Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan
interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus
diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama
dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi
dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak
sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan HAM pada diri
kita sendiri.
Konferensi Dunia tentang Hak Asasi Manusia di Wiena pada tahun 1993, mengembangkan
satu perspektif yang lebih luas atas hak asasi manusia, dan akibatnya juga pada pelanggaran hak
asasi manusia. Pengakuan kuat atas hak asasi manusia yang terdiri dari hak-hak sipil, budaya,
ekonomi, politik dan social yang tidak bisa dipilah-pilah, saling berkaitan dan saling
bergantungan juga ditujukan pada tanggung jawab dari berbagai pelaku swasta, bukan hanya
negara (Dueck et, al; 2001). Indonesia nampak menerima perspektif yang lebih luas itu,
sebagaimana yang terlihat dari takrif pelanggaran hak asasi manusia yang diberikan oleh UU.
No. 39/1999 membandingkan takrif itu dengan takrif tindakan kejahatan, yaitu: Satu tindakan
kejahatan (kriminal) adalah satu tindakan atau tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seseorang
atau lebih yang bersifat melukai atau merusak masyarakat dan telah dilarang oleh hukum
domestik negara. Pelanggaran HAM di Indonesia billah Komnas HAM Pelanggaran hak asasi
manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik
disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hak hukum, mengurangi,
menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang
yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak mendapat, atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang
berlaku.

Hukum dan HAM merupakan konsepsi kemanusiaan dan relasi sosial yang dilahirkan dari
sejarah peradaban manusia di seluruh penjuru dunia. Hukum dan HAM juga dapat dimaknai
sebagai hasil perjuangan manusia untuk mempertahankan dan mencapai harkat kemanusiaannya,
sebab hingga saat ini hanya konsepsi HAM dan hukumlah yang terbukti paling mengakui dan
menjamin harkat kemanusiaan.
Konsepsi hukum dan HAM dapat dilacak secara teologis berupa relativitas manusia dan
kemutlakan Tuhan. Konsekuensinya, tidak ada manusia yang dianggap menempati posisi lebih
tinggi, karena hanya satu yang mutlak dan merupakan prima facie, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Semua manusia memiliki potensi untuk mencapai kebenaran, tetapi tidak mungkin kebenaran
mutlak dimiliki oleh manusia, karena yang benar secara mutlak hanya Tuhan. Maka semua
pemikiran manusia juga harus dinilai kebenarannya secara relatif. Pemikiran yang mengklaim
sebagai benar secara mutlak, dan yang lain berarti salah secara mutlak, adalah pemikiran yang
bertentangan dengan kemanusiaan dan ketuhanan.

B. Tujuan Penulis
Berdasarkan latar belakang masalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan
makalah ini adalah, untuk mengetahui pengertian dari hukum, hak asasi manusia dan seperti apa
praktek pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia.
C. Rumusan Masalah
Dari hasil paduan antara latar belakang masalah dan tujuan penulis sehingga dapat ditarik
beberapa pokok permasalahan, diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.

Apa itu hukum?


Bagaimana hukum di indonesia?
Apakah pengertian hak asasi manusia ?
Tindakan seperti apakah yang dianggap melanggar hak asasi manusia ?
Bagaimanakah pelanggaran hak asasi manusia yang berat ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan. dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial
antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan
cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi
penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara
perwakilan di mana mereka yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau
kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara
berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan
militer. filsuf Aristotle menyatakan bahwa "Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik dari
pada dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela."
B. Sistem hukum di dunia
Ada berbagai jenis sistem hukum yang berbeda yang dianut oleh negara-negara di dunia
pada saat ini, antara lain sistem hukum Eropa Kontinental, common law system, sistem hukum
Anglo-Saxon, sistem hukum adat, sistem hukum agama.
1) Sistem hukum Eropa Kontinental
Sistem hukum Eropa Kontinental adalah suatu sistem hukum dengan ciri-ciri adanya
berbagai ketentuan-ketentuan hukum dikodifikasi (dihimpun) secara sistematis yang akan
ditafsirkan lebih lanjut oleh hakim dalam penerapannya. Hampir 60% dari populasi dunia
tinggal di negara yang menganut sistem hukum ini.
Sistem hukum umum adalah suatu sistem hukum yang digunakan di Inggris yang
mana di dalamnya menganut aliran frele recht lehre yaitu dimana hukum tidak dibatasi
oleh undang-undang tetapi hakim diberikan kebebasan untuk melaksanakan undangundang atau mengabaikannya.
2) Sistem hukum Anglo-Saxon
Sistem Anglo-Saxon adalah suatu sistem hukum yang didasarkan pada yurisprudensi,
yaitu keputusan-keputusan hakim terdahulu yang kemudian menjadi dasar putusan
hakim-hakim selanjutnya. Sistem hukum ini diterapkan di Irlandia, Inggris, Australia,
Selandia Baru, Afrika Selatan, Kanada (kecuali Provinsi Quebec) dan Amerika Serikat
(walaupun negara bagian Louisiana mempergunakan sistem hukum ini bersamaan dengan

