Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

TETANUS

Disusun oleh
Siti Suhana Ali Anwar Marimuthu 090100374
Parvinaa Palanisamy
090100450

BAB I
PENDAHULUAN
TETANUS

Tetanus adalah suatu toksemia akut yang

disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan


olehClostridium tetani
Biasanya akut dan menimbulkan paralitik
spastik yang disebabkan tetanospasmin yang
masuk kedalam tubuh melalui luka pada kulit
oleh karena terpotong , tertusuk ataupun luka
bakar serta pada infeksi tali pusat
Tetanus tersebar diseluruh dunia, terutama
pada daerah resiko tinggi dengan cakupan
imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) yang
rendah.
Reservoir utama kuman ini adalah tanah yang
mengandung kotoran ternak

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Tetanus adalah suatu toksemia akut yang


disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan
oleh Clostridium tetani ditandai dengan
spasme otot yang periodik dan berat. Tetanus
ini biasanya akut dan menimbulkan paralitik
spastik yang disebabkan tetanospasmin.

ETIOLOGI

Tetanus disebabkan oleh bakteri gram positif


yaitu Clostridium tetani.

PATOGENESIS

GEJALA KLINIS
Kejang bertambah berat selama 3 hari pertama,

dan menetap selama 5 -7 hari.


Biasanya didahului dengan ketegangan otot
terutama pada rahang dari leher. Kemudian timbul
kesukaran membuka mulut ( trismus, lockjaw )
karena spasme otot masetter.
Kejang otot berlanjut ke kaku kuduk (opistotonus ,
nuchal rigidity)
Risus sardonicus
Gambaran umum yang khas berupa badan kaku
dengan opistotonus, tungkai dengan eksistensi,
lengan kaku dengan mengepal, biasanya kesadaran
tetap baik. Karena kontraksi otot yang sangat kuat,
dapat terjadi asfiksia dan sianosis, retensi urin,

DIAGNOSIS
Diagnosis dapat diketahui dari pemeriksaan
fisik pasien sewaktu istirahat, berupa:
1. Gejala klinik : kejang tetanic, trismus,
disfagia, risus sardonicus.
2. Adanya luka yang mendahuluinya. Luka
adakalanya sudah dilupakan.
3. Kultur: C. tetani (+)
4. Laboratorium : SGOT, CPK meninggi serta
dijumpai myoglobinuria.

DIAGNOSIS BANDING
Meningitis bakterialis
Rabies
Poliomyelitis
Epilepsi
Ensefalitis
Keracunan strychnine
Efek samping fenotiazin
Abses peritonsiler


KOMPLIKASI
Laringospasme
Kekakuan otot-otot pernapasan
Terjadinya akumulasi sekresi berupa

pneumonia dan atelektasis


Kompresi fraktur vertebra dan laserasi lidah
akibat kejang.
Rhabdomyolisis
Renal failure.

PENATALAKSANAAN
UMUM

Tujuan: mengeliminasi kuman tetani, menetralisirkan


peredaran toksin, mencegah spasme otot dan memberikan
bantuan pemapasan sampai pulih.
Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya

Debridement luka (eksisi jaringan nekrotik), membuang


benda asing dalam luka serta kompres dengan H 2O2, dalam
hal ini penata laksanaan terhadap luka tersebut dilakukan 1
-2 jam setelah ATS dan pemberian antibiotika. Sekitar luka
disuntik ATS.
Diet cukup kalori dan protein.
Isolasi
Oksigen, pernapasan buatan dan trakeostomi bila perlu.
Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.

