draft RANPERDA Perlindungan perempuan dan anak di
Sumba Barat ;
4) Mengadvokasi regulasi tentang KRR dalam bentuk PERDA di kabupaten
Kupang.

Page
15
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 16
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Kegiatan yang dilaksanakan:


1) Memfasilitasi PERDA tentang HIV/AIDS di Sumba Barat, Kupang, Alor,
Manggarai, dan TTS yang dilakukan oleh IFPPD, KPAD, Badan KB dan
Pemberdayaan Perempuan dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.
2) Memfasilitasi PERDA tentang perlindungan perempuan dan kekerasan
berbasis gender di Sumba Barat. ---- Draft Ranperda telah dibahas dalam
pertemuan tim kecil (10 orang) dari forum parlemen setelah dilakukan
public hearing pada tanggal 22 Desember 2009 lalu dan akan dilanjutkan
sesuai dengan mekanisme dewan yang berlaku untuk membahas lebih
lanjut Perda ini.

Status berdasarkan pencapaian target adalah tercapai / tercapai sebagian /


tidak tercapai dibuktikan oleh:
Target tercapai

Faktor-faktor hambatan dan tantangan yang mempengaruhi pencapaian


indicator dan target :
1. Pelaksanaan di lapangan menyesuaikan agenda kerja dewan,
sehingga dari jadwal yang direncanakan pada Q 1 dan 2 diundur
hingga Q4

1.2.c. Minimal 25 tokoh agama di tiap Kabupaten dan petugas penyuluh


perkawinan (BP4) di Tingkat Kecamatan mendapat pelatihan mengenai
bagaimana menyampaikan isu-isu kesehatan reproduksi, KB, dan gender
kepada pengikut mereka dan calon pengantin.

2009 target:
1) Total 74 tokoh agama dan tokoh masyarakat (Alor 35, TTS 24, Provinsi 15)
dan 92 penyuluh kursus perkawinan (Alor 28, Manggarai 25, TTS 24,
Provinsi 15) mendapatkan pelatihan tentang bagaimana cara
menyampaikan informasi tentang isu kespro, KB dan gender kepada
sesama tokoh agama atau tokoh masyarakat dan jemaatnya ;
2) Sosialisasi kepada masyarakat yang dilakukan oleh tokoh agama dan atau
tokoh masyarakat sebanyak 16 kali di kabupaten manggarai ;
3) Sosialisasi kepada masyarakat yang dilakukan oleh penasihat/penyuluh
perkawinan (tiap kali kegiatan 2 orang) di 3 kecamatan, kabupaten
Manggarai.

Page
16
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 17
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Kegiatan yang dilaksanakan:


1) Kabupaten Sumba Barat tidak merencanakan kegiatan yang mendukung
pencapaian target ini.

2.2.c. Pengkajian dari kemajuan yang dicapai output R301

Strategi Kunci:
 Mendukung program KIE/BCC, kampanye dan kegiatan terutama
program berbasis komunitas tentang Kesehatan Reproduksi, yang
meliputi KB, KRR, IMS, HIV-AIDS, dan gender; termasuk PKRET dan
pencegahan/penanganan KBG/GBV.

Ringkasan berikut ini menggambarkan kemajuan yang diharapkan dalam


indikator output pada tahun 2009:

Indikator 2.1. Jumlah siaran TV dan program radio yang disiarkan;


jumlah artikel/media cetak yang dipublikasi dan materi KIE/BCC yang
didistribusikan untuk mempromosikan KR/KB, terutama PKRET dan
pencegahan/penanganan KBG/GBV.

2009 target:
1) Membuat bahan IEC berdasarkan penyesuaian dari standar bahan IEC dari
pusat (2000 buah) oleh BKKBN Provinsi NTT ;
2) Siaran TV/Radio local (dengan materi yang dikembangkan oleh pusat)
ditingkat provinsi sebanyak 4 kali ;
3) Talk Show di radio local, total sebanyak 46 kali (Sumba Barat 10, Kupang
12 dan TTS 24);
4) Siaran Udara tentang kespro dan KBG melalui radio lokal di Sumba Barat
(4 bulan), Manggarai (12 bulan) dan TTS (4 bulan).

Kegiatan yang dilaksanakan


Promosi tentang kespro dan kekerasan berbasis gender (KBG) melalui media
massa dengan cara:
a. Berbicara tentang FP dan RH di radio lokal : kabupaten Sumba
Barat melakukan 10 kali talk show sesuai target tahun 2009 dengan
radio Maraga FM 107.7. Nara sumber lokal yang terlibat memiliki
kompeten dalam bidang kesehatan reproduksi (Dinkes, Yayasan
Perkumpulan Tanpa Batas), Keluarga Berencana (Badan PP dan KB),
Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender (Badan PP dan KB, Kabag

Page
17
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 18
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Pembangunan) dan Kebijakan dalam perencanaan pemerintah


daerah (Bappeda). Pelaksanaan talk show dilakukan pada setiap
akhir pekan dengan pertimbangan bahwa di jam ini lebih banyak
audience dari berbagai segmen yang tunning. Masyarakat sangat
antusias dengan diskusi interaksi, hal ini ditunjukan dengan
banyaknya pertanyaan baik melalui SMS maupun telepon secara
live.
b. PSA di atas/terhadap RH dan GBV melalui radio lokal tentang RH,
FP, ARH dan isu jenis kelamin juga untuk mempromosikan IERH
serta layanan jenis kelamin : dilakukan 4 quartal, setiap quartal 30
hari dengan frekwensi penyiaran 4 kali sehari melalui radio lokal
Maraga FM 107,7

Status berdasarkan pencapaian target adalah tercapai / tercapai sebagian /


tidak tercapai dibuktikan oleh:

Target tercapai.

Faktor-faktor hambatan dan tantangan yang mempengaruhi pencapaian


indicator dan target :

Tidak ada hambatan

Indicator 2.2. Jumlah laki-laki, perempuan, dan kaum muda yang


menghadiri kegiatan yang mempromosikan KR/KB, terutama PKRET dan
pencegahan/penanganan KBG/GBV.

2009 target:
1) 100 pekerja lapangan Keluarga berencana & midwives [adalah]
mengarahkan ke RH dan Gender mengeluarkan;
2) 240 orang muda, 135 (para laki-laki dan perempuan), 25 kader dan 155
para pemimpin komunitas mengikuti aktivitas-aktivitas mempromosikan
RH/FP terutama IERH dan pencegahan [dari] GBV (Alor 210 orang,
Manggarai 30 orang);
3) 125 orang tua mengikuti orientasi di atas/terhadap ARH dan HIV/AIDS
(Kupang);
4) Distribusikan melingkar dan/atau bentuk lain komunikasi kepada semua
berhubungan staf (PLKB, bidan, PP Section, para pemimpin desa, dukun,
kader posyandu dan lain-lain) di atas/terhadap IERH dan GBV di/dalam 4
sub distrik/12 kelompok (Manggarai);

Page
18
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 19
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

5) 245 orang-orang mengikuti komunitas empowerment aktivitas-aktivitas;


6) 11 distrik Sub fasilitator (Alor, sumba Barat dan manggarai).

Kegiatan yang dilaksanakan:

1) Memfasilitasi workshop PLKB (Pekerja lapangan Keluarga berencana) dan


bidan di 3 kecamatan fokus.
2) Pertemuan secara berkelompok untuk mengevaluasi
kesadaran/pengetahuan masyarakat tentang kespro dan gender pada 3
kecamatan fokus.
3) Workshop/Pelatihan tentang kespro dan isu KBG untuk PLKB dan bidan
ditingkat kabupaten.
4) Promosi Kespro dan KBG pada kelompok wanita/ kaum muda terdiri dari :
a. Orientasi untuk kader tentang kespro, layanan pencegahan dan
perlindungan terhadap KBG di Sumba Barat (3 kelompok
masyarakat di Wanakaka dan Lamboya oleh tenaga kesehatan
serta PLKB (Petugas Penyuluh KB) di desa);
b. Promosi tentang Kespro, KB dan KBG untuk kelompok masyarakat
(Wanokaka, Lamboya dan Kota).
c. Pertemuan koordinasi dengan Camat, kepala desa, tokoh agama
dan tokoh masyarakat, puskesmas dan PKK tentang Kespro, KB dan
KBG (Puskesmas Pu'u Weri dan Kabukarudi)
5) Program Pengembangan Masyarakat dihentikan sejak Juni 2009 dan
direprogram untuk mendukung pelatihan serta orientasi tentang Kespro,
KRR, IMS dan HIV/AIDS, KB dan gender untuk PLKB, bidan dan fasilitator
PNPM.

