Agung Budi Santoso / 4401413008 / MKU BK Rombel 057
A. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Dari sejumlah fungsi bimbingan dan konseling yang telah dikemukakan oleh masing-masing ahli itu dapat dikemukakan beberapa fungsi umum bimbingan dan konseling yaitu: 1. Fungsi Pemahaman Yang pertama dan paling awal harus dilakukan oleh pembimbing adalah mengetahui siapa dan bagaimana individu yang dibimbing itu. Mengetahui siapa dan bagaimana individu siswa yang dibimbing itu berarti berusaha mengungkapkan dan memahami apa masalah dan kesulitan yang dihadapinya,
apa
dan
bagaimana
kekuatan-kekuatan
dan
kelemahankelemahan. Hal ini diperoleh melalui berbagai keterangan tentang
diri siswa yang bersangkutan, baik dengan menggunakan alat atau prosedur yang sudah baku (standardized) maupun yang belum baku. 2. Fungsi Pencegahan Pelayanan bimbingan dan konseling harus memiliki fungsi pencegahan, yaitu penciptaan suatu suasana agar pada diri siswa tidak timbul berbagai masalah yang dapat menghambat proses belajar dan perkembangannya. Untuk menjalankan fungsi ini kiranya suatu program bimbingan yang terencana dan terarah perlu ditempuh sehingga segala sesuatu yang dapat menghambat pencapaian tujuan pendidikan, seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah-masalah ketertiban sekolah, dan masalah sosial lainnya dapat di hindari. Beberapa kegiatan bimbingan yang dapat mengarah pada pemenuhan fungsi ini antara lain adalah: a. Pemberian orientasi dan informasi, yaitu informasi tentang pendidikan lanjutan, cara-cara belajar yang baik, masalah kehidupan sosial-pribadi, dan peraturan-peraturan sekolah.
b. Penciptaan kondisi pendidikan yang sehat dan menunjang, seperti
melengkapi sarana dan prasarana sekolah yang memadai, menciptakan peraturan-peraturan yang logis dan menyelenggarakan proses belajarmengajar yang menyenangkan. c. Kerjasama dengan orang tua murid guna menghasilkan kesepakatan dan kesamaan pandangan serta sikap dalam melaksanakan pendidikan bagi anak-anak mereka. 3. Fungsi pemecahan (pemberian bantuan) Walaupun berbagai upaya telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya tetapi masih terjadi juga masalah pada diri siswa, maka dalam hal ini diperlukan adanya upaya pemberian bantuan pemecahan masalah yang disebut Fungsi pemecahan atau bantuan. Dalam hal ini, diperlukan agar masalah-masalah yang dialami siswa dapat teratasi sesegera mungkin. Fungsi pemecahan merupakan usaha sekolah untuk mengatasi berbagai masalah atau kesulitan yang dialami siswa dalam proses belajar di sekolah. Masalah-masalah yang dialami siswa itu dapat berupa sikap dan kebiasaan yang buruk dalam belaiar kesulitan dalam menangkap isi pelajaran, kurang motif dalam belajar, tidak dapat menyesuaikan diri secara baik dengan teman-temannya, masalah kesehatan, dan sebagainya. Fungsi pemecahan ini dapat diselenggarakan oleh konselor atau guru sesuai dengan jenis dan sifat dari kesulitan yang dialami oleh siswa. 4. Fungsi pengembangan Pelayanan bimbingan dan konseling bukan sekadar mengatasi kesulitan yang dialami siswa melainkan juga berupaya agar siswa dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya. Fungsi ini dapat dilakukan antara lain dengan menyalurkan bakat, kemampuan, dan minat, serta cita-cita siswa dengan menyediakan berbagai kegiatan di di sekolah seperti kegiatan olah raga, kesenian, kelompok-kelompok studi tertentu, karyawisata, palang merah remaja, pramuka, dan kelompok pencinta alam. . B. VISI MISI BIMBINGAN KONSELING
Visi bimbingan dan konseling adalah terwujudnya kehidupan
kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia. Berdasarkan visi tersebut terdapat tiga misi yang diemban bimbingan dan konseling, yaitu: 1. Misi pendidikan; mendidik peserta didik melalui pengembangan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan yang terkait masa depan. 2. Misi pengembangan; memfasilitasi perkembangan individu di dalam satuan pendidikan formal ke arah perkembangan optimal melalui strategi upaya pengembangan lingkungan belajar dan lingkungan lainnya serta kondisi tertentu sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat. 3. Misi pengentasan masalah; membantu dan memfasilitasi pengentasan masalah individu mengacu kepada kehidupan sehari-hari yang efektif. Dalam berbagai literatur tentang bimbingan dan konseling, para ahli mengemukakan tentang tujuan bimbingan dan konseling yang beragam, tetapi pada intinya akan menerucut pada tujuan yang sama yaitu tercapainya perkembangan para peserta didik/klien secara optimal dan tercapainya penyesuaian diri. C. PARADIGMA BIMBINGAN KONSELING Pada saat ini telah terjadi perubahan paradigma pendekatan bimbingan dan konseling, yaitu dari pendekatan yang berorientasi tradisional, remedial, klinis, dan terpusat pada konselor, kepada pendekatan yang berorientasi perkembangan
dan
preventif.
Pendekatan
bimbingan
dan
konseling
perkembangan (Developmental Guidance and Counseling), atau bimbingan
dan konseling komprehensif (Comprehensive Guidance and Counseling). Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif didasarkan kepada upaya pencapaian tugas perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-masalah konseli. Tugas-tugas perkembangan dirumuskan sebagai standar kompetensi yang harus dicapai konseli, sehingga pendekatan ini disebut juga bimbingan dan konseling berbasis standar (standard based
guidance and counseling). Standar dimaksud adalah standar kompetensi
kemandirian Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini menekankan kolaborasi antara konselor dengan para personal Sekolah/ Madrasah lainnya (pimpinan Sekolah/Madrasah, guru-guru, dan staf administrasi), orang tua konseli, dan pihak-pihak ter-kait lainnya (seperti instansi pemerintah/swasta dan para ahli : psikolog dan dokter). Pendekatan ini terintegrasi dengan proses pendidikan di Sekolah/Madrasah secara keseluruhan dalam upaya membantu para konseli agar dapat mengem-bangkan atau mewujudkan potensi dirinya secara penuh, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Atas dasar itu, maka implementasi bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah diorientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan potensi konseli, yang meliputi as-pek pribadi, sosial, belajar, dan karir; atau terkait dengan pengembangan pribadi konseli sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual (biologis, psikis, sosial, dan spiritual).