sistem hukum Eropa Kontinental Napoleon). Selain negara-negara tersebut, beberapa


negara lain juga menerapkan sistem hukum Anglo-Saxon campuran, misalnya Pakistan,
India dan Nigeria yang menerapkan sebagian besar sistem hukum Anglo-Saxon, namun
juga memberlakukan hukum adat dan hukum agama.
Sistem hukum anglo saxon, sebenarnya penerapannya lebih mudah terutama pada
masyarakat pada negara-negara berkembang karena sesuai dengan perkembangan
zaman.Pendapat para ahli dan prakitisi hukum lebih menonjol digunakan oleh hakim,
dalam memutus perkara.
3) Sistem hukum adat/kebiasaan
Hukum Adat adalah seperangkat norma dan aturan adat/kebiasaan yang berlaku di
suatu wilayah. misalnya di perkampungan pedesaan terpencil yang masih mengikuti
hukum adat. dan memiliki sanksi sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di wilayah
tertentu.
4) Sistem Hukum Agama
Sistem hukum agama adalah sistem hukum yang berdasarkan ketentuan agama
tertentu. Sistem hukum agama biasanya terdapat dalam Kitab Suci.
5) Hukum Indonesia
Indonesia adalah negara yang menganut sistem hukum campuran dengan sistem
hukum utama yaitu sistem hukum Eropa Kontinental. Selain sistem hukum Eropa
Kontinental, di Indonesia juga berlaku sistem hukum adat dan sistem hukum agama,
khususnya hukum (syariah) Islam. Uraian lebih lanjut ada pada bagian Hukum Indonesia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum
C. Pengertian HAM
Hak asasi manusia (HAM) terbentuk dari tiga kata, yaitu hak, asasi, dan manusia. Hak
berarti milik atau kepunyaan. Hak juga didefinisikan sebagai kekuasaan untuk berbuat sesuatu.
Asas berarti pokok, dasar, atau utama. Asasi berarti yang dasar atau yang pokok. Manusia
didefinisikan sebagai orang, insan, atau makhluk yang berakal budi. Dengan demikian hak asasi
manusia dapat didefinisikan sebagai milik atau kepunyaan yang bersifat mendasar atau pokok
yang melekat pada seseorang sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

Hak asasi manusia dijabarkan atau dikembangkan menjadi kewajiban-kewajiban dan hak-hak
lainnya. Ada beberapa pengertian hak asasi manusia sebagai berikut:

1) Jan Materson (Komisi HAM PBB) berpendapat bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak
yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai
manusia.
2) John Locke berpendapat bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
3) Miriam Budiardjo mengemukakan bahwa hak asasi adalah hak yang dimiliki
manusiayangtelahdiperolehdandibawanyabersamaandengan kelahiran atau kehadirannya
di dalam kehidupan masyarakat.
4) Muladi berpendapat hak asasi adalah segala hak-hak dasar yang melekat dalam
kehidupan manusia (those rights which are inherent in our nature and without which we
cannot live as human being).
5) Peter R. Baehr menjelaskan hak asasi manusia sebagai hak dasar yang dipandang mutlak
perlu untuk perkembangan individu.
Menurut UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
Hak Asasi Manusia (HAM) pada tataran Global
Sebelum konsep HAM diritifikasi PBB, terdapat beberapa konsep utama mengenai HAM ,yaitu:
A. Ham menurut konsep Negara-negara Barat
1) Ingin meninggalkan konsep Negara yang mutlak.
2) Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas.
3) Filosofi dasar: hak asasi tertanam pada diri individu manusia.
4) Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan Negara.
B. HAM menurut konsep sosialis
1) Hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat
2) Hak asasi tidak ada sebelum Negara ada.
3) Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi menghendaki.
C. HAM menurut konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika:
1) Tidak boleh bertentangan ajaran agama sesuai dengan kodratnya.
2) Masyarakat sebagai keluarga besar, artinya penghormatan utama terhadap kepala keluarga
3) Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan kewajiban
sebagai anggota masyarakat.
D. HAM menurut konsep PBB;

