TETANUS
Disusun oleh
Siti Suhana Ali Anwar Marimuthu 090100374
Parvinaa Palanisamy
090100450
BAB I
PENDAHULUAN
TETANUS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
ETIOLOGI
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS
Kejang bertambah berat selama 3 hari pertama,
DIAGNOSIS
Diagnosis dapat diketahui dari pemeriksaan
fisik pasien sewaktu istirahat, berupa:
1. Gejala klinik : kejang tetanic, trismus,
disfagia, risus sardonicus.
2. Adanya luka yang mendahuluinya. Luka
adakalanya sudah dilupakan.
3. Kultur: C. tetani (+)
4. Laboratorium : SGOT, CPK meninggi serta
dijumpai myoglobinuria.
DIAGNOSIS BANDING
Meningitis bakterialis
Rabies
Poliomyelitis
Epilepsi
Ensefalitis
Keracunan strychnine
Efek samping fenotiazin
Abses peritonsiler
KOMPLIKASI
Laringospasme
Kekakuan otot-otot pernapasan
Terjadinya akumulasi sekresi berupa
PENATALAKSANAAN
UMUM
OBAT-OBATAN
Antibiotik
- Tetanus Toksoid
Dilakukan bersamaan dengan pemberian
antitoksin .
Pemberian dilakukan secara IM. Pemberian TT
harus dilanjutkan sampai imunisasi dasar
terhadap tetanus selesai.
Antikonvulsan
JENIS OBAT
DOSIS
EFEK SAMPING
Diazepam
0,5-1,0 mg/kg
BB/ 4jam
Stupor, koma
Meprobamat
300 400mg/
4jam
Tidak ada
Klorpromasin
25 75mg/
4jam
Hipotensi
Fenobarbital
500 100mg/ 4
jam
Depresi
pernapasan
PENCEGAHAN
Sampai pada saat ini pemberian imunisasi
dengan tetanus toksoid merupakan satusatunya cara dalam pencegahan terjadinya
tetanus. Pencegahan dengan pemberian
imunisasi telah dapat dimulai sejak anak
berusia 2 bulan, dengan cara pemberian
imunisasi aktif (DPT atau DT).
PROGNOSIS
Berat ringannya penyakit dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang memperburuk:
Masa inkubasi kurang dari 7hari
Usia lebih muda dan usia lanjut
Frekuensi kejang yang lebih tinggi
Suhu tubuh yang tinggi
Pengobatan yang terlambat
Letak, jenis luka dan luas kerusakan jaringan
Period of onset yang pendek
Spasme otot pernapasan dan obstruksi
saluran pernapasan
BAB III
Kolegium Penyakit Dalam
CATATAN MEDIK PASIEN
Nama lengkap :Suparmen
Tahun Lahir
: 31 Desember 1963
Umur
: 51 Tahun
Jenis Kelamin
: Lelaki
Alamat
No. Telepon
: 085362884644
Pekerjaan
: Petani
Satus
: Menikah
Pendidikan
: Tamat SD
Jenis suku
: Jawa
Agama
: Islam
: Kejang (+)
Hal ini dialami OS 5 hari sebelum masuk rumah sakit, kejang bersifat
hilang timbul. Frewenksi kejang 8 kali sehari. Kejang dipicu oleh cahaya
dan suara. Os mengalami kaku kuduk (+) sejak 5 hari ini juga dan trismus
(+) bisa membuka mulut 3cm. Os tidak bias makan dan minum. Riwayat
luka pada telapak kaki kanan (+), dialami os 1 bulan ini, dengan os
mengetahui awal luka pada telapak kakinya tertusuk bamboo. Os tidak
berobat untuk luka kakinya karena os sudah pernah ditusuk bambo juga
beberapa tahun yang lalu. Os tidak mengalami demam.Riwayat demam (+).
Demam bersifat naik turun dan demam turun dengan pemberian obat
penurun panas. Mual muntah tidak dijumpai. Os mengalami batuk (+) pada
saat ini. Sesak nafas tidak dijumpai. BAK (+) BAB (+) Normal. Sebelum os
dirawat di RSUPHAM, os dirawat di rumah bidan, namun kejangnya tidak
berhenti, lalu dirujuk ke RSUPHAM.
.