Sampai dengan akhir 2009, Status berdasarkan pencapaian target adalah


tercapai / tercapai sebagian / tidak tercapai dibuktikan oleh:
Target tercapai

Faktor-faktor hambatan dan tantangan yang mempengaruhi pencapaian


indicator dan target :
 Masih rendahnya frekwensi kegiatan orientasi, sosialisasi dan belum
melibatkan banyak pihak untuk mengakses informasi RH, ARH, KB,
GBV,IMS, HIV-AIDS
 Masih terbatasnya dana yang dianggarkan dalam APBD untuk memperluas
upaya promotif isu RH, ARH, KB, GBV,IMS, HIV-AIDS

Page
19
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 20
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

2.2.d. Faktor penghambat dan factor yang mendukung pelaksanaan


program dalam mencapai indicator dan target

Faktor-faktor berikut ini yang mempengaruhi pelaksanaan dan pencapaian


target:

Hambatan dan Tantangan:


1. Pergantian penanggung jawab di tingkat pelaksana kegiatan sangat
tinggi sehingga mengakibatkan terhambatnya kelancaran dan proses
internalisasi program bagi staf proyek.
2. belum dikembangkannya secara optimal alat monitoring dan evaluasi
sehingga belum dapat mengukur tingkat keberhasilan program
dengan baik.
3. kemampuan/ketrampilan penyedia layanan di tingkat
puskesmas/sekolah masih terbatas.
4. Panduan pembentukan komisi sangat terbatas sehingga menyulitkan
kabupaten dalam merancang dan menetapkan rencana kerja, peran
dan fungsi komisi. Akibatbya pembentukan komisi-komisi mengalami
keterlambatan dari waktu yang diharapkan.
5. Terbatasnya dukungan dana APBD dalam pelaksanaan program
kesehatan reproduksi.
6. Tingginya frekwensi agenda dewan atau forum parlemen sehingga
banyak kegiatan strategis yang membutuhkan dukungan kebijakan
dan anggaran di tingkat legislative atau eksekutif tidak dapat
dilaksanakan

Pembelajaran yang bisa diambil:


1. Komitmen pengambil kebijakan baik tingkat eksekutif dan legislative
dalam mendukung program UNFPA. Diantaranya terbentuk dan
berfungsinya KPAD, JKK, Forum Parlemen, Forum Data Base di
Kabupaten Sumba Barat yang mendukung pelaksanaan kegiatan yang
berkaitan dengan isu Kespro (IMS, HIV-Aids), Kespro Remaja, KB dan
Gender. Adanya dukungan dana pendamping sebesar Rp. 75 .000.000
2. Dihasilkannya Draft Ranperda Perlindungan Perempuan dan Anak
sebagai salah satu inisiatif dewan oleh DPRD Kabupaten Sumba Barat
difasilitasi oleh Forum Parlemen.
3. Penyebarluasan informasi Kespro (IMS, HIV-Aids), Kespro Remaja, KB
dan Gender melalui media radio memberikan dampak positif pada

Page
20
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 21
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

masyarakat.
4. Dihasilkannya Modul KRR sebagai mata pelajaran wajib dengan
dukungan Pemda melalui replikasi program.

Rekomendasi:

 Perlu dikembangkannya secara optimal alat monitoring dan evaluasi sehingga


dapat mengukur tingkat keberhasilan program dengan baik.
 Perlu peningkatan kemampuan/ketrampilan penyedia layanan di tingkat
puskesmas, sekolah, PLKB, dll melalui sosialisasi, pelatihan dan magang.
 Perlu dikembangkannya panduan pembentukan komisi dalam merancang dan
menetapkan rencana kerja, peran dan fungsinya sehingga komisi dapat
berdaya guna di daerah.
 Perlunya peningkatan advokasi bagi para pengambil/penentu kebijakan guna
memperoleh dukungan dana dan kebijakan dari pemerintah daerah

Section 2.3. Population Development Strategy

Page
21
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 22
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Komponen Program : Strategi Pengembangan Kependudukan


Project ID ( kode ATLAS) : IDN7 P101
Judul Proyek dan ID :
Co-financing Donor(s) : Tidak ada
Pelaksana : Bappeda Kabupaten Sumba Barat (PG0032)
Pelaksana lain : BPS dan Bappeda

2.3. a. Hasil dari Komponen Strategi Pengembangan Kependudukan tahun


2009:

Agenda kegiatan penting dalam tahun ini tergambar sebagai berikut:


 Aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan tahun 2009 adalah dimaksudkan
untuk mencapai target tahunan yaitu menyatukan/mengintegrasikan
75% indikator yang teridentifikasi ke dalam DDA di provinsi dan 5
kabupaten. Beberapa kegiatan untuk mengevaluasi sumber data di
sektor, pelatihan statistik dasar untuk meningkatkan kualitas sumber
data di sektor juga dilakukan. Untuk mendukung ketersediaan data,
pencetakan ulang DDA dalam bentuk hardcopy dan softcopy demikian
juga diusulkan untuk mengintegrasi data DDA dalam situs web
pemerintah regional.
 Pelatihan tentang penggunaan data untuk sektor perencana di provinsi
dan kabupaten dilaksanakan dengan harapan untuk mencapai target
yaitu 75% perencana yang teridentifikasi mampu membaca dan
menggunakan data. Pelatihan ditingkat provinsi mendatangkan pelatih
pusat sementara itu pelatih ditingkat kabupatan berasal dari pelatih
tingkat provinsi.

2.3.b. Pengkajian dari kemajuan yang dicapai output P101

Ringkasan berikut ini menggambarkan kemajuan yang diharapkan dalam


indikator output pada tahun 2009:

Indikator 4.1.a: Ketersediaan data terpilah tentang kependudukan, KR,


KRR, IMS termasuk HIV-AIDS, gender, dan kemiskinan dalam Buku
Statistik Tahunan Provinsi/Kabupaten (Daerah Dalam Angka) bagi
perencanaan dan pelaksanaan program,

Target 2009 adalah 5 kabupaten telah memasukkan 75% dari data terpilah
yang telah teridentifikasi dalam DDA

Page
22
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 23
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Aktivitas-aktivitas:
1) Meningkatkan kapasitas dalam menganalisa data untuk pihak/institusi
pemerintah pengumpulan data, masukan data (proses data), penilaian
indikator dan analisa data.
2) Kemitraan antar sector tentang data kependudukan, KR dan KBG/KTP
pada semua tingkatan area dengan melakukan pertemuan konsolidasi
triwulanan antar sector dalam Forum Database dan 'workshop' berbagi
pengalaman untuk mendapat input dalam menyusun TOR (kerangka kerja)
forum database.
3) Mendukung publikasi & penyebaran/diseminasi data nasional dan sub
nasional (Integrasi DDA kedalam Situs/web Pe,da, Tambahan percetakan,
Publikasi dalam bentuk softcopy-CDROM, diseminasi DDA).

Status berdasarkan pencapaian target adalah tercapai / tercapai sebagian /


tidak tercapai dibuktikan oleh:

Sebagian tercapai, satu kegiatan tidak dapat dilaksanakan yaitu kegiatan


desiminasi Sumba Barat dalam angka dikarenakan kegiatan BPS yang cukup
padat. Sebagaian data yang ditampilkan adalah data tahun 2005-2007 yang
belum diperbaharui sehingga belum mencerminkan kondisi data Sumba Barat
yang telah mengalami pemekaran dengan kabupaten lainnya. Data HIV-Aids
yang telah disepakati sebelumnya dalam pertemuan antar sektor terkait tidak
ditampilkan hal ini menunjukan kurangnya komitmen dan keseriusan dari
pihak pelaksana program.

Faktor-faktor hambatan dan tantangan yang mempengaruhi pencapaian


indicator dan target :

1. Komitmen pelaksana program masih rendah.


2. Padatnya kegiatan pelaksana program mempengaruhi kualitas layanan
statistik.

Indikator 4.1.b: Proporsi dari perencana, pembuat kebijakan dan


anggota parlemen yang diidentifkasi dapat memahami keterkaitan
antara kependudukan, KR, gender dan pembangunan.

Target 2009:

Page
23
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 24
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

1) Finalisasi terhadap materi informasi terfokus dalam meningkatkan


pemahaman tentang keterkaitan antara Strategi Kependudukan dan
Pembangunan, KR, gender
2) 75% dari perencana & pembuat kebijakan, dan 50% anggota parlemen
yang telah dilatih tentang pemahaman keterkaitan antara Strategi
Kependudukan dan Pembangunan, KR, gender.

Aktivitas-aktivitas:
1) Pelatihan untuk meningkatkan kualitas data tentang kependudukan, KR
dan gender untuk programmer/tenaga statistik pada institusi pemda
atau personil pemerintah di kabupaten Sumba Barat.

Status berdasarkan pencapaian target adalah tercapai / tercapai sebagian /


tidak tercapai dibuktikan oleh:

Target tercapai. Pengambil kebijakan memiliki pemahaman mengenai


keterkaitan keterkaitan antara Strategi Kependudukan dan Pembangunan,
KR, gender.

Faktor-faktor hambatan dan tantangan yang mempengaruhi pencapaian


indicator dan target :
Tidak ada.

Indikator 4.1.c: Proporsi dari perencana dan pembuat kebijakan yang


diidentifikasi disetiap kabupaten yang telah dilatih untuk menggunakan
data yang ada bagi perencanaan pembangunan daerah (Rencana
Strategis Daerah & Rencana Kerja Pemerintah Daerah).