OBAT-OBATAN
Antibiotik

Diberikan parenteral Peniciline 1,2 juta unit /


hari selama 10 hari, IM.
Bila sensitif terhadap peniciline, obat dapat
diganti dengan preparat lain seperti tetrasiklin
dosis 30-40 mg/kgBB/ 24 jam, tetapi dosis tidak
melebihi 2 gram dan diberikan dalam dosis
terbagi ( 4 dosis ).
Antitoksin
Digunakan Human Tetanus Immunoglobulin
(HTIG) dengan dosis 3000-6000 U.
Bila HTIG tidak ada, dianjurkan untuk
menggunakan tetanus antitoksin, yg berawal
dari hewan(ATS) dengan dosis 40.000 U

- Tetanus Toksoid
Dilakukan bersamaan dengan pemberian
antitoksin .
Pemberian dilakukan secara IM. Pemberian TT
harus dilanjutkan sampai imunisasi dasar
terhadap tetanus selesai.
Antikonvulsan
JENIS OBAT

DOSIS

EFEK SAMPING

Diazepam

0,5-1,0 mg/kg
BB/ 4jam

Stupor, koma

Meprobamat

300 400mg/
4jam

Tidak ada

Klorpromasin

25 75mg/
4jam

Hipotensi

Fenobarbital

500 100mg/ 4
jam

Depresi
pernapasan

PENCEGAHAN
Sampai pada saat ini pemberian imunisasi
dengan tetanus toksoid merupakan satusatunya cara dalam pencegahan terjadinya
tetanus. Pencegahan dengan pemberian
imunisasi telah dapat dimulai sejak anak
berusia 2 bulan, dengan cara pemberian
imunisasi aktif (DPT atau DT).

PROGNOSIS
Berat ringannya penyakit dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang memperburuk:
Masa inkubasi kurang dari 7hari
Usia lebih muda dan usia lanjut
Frekuensi kejang yang lebih tinggi
Suhu tubuh yang tinggi
Pengobatan yang terlambat
Letak, jenis luka dan luas kerusakan jaringan
Period of onset yang pendek
Spasme otot pernapasan dan obstruksi
saluran pernapasan

BAB III
Kolegium Penyakit Dalam
CATATAN MEDIK PASIEN
Nama lengkap :Suparmen
Tahun Lahir

: 31 Desember 1963

Umur

: 51 Tahun

Jenis Kelamin

: Lelaki

Alamat

: Dusun Sumberjo Kel Perhiasan

No. Telepon

: 085362884644

Pekerjaan

: Petani

Satus

: Menikah

Pendidikan

: Tamat SD

Jenis suku

: Jawa

Agama

: Islam

RIWAYAT PEYAKIT SEKARANG


Keluhan Utama
Deskripsi:

: Kejang (+)

Hal ini dialami OS 5 hari sebelum masuk rumah sakit, kejang bersifat
hilang timbul. Frewenksi kejang 8 kali sehari. Kejang dipicu oleh cahaya
dan suara. Os mengalami kaku kuduk (+) sejak 5 hari ini juga dan trismus
(+) bisa membuka mulut 3cm. Os tidak bias makan dan minum. Riwayat
luka pada telapak kaki kanan (+), dialami os 1 bulan ini, dengan os
mengetahui awal luka pada telapak kakinya tertusuk bamboo. Os tidak
berobat untuk luka kakinya karena os sudah pernah ditusuk bambo juga
beberapa tahun yang lalu. Os tidak mengalami demam.Riwayat demam (+).
Demam bersifat naik turun dan demam turun dengan pemberian obat
penurun panas. Mual muntah tidak dijumpai. Os mengalami batuk (+) pada
saat ini. Sesak nafas tidak dijumpai. BAK (+) BAB (+) Normal. Sebelum os
dirawat di RSUPHAM, os dirawat di rumah bidan, namun kejangnya tidak
berhenti, lalu dirujuk ke RSUPHAM.
.
RPT :
RPO:

Tidak Jelas
Tidak Jelas

TANDA VITAL
Kesadaran

Compos mentis

HR

Frekuensi: 84 x/i reg

Tekanan darah

Baring : 110/80 mmHg

Temperatur

36.7oC

Pernafasan

Frekuensi: 22 x/menit

PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK


KULIT : Tidak ada kelainan

KEPALA DAN LEHER : Mata : konjunktiva palpebra pucat (-/-),

ikterus (-/-), pupil : isokor, ukuran 3mm.