RPT :
RPO:
Tidak Jelas
Tidak Jelas
TANDA VITAL
Kesadaran
Compos mentis
HR
Tekanan darah
Temperatur
36.7oC
Pernafasan
Frekuensi: 22 x/menit
THORAX
Depan
Belakang
Inspeksi
Simetris fusiformis
Simetris fusiformis
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
SP: Vesikuler
ST : (-)
SP: Vesikuler
ST : (-)
JANTUNG
Jantung : M1 > M2, P2 >P1, A2 > A1, desah sistolik (-), desah diastolik
ABDOMEN
Inspeksi : simetris
Palpasi : Soepel, Hepar/ Lien/ Renal tidak teraba
Nyeri tekan epigastrium (-)
Perkusi
:normal
Auskultasi : peristaltik (+) N
PINGGANG
Tapping pain (-) ballotement (-)
INGUINAL
Pembesaran KGB (-)
EKSTREMITAS
Superior :Tidak ada kelainan
Inferior : luka pada
kaki kanan
ALAT KELAMIN
Laki-laki, dalam batas normal
NEUROLOGI
tidak dilakukan pemeriksaan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah
Hb : 13,60 g% (N : 11-15,5)
Lekosit : 13,20 x 103/mm3 ((N : 4,5-
11)
LED: tidak diperiksa
Eritrosit : 4,43 x 106/mm3 ((N : 4,204,57)
Ht : 39.50 %
Hitung Jenis :
Neutrofil 76,90 % (37-80)
Limfosit 17,80 % (20-40)
Monosit 5,00% (2-8)
Eosinofil 0,10 % (1-6)
Basofil 0,200 % (0-1)
Urine
Warna : kuning jernih
Reduksi : Protein : Bilirubin : Urobilinogen : +
Sedimen
Eritrosit :0-1 /lpb
Lekosit : >30 /lpb
Silinder : Epitel : 0-2 /lpb
Diagnosa Banding
1) Tetanus
2) Meningitis
3)Encephalitis
Diagnosa Sementara
Tetanus
Penatalaksanaan
Aktivitas: tirah baring
Medikamentosa:
Diet: Diet sonde via Ngt
1800 kalori
Tindakan suportif:
IVFD Dextrose 0.5% +
5 ampul diazepam 20
gtt/I
Hasil Laboratorium
Darah lengkap :
Hb
: 13,60 g% (N : 11-15,5)
Eritrosit : 4,43 x 106/mm3 ((N : 4,20
4,57)
Leukosit : 13,20 x 103/mm3 ((N : 4,511)
Trombosit : 205 x 103/mm3 ((N : 150450)
MCV
: 89,20 fL (85-95)
MCH
: 30,50 pg (28-32)
MCHC
: 34,20 g% (33-35)
RDW
: 14,30 % (11,6-14,8)
Hitung jenis :
Neutrofil : 76,90 % (37-80)
Limfosit : 17,80 % (20-40)
Monosit : 5,00% (2-8)
Eosinofil : 0,10 % (1-6)
Basofil
: 0,200 % (0-1)
Neutrofil Absolut
: 10,22 10 6 L /
(2,7-6.5)
Limfosit Absolut
: 2,36 10 6 L (1,53,5)
Monosit Absolut
: 0,67 10 6 L (0,20,5)
Eosinofil Absolut
: 0,01. 10 6 L (00.16)
Basofil
Absolut : 0,03 10 6 L (0-1
Ginjal
Ureum
: 69.70 mg/dl (<50)
Kreatinin
: 1.37 mg/dl (0.7
1.20)
Elektrolit
Natrium :143 mEq/L (135-155)
Kalium : 4.0 mEq/L (3.6-5.5)
Klorida :116 mEq/L (96-106)
Tanggal
01-01-14
Diagnosa
Tetanus
Penatalaksanaan
Tirah baring
Sens: apatis ,
TD: 120/80mmHg,
O2 1-2L
HR: 82x/i,
RR: 18 x/i
IVFD
T : 37.0 C
PD
kepala
mata
Thorax sp = vesikuler
mpul
kelainan
eks inf : luka pada
telapak kaki kanan
abdomen:soepel H/L/R
:tidak
st = (-)
sup
5%
eks
Drip
Metronidazole
500mg/6jam
PCT 3 500mg
Tanggal
02-01-14
Diagnosa
Tetanus
