Anda di halaman 1dari 16

Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

4,5

Universitas Mercu Buana

MODUL 4,5

Klasifikasi Tanah

1. PENGERTIAN KLASIFIKASI TANAH


Berbagai usaha telah dilakukan untuk memperoleh klasifikasi umum yang dapat
membantu dalam memprediksi perilaku tanah ketika mengalami pembebanan. Metode
yang telah dibuat didasarkan pada pengalaman yang diperoleh dalam perancangan
fondasi dan riset. Dari sini, tanah fondasi yang ditinjau menurut klasifikasi tertentu
dapat diprediksi perilakunya, yaitu didasarkan pada pengalaman di lokasi lain, namun
memiliki tipe tanah yang sama.

Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah
yang berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompokkelompok dan sub kelompok-sub kelompok berdasarkan pemakaiannya.

Sistem klasifikasi memberikan bahasa yang mudah untuk menjelaskan secara


singkat sifat-sifat tanah yang bervariasi tanpa penjelasan yang terinci.

2. FUNGSI KLASIFIKASI TANAH


Dalam perancangan fondasi, klasifikasi tanah berguna sebagai petunjuk awal
dalam memprediksi kelakuan tanah. Engineer akan mempunyai gambaran yang baik
mengenai perilaku tanah tersebut dalam berbagai situasi, misalnya selama konstruksi, di
bawah beban-beban struktural dan lain lain.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 1

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 1

3. Sistem Klasifikasi AASHTO (1929)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 1

Soal :
1. Hasil dari uji analisis distribusi butir suatu tanah adalah sebagai berikut :
Presentase butiran yang lolos ayakan No.10 = 100%
Presentase butiran yang lolos ayakan No.40 = 58%
Presentase butiran yang lolos ayakan No.200 = 58%
Batas cair (LL) dan indeks plastisitas (PI) dari tanah yang lolos ayakan No.40
adalah 30 dan 10

Klasifikasikan tanah tsb dg cara AASHTO

2. 95% dari berat suatu tanah lolos ayakan no.200 dan mempunyai batas cair 60
dan indeks plastisitas 40. Klasifikasikan tanah tersebut dengan sistem AASHTO

3. Klasifikasikan tanah berikut dengan metode AASTHO

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 1

4. Sistem Klasifikasi USCS


Dalam sistem klasifikasi tersebut secara garis besar tanah dibagi dalam 2
kelompok : kelompok tanah berbutir kasar dan tanah berbutir halus yang didasarkan
material yang lolos saringan nomor 200 (diameter 0,075 mm). Huruf pertama pada
pemberian nama kelompoknya, adalah merupakan singakatan dari jenis-jenis tanah
berikut :
G = kerikil (gravel)
S = pasir (sand)
M = lanau (silt, hurf M singkatan dari MO, bahasa Skandinavia)
C = lempung (clay)
O = organik (organic)
Pt = gambut (peat)

Huruf-huruf kedua dari klasifikasi dinyatakan dalam istilah-istilah :

W = gradasi baik (well graded)


P = gradasi buruk (poor graded)
L = plastisitas rendah (low plasticity)
H = plastisitas tinggi (high pasticity)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 1

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 1

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 1

Soal :
1. Klasifikasikan tanah berikut berdasarkan USCS

Tanah A

Tanah B

LL

30

26

PL

22

20

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 1

SOAL TUGAS
1. Klasifikasikan berdasrkan AASTHO dan USCS

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 1

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 1

2. Diberikan data analisa saringan dan data plastisitas untuk tanah berikut :

Ukuran

Soil 1

Soil 2

Soil 3

Soil 4

Soil 5

saringan

% lolos

% lolos

% lolos

% lolos

% lolos

No.4

99

97

100

99

23

No.10

92

90

100

96

18

No.40

86

40

100

89

No.100

78

99

79

No.200

60

97

70

LL

20

124

49

PL

15

47

24

PI

NP

77

25

NP

Klasifikasikan tanah-tanah tersebut menurut system AASHTO dan USCS

3. Diberikan data analisa saringan dan data plastisitas untuk tanah berikut :

Contoh soal:
Contoh-contoh tanah kohesif yang diambil dari beberapa lokasi pekerjaan, dilihatkan
dalam Tabel berikut . Pada tabel tersebut kadar air rata-rata di lapangan yang
ditunjukkan dalam kolom 2 diambil dari beberapa contoh tanah. Nilai angka pori pada
kondisi kadar air di lapangan diberikan dalam kolom 3, bersama-sama dengan angka
pori yang diambil pada saat contoh tanah pada kedudukan bats cair dan batas plastis.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 1