Target 2009 adalah 75% dari perencana & pembuat kebijakan yang telah
dilatih untuk menggunakan data yang ada bagi perencanaan pembangunan
daerah (Rencana Strategis Daerah & Rencana Kerja Pemerintah Daerah).

Aktivitas-aktivitas:

1) Pelatihan tentang penggunaan data untuk perencana dan pembuat


kebijakan di provinsi kabupaten Sumba Barat.

Page
24
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 25
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Status berdasarkan pencapaian target adalah tercapai / tercapai sebagian /


tidak tercapai dibuktikan oleh:

Target tercapai.

Faktor-faktor hambatan dan tantangan yang mempengaruhi pencapaian


indicator dan target :

Tidak ada.

2.3.c. Faktor penghambat dan factor yang mendukung pelaksanaan


program dalam mencapai indicator dan target

Faktor-faktor berikut ini yang mempengaruhi pelaksanaan dan pencapaian


target:

Hambatan dan Tantangan:


 Komitmen pelaksana kegiatan masih rendah dan padatnya kegiatan/agenda
BPS sehingga beberapa kegiatan tidak dapat dilaksanakan
 Beberapa data yang ditampilkan tidak sesuai dengan hasil kesepakatan dalam
pertemuan pembahasan ketersediaan data di tingkat kabupaten. Masih
banyak data kependudukan yang dipakai adalah data tahun 2005-2007.
 Pembagian kabupaten menyulitkan BPS dalam melakukan pemilahan data.

Pembelajaran yang bisa diambil:


 Forum data base menjadi media strategis dalam pengumpulan, pembahasan,
dan analisa data. Melalui forum ini teridentifikasi masalah, hambatan dan
strategi dalam pengumpulan dan penyediaan data di daearah.
 Melalui pelatihan yang dilakukan bagi pengambil kebijakan memberikan
dampak pada kemampuan menentukan dan merencanakan pembangunan
khusus yang berkaitan dengan kependudukan, Kespro dan Gender.

Rekomendasi:

 Penguatan peran dan fungsi BPS sebagai penyedia data kabupaten yang sah
perlu di tingkatkan kemampuan managemen dan ketrampilan dalam
mengelola data yang dihasilkan di lapangan.

Page
25
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 26
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

 Pelatihan bagi pengambil/penentu kebijakan perlu ditingkatkan terus


sehingga memiliki kemampuan dalam pemanfaatan dan perencanaan
paembangunan

Section 2.4. GENDER

Komponen Program : Gender


Project ID ( kode ATLAS) : IDN7 G101
Judul Proyek dan ID :
Co-financing Donor(s) : Tidak ada
Pelaksana : Bappeda Kabupaten Sumba Barat (PG0032)
Pelaksana lain : Badan PP & KB dan Bappeda.

2.4.a. Hasil pokok Gender tahun 2009

Kegiatan penting dalam tahun ini tergambar sebagai berikut:


 Aktivitas-aktivitas dalam output ini adalah mendukung upaya pemda
dalam mengurangi/mengelola kasus KGB melalui beberapa aktivitas
seperti: meningkatkan kapasitas sektor penegak hukum, sektor
kesehatan, dan organisasi nirlaba dalam mengelola KBG/KTP,
mendukung peningkatan system pencatatan dan pelaporan KBG,
mengembangkan regulasi/aturan lokal dalam usaha pencegahan atau
penatalaksanaan KBG, mendirikan/menetapkan dan memperkuat
sistem jaringan dalam pencegahan/manajemen KBG di 5 pusat layanan
atau P2TP2A, integrasi instrumen gender kedalam perencanaan lokal
dan proses penganggaran serta usaha mempromosikan keterkaitan
gender - lingkungan yang dengan mudah digunakan dan didukung
social budaya.

2.4.b. Pengkajian dari kemajuan yang dicapai output G101

Ringkasan berikut ini menggambarkan kemajuan yang diharapkan dalam


indikator output pada tahun 2009:

Indikator 5.1.a : Tiga (3) pusat layanan (kesehatan, penegakan hukum,


psikososial / shelter di 18 kecamatan (9 kabupaten/kota) berfungsi

Page
26
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 27
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

dalam memberikan layanan terpadu sesuai standar minimal layanan


untuk korban KBG.

Strategi Kunci terdiri dari:


 Penyediaan bantuan technical yang sistematik dan berkelanjutan supaya
mencapai layanan tepat waktu dan terpadu sesuai standar minimum
layanan untuk korban KBG/KTP.
 Bantuan technical sistem pencatatan dan pelaporan berantai dari
kecamatan sampai nasional.
 Peningkatan kapasitas mitra pelaksana dan Pokja/Forum KBG untuk
memperkuat mekanisme kerja multi sektor dan koordinasi di kabupaten
dan kecamatan.
Target 2009:
1) 6 Puskesmas (2 di tiap kabupaten), 9 komunitas mendasarkan pusat (satu
di tiap kabupaten), 18 Polsek (2 di tiap kabupaten).
2) Sistem pencatatan dan pelaporan di 3 kabupaten dan 1 provinsi berjalan.

Aktivitas-aktivitas:
1. Mendukung peningkatan sistem pencatatan dan pelaporan KBG meliputi
workshop: evaluasi pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan kasus
dan pengelolaan KBG/KTP 2 kecamatan (Kecamatan Lamboya dan
kecamatan Kota;
2. Meningkatkan kapasitas dari sektor penegak hukum dalam mengelola
KBG dengan memberikan dukungan pelatihan untuk POLRES & POLSEK
tentang bagaimana menyediakan layanan yang berperspektif korban,
sensitive gender, pengkodean, mekanisme layanan, sistem pencatatan
dan pelaporan di Polsek Kabu Karudi dan Pos polisi Kota dan anggota
PPA;
3. Dukungan in-house training untuk penyedia layanan KBG; 'workshop':
Peningkatan pemahaman terhadap isu gender dan KBG di 2 puskesmas
(Kabu Karudi dan Pueri);
4. Meningkatkan kapasitas dan keterlibatan lembaga non
pemerintah/lembaga nirlaba dalam mengelola KBG melalui Forum
Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan (FKPKP) dan Sumba Protection
Children (SCPC); Bantuan teknis untuk kegiatan PKK (tingkat kecamatan
dan desa) dalam mengelola KBG yaitu tentang bagaimana PKK akan
mengidentifikasikan & mendukung korban (alur pasien, pengkodean,
system pencatatan dan pelaporan) & bagaimana untuk melakukan
penyebaran informasi menggunakan modul Kekerasan Dalam Rumah
Tangga di kecamatan Lamboya dan Kecamatan Kota, Sumba Barat.

Page
27
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 28
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

5. Membangun dan memperkuat sistem jejaring dalam pencegahan atau


penanganan KBG di 5 pusat layanan atau FKPKHP, Bantuan teknis dalam
rangka memfasilitasi keberlanjutan kinerja & operasional dari FKPKHP
dan pelaksanaan SOP.

Status berdasarkan pencapaian target adalah tercapai / tercapai sebagian /


tidak tercapai dibuktikan oleh:

Target tercapai. 2 puskesmas (Puweri dan Kabu Karudi) dan 2 PKK (Kota dan
Lamboya) serta 2 polsek (Pos Kota dan Lamboya) telah di latih dan melakukan
penanganan GBV sesuai standar alur mekanisme penanganan.

Faktor-faktor hambatan dan tantangan yang mempengaruhi pencapaian


indicator dan target :
1. Pencatatan dan pelaporan belum maksimal dilakukan oleh petugas
pemberi layanan
2. Petugas Polwan di PPA Sumba Barat tidak tersedia, ruang PPA tidak
berfungsi secara maksimal.

Indikator 5.1.b: Pencegahan dan penanganan KBG terintegrasi dalam


rencana kerja SKPD terkait dan APBD.

Strategi Kunci terdiri dari:


 Peningkatan ketrampilan Bappeda, mengorganisir perencana sektoral
/SKPD, Pokja/Forum KBG, Komisi Anggaran Lokal dalam perencanaan,
penganggaran, dan monev dan penanganan KBG/KTP.
 Advokasi dan penanganan KBG/KTP bagi para pembuat kebijakan dan
anggota parlemen (Komisi Sosial/ Kesehatan/ Kesejahteraan, Anggaran)
di tingkat kabupaten.
Target 2009:
1) Forum KBG atau pokja di 5 kabupaten dan 1 provinsi terbentuk dan
sudah memiliki struktur/keanggotaan, tugas dan fungsi, sumber dana
operasional dan rencana kerja.
2) Rencana aksi dan SOP tentang penanganan dan pencegahan KBG di 3
kabupaten dikembangkan.
3) 1 draft PERDA tentang Perdagangan orang dibuat
4) 1 kabupaten membuat rancangan perda tentang penanganan dan
pencegahan KBG

Page
28
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 29
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Aktivitas-aktivitas:
1. Mempromosikan keterkaitan gender - lingkungan yang dengan mudah
didukung kondisi sosial budaya dengan cara mencetak poster (lembar
berpigura) KBG, alur pelayanan di kecamatan Lamboya & Kota
kabupaten Sumba Barat.