Penatalaksanaan
Tirah baring
Sens: apatis ,
TD: 120/80mmHg,
O2 1-2L
HR: 82x/i,
RR: 18 x/i
IVFD D 5% + 5 mpul
T : 37.0 C
Drip
Metronidazole
500mg/6jam
PCT 3 500mg
pus,
1gr/12jam,
foto
pedis
Tanggal
03-01-14
Diagnosa
Tetanus
Penatalaksanaan
Tirah baring
Sens: apatis ,
TD: 120/80mmHg,
O2 1-2L
HR: 82x/i,
RR: 18 x/i
IVFD D 5% + 5 mpul
T : 37.0 C
Drip
Metronidazole
500mg/6jam
PCT 3 500mg
Tanggal
04-01-14
Diagnosa
Tetanus
Penatalaksanaan
Tirah baring
TD: 100/80mmHg,
HR: 88x/i,
O2 1-2L
RR: 22 x/i
T : 37.5 C
IVFD D 5% + 5 mpul
diazepam 20gtt/I mikro
Drip
Metronidazole
500mg/6jam
PCT 3 500mg
Inj
Ceftriaxone
1gr/12jam/1hr
Rencana
penyuntikan
Tanggal
05-01-14
Diagnosa
Tetanus
Penatalaksanaan
Tirah baring
berkurang
cekukan (+)
O2 1-2L
Diet sonde via NGT
Sens: apatis ,
TD: 110/80mmHg,
HR: 88x/i,
RR: 24 x/i
T : 37.4 C
IVFD D 5% + 5 mpul
diazepam 20gtt/I mikro
Inj Diazepam extra k/p bila
kejang
ATS inj Terapeutik 10.000 unit
Drip Metronidazole
500mg/6jam
Inj novalgin 1 amp (k/p)
PCT 3 500mg
Inj Ceftriaxone 1gr/12jam/1hr
CPZ 1 25g (bila cekukan)
GV luka
Tanggal
06-01-14
Diagnosa Penatalaksanaan
Tetanu Tirah baring
s
Sens: apatis ,
TD: 110/80mmHg,
HR: 88x/i,
RR: 20 x/i
T : 36.8 C
Tanggal
07-01-14
Diagnosa
Tetanus
Penatalaksanaan
Tirah baring
NGT dan kateter terpasang
O2 1-2L
Sens: apatis ,
TD: 100/80mmHg,
HR: 84x/i,
RR: 22 x/i
T : 36.9 C
Tanggal
08-01-14
Diagnosa
Tetanus
Penatalaksanaan
Tirah baring
berkurang,
O2 1-2L
Diet sonde via NGT
Sens: apatis ,
TD: 110/80mmHg,
HR: 88x/i,
RR: 20 x/i
T : 37.4 C
IVFD D 5% + 5 mpul
diazepam 20gtt/I mikro
Inj Diazepam extra k/p bila
kejang
ATS inj Terapeutik 10.000 unit
Drip Metronidazole
500mg/6jam
Inj novalgin 1 amp (k/p)
PCT 3 500mg
Inj Ceftriaxone 1gr/12jam/1hr
GV luka
Tanggal
09-01-14
Penatalaksanaan
Tirah baring
Sens: apatis ,
TD: 110/80mmHg,
HR: 84x/i,
RR: 20 x/i
T : 37.9 C
Tanggal
10-01-14
Penatalaksanaan
Tirah baring
Sens: apatis ,
TD: 100/80mmHg,
HR: 88x/i,
RR: 22 x/i
T : 37.4 C
Tanggal
11-01-14
Penatalaksanaan
Tirah baring
Sens: CM,
TD: 110/80mmHg,
HR: 88x/i,
RR: 20 x/i
T : 37.4 C
Tanggal
12-01-14
Penatalaksanaan
Tirah baring
Sens: CM,
TD: 110/80mmHg,
HR: 88x/i,
RR: 20 x/i
T : 37.4 C
Tanggal
Diagnosa
Penatalaksanaan
13-01-14
Tirah baring
Tetanus
Sens: CM ,
TD: 100/80mmHg,
HR: 86x/i,
RR: 22 x/i
T : 37.8 C
Tanggal
Diagnosa
Penatalaksanaan
14-01-14
Tirah baring
Tetanus
Sens: CM ,
TD: 100/80mmHg,
HR: 86x/i,
RR: 22 x/i
T : 37.8 C
KESIMPULAN
Bapak Suparmen, 51 tahun didiagnosis menderita
penyakit Tetanus.
Pasien dirawat inap di RSUP HAM dari tanggal 31
Desember 2013 sampai tanggal 14 Januari 2014
PROGNOSIS
Quo ad vitam ad bonam
Quo ad functionam ad bonam
Quo ad sanationam ad dubia