Anda di halaman 1dari 9

STUDI RETROSPEKTIF URETRITIS GONORE

SUB DIVISI INFEKSI MENULAR SEKSUAL


BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
PERIODE JANUARI DESEMBER 2010
Nadiah,andi m.adam.
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/
RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makassar

ABSTRAK
Latar belakang : Gonore (GO) didefinisikan sebagai infeksi bakteri yang disebabkan oleh
kuman Neisseria gonorrhoeae, suatu diplokokus gram negatif. Belum pernah dilaporkan studi
retrospektif Gonore selama kurun waktu 1 tahun terakhir di Makassar.
Tujuan : Untuk mengetahui gambaran umum Gonore di subdivisi Infeksi Menular Seksual
(IMS) bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
dalam kurun waktu 1 tahun terakhir yaitu mulai Januari sampai Desember 2010.
Metode : Pada penelitian retrospektif berdasarkan data rekam medis pada bagian ilmu kesehatan
kulit dan kelamin RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar selama 1 tahun terakhir mulai 1
Januari sampai Desember 2010.
Hasil : Jumlah kasus baru Gonore yang ditemukan sebanyak 11 kasus. Prevalensi kasus lebih
banyak ditemukan pada pria (90%), pada kelompok usia 25-34 tahun (55%), pada penderita yang
telah menikah (64%), keluhan utama kencing nanah (55%), PSK sebagai pasangan seksual
(63%), serta pada pengobatan yang menggunakan terapi azitromisin (73%).
Kata kunci : Gonore, studi retrospektif
ABSTRACT
Background: Gonorrhea is defined as a bacterial infection caused by Neisseria gonorrhoeae, a
gram negative diplococcus. Retrospective studies of gonorrhea have not been reported during
the last period of 1 year in Makassar.
Objective : To know the distribution of gonorrhea at Sexually Transmited Infection subdivision
of dermatovenereology department in DR. Wahiddin Sudirohusodo hospital, Makassar with in
the last 1 year from January to Desember 2010.
Method : In a retrospective study based on medical record data on dermatovenereology
department of DR. Wahiddin Sudirohusodo hospital Makassar during the last 1 year from
January to December 2010.
Result : New cases of gonorrhea was found in 11 cases. Prevalence of gonorrhea more common
in men (90%), in age group 25-34 years (55%), in patients who have been married (64%), in
chief complain (55%), who has partener with sex workers (63%), in patients who have therapy
with azitromicin (73%).
Key Word: Gonorrhea, retrospective study.
1

PENDAHULUAN
Gonore (GO) didefinisikan sebagai infeksi bakteri yang disebabkan oleh kuman
Neisseria gonorrhoeae, suatu diplokokus gram negatif. Infeksi umumnya terjadi pada aktivitas
seksual secara genito- genital, namun dapat juga kontak seksual secara oro-genital dan anogenital. Pada laki-laki umumnya menyebabkan uretritis akut, sementara pada perempuan
menyebabkan servisitis yang mungkin saja asimtomatik.(1,2)
Gonokokus termasuk golongan diplokokus berbentuk biji kopi dengan lebar 0,8 ,
panjang 1,6 dan bersifat tahan asam. Kuman ini bersifat gram negatif, yang terlihat di luar atau
di dalam sel polimorfonuklear (leukosit), tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati pada
keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39 C dan tidak tahan terhadap zat desinfektan. Afinitas
kuman sangat baik pada mukosa yang dilapisi epitel silindris seperti pada vagina atau epitel lapis
gepeng yang belum berkembang ( imatur, pada wanita pubertas) sedangkan epitel transisional
dan berlapis pipih lebih resisten terhadap kuman gonokokus ini. (3)
Diagnosis Gonore ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan penunjang seperti pewarnaan Gram, kultur dan tes serologi.(4,5)
Insiden Infeksi menular seksual disetiap negara bervariasi, hal ini berhubungan dengan
faktor-faktor seperti demografi, sosioekonomi, budaya, agama, fasilitas kesehatan, keterbatasan
data serta faktor IMS yang bersifat dinamis dibandingkan dengan penyakit lain.(6,7)
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian retrospektif ini adalah untuk mengetahui gambaran umum uretritis gonore di
unit rawat jalan Subdivisi Infeksi Menular Seksual Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari sampai dengan Desember 2010 yang
meliputi distribusi usia, jenis kelamin, status pernikahan, keluhan utama, pasangan seksual dan
penatalaksanaan.
METODE PENELITIAN
Bahan penelitian diambil dari catatan medik penderita baru uretritis gonore pada unit
rawat jalan Subdivisi Infeksi Menular Seksual Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar selama kurun waktu 1 tahun mulai dari Januari - Desember
2010.
2

HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diambil dari data rekam medik penderita rawat jalan
yang datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dalam
kurun waktu selama 1 tahun, mulai dari Januari Desember 2010, didapatkan data jumlah
kunjungan baru kasus uretritis gonore ditemukan 11 kasus.
Berdasarkan jenis kelamin didapatkan penderita pria lebih banyak yaitu 11 penderita
(90%) dibandingkan dengan penderita wanita yaitu 1 penderita (10%). (gambar 1)

Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin


12
10
8
6
4
2
0

10

1
Laki-laki

Wanita

(gambar 1)
Jumlah kunjungan terbanyak ditemukan pada kelompok umur 15-24 tahun sebanyak 5
penderita (45%) diikuti dengan kelompok umur 25-34 tahun 6 penderita (55%), kelompok umur
35-44 tahun dan kelompok umur 44 tahun masing-masing tidak ada penderita. (gambar 2)

Distribusi berdasarkan kelompok usia


7
6
5
4
3
2
1
0
15-24

25-34

35-44

44

(gambar 2)
Penderita dengan status pernikahan telah menikah sebanyak 7 penderita (64%) dan yang
belum menikah sebanyak 4 penderita (36%). (gambar 3)

Distribusi Berdasarkan Status Pernikahan


8
7
6
5
4
3
2
1
0

Menikah

Belum Menikah

(gambar 3)
Distribusi berdasarkan keluhan utama didapatkan keluhan terbanyak yaitu kencing nanah
6 penderita (55%), selanjutnya disuria 4 (36%), tidak ada keluhan 1 (9%). (gambar 4)

Distribusi Sesuai Keluhan Utama


8
6
4
2
0
kencing nanah

disuria

tidak ada keluhan

(gambar 4)

Distribusi berdasarkan pasangan seksual penderita gonore, didapatkan 7 penderita dengan


PSK (63%), 3 penderita dengan teman atau pacar (27%), 1 penderita dengan suami/istri (10%).
(gambar 5)

Distribusi Berdasarkan Pasangan Seksual


8
7
6
5
4
3
2
1
0
PSK

Teman/Pacar

Suami/Istri

Distribusi berdasarkan penatalaksanaan penderita yg diterapi dengan azitromisin


sebanyak 8 penderita (73%) dan yang diterapi dengan tiamfenikol, doksisiklin dan siprofloksasin
masing- masing 1 penderita (9%). (gambar 6)

Distribusi Berdasarkan Penatalaksanaan


9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Azitromisin

Tiamfenikol

Doksisiklin

Siprofloksasin

(gambar 6)