Status berdasarkan pencapaian target adalah tercapai / tercapai sebagian /


tidak tercapai dibuktikan oleh:
Tidak tercapai. Tidak ada kegiatan yang dilaksanakan di Sumba Barat yang
mendukung tercapainya target ini. Sedangkan lembar berpigura yang di
sediakan oleh pusat hingga saat ini belum diterima daerah.

Faktor-faktor hambatan dan tantangan yang mempengaruhi pencapaian


indicator dan target :
-

2.4.c. Faktor penghambat dan factor yang mendukung pelaksanaan


program dalam mencapai indicator dan target

Faktor-faktor berikut ini yang mempengaruhi pelaksanaan dan pencapaian


target:

Hambatan dan Tantangan:


1. Pencatatan dan pelaporan belum maksimal dilakukan oleh petugas
pemberi layanan
2. Petugas Polwan di PPA Sumba Barat tidak tersedia, ruang PPA tidak
berfungsi secara maksimal.
3. Masih rendahnya kepekaan masyarakat mengenai isu kekerasan
berbasis gender.

Pembelajaran yang bisa diambil:


1. Komitmen pelaksana program cukup tinggi baik tingkat Kabupaten
(badan PP dan KB) maupun di tingkat penyedia layanan (puskesmas,
Polsek dan FKPKHP) dalam upaya penanganan dan pencegahan
kekerasan berbasis gender di Kabupaten Sumba Barat.
2. Adanya dukungan kebijakan dari pengambil kebijakan dengan di
hasilkannya draft Ranperda Perlindungan Perempuan dan Anak
sebagai salah satu bentuk inisiatif Dewan.

Page
29
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 30
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Rekomendasi:

1. Dukugan teknis dalam pencatatan dan pelaporan penanganan dan


pencegahan kekerasan berbasis gender bagi penyedia atau pemberi
layananan perlu ditingkatkan
2. Advokasi kepada pengambil dan penentu kebijakan atau para
stakeholder lainnya untuk dukungan kebijakan dan dana bagi
penanganan dan pencegahan kekerasan berbasis gender di
kabupaten Sumba Barat.
3. Meningkatkan komunikasi, Informasi dan edukasi kepada
masyarakat guna mengakses layanan bagi penanganan kekerasan
berbasis gender jika diperlukan.

Page
30
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 31
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Section 3: Monitoring

1. Summarize what knowledge and insights you have gained from monitoring activities
conducted in the course of the year and assess how this knowledge was used to improve
project performance (keep it short and to the point).
1. Bapeda perlu untuk melakukan monitoring berdasarkan berbagai perangkat
(tools) sehingga semua kemajuan proyek bisa terpantau dan dukungan
UNFPA dapat mendukung program di Kabupaten Sumba Barat yang
berhubungan dengan kespro, kependudukan dan Gender.
2. Bapeda bersama-sama dengan sector pelaksana program harus
memantau/monitoring berbagai aktivitas yang telah didukung UNFPA.
3. Perlu dilakukan peningkatan advokasi terhadap pengambil kebijakan
sehingga mendapat dukungan kebijakan dan anggaran.

2. Media monitoring
Have you been able to monitor media reporting on UNFPA related issues?

In Provincial level : Yes/No (if yes, please fill in attached form) Yes.
Please follow the link …….

In districts level
Kupang :
Timor Tengah Selatan :
Alor :
Manggarai :
West Sumba : Yes

Section 4: Trainings and workshops all components:

1. How many people were trained for each output? (if not available just write down NA)
Indicator Planned Actually trained
to be
Output trained
Male Female Total
Mechanism to promote RH, HIV-
R101 AIDS and CCS are functioning in 6 5 1 4 5
provinces and all districts

The number of men, women, and


young people attendance
R301 activities promoting RH/FP 20 6 14 20
especially IERH and prevention of
GBV

Page
31
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 32
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

R105 - - - - -

R205 - - - - -

Sub national statiscal year book in


each district and province
incorporated disaggregated data
on population, RH, ARH, STIs 15 5 10 15
including HIV-HIV,gender, and
poverty, and is available, for
P101 planning and program.
Proportion of indentified planners
and policy, makers in each district
and province trained utilizing
available data for sub national 28 18 10 28
development plans (rencana kerja
strategis daerah & Rencana kerja
pemerintah daerah)
The, three service points (medical,
law enforcement, shelter, psycho-
social assistance) in 18 priority
sub districts) are functioning in
deliver an integrated-minimum
standard assistance to
victims/survivors of GBV.

1. Tranning for police (PPA), 2


G101 times 27 2 29
Quartal 2 1 30 31
Quartal 3 30
2. Trainning for puskesmas, 2 30 6 28 34
times 11 29 40
Quartal 2 40
Quartal 3 40 30 30
3. Trainning for PKK, 2 times 22 30
Quartal 2 30
Quartal 3 30

2. How many workshops/trainings/meetings were held in 2009


Workshops Coordination Total
Trainings meetings
R101 2 1 2 5

Page
32
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 33
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

R301 1 4 5

R105 4 4

R205 1 6 7

P101 - 2 4 6

G101 2 3 5
Programme Management (such
as quarterly coordination
meeting with Bappeda and PPMs

SECTION 4. Financial implementation and Implementing rate all output in 2009

 (lihat lampiran 3 untuk referensi-tabel IR semua output).

Before submitting please check whether you have attached all the required attachments.

Komentar berdasarkan ketercukupan dari program/kegiatan dan


pembelajarannya.

Sampai dengan tahun keempat pelaksanaan komponen program layanan dan


kebijakan kesehatan reproduksi (RH Service and Policy atau Output R101 dan
R205) yang berkontribusi secara jangka panjang secara khusus untuk
meningkatkan atau memperkuat kapasitas organisasi dan kualitas program.
Replikasi ke daerah diluar intervensi dan dukungan UNFPA sedang dibuat oleh
provinsi atau kabupaten terutama untuk penguatan komisi kespro, KPAD dan Tim
JKK.

Dukungan untuk melaksanakan inklusi KRR dalam kurikulum local sudah


dilakukan tetapi masih memerlukan dukungan, partisipasi pemerintah daerah
terutama untuk komitmen tenaga pendidik, orangtua dan sekolah serta sector
terkait. Pengumpulan dan analisa data serta pencapaian pelayanan kespro (KR,
KRR, PKRET dan PONEK secara rutin perlu diadopsi oleh stakeholder yang terkait
yaitu dinas kesehatan, badan KB, Dinas Pendidikan sampai dengan puskesmas
sehingga dapat digunakan untuk perencanaan program selanjutnya.

Page
33
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 34
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Berbagai macam kegiatan untuk memperkuat perananan fasilitator kespro,


mendukung puskesmas dalam memaksimalkan PKRET dan PONEK di Rumah sakit
melalui dukungan rapat pertemuan, monitoring, evaluasi, pelatihan dan
pengadaan peralatan/perlengkapan dan lain-lain. Semua perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan sebaiknya diselaraskan dengan berbagai dana, sumber
daya dan dukungan yang sudah ada dari APBN, APBD dan donor lainnya.

Isu penting lain yaitu meningkatkan ketersediaan sumber daya keuangan dan
manusia (dari segi jumlah dan kualitasnya) terutama ditingkat kabupaten sampai
dengan puskesmas dengan adanya perencanaan dan antisipasi terhadap
kemungkinan adanya penggantian, rotasi atau mutasi kepala dinas, perencana
dan pengelola program, kepala puskesmas maupun tenaga penyedia pelayanan
kesehatan. Hal ini harus memperjelas berbagai kebutuhan untuk program dimasa
depan untuk mendukung kebijakan kesehatan ditingkat provinsi dan kabupaten.

PROGRAM KERJA MASA DEPAN

Berdasarkan hasil dari semua komponen program outcome, strategi dan target
serta CPAP yang diperbaharui dari Planning and Tracking Tool (lihat lampiran).