Refleks cahaya direk (+/+) / indirek (+/+), kesan : normal
Lain-lain : TVJR-2 cmH20, trakea medial, pembesaran KGB(-) Kaku kuduk
(+),
lain-lain : trismus (+) 3cm
TELINGA: Tidak ada kelainan
HIDUNG: Tidak ada kelainan
RONGGA MULUT DAN TENGGORAKAN : Tidak ada kelainan

THORAX
Depan

Belakang

Inspeksi

Simetris fusiformis

Simetris fusiformis

Palpasi

SF kiri = kanan kesan


:normal

SF kiri = kanan kesan


:normal

Perkusi

sonor pada kedua


lapangan paru

sonor pada kedua


lapangan paru

Auskultasi

SP: Vesikuler
ST : (-)

SP: Vesikuler
ST : (-)

JANTUNG

Batas Jantung Relatif: Atas


parasternal dextra
Kiri

: ICR III sinistra Kanan : Linea


: ICR V Linea Mid Clavicularis Sinistra

Jantung : M1 > M2, P2 >P1, A2 > A1, desah sistolik (-), desah diastolik

(-), lain-lain : -HR : 120 x/i, reguler, intensitas : cukup.

ABDOMEN

Inspeksi : simetris
Palpasi : Soepel, Hepar/ Lien/ Renal tidak teraba
Nyeri tekan epigastrium (-)
Perkusi
:normal
Auskultasi : peristaltik (+) N
PINGGANG
Tapping pain (-) ballotement (-)
INGUINAL
Pembesaran KGB (-)
EKSTREMITAS
Superior :Tidak ada kelainan
Inferior : luka pada
kaki kanan
ALAT KELAMIN
Laki-laki, dalam batas normal
NEUROLOGI
tidak dilakukan pemeriksaan

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah
Hb : 13,60 g% (N : 11-15,5)
Lekosit : 13,20 x 103/mm3 ((N : 4,5-

11)
LED: tidak diperiksa
Eritrosit : 4,43 x 106/mm3 ((N : 4,204,57)
Ht : 39.50 %
Hitung Jenis :
Neutrofil 76,90 % (37-80)
Limfosit 17,80 % (20-40)
Monosit 5,00% (2-8)
Eosinofil 0,10 % (1-6)
Basofil 0,200 % (0-1)

Urine
Warna : kuning jernih
Reduksi : Protein : Bilirubin : Urobilinogen : +
Sedimen
Eritrosit :0-1 /lpb
Lekosit : >30 /lpb
Silinder : Epitel : 0-2 /lpb

Diagnosa Banding

1) Tetanus
2) Meningitis
3)Encephalitis
Diagnosa Sementara

Tetanus

Penatalaksanaan
Aktivitas: tirah baring
Medikamentosa:
Diet: Diet sonde via Ngt

1800 kalori
Tindakan suportif:
IVFD Dextrose 0.5% +

5 ampul diazepam 20
gtt/I

Inj Diazepam1 ampul

extra jika kejang


ATS inj terapeutik 10 000
unit
Metrnidazole drips
500mg/6 jam
GV luka konsul bedah

Hasil Laboratorium

Darah lengkap :
Hb
: 13,60 g% (N : 11-15,5)
Eritrosit : 4,43 x 106/mm3 ((N : 4,20

4,57)
Leukosit : 13,20 x 103/mm3 ((N : 4,511)
Trombosit : 205 x 103/mm3 ((N : 150450)
MCV
: 89,20 fL (85-95)
MCH
: 30,50 pg (28-32)
MCHC
: 34,20 g% (33-35)
RDW
: 14,30 % (11,6-14,8)
Hitung jenis :
Neutrofil : 76,90 % (37-80)
Limfosit : 17,80 % (20-40)
Monosit : 5,00% (2-8)
Eosinofil : 0,10 % (1-6)
Basofil
: 0,200 % (0-1)