Perhatikan, pada tanah 2, nilai PL bnervariasi menurut kedalaman contohnya, yaitu


semakin dalam, nilainya semakin mengecil. Nilai G, dapat dianggap sama dengan 2,65.

Penyelesaian :

Pada saat tanah jenuh (S = 1) berlaku :

e = wG, atau w = e/G

Bila kadar air di lapangan (Wn), berkurang dari nilai w = e/G, maka tanah dalam kondisi
tidak jenuh. Sebaliknya jika nilai Wn lebih besar dari pada nilai tersebut, berarti tanah di
lapangan dalam kondisi jenuh.

Tanah 1 :

LL = 28% ; PL = 25% ; maka PI = LL PL = 3%. PI sangat rendah, kemungkinan besar


tanahnya adalah lanau sedikit kohesif. Kadar air di lapangan Wn = 21%, lebih kecil dari
w = e/Gs = 0,63/2,65 = 0,24 = 24%, maka tanah di lapangan dalam kondisi tidak jenuh
dengan kadar air di lapangan lebih rendah dari pada PL (karena kadar air oada batas
plastis PL = 0,66/2,65 = 25%)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 1

Tanah 2 :

WN = 38%, sedikit lebih besar dari pada PL maksimum = 36%, jadi tanah di lapangan
dalam keadaan plastis. Dari nilai LL = 52% dan PI yang berkisar antara (52 36)% =
16% dan (52 26)% = 26%, menurut grafik plastisitas, tanah termasuk lanau anorganik
berkompresibilitas tinggi (MH) (jika tanahnya anorganik). Dari variasi PI yang bertambah
dengan kedalamannya, dapat diperkirakan kuat geser tanah ini bertambah jika
kedalaman bertambah. Yaitu dengan mengingat korelasi antara kuat geser undrained
(tak-terdrainasi) dan PI, cu/po = 0,11 + 0,0037(PI), yang disarankan oleh Skempton
(1957) dengan po = tekanan overburden efektif).

Tanah 3 :

LL = 38% dan PI = 25%, maka PL = (38 25)% = 13%. Dari nilai-nilai LL dan PI,
menurut Gambar 1.11 maka diperkirakan tanah termasuk lempung anorganik
berplastisitas sedang (CI). Nilai kadar air di lapangan WN = 21%, jadi tanah masih dalam
daerah plastis. Dari angka pori e = 0,56, maka tanah dalam kondisi jenuh, karena w =
0,56/2,65 = 21% = WN.

Tanah 4 :

Dari LL = 19% dan PI = 30%, sedangkan dari kenampakan mata tanah adalah pasir
halus, hasil-hasil pengujian laboratorium tersebut harus ditinjau kembali, karena tanah
pasir tidak akan mempunyai PI = 30%. Tanah di lapangan mungkin dalam kondisi sangat
basah, karena WN = e/Gs = 0,52/2,65 = 19,6 > LL = 19%. Jadi, tanah di lapangan pada
kedudukan kadar air yang melebihi batas cairnya.

Tanah 5 :

Dari angka pori pada kedudukan batas plastis e = 0,85 = w/Gs, diperoleh kadar air pada
batas plastis PL = 0,85/2,65 = 32%. Kadar air di lapangan WN = 35%, lebih besar dari
bats plastisnya maka tanah dalam kondisi plastis.
PI = LL PL = (62 32)% = 30%. Jika PI dan LL diplot pada grafik plastisitas, maka
akan jatuh di dekat batas antara lanau kompresibilitas tinggi (MH) dan lempung
plastisitas tinggi (CH). Untuk perancangan fondasi, maka perlu dilakukan uiji konsolidasi.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 1

Contoh Soal:

Hasil-hasil analisis ukuran butir dari 5 tipe tanah yang disertai dengan klasifikasi tanah
menurut MIT. Bagaimana interpretasi yang dapat diberikan dari masing-masing
kurvanya?

