Lanjutan...........
Lanjutan...........
Kandungan Ion Ion Utama Air Laut dengan Salinitas 35 ppt
Jenis Ion
Konsentrasi
Khlorida
19,344
Sodium (Natrium)
10,773
Sulfat
2,712
Magnesium
1,294
Kalsium
0,412
Kalium
0,399
Bikarbonat
0,142
Bromida
0,0674
Strontium
0,0079
Boron
0,00445
Fluorida
0,00128
S(%) = Berat ion anorganik terlarut dalam garam / 1 kg air laut x 1000
Karena rasio massa dikalikan dengan angka 1000, maka satuan dari
salinitas adalah ppt. kadar garam air laut bervariasi, tetapi umumnya
mempunyai kisaran 33 sampai 37 ppt. salinitas diukur dengan alat
yang disebut salinometer.
dalam khlorinitas, dinyatakan dengan suatu persamaan :
110
Lanjutan...........
Lanjutan...........
Di dalam oseanografi ada beberapa definisi untuk
S ,T , p 1103
S ,T , 0 1103
S , , 0 1103
p = 0 adalah tekanan atmosfer p = patm = 0, tekanan di permukaan
laut
Distribusi densitas terhadap kedalaman diperlihatkan oleh gambar
2 3 ,0
1 0 0 0 m
2 0 0 0 m
3 0 0 0 m
4 0 0 0 m
2 4 ,0
2 5 ,0
2 6 ,0
2 7 ,0
2 8 ,0
lin ta n g tin g g i
E q u a to r
T ro p is
Lanjutan...........
Lanjutan...........
Dari gambar di tersebut dapat dilihat kedalaman 2000 m densitas air
laut relatif konstan.
Lapisan dimana densitas (t) berkurang dengan kedalaman disebut
pynocline.
Kestabilan kolom air ditentukan oleh stratifikasi dari densitas air laut.
Stabil: bila harga t makin besar ke arah lapisan dalam. Tetapi akan
mengakibatkan t berkurang terhadap kedalaman. Ini bisa saja
membuat kita berpikir bahwa kolom air di daerah palung tersebut tidak
stabil.
Namun bila kita gunakan sebagai pengganti t kita akan melihat
bahwa di palung sebenarnya tidak terjadi ketidakstabilan kolom air.
PENGARUH SALINITAS
1. Pengaruh Salinitas terhadap Tanaman
Lanjutan...........
Lanjutan...........
Tabel ini memperlihatkan pengaruh salinitas yang dinyatakan dengan
konduktivitas jenuh tanah (Ecs) dalam milimhos / cm, yang diukur dari
ekstraksi tanah yang dijenuhkan dengan air destilasi (aquadest), diaduk,
kemudian diekstraksi dengan penghisap yang dilengkapi dengan saringan,
Jenis Tanaman
Juwawut
12
16
18
Kapas
10
12
16
Kedelai
5,5
Turi
5,5
Padi
Jagung
Rami
4,5
6,5
Buncis
1,5
3,5
Alpokat
1,5
Lanjutan...........
Lanjutan...........
Jenis Tanaman
Bayam
5,5
Tomat
6,5
Broccoli
Kubis (kol)
2,5
Kentang
2,5
Ubi jalar
2,5
3,5
Selada
Bawang
3,5
Wortel
1,5
2,5
Kacang
1,5
3,5
Kurma
16
Anggur
2,5
Melon
3,5
Apel
2,5
Lanjutan...........
Lanjutan...........
Untuk mengetahui secara praktis, seberapa jauh salinitas dapat
mempengaruhi tanaman. Foth (1991) membagi salinitas tanah
yang diukur dari nilai Ecs nya menjadi 5 kategori, dan
pengaruhnya secara umum terhadap tanaman, yaitu :
1.Ecs 0 sampai dengan 1 : Pengaruh salinitas dapat diabaikan
2.Ecs 1 sampai dengan 4 : Produktivitas tanaman yang sensitif
mulai terganggu
3.Ecs 4 sampai dengan 8 : Produktivitas beberapa tanaman mulai
terganggu
4.Ecs 8 sampai dengan 16 : Hanya tanaman yang toleran yang
dapat memberikan hasil yang baik.
5.Ecs > 16 : Hanya tanaman yang sangat toleran yang dapat
memberikan hasil yang sedikit memuaskan.
Posisi bidang kontak air tawar dan air asin yang kemungkinan terjadi
2. Persamaan Glover
Lanjutan...........
Lanjutan...........
dimana x dan z adalah jarak seperti terlihat dalam gambar (m), q adalah
debit akifer menuju ke laut per satuan panjang pantai (m3/ detik / m), dan K
adalah konduktivitas hidrolik akifer (m/detik)
Selanjutnya, dengan asumsi densitas air tawar dan air laut 1 dan 1,025
g/cm3, persamaan tersebut digunakan untuk memperkirakan lebar zone di
mana air tawar merembes ke laut. Dengan substitusi z = 0 ke dalam
persamaan sebelumnya, maka diperoleh :
W = qt / 2(a- t)K
dimana W adalah lebar bidang rembesan air tawar menuju ke laut (m)
sedangkan kedalaman z0 yaitu kedalaman bidang kontak pada bibir pantai
yang diperoleh dengan substitusi x = 0 ke dalam persamaan berikut :
z0 = qt / (a- t)K
Persamaan diatas menunjukkan bahwa posisi kontak yang dihitung dengan
persamaan sebelumnya lebih dekat dibandingkan dengan persamaan
Ghyben Herszberg.
3. Upconing
Bila dilakukan pemompaan air tawar, maka posisi bidang kontak antara air
asin dan air tawar di bawah pompa akan bergeser ke atas mendekati ujung
pipa hisap pompa. Pergeseran bidang kontak ini disebabkan oleh
menurunnya permukaan atau tekanan air akibat drawdown sehingga
kontak bidang membentuk kerucut, yang disebut sebagai upconing.
Dengan asumsi tersebut, dapat memperkirakan kenaikan bidang kontak /
upconing yang terjadi :
zt = tQ / 2(a- t)KhL (1- 2t nL / 2t nL + (a- t)Kvt
dimana zt adalah ketinggian puncak upconing (m), Q adalah debit
pemompaan (m3/detik), Kh dan Kv adalah konduktivitas hidrolik arah
mendatar dan arah vertikal (m/detik), L adalah jarak antara ujung pipa
hisap pompa dengan bidang kontak sebelum pemompaan dimulai (m)
Lanjutan...........
Lanjutan...........
Untuk waktu yang tidak terhingga, di mana perubahan permukaan
piezometrik dianggap konstan atau telah tercapai keseimbangan.
Ketinggian upconing air asin dalam kondisi telah terjadinya
keseimbangan zt (m), adalah sebagai berikut :
Z= tQ / 2(a- t)KxL
Menurut Schmorak dan Mercado (1969), persamaan diatas umumnya
sesuai dengan hasil observasi lapangan untuk ketinggian upconing 0,4 L
sampai dengan 0,6 L. Bila ketinggian upconing melebihi nilai ada
kemungkinan terjadi ketidakstabilan upconing, dalam arti posisi puncak
upconing tidak stabil, sehingga kemungkinan air asin dapat masuk ke
dalam sumur setiap saat. Oleh karena itu, penentuan debit pengambilan
yang aman perlu memperhitungkan ketinggian upconing yang mungkin
terjadi, sehingga masuknya air asin ke dalam sumur dapat dicegah.
Lanjutan...........
Lanjutan...........