Daftar tindakan prioritas selama tahun berikutnya yaitu tahun 2010 terlihat dalam
lampiran 8. (Tolong isi sesuai dengan usulan AWP 2010 sebelumnya dari
kabupaten masing-masing, jangan terpaku pada AWP 2010 yang sudah
disetujui, isi sesuai dengan prioritas dan keterkaitan dengan
roadmap/pencapaian target):

Lampiran :

Attachment 1: Country Program Framework in 2008-2010


Attachment 2: Update CPAP of ANNEX 2 the CPAP Planning and Tracking Tools
Attachment 3: Table lmplementing rate and expenditure all output
Attachment 4 : Progress of RH Commicion, CCS team and DAC
Attachment 5: The results in a matrix of ARH Inclusion status mapped

Page
34
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 35
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Attachment 6: Overall the status throughout the 7th Country Programme areas
Attachment 7 : General results in matrix for level of integration (at targeted 3 Puskesmas)
Attachment 8 : FUTURE WORKPLAN IN 2010

Page
35
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 36
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Attachment 1: Country Program Framework in 2008-2010

NO OUTCOME OUTPUT Indicator before MTR Indicator of MTR


Recommendation. Recommendation.
1. RH- CP Outcome 1: Output 1.1 (R.101): Indicator 1.1.a: Indicator 1.1.a:
An improved policy National guidelines and sub National guidelines on ARH National guidelines on ARH
environment and commitment national strategies on developed and adopted in 3 developed and adopted in 3
to promote reproductive rights Reproductive Health, provinces (West Kalimantan, provinces (West Kalimantan,
and comprehensive, high- Adolescent Reproductive West Java, NTB). West Java, NTB).
quality, gender-sensitive Health (ARH), Sexually
reproductive health and Transmitted Infections (STIs) With target for 2008: With target for 2009:
adolescent reproductive health and HIV/AIDS are developed National guidelines on ARH - National’s guideline on ARH
information and services at to ensure access of these adopted in province/District endorsed and printing.
national and sub national services irrespective of marital development planning. - ARH guideline endorsed by
levels status, gender, age and sexual governor; Printed guideline
orientation and distributed. The ARH
guideline adopted in 3
provinces: west java, west
Kalimantan and NTB

Indicator 1.1.b:
Development of guideline for
inclusion of ARH into local
curricula.

With target for 2009:


- Focal point at MONE
identified and selected;
guideline of integration of
ARH in the local curricula
drafted and endorsed,
- Map the status in 21 districts,

36
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 37
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

develop of tools for


mapping,
- Workshop ARH integration
conducted in 9 districts: OKI,
Tasikmalaya, Kupang, TTS,
Alor, Lombok Tengah,
Lombok Barat, Pontianak,
and Singkawang; selected
schools to implement the
new curricula identified.
- M&E tools developed; data
collection in selected schools
and districts,
- Advocacy material developed
and Meetings to policy
makers implemented.
Indicator 1.1.c: Indicator 1.1.c:
Commission on Reproductive Mechanism to promote
Health and HIV AIDS established Reproductive Health, HIV AIDS
and functioning. and CCS are functioning in 6
provinces and 16 districts.
With target for 2008:
At least 3 PAC/RH Commissions With target for 2009:
at Province level and 2 at District - Focal point in Ministry of
level have been established and people's welfare identified
functioning. and agreed; new structure
and TOR, initial WP finalized
and agreed; Docs NRHC
endorsed,
- Focal point/role/mechanism
for RH commission, CCS and
HIV AIDS commission

37
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 38
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

indentified, agreed and


sensitized; Clear TOR and WP
endorsed; 'mechanism
functioned,
- TOR and WP agreed; 5 years
contraceptive forecasting
developed in 21 districts;
advocacy strategy and
materials developed in 21
districts; advocacy to relevant
target groups implemented
Indicator 1.1e: Not entry in 2009-2010
National’s HIV/AIDS strategic
plan on children and youth in
place.

With target for 2008:


Strategic plans in place.
2 RH- CP Outcome 3: Increased Output 3.1 (R.205): COMPONENT MATERNAL & NEONATAL CARE
access to high-quality, Strengthened maternal and Indicator 3.1.a: Indicator 3.1.a:
integrated, client-oriented and neonatal care, with focus to At least 3 Puskesmas per district At least 3 Puskesmas in 9
gender-sensitive reproductive emergency obstetric care, and providing Integrated Essential RH selected districts provide IERH
health and ARH services and increased availability of information and service. services and VCT services for
information. youth-friendly RH information respective puskesmas are
and services, including those With target for 2008: identified.
focusing on STIs and At least 2 Puskesmas Model on
HIV/AIDS. IERH per District established.
Indicator 3.1.b: With target for 2009:
Ten Puskesmas in three selected - M&E data collection in 9
districts (Tasikmalaya, selected districts:
Indramayu and Pontianak) Tasikmalaya, Indramayu, Oki,
implementing STIs and FP Pontianak, Singkawang,

38
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 39
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

guidelines. Lombok Barat, Lombok


Tengah, Kupang and TTS.
With target for 2008: - Workshop implemented
Increased number of women - TOR RH facilitator developed;
counseled for STDs/HIV refresher training conducted;
prevention. RH facilitator functioned: TA
Indicator 3.1.d: to selected puskesmas
At least 1 Puskesmas with beds conducted; monitoring and
per district providing Emergency Evaluation implemented.
Obstetric Care (Expected to offer - Puskesmas AWP developed;
24-hour service). R&R mechanism established;
Equipment and supplies for 3
With target for 2008: selected PKM in 9 Districts
2 Puskesmas PONED di Kab. provided; training for health
Indramayu, Tasikmalaya, Aceh providers on IERH
Besar, Aceh Barat. implemented.
- Advocacy material
developed.
Indicator 3.1.e. Indicator 3.1.b:
At least 1 hospital per district Updates on the status 24/7
providing 24 hour service EMOC of district hospitals are
comprehensive Emergency made availabel by annually.
Obstetric Neonatal Care
(CEONC). With target for 2009:
- Tools used; data collection
With target for 2008: updated in all districts ;
Established and strengthen - Review implemented in all
CEONC Team in 14 districts districts;
hospital. - CEONC training for selected
(based on needs) district
hospital;
- Safeblood in available in

39
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 40
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

hopital; MOU Hospital-


Dinkes-PMI; Advocacy
material developed;
-

Indicator 3.1 g. Have been included in Indicator


Contraceptive Commodity 1.1.c output R101
Security (CCS) Team /mechanism
established at 21 districts.

With target for 2008:


CCS Team in 12 Districts.
Output 3.2. ( UNJP in Belu) Indicator 3.2.a ( UNJP in Belu) Indicator 3.2.a ( UNJP in Belu)
Reduced maternal morbidity Quality of obstetric care improved Quality of obstetric care improved
and mortality due to obstetric (kualitas layanan obstetric (kualitas layanan obstetric
complications. ( Berkurangnya meningkat meningkat
angka kesakitan dan kematian With target for 2008 : With target for 2008 :
ibu akibat komplikasi BEONC puskesmas (Haikesak) in BEONC puskesmas (Haikesak) in
obstetric) sub district Raihat has necessary sub district Raihat has necessary
BEONC equipment ( Puskesmas BEONC equipment ( Puskesmas
PONED di Kecamatan Reihat PONED di Kecamatan Reihat
(Pusk. Haikesak) memiliki (Pusk. Haikesak) memiliki
peralatan PONED yang peralatan PONED yang
memadai.) memadai.)
Activity : Activity :
Procurement equipment at Procurement equipment at
Puskesmas Haikesak in Puskesmas Haikesak in
subdistrict Raihat. subdistrict Raihat.
Indicator 3.2.b ( UNJP in Belu) Indicator 3.2.b ( UNJP in Belu)
Reporting and recording Reporting and recording
mechanism improved at least at mechanism improved at least at
7 Puskesmas 7 Puskesmas

40
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 41
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

(Meningkatnya mekanisme (Meningkatnya mekanisme


pencatatan dan pelaporan pencatatan dan pelaporan
minimal di 7 Puskesmas) minimal di 7 Puskesmas)
With target for 2008: With target for 2008:
Maternal health data are Maternal health data are
available at least at 7 Puskesmas available at least at 7 Puskesmas
in 5 subdistricts (Lasiolat, Raihat, in 5 subdistricts (Lasiolat, Raihat,
Kakulukmesak, Tasifeto Timir and Kakulukmesak, Tasifeto Timir and
Lamaknen) ( Data Kesehatan Ibu Lamaknen) ( Data Kesehatan Ibu
tersedia di 7 Puskesmas dalam 5 tersedia di 7 Puskesmas dalam 5
Kecamatan) Kecamatan)
Activity : Activity :
Training on on management of Training on on management of
MCH data for maternal health MCH data for maternal health
coordinators at 7 Puskesmas in coordinators at 7 Puskesmas in
5 subdistrict (Lasiolat, Raihat, 5 subdistrict (Lasiolat, Raihat,
Kakulukmesak, Tasifeto Timir and Kakulukmesak, Tasifeto Timir and
Lamaknen) are Lamaknen) are
Support for regular /quarterly Support for regular /quarterly
/trimester AMPs meeting /trimester AMPs meeting

COMPONENT ARH & HIV AIDS


Indicator 3.1.c: Based MTR recommendation
At least two Puskesmas in seven become Indicator 3.1.a.
districts (Lombok Barat, Lombok
Timor, Pontianak, Singkawang,
Sambas, Tasikmalaya and
Indramayu) providing youth
friendly RH services.

With target for 2008:


District Team Facilitator on ARH

41
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 42
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

friendly youth services (PKPR)


established in the 7 Districts (or
at least as target No. 3.1a in
(2007) on PKRE Facilitator.
Indicator 3.1.f: Based MTR recommendation
At least one HIV Voluntary become Indicator 3.1.a.
Counseling and Testing site
established in seven districts.

