MODUL
DIAGNOSA DAN TERAPI DEMENSIA
Proses penuaan yang terjadi pada manusia merupakan suatu fenomena yang tidak
dapat dihindarkan. Menurut data WHO, lebih kurang 10 juta daripada penduduk dunia
mengalami penyakit demensia. Demensia merupakan gangguan intelektual atau
kognitif yang dapat dialami oleh semua orang dari berbagai latarbelakang pendidikan
ekonomi, sosial, maupun kebudayaan.
Seiring dengan meningkatnya jumlah usia lanjut di Indonesia, masalah demensia ini
semakin sering dijumpai. Pemahaman yang benar tentang penyakit ini penting
dimiliki agar penyakit demensia dapat dideteksi dan ditangani sedini mungkin. Di
provinsi Aceh paska tsunami ditemukan juga kasus-kasus lansia dengan demensia
yang memerlukan penanganan dari tim kesehatan.
A. Tujuan Pembelajaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
B. Pengertian
Demensia adalah satu penyakit yang diakibatkan oleh gangguan dan degenerasi
sel-sel otak secara abnormal. Gangguan demensia meliputi penurunan
kemampuan daya ingat dan penilaian, adanya disorientasi pada waktu, orang dan
tempat, serta hilangnya fungsi-fungsi intelek lainnya (Carson, 2000).
C. Tanda dan Gejala
Penderita yang mengalami demensia sedang sampai berat memiliki gejala-gejala
antara lain sebagai berikut:
1. Sukar dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
2. Tidak mengenal waktu, tempat dan orang.
0
3. Pelupa
4. Sering mengulang kata-kata
5. Cepat marah dan sulit diatur.
6. Daya ingat hilang
7. Sulit belajar dan mengingat informasi baru
8. Kurang konsentrasi
9. Kurang kebersihan diri
10. Risiko kecelakaan: jatuh
11. Tremor
12. Kurang koordinasi gerakan
13. Rentan terhadap kecelakaan (misalnya jatuh).
D. Penyebab
Banyak faktor yang dapat menyebabkan demensia. Akan tetapi faktor risiko
adalah akibat dari proses penuaan. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat
menyebabkan demensia:
a. Genetik
b. Penggunaan alkohol
c. Cedera kepala
d. Penyempitan pembuluh darah otak, yang menyebabkan berkurangnya
aliran darah ke otak.
e. Kerusakan jaringan otak yang berlangsung secara pelan dan bertahap
f. Gangguan neurotransmitter (acetilcholine, norephinephrine dan glutamate)
E. Diagnosa
Diagnosa pasien lansia yang mengalami masalah kognitif, afektif dan intelektual
akibat degenerasi sel-sel otak adalah:
DEMENSIA
F. Terapi
1
1. Benzodiazepine
Salah satu pengobatan demensia adalah dengan menggunakan obat sedatif
atau hipnotik (benzodiazepine). Beberapa contoh obat yang termasuk
golongan benzodiazepin adalah:
a. Diazepam (valium)
b. Lorazepam (ativan)
c. Clonazepam (klonopin)
d. Clordiazepoxide (librium)
2. Antipsikotik dosis rendah
Antipsikotik dosis rendah yang sering digunakan pada pasien dengan
demensia adalah haloperidol.
3. Acetylcholinesterase (AChE) inhibitor
e. Tacrine (Cognex)
f. Donepezil (Aricept)
g. Galantamine/ galanthamine (Reminyl)
h. Rivastigmine (Exelon).
4. Antioxidants (vitamin E dosis tinggi (1000 units 2 kali sehari).
G. Efek yang diharapkan pada pengobatan demensia
1. Benzodiazepin
Dosis yang tersedia untuk jenis obat benzodiazepine adalah: tablet 2 mg & 5 mg
dan injeksi 10 mg.
Efek obat jenis benzodiazepin adalah:
a. Mengurangi kecemasan
b. Menurunkan agitasi
c. Mengurangi stress.
2. Antipsikotik dosis rendah
Obat antipsikotik dosis rendah adalah haloperidol yang diberikan dengan
dosis: 0, 5-1, 0 mg yang diberikan 1-2 kali sehari. Efek yang diharapkan dari
pengobatan jenis ini adalah:
d. Untuk mengontrol agitasi
e. Mengurangi gejala gangguan psikotik
f. Menurunkan agresi atau perilaku kekerasan
g. Memperbaiki gangguan proses pikir.
3. Acetylcholinesterase (AChE) inhibitor
Kegunaan obat jenis ini pada pengobatan demensia adalah meningkatkan
acetylcholine di otak yang berfungsi:
a. Untuk meningkatkan dalam fungsi memori
b. Meningkatkan kemampuan proses pikir
c. Meningkatkan konsentrasi
4. Antioxidants
Vitamin E dosis tinggi (1000 units 2 kali sehari). Efek obat adalah bermanfaat
untuk mengurangi kerusakan pada fungsi peredaran darah untuk pasien dengan
demensia vaskuler.
H. Efek Samping Obat-Obatan Demensia
Dalam pengobatan pasien dengan demensia terdapat beberapa efek samping dari
obat-obatan yang sering ditemukan dan perlu perhatian dan penanganan dari
perawat.
Beberapa jenis obat untuk demensia yang menyebabkan efek samping antara
lain:
1. Benzodiazepin
a. Sedasi dan mengantuk
b. Risiko ketergantungan
c. Risiko penyalahgunaan zat.
d. Pada kasus yang jarang pasien menjadi lebih beringas atau perilaku
kekerasan.
2. Antipsikotik dosis rendah (haloperidol)
Beberapa efek pengobatan dengan haloperidol pada pasien demensia yang
perlu diwaspadai oleh perawat adalah:
a. Bingung
b. Gejala parkinson ringan
c. Gangguan pergerakan (hiperaktif atau hipoaktif)
d. Mengantuk
e. Hipotensi.
3. Acetylcholinesterase (AChE) inhibitor
a. Mual dan muntah
b. Diare
c. Pusing
d. Kurang selera makan
e. Gangguan kulit
4. Antioxidants
Efek samping penggunaan obat ini pada pasien demensia jarang terjadi.
Referensi
Carson, V. B. (2000). Mental Health Nursing. The Nurse-Patient Journey. 2nd
Edition. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Chatterjee, A, Strauss, M E, Smyth, K A, Whitehouse, P J. (1992). Personality
changes in Alzheimer's disease. Arch. Neurol, 49, 486-491.
Clark, J. B. F, Queener, S.F, Karb, V, B (2000). Pharmacologic Basis of
Nursing Practice. Fourth edition, St. Louis: Mosby.
Cooper, J K, Mungas, D, Verma, M, Weiler, P G. (1991). Psychotic Symptoms
in Alzheimer's Disease. Int. J Ger. Psychiatry, 6, 721-726.
Fortinash, K. M., Worret, P. A. H. (2004). Psychiatric Mental Health Nursing.
Third Edition. St. Lous: Mosby.
Miller, C. A. (1999). Nursing Care of Older Adults. Theory and Practice. 3rd
Edition. Philadelphia: Lippincott.
Rogers SL, Farlow MR, Doody RS, Mohs R, Friedhoff L.T. (1998). A 24week, double-blind, placebo-controlled trial of donepezil in patients with Alzheimer's
disease. Donepezil Study Group. Neurology 1998; 50:136-45.