Konsep HAM ini dibidani oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh Elenor
Roosevelt dan secara resmi disebut Universal Decralation of Human Rights.
Universal Decralation of Human Rights menyatakan bahwa setiap orang mempunyai:
Hak untuk hidup
Kemerdekaan dan keamanan badan
Hak untuk diakui kepribadiannya menurut hokum
Hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana
Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu Negara
Hak untuk mendapat hak milik atas benda
Hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
Hak untuk bebas memeluk agama
Hak untuk mendapat pekerjaan
Hak untuk berdagang
Hak untuk mendapatkan pendidikan
Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat
Hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan.
Permasalahan dan Penegakan HAM di Indonesia
Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan dan
perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuanyang tidak dapat di pisahkan, baik
dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan pasal 1 (3), pasal
55, dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui sutu
konsep kerja sama internasional yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati,
kesederajatan, dan hubungan antar negaraserta hukum internasional yang berlaku.
Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi, antitrorisme, serta
pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum
dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten.
Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal berikut:
1) Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004-2009
sebagai gerakan nasional
2) Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum ataupun lembaga yang
fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia

3) Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara di depan hukum
melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya untuk memetuhi/ menaati
hukum dan hak asasi manusia secara konsisten serta konsekuen
4) Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi manusia dalam
rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika masyarakat dapat berjalan
sewajarnya.
5) Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana, Aksi
Nasional Pemberantasan Korupsi.
6) Peningkatan penegakan hukum terhadao pemberantasan tindak pidana terorisme dan
penyalahgunaan narkotika serta obat lainnya.
7) Penyelamatan barang bukti kinerja berupa dokumen atau arsip/lembaga Negara serta badan
pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan HAM.
8) Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas penegakan hukum dan
HAM.
9) Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang transparan.
10) Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka mewujudkan proses
hukum yang kebih sederhana, cepat, dan tepat serta dengan biaya yang terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat.
Contoh-Contoh Kasus Pelanggaran HAM
a. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan yang
menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.
b. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata kuliah
kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa.
c. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para pejalan
kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga sangat
rentan terjadi kecelakaan.
d. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan tertentu
dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga seorang anak tidak
bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
e. Kasus Babe yang telah membunuh anak-anak yang berusia di atas 12 tahun, yang artinya hak
untuk hidup anak-anak tersebut pun hilang
f. Masyarakat kelas bawah mendapat perlakuan hukum kurang adil, bukti nya jika masyarakat
bawah membuat suatu kesalahan misalkan mencuri sendal proses hukum nya sangat cepat,

akan tetapi jika masyarakat kelas atas melakukan kesalahan misalkan korupsi, proses hukum
nya sangatlah lama
g. Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri mendapat penganiayaan dari
majikannya
h. Kasus pengguran anak yang banyak dilakukan oleh kalangan muda mudi yang kawin diluar
nikah

Instrumen HAM di Indonesia


Agar HAM dapat ditegakan dalam berbagai kehidupan harus ada instrumen yang
mengaturnya. Instrumen tersebut berisi aturan-aturan bagaimana HAM itu ditegakkan dan
mengikat seluruh warga negara. Sebagai negara yang menjunjung tinggi HAM Indonesia telah
memiliki setidak-tidaknya empat instrumen HAM, yakni:
a.
b.
c.
d.

UUD 1945
Tap MPR Nomor XVII/MPR/1998
Piagam HAM Indonesia Tahun 1998
UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

1. Penegakan HAM dengan Hukum di Indonesia


Negara RI adalah negara hukum, maka dalam upaya menegakan HAM diatur pelaksanaannya
dalam peraturan perundang-undangan, yaitu sebagai berikut:
a. UUD 1945
UUD 1945 Pasal 31, menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak mendapat
pengajaran. Maka untuk mencapainya Pemerintah membangun gedung-gedung sekolah,
mengangkat guru, memberikan bea siswa pada anak berprestasi tetapi dari segi ekonomi
b.

kurang mampu, dan lain-lain.