Neutrofil Absolut

: 10,22 10 6 L /

(2,7-6.5)
Limfosit Absolut
: 2,36 10 6 L (1,53,5)
Monosit Absolut
: 0,67 10 6 L (0,20,5)
Eosinofil Absolut
: 0,01. 10 6 L (00.16)
Basofil
Absolut : 0,03 10 6 L (0-1
Ginjal
Ureum
: 69.70 mg/dl (<50)
Kreatinin
: 1.37 mg/dl (0.7
1.20)
Elektrolit
Natrium :143 mEq/L (135-155)
Kalium : 4.0 mEq/L (3.6-5.5)
Klorida :116 mEq/L (96-106)

Tanggal
01-01-14

Vital Sign & PF


Kejang (+)

Diagnosa
Tetanus

Penatalaksanaan
Tirah baring

Sens: apatis ,

NGT dan kateter terpasang

TD: 120/80mmHg,

O2 1-2L

HR: 82x/i,

Diet sonde via NGT

RR: 18 x/i

IVFD

T : 37.0 C
PD

kepala

mata

Thorax sp = vesikuler

mpul

ttb peristaltic (+) normal


ada

kelainan
eks inf : luka pada
telapak kaki kanan

ATS inj Terapeutik 10.000


unit (-)

abdomen:soepel H/L/R
:tidak

Inj Diazepam extra k/p bila


kejang

st = (-)

sup

5%

diazepam 20gtt/I mikro

anemis (+) ikterik (+)

eks

Drip

Metronidazole

500mg/6jam

Inj novalgin 1 amp (k/p)

PCT 3 500mg

Tanggal
02-01-14

Vital Sign & PF


Kejang (+)

Diagnosa
Tetanus

Penatalaksanaan
Tirah baring

Sens: apatis ,

NGT dan kateter terpasang

TD: 120/80mmHg,

O2 1-2L

HR: 82x/i,

Diet sonde via NGT

RR: 18 x/i

IVFD D 5% + 5 mpul

T : 37.0 C

diazepam 20gtt/I mikro

Inj Diazepam extra k/p bila


kejang

ATS inj Terapeutik 10.000


unit (-)

Drip

Metronidazole

500mg/6jam

Inj novalgin 1 amp (k/p)

PCT 3 500mg

Anjuran : GV bedah, inj


ceftriaxone
kultur

pus,

1gr/12jam,
foto

pedis

Tanggal
03-01-14

Vital Sign & PF


Kejang (+)

Diagnosa
Tetanus

Penatalaksanaan
Tirah baring

Sens: apatis ,

NGT dan kateter terpasang

TD: 120/80mmHg,

O2 1-2L

HR: 82x/i,

Diet sonde via NGT

RR: 18 x/i

IVFD D 5% + 5 mpul

T : 37.0 C

diazepam 20gtt/I mikro

Inj Diazepam extra k/p bila


kejang

ATS inj Terapeutik 10.000


unit (-)

Drip

Metronidazole

500mg/6jam

Inj novalgin 1 amp (k/p)

PCT 3 500mg

Tanggal
04-01-14

Vital Sign & PF


Sens: apatis,

Diagnosa
Tetanus

Penatalaksanaan
Tirah baring

TD: 100/80mmHg,

NGT dan kateter terpasang

HR: 88x/i,

O2 1-2L

RR: 22 x/i

Diet sonde via NGT

T : 37.5 C

IVFD D 5% + 5 mpul
diazepam 20gtt/I mikro

Inj Diazepam extra k/p bila


kejang

ATS inj Terapeutik 10.000


unit (-)

Drip

Metronidazole

500mg/6jam

Inj novalgin 1 amp (k/p)