Penyelesaian :

(a) Tanah SC :
Kurva ini memperlihatkan tanah dengan kira-kira 25% berupa kerikil. Kuravanya banyak
berada pada daerah pasir dengan sedikit kandungan lanau (kira-kira 6%) dan
kandungan lempung 15%. Campuran pasir dan lempung yang demikian dapat saling
mengikat dan dapat dipadatkan dengan baik.
(b) Tanah CH
Terdiri dari material lempung sebanyak 60%. Pada umumnya, jika tanah semakin halus,
kurvanya akan semakin ke kanan. Walaupun 40% lebih kasar dari butiran lempung,
tanah nampak bersifat sebagai tanah lempung. Pada kenyataannya, tanah dengan 30%

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 1

lebih butiran lempung, diharapkan berperilaku seperti lempung. Karena konsentrasi


butiran halusnya tinggi, maka tanah ini berplastisitas tinggi.

(c) Tanah ML
Kira-kira 70% dari material ini berada pada tanah pasir, terutama pada daerah pasir
halus. Material sisanya adalah ukuran lanau. Tanah ini dapat dikatakan sebagai pasir
berlanau atau pasir halus berlanau, karena kurva tercuram pada bagian pasir halus.
(d) Tanah SF
Tanah ini berada pada interval pasir dan lanau. Kira-kira 60% terdiri dari pasir halus,
lanau, dan lempung, dengan kira-kira 30% berupa lempung. Tanah ini berupa pasir yang
banyak mengandung butiran halus, jadi dapat dinyatakan sebagai pasir berlempung.
(e) Tanah GP :
Kira-kira 75& dari berat material terdiri dari butiran yang lebih besar 6 mm. Kurvanya
menurun tajam, menunjukkan banyaknya butiran berukuran lebih besar dari 6 mm.
Sebaliknya, pada kurva selanjutnya, kemiringan kurva kelihatan landai yang berarti
kekurangan butiran-butiran pada ukuran tersebut. Tanah ini termasuk tanah berbutir
kasar dan dapat dinyatakan sebagai kerikil berpasir.

Sumber :
a. Braja M.Das, Noor Endah, Indrasurya B Mochtar, Mekanika Tanah
(Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis), jilid 1, Erlangga

b. Craig . R.F, Budi Susilo, Mekanika Tanah, Erlangga1989


c. Holtz & WD Kovacs, An Introduction to Geotechnical Engineering.
d. Joseph E.Bowlesh, Physical and Geotechnical Properties of Soils,
McGraw Hill,1984.

Soal :
1. Dari percobaan penentuan batas cair (LL) suatu contoh tanah berbutir diperoleh data
sebagai berikut
A)
Jumlah ketukan

Kadar air %

15

77

18

74

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 1

20

72

30

65

37

61

45

59

Jumlah ketukan

Kadar air (%)

16

58.0

20

56.6

30

54.0

50

50

B)

a. Tentukan batas cair (LL) untuk tanah A maupun tanah B.


b. Jika plastic limit = 33% untuk tanah A dan 40 % untuk tanah B, maka
klasifikasikan tanah tersebut menurut USCS dan AASTHO

2). 30%
Diberikan data analisa saringan dan data plastisitas untuk tanah berikut :
Ukuran

Soil 1

Soil 2

Soil 2

Soil 4

Soil 5

saringan

% lolos

% lolos

% lolos

% lolos

% lolos

No.4

99

97

100

99

23

No.10

92

90

100

96

18

No.40

86

40

100

89

No.100

78

99

79

No.200

60

97

70

LL

20

124

49

PL

15

47

24

PI

NP

77

25

NP

Klasifikasikan tanah-tanah tersebut menurut system AASHTO dan USCS

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

DESIANA VIDAYANTI
MEKANIKA TANAH 1

Anda mungkin juga menyukai