DISKUSI
Gonore adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif Neisseria gonorrhoeae
yang terutama ditularkan melalui kontak seksual baik secara genitor-genital, oro-genital maupun
ano-genital.(1)
Data retrospektif penelitian ini menunjukkan jumlah kunjungan kasus baru sebanyak 11
kasus, pada tahun 2010.
Data distribusi berdasarkan jenis kelamin didapatkan pria sebanyak 10 kasus (53%), dan
wanita sebanyak 1 kasus (47%). Hal ini sesuai dengan kepustakaan dimana 80% wanita tidak
mengeluhkan adanya gejala, maka dari itu tidak segera mencari pengobatan. Sementara pada
laki-laki yang terinfeksi, jarang yang tidak menunjukkan gejala. (1) Pada studi kasus yang
dilakukan di RS Dr. Hasan Sadikin Bandung didapatkan penderita laki-laki sebesar 83,09%
sedangkan wanita 16,91%.(8)
Distribusi berdasarkan kelompok usia didapatkan kasus terbanyak pada kelompok usia
25-34 tahun (55%). Hal ini sesuai dengan hasil studi yang mendapatkan 39,98% dari gonore
berusia 25-34 tahun, di RS Kandou Manado. (9) Studi lain menunujukkan rata-rata usia penderita
gonore sekitar 25 tahun. Sesuai kepustakaan, Gonore paling sering ditemukan pada kelompok

usia reproduktif, hal ini diduga karena Gonore ditularkan secara seksual dan pada masa-masa
tersebut aktivitas seksual lebih tinggi.(4,10)
Distribusi berdasarkan status pernikahan didapatkan 7 pasien yang telah menikah (64%)
dan sebanyak 4 pasien yang belum menikah (36%). Insiden IMS lebih banyak pada kelompok
sudah menikah yang aktif seksual karena kelompok ini memiliki faktor lebih besar untuk
menularkan atau tertular IMS.(6,11,12)
Distribusi berdasarkan keluhan utama didapatkan keluhan terbanyak yaitu kencing nanah
(55%). Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa gejala utama dari uretritis
akibat infeksi gonokokus adalah duh tubuh uretra, baru setelah itu diikuti dengan onset
munculnya keluhan disuria.(1,3) Peradangan pada membran mukosa uretra anterior menyebabkan
sakit ketika buang air kecil (disuria).(3) Manifestasi paling banyak dari infeksi gonore pada pria
ditandai dengan sekret purulen dari meatus penis, yang dapat dibedakan dari penyebab nongonokokkus lainnya.(1) Pada studi lain juga didapatkan keluhan utama terbanyak dari uretritis
gonore yaitu kencing nanah sebanyak 85%.(8)
Distribusi berdasarkan pasangan seksual penderita gonore, didapatkan terbanyak
berpasangan dengan PSK (63%). Pada studi lain didapatkan penderita gonore terbanyak
berpasangan seksual dengan PSK sebesar 53%. Hal ini dikaitkan dengan pasangan seksual
sebagai sumber penularan gonore, wanita dikatakan sebagai sumber penularan tersembunyi,
karena jarang memberikan gejala klinis. Studi lain mengatakan bahwa penularan gonore tertinggi
adalah dari PSK.(8)
Distribusi berdasarkan penatalaksanaan penderita yang paling banyak diberikan terapi
dengan azitromisin sebanyak 8 penderita (73%). Hal ini sesuai penelitian dilakukan oleh Chris
B.et all didapatkan bahwa Azithromisin masih merupakan terapi pilihan terhadap N.
gonorrhoeae, tingkat kesembuhan infeksi uretral dan endoservikal adalah 520/539 (96,5%; 95%
CI 94,3% menjadi 97,6%) untuk dosis 1 gram dari sembilan studi dan 392 / 396 (99%, 95% CI
97,5% menjadi 99,6%) untuk dosis 2 gram dari dua studi. Penelitian retrospektif yang dilakukan
oleh Habib dan Fernando pada pengobatan gonore dengan 1 gram Azithromicin, ditemukan
proporsi kesembuhan dengan dosis ini untuk 688/709 (97,0%; 95% CI 95,2% menjadi 97,9%).
(1,13)

Saran

1. Pada saat anamnesis, diharapkan dapat menggali informasi yang lebih lengkap
khususnya mengenai pekerjaan dan riwayat kontak sebelumnya sehingga dapat
diketahui faktor resiko penularan.
2. Untuk pemeriksaan penunjang, sebaiknya dilengkapi dengan kultur dan sensitivitas
tes dari duh tubuh uretra atu vagina, terutama pada kasus-kasus yang masih dijumpai
adanya diplokokus gram negatif pada saat penderita datang kontrol pertama.