PCT 3 500mg

Inj

Ceftriaxone

1gr/12jam/1hr

Rencana

penyuntikan

Tanggal
05-01-14

Vital Sign & PF


Kejang(+)

Diagnosa
Tetanus

Penatalaksanaan
Tirah baring

berkurang

NGT dan kateter terpasang

cekukan (+)

O2 1-2L
Diet sonde via NGT

Sens: apatis ,
TD: 110/80mmHg,
HR: 88x/i,
RR: 24 x/i
T : 37.4 C

IVFD D 5% + 5 mpul
diazepam 20gtt/I mikro
Inj Diazepam extra k/p bila
kejang
ATS inj Terapeutik 10.000 unit
Drip Metronidazole
500mg/6jam
Inj novalgin 1 amp (k/p)
PCT 3 500mg
Inj Ceftriaxone 1gr/12jam/1hr
CPZ 1 25g (bila cekukan)
GV luka

Tanggal
06-01-14

Vital Sign & PF


Kejang(+) berkurang
cekukan (+)

Diagnosa Penatalaksanaan
Tetanu Tirah baring
s

NGT dan kateter terpasang


O2 1-2L

Sens: apatis ,
TD: 110/80mmHg,
HR: 88x/i,
RR: 20 x/i
T : 36.8 C

Diet sonde via NGT


IVFD D 5% + 5 mpul diazepam
20gtt/I mikro
Inj Diazepam extra k/p bila kejang
ATS inj Terapeutik 10.000 unit
Drip Metronidazole 500mg/6jam
Inj novalgin 1 amp (k/p)
PCT 3 500mg
Inj Ceftriaxone 1gr/12jam/1hr
CPZ 1 25g (bila cekukan)
Anjuran cek RFT, elektrolit, LFT
lengkap

Tanggal
07-01-14

Vital Sign & PF


Kejang(+)
berkurang

Diagnosa
Tetanus

Penatalaksanaan
Tirah baring
NGT dan kateter terpasang
O2 1-2L

Sens: apatis ,
TD: 100/80mmHg,
HR: 84x/i,
RR: 22 x/i
T : 36.9 C

Diet sonde via NGT


IVFD D 5% + 5 mpul
diazepam 20gtt/I mikro
Inj Diazepam extra k/p bila
kejang
ATS inj Terapeutik 10.000 unit
Drip Metronidazole
500mg/6jam
Inj novalgin 1 amp (k/p)
PCT 3 500mg
Inj Ceftriaxone 1gr/12jam/1hr

Tanggal
08-01-14

Vital Sign & PF


Kejang(+)

Diagnosa
Tetanus

Penatalaksanaan
Tirah baring

berkurang,

NGT dan kateter terpasang

Muntah (-) batuk (+)

O2 1-2L
Diet sonde via NGT

Sens: apatis ,
TD: 110/80mmHg,
HR: 88x/i,
RR: 20 x/i
T : 37.4 C

IVFD D 5% + 5 mpul
diazepam 20gtt/I mikro
Inj Diazepam extra k/p bila
kejang
ATS inj Terapeutik 10.000 unit
Drip Metronidazole
500mg/6jam
Inj novalgin 1 amp (k/p)
PCT 3 500mg
Inj Ceftriaxone 1gr/12jam/1hr
GV luka

Tanggal
09-01-14

Vital Sign & PF


Diagnosa
Kejang (-) , muntah Tetanus

Penatalaksanaan
Tirah baring

(-) batuk (+)

NGT dan kateter terpasang


O2 1-2L

Sens: apatis ,
TD: 110/80mmHg,
HR: 84x/i,
RR: 20 x/i
T : 37.9 C

Diet sonde via NGT


IVFD D 5% + 5 mpul
diazepam 20gtt/I mikro
Inj Diazepam extra k/p bila
kejang
Drip Metronidazole
500mg/6jam
Inj novalgin 1 amp (k/p)
PCT 3 500mg
Inj Ceftriaxone 1gr/12jam/1hr
IVFD Aminofusin L600