With target for 2008:


At least 1 training received by
Puskesmas staff per District on
Management of STIs and
HIV/AIDS.
Indicator 3.1.j: Indicator 3.1.c:
One Youth Advocates Team in Strengthened capacity of
each of the 6 districts selected NGOs in providing
(Tasikmalaya, Lombok Barat, services for their target groups.
Lombok Timur, Pontianak,
Singkawang, Sambas) With target for 2009:
undertaking at least one There are recommendation not
advocacy activity with district yet because still evaluated by
legislatures and other local country office.
leaders every year.

With target for 2008:


Youth Advocate Teams in each
district functioning and
strengthen/expand their network
3 RH- CP Outcome 1: Output R105 : Indicator 1.2.a: Indicator 1.2.a:
An improved policy Increased capacity of Increased percentage of Minimum 5 biggest political
environment and commitment lawmakers, decision makers, knowledgeable lawmakers, parties participating in 2009 GE,

42
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 43
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

to promote reproductive rights religious and community decision makers, religious and elected DPR/DPRD members at
and comprehensive, high- leaders, civil society and the community leaders, civil society related Commissions and
quality, gender-sensitive media to mainstream issues organizations and the media on decision makers are provided
reproductive health and related to reproductive rights, reproductive rights, reproductive with information on RH,
adolescent reproductive health reproductive health, health, adolescent reproductive population and gender issues.
information and services at adolescent reproductive health, STIs, HIV/AIDS, gender
national and sub national l. health, STIs, HIV/AIDS and and population and Indicator 1.2.c:
gender into policies and development linkages. At least 25 religious leaders in
programmes. each district and all marriage
With target for 2008: counselors at sub-district level
At least 30 MPs per District received training on how to
aware of one RH (ARH, HIV, FP, communicate RH, FP and gender
maternal health) and gender related issues to their followers
issue; At least 30 religious and/or prospective couples.
leaders per District aware of one Indicator 1.2.b:
RH issue; At least 75 Relevant Commission in local
journalists per province aware of parliament and relevant
one RH issues; At least 75 government agencies at the
decision makers aware of one RH district and province levels
and gender issue. At least 2 received orientation on
Perda/SK Governor/Bupati guidelines for formulating Perda
discussed. on HIV/AIDS and Trafficking.
Indicator 1.2.c:
At least 25 religious leaders in
each district and all marriage
counselors at sub-district level
received training on how to
communicate RH, FP and gender
related issues to their followers
and/or prospective couples.
4 RH- CP Outcome 2: Output R301 : Indicator 2.1.a: Indicator 2.1.a:
Strengthened demand for Increased awareness and Number of TV shows and radio Number of TV shows and radio

43
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 44
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

high-quality, integrated, client- knowledge among women, programmes broadcasted , print programmes broadcasted , print
oriented and gender-sensitive men and vulnerable groups of media articles published and media articles published and
reproductive health and issues related to reproductive IEC/BCC materials distributed IEC/BCC materials distributed
adolescent reproductive health rights, reproductive health, that promote RH/FP especially that promote RH/FP especially
services and information. adolescent reproductive IERH and prevention of GBV. IERH and prevention of GBV.
health, STIs, HIV/AIDS and
gender (incl. GBV). With target for 2008:
Support IEC/BCC programmes,
campaigns and activities
especially community-based
programmes on reproductive
health, including family planning,
ARH, STIs, HIV/AIDS and gender
including IERH and prevention of
GBV.
Indicator 2.1.b: Indicator 2.1.b:
The number of men, women and The number of men, women and
young people attended activities young people attended activities
promoting RH/FP especially IERH promoting RH/FP especially IERH
and prevention of GBV. and prevention of GBV
5 PDS- CP Outcome 4: Output 4.1 (P.101): Indicator 4.1a: Indicator 4.1a:
Enhanced understanding of Improved availability and Sub-national Statistical Year Sub-national Statistical Year
policy makers, planners and increased capability to utilize Book (Province/District in Book (Province/District in
parliamentarians at national disaggregated data on Figures, DDA) in each district and Figures, DDA) in each district and
and sub national levels on the population, reproductive province incorporated province incorporated
linkages between population, health and adolescent disaggregated data on disaggregated data on
reproductive health, gender, reproductive health, STIs and population, reproductive health, population, reproductive health,
poverty and development HIV/AIDS, gender, poverty adolescent reproductive health, adolescent reproductive health,
through improved availability and enhanced understanding STIs including HIV/AIDS, gender, STIs including HIV/AIDS, gender,
and increased utilization data of planners, policy makers and poverty and is available for and poverty is available for
on population, reproductive and parliamentarians on their planning and program planning and program
health and adolescent linkages with development. implementation. implementation

44
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 45
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

reproductive health, STIs


including HIV/AIDS, gender With target for 2008: With target for 2009:
and poverty. > 21 Districts incorporated 75% - 21 Districts incorporated 75%
of identified disaggregated data of identified disaggregated
on their Statistical Year Books. data on their Statistical Year
> 21 districts and 6 provinces Books.
released Head of
District/governor decree on
Database forum.
Indicator 4.1.c: Indicator 4.1.b:
Proportion of identified planners Proportion of identified planners,
and policy makers in each district policy makers and
and province trained in utilizing parliamentarians knowledgeable
available data for sub-national on the linkages between
development plans (Rencana population, reproductive health,
Strategis Daerah & Rencana gender and development
Kerja Pemerintah Daerah).
With target for 2009:
With target for 2008: - Information material focused
> 50% of identified planners and on enhancing understanding
policy makers trained on utilizing the linkages between PDS,
available data for sub-national RH, gender and development
development plans (Rencana finalized,
Strategis Daerah & Rencana - 75% of identified planners,
Kerja Pemerintah Daerah). policy makers and 50%
parliamentarians trained in
understanding the linkages
between population RH,
gender & development;
- Guideline on linkages
between population and
development available.

45
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 46
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Indicator 4.1.c:
Proportion of identified planners
and policy makers in each district
and province trained in utilizing
available data for sub-national
development plans (Rencana
Strategis Daerah & Rencana
Kerja Pemerintah Daerah)

With target for 2009:


- 75% of identified planners
and policy makers trained on
utilizing available data for
sub-national development
plans (Rencana Strategis
Daerah & Rencana Kerja
Pemerintah Daerah);
- Guideline advocated among
11 districts.
6 Gender CP Outcome 5: Output 5.1 (G.101): Indicator 5.1.a : Indicator 5.1.a :
Strengthened institutional Enhanced capacity of Five service points (medical, law- The three (3) service points
mechanisms, socio-cultural Government, non enforcement or shelter/psycho- (medical, law-enforcement,
values and practices to government organizations social assistance) in each district shelter/psycho-social assistance)
promote and protect the rights and civil society capable of delivering in 18 priority sub districts (9
of women and girls and to organizations, community comprehensive assistance to districts/municipal) are
advance gender equity and and the media to prevent and victims of GBV. functioning in deliver an
equality. manage Gender Based integrated–minimum standard
Violence and other harmful With target for 2008: assistance to victims/survivors of
practices based on the 2 POLSEK in each districts GBV.
statutory, judiciary, customary established service points, 2
Puskesmas and 2 community With target for 2009:
Based Service Points established. - 18 Puskesmas (2 in each

46
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 47
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Indicator 5.1.b: district)


National and sub-national 9 community based center
strategies and work plans (one in each district)
(including monitoring and 18 Polsek (2 in each district)
evaluation mechanism) at each - 9 district R&R system and 4
district and province in place to provincial R&R system in
reduce GBV occurrence. place.
- Networking system in GBV
With target for 2008: prevention/management
> 5 drafts of provincial action established in 9 districts.
plan,
> 12 districts have R&R system Indicator 5.1.b :
in place, GBV prevention and
> 10 district developed action management include monitoring
plan on GBV prevention and and evaluation system are
management, integrated and functioning in
> 21 district and 6 provincial SOP provinces and districts related
& networking system in GBV sectors work plans and local
management developed, budget.
> 3 provinces drafted perda on
trafficking (NTB, NTT and South With target for 2009:
Sumatra), - GBV Forum or working group
> 8 districts drafted perda on in 21 districts and 6 provinces
GBV prevention and are established and
management. supported with
structure/membership, roles
3 draft provincial perda on and functions, source of
trafficking (NTB & NTT); 8 draft operational budget, and
district perda. workplan, 9 districts action
Indicator 5.1.c : plan & SOP on GBV
At least once a month an prevention/ management
article/public statement ( by developed.

47
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 48
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Government, NGOs or civil - 1 draft provincial perda on


society members/organizations) trafficking; 6 draft district
published/aired on the rights of perda on GBV prevention
women and girls, prevention of /management drafted.
GBV and other harmful practices
in each district and province.