DAFTAR PUSTAKA
1. Garcia AL, Madkan VK, Tyring SK. Gonorrhea and Other Venereal Disease. In: Wolff K,
Goldsmith LA, Katz SI, editors. Fizpatrick's Dermatology in General Medicine. 7th ed.
New York: Mc Graw Hill; 2008. p. 2032-2038
2. Habif TP. Sexually Transmitted Bacterial Infection. In: Clinical Dermatology A color
Guide to Diagnosis and Therapy. 4th ed. London: Mosby; 2004. p. 330-5
3. Daili SF. Gonore. In: Sjaiful Fahmi Daili WI, Farida Zubier, editor. Infeksi Menular
Seksual. Jakarta: FKUI; 2006. p. 65-71.
4. Hook EW, Handfield HH. Gonococcal infection in the adult. In: Holmes KK, Sparling
PF,etc. Sexually Transmitted Disease. 4thed. New York: Mc Graw-Hill; 2008: 627-645
5. Daili SF. Gonore. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Infeksi penyakit kulit dan
kelamin.5th ed. Jakarta: FKUI; 2007. p. 369-380.
6. Hakim L. Epidemiologi infeksi menular seksual. In: Daili F, Makes WIB, Zubier F,
Judanarso J, editor. Infeksi menular seksual. 3rd ed. Jakarta: FKUI;2007:3-16
7. Aral SO, Holmes KK. The epidemiology of STIs and their social and behavioral
determinants: industrialized and developing countries. In: Holmes KK, Sparling PF,etc,
editors. Sexually Transmitted Disease. 4th ed. New York: Mc Graw-Hill; 2008: 53-93.
8. Istaputri K, Yolanda F, Djajakusumah TS, Rachmatdinata, Rowawi R. Penderita gonore
di poliklinik subbagian infeksi menular seksual ilmu kesehatan kulit dan kelamin RS DR
Hasan Sadikin Bandung periode Januari 2006 Desember 2008. Kumpulan abstrak
ilmiah PIT XII Bali, 2010.
9. Woran M, Nurdjannah J, dkk .Infeksi menular seksual di poliklinik kulit dan kelamin
RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado periode 2007-2009. Manado, 2010.
8

10. Bignell C; IUSTI/WHO. 2009 European (IUSTI/WHO) guideline on the diagnosis and
treatment of gonorrhoea in adults. Int J STD AIDS. 2009 Jul;20(7):453-7
11. Murtiastutik D. Pemeriksaan laboratorium sederhana infeksi menular seksual. In:
Barakbah J, Lumintang H, Martodiharjo S, editor. Buku ajar infeksi menular seksual. 1 st
ed. Airlangga university press Surabaya ; 2008: 5-17
12. Adji A, Oedi AAT, Niode NJ, Waraouw Fth. Kondiloma akuminata di poliklinik kulit dan
kelamin RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari- 31 Desember 2007.
Dalam: Abstrak kongres nasional XII PERDOSKI Palembang; 2008: 111.
13. Bignell C, Garley J. Azithromycin in the treatment of infection with Neisseria
gonorrhoeae. Sex Transm Infect. 2010 Nov;86(6):422-426. Review
14. Massari V, Dorlans Y, Flahault A: Persistent increase in the incidence of acute male
urethritis diagnosed in general practices in France. Br J Gen Pract 2006, 56:110-114
15. Falchi et al.: A survey of primary care physician practices in antibiotic prescribing for the
treatment of uncomplicated male gonoccocal urethritis. BMC Family Practice 2011 12:35

Anda mungkin juga menyukai