Tanggal
10-01-14

Vital Sign & PF


Diagnosa
Kejang (-) muntah Tetanus

Penatalaksanaan
Tirah baring

(-) batuk (+)

NGT dan kateter terpasang


O2 1-2L

Sens: apatis ,
TD: 100/80mmHg,
HR: 88x/i,
RR: 22 x/i
T : 37.4 C

Diet sonde via NGT


IVFD D 5% + 5 mpul
diazepam 20gtt/I mikro
Inj Diazepam extra k/p bila
kejang
Drip Metronidazole
500mg/6jam
Inj novalgin 1 amp (k/p)
PCT 3 500mg
Inj Ceftriaxone 1gr/12jam/1hr

Tanggal
11-01-14

Vital Sign & PF


Diagnosa
Kejang (-) muntah Tetanus

Penatalaksanaan
Tirah baring

(-) batuk (+)

NGT dan kateter terpasang


O2 1-2L

Sens: CM,
TD: 110/80mmHg,
HR: 88x/i,
RR: 20 x/i
T : 37.4 C

Diet sonde via NGT


IVFD D 5% + 5 mpul
diazepam 20gtt/I mikro
Inj Diazepam extra k/p bila
kejang
Drip Metronidazole
500mg/6jam
Inj novalgin 1 amp (k/p)
PCT 3 500mg
Inj Ceftriaxone 1gr/12jam/1hr

Tanggal
12-01-14

Vital Sign & PF


Diagnosa
Kejang (-) muntah Tetanus

Penatalaksanaan
Tirah baring

(-) batuk (+)

NGT dan kateter terpasang


O2 1-2L

Sens: CM,
TD: 110/80mmHg,
HR: 88x/i,
RR: 20 x/i
T : 37.4 C

Diet sonde via NGT


IVFD D 5% + 5 mpul
diazepam 20gtt/I mikro
Inj Diazepam extra k/p bila
kejang
Drip Metronidazole
500mg/6jam
Inj novalgin 1 amp (k/p)
PCT 3 500mg
Inj Ceftriaxone 1gr/12jam/1hr

Tanggal

Vital Sign & PF

Diagnosa

Penatalaksanaan

13-01-14

Kejang (-) muntah

Tirah baring

(-) batuk (-)

Tetanus

NGT dan kateter terpasang


O2 1-2L

Sens: CM ,
TD: 100/80mmHg,
HR: 86x/i,
RR: 22 x/i
T : 37.8 C

Diet sonde via NGT


IVFD D 5% + 5 mpul
diazepam 20gtt/I mikro
Inj Diazepam extra k/p bila
kejang
Drip Metronidazole
500mg/6jam
Inj novalgin 1 amp (k/p)
PCT 3 500mg
Inj Ceftriaxone 1gr/12jam/1hr

Tanggal

Vital Sign & PF

Diagnosa

Penatalaksanaan

14-01-14

Kejang (-) muntah

Tirah baring

(-) batuk (-)

Tetanus

NGT dan kateter terpasang


O2 1-2L

Sens: CM ,
TD: 100/80mmHg,
HR: 86x/i,
RR: 22 x/i
T : 37.8 C

Diet sonde via NGT


IVFD D 5% + 5 mpul
diazepam 20gtt/I mikro
Inj Diazepam extra k/p bila
kejang
Drip Metronidazole
500mg/6jam
Inj novalgin 1 amp (k/p)
PCT 3 500mg
Inj Ceftriaxone 1gr/12jam/1hr

KESIMPULAN
Bapak Suparmen, 51 tahun didiagnosis menderita
penyakit Tetanus.
Pasien dirawat inap di RSUP HAM dari tanggal 31
Desember 2013 sampai tanggal 14 Januari 2014
PROGNOSIS
Quo ad vitam ad bonam
Quo ad functionam ad bonam
Quo ad sanationam ad dubia

Anda mungkin juga menyukai