Ketetapan MPR
TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998, menugaskan Presiden dan DPR untuk membentuk
lembaga yang melakukan penyuluhan, pengkajian, pemantauan, penelitian, dan mediasi
tentang HAM. Maka dibentuklah KOMNAS HAM melalu Keputusan Presiden Nomor 50

Tahun 1993.
c. Undang-Undang

UU Nomor 39 tahun 1999 Pasal 9, menegaskan tentang hak untuk hidup. Maka
manakala terjadi pelanggaran terhadap hak ini, maka pemerintah menggelar peradilan
HAM.
2. Pengadilan HAM
Pengadilan HAM diatur dalam UU Nomor 26 tahun 2000. Pengadilan itu khusus
diperuntukkan bagi pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Ada dua jenis pelanggaran HAM
berat menurut undang-undang tersebut, yaitu genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
1) Genosoida
Genosida adalah kejahatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau
memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, kelompok ras, kelompok etnis, dan
kelompok agama, dengan cara:
Membunuh anggota kelompok
Menciptakan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota kelompok
Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan

secara fisik, baik sebagian maupun seluruhnya


Memaksa tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran didalam kelompok,

atau
Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.
2) Kejahatan terhadap Manusia
Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari
serangan yang meluas atau sistemik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan
secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa:
Perbudakan
Pemusnahan
Pembunuhan
Penyiksaan,dll.
Pengadilan HAM berkedudukan di setiap daerah kabupaten/kota. Pengadilan HAM
berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM berat. Proses penyelidikan
kasus dilakukan oleh KOMNAS HAM, sedangkan penyidikan perkara dilakukan oleh Kejaksaan
Agung. Pengadilan HAM dipimpin oleh hakim ad hoc, yaitu hakim yang diangkat dari luar
hakim karier yang memenuhi persyaratan yang diatur undang-undang.

Jenis-Jenis HAM yang dilindungi Perundang-Undangan


Di dalam perundang-undangan negara Indonesia semua jenis hak-hak asasi yang harus
dilindungi termuat dalam berbagai dokumen dan dokumen tersebut hanya dibedakan oleh jenis
perundang-undangannya. Ketentuan tentang perlindungan hak-hak asasi termuat dalam
Pembukaan UUD 1945, Ketetapan MPR, Undang-Undang No.39 tahun l999 tentang HAM dan
peraturan perundang-undangan lainnya. Hak-hak sipil dan politik itu jelas termuat dalam
peraturan perundang-undangan negara RI seperti:
1.

Pembukaan UUD 1945 pada semua alineanya mengandung jaminan hak asasi manusia

seperti alinea pertama berkenaan dengan martabat manusia dan keadilan; alinea kedua hak asasi
bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya; alinea ketiga hak asasi bidang sosial budaya dan
politik; dan alinea ke empat hak asasi bidang ekonomi, politik, sosial budaya dan hankam
(H.A.W. Widjaja, 2000 : 66).
2.

Undang Undang Dasar 1945.

Batang tubuh atau isi UUD 1945 sebelum dilakukan perubahan (amandemen) mengatur hak asasi
manusia dalam 7 pasal antara lain adalah pasal 27, 28, 29, 30, 31, 33 dan 34. Namun setelah
UUD 1945 dilakukan perubahan (amandemen) maka ada bagian khusus tentang hak asasi
manusia yaitu pada BAB XA dengan rincian sebagai berikut:
Pasal 28 A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Pasal 28 B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah.
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pasal 28 C

(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan dasarnya, berhak mendapatkan
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya,
demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
Pasal 28 D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak
dalam hubungan kerja.
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
Pasal 28 E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan
dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya
(3) Setiap orang berhak atas kebebasab berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran
yang tersedia.
Pasal 28 G

(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta
benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atas perlakuan yang merendahkan derajat
martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.
Pasal 28 H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggl, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan
(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara
utuh sebagai manusia yang bermartabat
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil
alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut ketentuan UU. No. 39/1999 tindakan kejahatan, yaitu: Satu tindakan yang
dilakukan oleh seseorang atau lebih yang bersifat melukai atau merusak masyarakat dan telah
dilarang oleh hukum domestik negara
Yang dianggap melanggar hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian
yang secara melawan hak hukum, mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak
asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang, dan tidak
mendapat, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar,
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

Daftar Pustaka
http://aconkreviantara.blogspot.com/2013/05/hubungan-hukum-dan-ham.html
http://makalahhakasasimanusiaham.blogspot.com/
http://misterkomay.wordpress.com/2012/01/11/52/

Anda mungkin juga menyukai