With target for 2008:


At least once per quarter an
article/public statement ( by
Government, NGOs or civil
society members/organizations)
published/aired on the rights of
women and girls, prevention of
GBV and other harmful practices
at province level.
Output 5.2 (G.101) Belu Indicator 5.2. ( Belu UNJP)
UNJP: At least three type of service
Increased governance providers (police, heakth office
effectiveness, accountability, and
transparentcy and community/psychosocialservices)
participation in addressing able to deliver GBV management
GBV in the 5 subdistricts services
namely : Lasiolat, With target for 2008 :
Kakulukmesak, Tasifeto Timur, - 15 police officers from 3
Raihat and Lamaknen) in Belu subdistricts are trained in
district. managing GBV
- 15 social or volunteer workers
/ NGO representatives from 3
subdistricts are trained in
managing GBV
- Activity :

48
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 49
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

- Training in Integrated Justice


System with Gender
Perspective for police officers
from 3 subdistricts
- Training in managing GBV for
social or volunteer workers
from 3 subdistricts

Lampiran 2: file CPAP of ANNEX 2 the CPAP Planning and Tracking Tools attached – lihat file terlampir bersama
dengan file ini

Lampiran 3: table lmplementing rate and expenditure all output – lihat file terlampir bersama dengan file ini

49
Attachment 4 District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 50
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

1.1.c Mechanism to promote Reproductive Health, HIV AIDS and CCS are functioning in 6 provinces and 16
Indicator 1.1.b Development of guide for inclusion of ARH into local curricula
districts

ARH inclusion into local curricula conducted in 9 districts: OKI, Tasikmalaya, Kupang, TTS, Alor,
Target year 2009 At least 3 PAC/RH Commissions at Province level and 2 at District level have been established and functioning
Lombok Tengah, Lombok Barat, Pontianak, and Singkawang

ARH Inclusion RH COMMISSION AIDS COMMISSION Contraceptive Commodity Security Commission

# of
# of schools Action Plan Work plan # of
# of RH Action Plan Work plan Meetings Action plan Work plan
achieved ARH Status RH Status AIDS Available Available Status CCS Meetings
Meetings in Available RH Available RH AIDS Available Available
inclusion until Commission Commission AIDS AIDS Team CCS Team in
2009 Commission Commission Commission CCS Team CCS Team
2009 Commission Commission 2009
in 2009

NTT Province NO 0 NO NO YES 0 YES YES YES 0 NO NO


West Sumba YES 3 YES NO YES 2 YES NO YES - YES YES
Kupang 9 YES 2 YES YES NO 2 NO NO NO 0 NO NO
TTS 8 schools YES N/A NO NO YES 4 YES YES YES 4 times YES YES
Alor 3 NO 1 NO NO YES 4 YES YES YES 2 YES YES
Manggarai
West Kalimantan Province YES 6 YES YES YES 4 YES YES
Sintang YES NO NO YES NO NO NO NO NO
Landak YES 1 NO NO YES 11 YES YES NO N/A NO NO
Pontianak N/A YES 3 NO YES YES > 50 YES YES NO N/A NO NO
Sambas YES 1 NO NO YES 11 YES YES NO N/A NO NO
Singkawang N/A YES 4 YES YES YES 3 times YES YES YES 3 times YES YES
NTB Province YES 3 YES YES YES 3 YES YES YES 2 NO NO
Central Lombok 0 YES 2 YES YES YES 2 YES YES NO 0 NO NO
Dompu YES 4 YES YES YES 2 YES YES YES NO NO YES
West Lombok 12 YES 4 YES YES YES 3 YES YES YES 1 NO YES
East Lombok
West Java Province NO 5 YES YES YES 6 YES YES NO 2 NO NO
Indramayu
Tasikmalaya 11 YES 2 YES YES YES 2 YES YES NO 2 NO YES
NAD Province YES 1 NO YES
Banda Aceh
Aceh Besar YES NO NO NO NO NO NO NO NO NO
Aceh Barat
Aceh Jaya
South Sumatra Province YES 2 YES YES YES 3 times YES YES YES 2 times YES YES
13 schools SMP,
OKI YES 1 NO NO YES 2 times NO NO YES 2 times YES YES
SMU/SMK

50
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 51
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Attachment 5: The results in a matrix of ARH Inclusion status mapped - Hasilnya tergambar dalam matriks inklusi KRR
berikut ini :

To be / have been
integrated at school
No. District School name Remarks
curricula or
Level Inclution
1 Kupang 1. SMA Advent Counseling, and
2. SMP Advent Sports/physical Duration of ARH issue
3. SMA 1 Kupang Tengah education, Biology, Self introduction at school curricula
4. SMAN 2 Kupang Tengah Development. trialed for 1 or 2 hours. After
5. SMPN 1 Kupang Tengah trial, Module of integration is to
6. SMPN 2 Kupang Tengah be reviewed.
7. SMAN 1 Fatuleu
8. SMPN 1 Fatuleu
9. SMPN 2 Fatuleu Barat
10. SMPN 2 Amarasi Barat
11. SMAN 1 Amarasi Barat
12. SMAN 1 Kupang Timur
2 Alor 1. SMAN 1 Kalabahi Sports/physical
2. SMAN 2 Kalabahi education, Biology Module for ARH inclusion into
3. SMAN 1 ABAD school curricula has been
4. SMA Krist. 1 Kalabahi developed. Teachers and
5. SMA Krist. 2 Kalabahi students been exposed on the
6. SMAN Muhammadiah issues through
Kalabahi workshop/training activities.
7. SMA Kat. St. Yosep

51
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 52
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Kalabahi
8. MAN Kalabahi
9. SMKN 1 Kalabahi
10. SMKN Mali
11. SMK Karya Kalabahi
3 TTS 1. SMA PGRI Mnelalete Pada semua sekolah
2. SMP Hetfen Oekamusa ARH inklusi dalam
3. SMP Negeri 1 Amanuban Biologi, Penjaskes dan
Barat Agama
4. SMA Negeri Kapan
5. SMP Kristen 1 Mollo
Utara
6. SMP Negeri 1 Mollo
Utara
7. SMA Negeri Panite
8. SMP Negeri 1 Amanuban
Selatan
9. SMP Kristen 1 Amanuban
Selatan
4 Manggarai 1. SMA N 1 Ruteng - Mata Pelajaran Mulok
dan Bimbingan
2. SMA N 2 Ruteng Konseling
- Bimbingan Konseling,
3. SMA N 1 Cibal PIK KRR berbasis
4. SMP N 1 Ruteng sekolah
5. SMP N 2 Ruteng - Mulok dan PIK KRR
- Biologi
- Bimbingan Konseling
Untuk kabupaten

52
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 53
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Manggarai telah
dikembangkan KTSP,
Silabus dan Satuan
Layanan untuk Mata
Pelajaran Bimbingan
dan Konseling Bidang
Pengembangan Diri.
5 Sumba Barat 1) SMA N 1 Waikabubak ARH disampaikan
(Kelas 1) dalam mata pelajaran
2) SMK N I Loli (Kelas 2) tersendiri atau tidak
terintegrasi dalam mata
pelajaran lain . Mata
pelajaran ini dijadikan
sebagai mulok wajib
diuji coba selama
setahun ( 2 semester )
2009.

Attachment 6: Overall the status throughout the 7th Country Programme areas is as follows:

Prosentase Rata-rata Jumlah Prosentase Komentar


dari Jumlah Rencana peningkatan
komisi pertemuan- Aksi- anggaran
dalam satu Kerja komisi
tahun (Action (dibandingkan

53
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 54
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Plans) dengan 2009)


Komisi Kespro di 1 - - Komisi tidak
Kabupaten berjalan
dengan
efektif karena
di kabupaten
telah
memiliki
komisi yang
serupa peran
dan
fungsinya.
Komisi Kespro 0% 0 0 0
ditingkat provinsi
Komisi 1 3 4 10 %
Penanggulangan
AIDS di Kabupaten
Jumlah Komisi
Penanggulangan
AIDS di provinsi
Jumlah Tim JKK di 1 1 5 - Baru
Kabupaten terbentuk
akhir tahun
2009 lalu.
Jumlah Tim JKK di
provinsi

54
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 55
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Lampiran 7 : General results in matrix for level of integration (at targeted 3 Puskesmas)
Hasil umum tergambar dalam matriks berikut ini untuk tingkat integrasi (terutama untuk 3 Puskesmas fokus) dalam
lampiran 7:

Distrik Komponen ERH tingkat integrasi


menyediakan
MCH FP STI ARH VAW ke-1 ke-2 ke-3 ke-4
Kupang V V V
TTS V V V
Alor
Manggarai
Sumba V V V V V
Barat
* tingkat integrasi layanan (ke-2= 2 layanan, ke-3=3 layanan, ke-4=semua layanan ERH)

55
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 56
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Lampiran 8 : FUTURE WORKPLAN IN 2010

Area R101 (Program+Man& R205 R105 R301 P101 G101


(Province/District) Operational)
NTT  Endorsement of the new  RH data  Include in IFPPD  Airing talk  Intersectoral  Support improvement of
curriculla and updating, review NTT Province show on partnership for Report and Recording
identification of schools and planning which supported IERH and population, RH, and system in GBV
for implementation of  Technical by UNFPA, fund GBV gender database  BELU – UN Joint
the new curricula assistance and direct from
through  Publication & Program
 Strengthening roles supervision Central IFPPD Dissemination of  Support improvement
(not yet
mass media
and function of RH from PHO and National and sub capacity of health
information from (radio, TV, national database
commission/ CCS/DAC DHO to selected sector in managing
them). printed (Integration of DDA
; Regular meeting Puskesmas, GBV
media). into Pemda/Bappeda's
 Printing and desk review and  Support involvement
website, Additional
Publication and planning & improvement
printing, Publication in
distribution of UNFPA  Regular and softcopy-CDROM, capacity of non faith
Media Annual review Dissemination of DDA) based organization in
 Support for of the  Training on data managing GBV
programme programme to utilization for  Establish and
management identity planners and policy strengthen networking
 Coordination Meeting progress as wel makers system in
as bottlenecks,  Seminar on the prevention/manageme

56
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 57
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

and provide linkages of PDS, RH, nt GBV at 5 service


immediate gender and points or P2TP2A
corrective development for
action policy makers and
 UN Joint parliamentarians
Program
 Supervision and
Monitoring
Evaluation
 TRAININGS for
Belu Joint
Programme
 BCC/IEC
Material about
RH, Gender and
GBV
Kupang  Endorsement of the new  RH data  Advocacy of RH  Airing talk  Evaluation data source A
curriculla and updating, review and HIV/AIDS for show on at Local Level a
identification of schools and planning Religious Leaders IERH and  Intersectoral
for implementation of  Data collection to  Advocacy on RH GBV partnership for
the new curricula 3 update status of for population, RH, and
through
 Development/Revisio IERH & EMOC parliamentarians gender database
mass media
n of Sylabus or  Technical  Workshop on  Publication &
(radio, TV,
Module of ARH assistance and HIV/AIDS for Dissemination of
printed
curicula into schools supervision Multiple National and sub
media).
 Strengthening roles from PHO and Stakeholders national database
and function of RH DHO to selected  Advocacy on (Integration of DDA
commission/ CCS/DAC Puskesmas, Contraceptive into
; Regular meeting desk review and Commodity Pemda/Bappeda's
 Workshop : planning Security website, Additional
Development Kupang  Strengthening printing, Publication
Strategic Planning for roles and in softcopy-CDROM,

57
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 58
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

Reproductive Health fuction of Dissemination of


Program district RH DDA)
 Support for Facilitator  Training to improve
programme  IERH the quality of data
management Programme on RH, Population
 Coordination Meeting implementation and Gender for
 Procurement of programmer/statisti
Equipment and cal personnel at
Grant to local government
support institution or other
Puskesmas government
 Support IERH personnel
programme in
selected
Puskesmas
 EMOC
 Audit Maternal
Perenatal
 Procurement for
DHO
equipments
 TRAININGS
 '- Supporting
Antenatal Care
Training for
midviwes in
Puskesmas -
Kupang
TTS  Endorsement of the new  RH data  Advocacy of RH  ARH and  Intersectoral  Support involvement &
curriculla and updating, review and HIV/AIDS for HIV&AIDS partnership for improvement capacity of
identification of schools and planning Religious Leaders Orientation population, RH, and non faith based
for implementation of  Data collection to  Advocacy on RH gender database organization in managing

58
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 59
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

the new curriculla 3 update status of for to Family  Publication & GBV
 Development/Revision IERH & EMOC parliamentarians Planning Dissemination of a
of Sylabus or Module of  Technical  Advocacy Field Officer National and sub
ARH curicula into assistance and meetings on  Generate national database
schools supervision HIV AIDS (Integration of DDA
knowledge
 Strengthening roles from PHO and policies for into Pemda/Bappeda's
on RH for website, Additional
and function of RH DHO to selected parliamentaria NGO (cadre, printing, Publication in
commission/ CCS/DAC Puskesmas, ns field FP staff softcopy-CDROM,
; Regular meeting desk review and  Generate (PPKBD) and Dissemination of DDA)
 Seminar/Training on planning Knowledge on community  Training to improve
ARH and STI, HIV-AIDS  Strengthening GBV prevention group. the quality of data
risk roles and for  Airing talk on RH, Population
 Support for fuction of parliamentaria show on and Gender for
programme district RH ns IERH and programmer/statisti
management Facilitator GBV cal personnel at
 Coordination Meeting  IERH through local government
Programme mass media institution or other
implementation (radio, TV, government
 Procurement of printed personnel
Equipment and media).  Training on data
Grant to utilization for
support planners and policy
Puskesmas makers
 EMOC  Seminar on the
 Support EMOC linkages of PDS, RH,
Service in gender and
district hospital development for
 TRAININGS policy makers and
 '- Normal parliamentarians.
Delivery
Training – TTS
 '- Training PIK

59
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 60
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

KRR Peer
Counselors for
youth – TTS
Alor  Endorsement of the new  RH data  Advocacy on RH  ARH and  Capacity to analyze  Support for Women
curriculla and updating, review for HIV&AIDS data by government Crisis Center, women
identification of schools and planning parliamentarians Orientation institution grass root organisation
for implementation of  Regular and  Advocacy on to Family  Intersectoral on VAW prevention and
the new curriculla Annual review Contraceptive partnership for management
Planning
 Strengthening roles and of the Commodity population, RH, and (psychosocial support)
Field Officer
function of RH programme to Security gender database  Establish and strengthen
 Generate
commission/ CCS/DAC ;
identity  Generate  Publication & networking system in
Regular meeting knowledge prevention/management
progress as wel Knowledge on Dissemination of
 Strengthening on RH for GBV at 5 service points
as bottlenecks, GBV prevention National and sub
Capacity of UKS NGO (cadre, or P2TP2A
and provide for national database
 Seminar/Training on parliamentaria
field FP staff
(Integration of DDA  Promoting gender -
immediate (PPKBD) and friendly socio cultural
ARH and STI, HIV-AIDS ns into
corrective community environment
risk Pemda/Bappeda's
action group.  Male Participation in
 Support for website, Additional
 Strengthening  Airing talk Elimination of Violence
programme printing, Publication
roles and show on Against Women
management in softcopy-CDROM,
fuction of IERH and
 Coordination Meeting Dissemination of
district RH GBV
Facilitator DDA)
through
 TRAININGS  Training to improve
mass media
 '- Training STIs the quality of data
(radio, TV,
syndromic on RH, Population
printed
Approach – Alor and Gender for
media).
programmer/statisti
cal personnel at
local government
institution or other
government
personnel

60
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 61
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

 Training on data
utilization for
planners and policy
makers
Manggarai  Endorsement of the new  RH data  Generate  ARH and  Intersectoral  Establish and strengthen
curriculla and updating, review Knowledge on HIV&AIDS partnership for networking system in
identification of schools and planning Population Orientation population, RH, and prevention/management
for implementation of  Data collection to Related Issues to to Family gender database GBV at 5 service points
the new curriculla 3 update status of Multiple
Planning  Publication & or P2TP2A
 Development/Revision IERH & EMOC Stakeholders. Dissemination of  Integration of Gender
Field Officer
of Sylabus or Module of  Regular and  Advocacy of RH National and sub instrument into local
ARH curicula into  Airing talk national database planning and budgetting
Annual review and HIV/AIDS
schools show on (Integration of DDA process
of the for Religious
 Strengthening roles IERH and into Pemda/Bappeda's
programme to Leaders
and function of RH GBV website, Additional
identity  Advocacy on
commission/ CCS/DAC through printing, Publication in
progress as wel RH for
; Regular meeting mass media softcopy-CDROM,
as bottlenecks, parliamentaria Dissemination of DDA)
 Advocacy on RH, ARH, (radio, TV,
and provide ns  Training on data
HIV/AIDS and CCS printed
immediate utilization for
issues to Legislative media).
corrective planners and policy
and Excecutive action makers
 Support for  EMOC
programme  Audit Maternal
management Perenatal
 Coordination Meeting  Procurement for
DHO
equipments
 TRAININGS
 '- R&R Training
for VCT services
– manggarai
West Sumba  Endorsement of the new  RH data  Generate  ARH and  Capacity to analyze  Establish and strengthen

61
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 62
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

curriculla and updating, review Knowledge on HIV&AIDS data by government networking system in
identification of schools and planning GBV prevention Orientation institution prevention/management
for implementation of  Data collection to for to Family  Intersectoral GBV at 5 service points
the new curriculla 3 update status of parliamentarians Planning partnership for or P2TP2A
 Strengthening roles and IERH & EMOC population, RH, and  Promoting gender -
Field Officer
function of RH  Strengthening gender database friendly socio cultural
 Generate
commission/ CCS/DAC ; roles and  Publication & environment
Regular meeting knowledge
fuction of Dissemination of
 Support for on RH for
district RH National and sub
programme NGO (cadre,
Facilitator national database
management field FP staff
(Integration of DDA
 Coordination Meeting (PPKBD) and
into
community
Pemda/Bappeda's
group.
website, Additional
 Airing talk
printing, Publication
show on
in softcopy-CDROM,
IERH and
Dissemination of
GBV
DDA)
through
 Training on data
mass media
utilization for
(radio, TV,
planners and policy
printed
makers
media).

62
District Programme Coordinating Unit – West Sumba District UNFPA 63
2009 STANDARD PROGRESS REPORT FOR 7 CP UNFPA INDONESIA

63

Anda mungkin juga menyukai