Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

VOLUME MOLAR GAS

OLEH:
KADEK THANIA PRASTAKARINI
1408105047
KELOMPOK 5B

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2014

VOLUME MOLAR GAS


I.
II.

TUJUAN
Menentukan volume relatif dari zat dalam wujud yang berbeda
DASAR TEORI
Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Berdasarkan
wujudnya, zat dibagi atas 3 jenis, yaitu zat padat, cair, dan gas. Suatu zat karena sifatnya
memiliki massa dan menempati ruang, artinya zat juga memiliki massa jenis, yaitu massa
per volume dari suatu zat.
Gas merupakan satu dari tiga wujud zat dan walaupun wujud ini merupakan
bagian tak terpisahkan dari studi kimia, praktikum ini hanya akan membahas hubungan
antara volume, temperatur dan tekanan baik dalam gas ideal maupun dalam gas nyata,
dan teori kinetik molekular gas, dan tidak secara langsung kimia. Bahasan utamanya
terutama tentang perubahan fisika, dan reaksi kimianya tidak didisuksikan. Namun, sifat
fisik gas bergantung pada struktur molekul gasnya dan sifat kimia gas juga bergantung
pada strukturnya. Perilaku gas yang ada sebagai molekul tunggal adalah contoh yang baik
kebergantungan sifat makroskopik pada struktur mikroskopik.
Sifat-sifat gas dapat dirangkumkan sebagai berikut.
1. Gas bersifat transparan
2. Gas terdistribusi merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya.
3. Gas dalam ruang akan memberikan tekanan ke dinding
4. Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak diwadahi,
volume gas akan menjadi tak hingga besarnya, dan tekanannya akan menjadi tak
hingga kecilnya.
5. Gas berdifusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan luar.
6. Bila dua atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata.
7. Gas dapat ditekan dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi, gas akan
mengembang.
8. Bila dipanaskan gas akan mengembang, bila didinginkan akan mengkerut.
Dari berbagai sifat di atas, yang paling penting adalah tekanan gas. Misalkan
suatu cairan memenuhi wadah. Bila cairan didinginkan dan volumenya berkurang, cairan
itu tidak akan memenuhi wadah lagi. Namun, gas selalu akan memenuhi ruang tidak
peduli berapapun suhunya. Yang akan berubah adalah tekanannya. Alat yang digunakan
untuk mengukur tekanan gas adalah manometer

Volume molar adalah volume dari 1 mol dari suatu unsur atau senyawa kimia.
Berbeda dengan massa molar, volume molar setiap unsur atau senyawa tidak dipengaruhi
oleh rumus molekulnya, namun oleh tekanan dan temperatur dimana zat tersebut diukur.
Terdapat beberapa hukum dasar yang dapat menerangkan perilaku gas
berdasarkan eksperimen laboratorium, diantaranya adalah Hukum Boyle, Hukum Charles
atau Hukum Gay Lussac dan Hukum Avogadro.
Hukum Boyle
Hukum Boyle berbunyi : tekanan dari sejumlah tetap suatu gas pada suhu yang
dijaga konstan adalah berbanding terbalik dengan volumenya.
Penemuan bahwa tekanan udara dapat diukur dalam bentuk kolom cairan
mendorong Boyle untuk mengkaji secara cermat mengenai perubahan volume gas yang
dikaitkan dengan tekanan. Pada suhu tetap, makin besar tekanan suatu cuplikan gas,
makin kecil volumenya. Gejala tersebut diamati oleh Robert Boyle, hukumnya dikenal
dengan Hukum Boyle, yang menyatakan bahwa: Jika suhu dibuat tetap, volume suatu gas
yang massanya tertentu berbanding terbalik dengan tekanannya:
1
P=
V
Dengan menggunakan data dari sejumlah cuplikan tertentu, tampak bahwa pada
suhu tertentu perkalian tekanan dan volumenya adalah tetap. Artinya, PV = tetap. Jika
dinyatakan secara metematis:
Px V x =P y V y atau

V x Py
=
V y Px

atau PV = tetapan (jika T dan jumlah partikel tetap)

Hukum Charles atau Hukum Gay-Lussac


Volume gas dapat berubah bukan saja akibat perubahan tekanan, melainkan juga
dapat diakibatkan oleh perubahan suhu. Peneliti pertama mengenai hubungan ini adalah
ilmuwan Perancis, Jacques Charles dan Joseph Gay-Lussac. Penelitian mereka
memperlihatkan bahwa, pada tekanan konstan, volume sampel gas akan memuai jika

dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Sejumlah tertentu gas dalam silinder, jika
dinaikkan suhunya maka volume gas akan bertambah pada tekanan tetap. Hubungan ini
dapat dinyatakan dengan persamaan:
V
=tetapan
T
Persamaan diatas dikenal dengan hukum Charles yang menyatakan bahwa: Pada
tekanan tetap, volume sejumlah gas berbanding lurus dengan suhu mutlaknya. Harga
tetapan pada persamaan diatas bergantung pada jumlah gas dan tekanan.
Jika suhu dihubungkan dengan tekanan pada volume tetap dikenal dengan Hukum
Amonton. Hukum Amonton menyatakan bahwa: Pada volume tetap, tekanan sejumlah
tertentu gas berbanding lurus dengan suhu mutlaknya. Hubungan ini dapat dinyatakn
dengan persamaan:
P
=tetapan
T
Jika hukum-hukum diatas digabungkan dengan mengaitkan ketiga variable gas,
maka akan dihasilkan satu ungkapan matematis tentang perilaku gas. Gabungan kedua
persamaan tersebut dikenal dengan Hukum Charles dan Gay Lussac.
Hukum Charles-Gay Lussac berbunyi : volume dari sejumlah tetap gas pada
tekanan konstan adalah berbanding lurus dengan suhu mutlak gas itu.
Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku :

V1 P1 T1

V2 P2 T2
9,99. 101 kg . m/s 2
7 3
1,68 .10 m
Hukum Avogadro
Karya ilmuwan Italia bernama Amedeo Avogadro mrlrngkapi studi yang
dilakukan oleh Boyle, Charles dan Gay-Lussac. Pada tahun 1811, ia mempublikasikan
suatu hipotesis yang menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, sejumlah
volume yang sama dari gas-gas yang berbeda mengandung sejumlah molekul atau atom

yang sama pula. Selanjutnya dinyakan pula bahwa volume gas apapun harus sebanding
dengan jumlah mol dari molekul yang ada, sehingga:
V n
Dimana n menyatakn jumlah mol. Persamaan tersebut adalah bentuk matematis
dari Hukum Avogadro berbunyi : Pada tekanan dan suhu konstan, volume suatu gas
berbanding langsung dengan jumlah mol gas yang ada.
Berdasarkan Hukum Avogadro, terlihat bahwa jika dua gas bereaksi satu dengan
yang lainnya, maka volume gas yang bereaksi memiliki perbandingan yang sederhana.
Jika hasilnya adalah gas, maka volumenya terkait dengan volume pereaksinya dalam
perbandingan yang sederhana.
V n

Dimana n menyatakan jumlah mol. Persamaan tersebut adalah bentuk matematis


dari Hukum Avogadro yang menyatakan bahwa: Pada tekanan dan suhu konstan, volume
suatu gas berbanding langsung dengan jumlah mol gas yang ada.
Persamaannya dinyatakan dengan rumus berikut :

P. V = n.
Keterangan :
P = tekanan total (atm)
V= Volume (L)
n = mol gas (mol)
R = konstanta (0,082 L.atm/K.mol)
T = temperature (K)
Berdasarkan Hukum Avogadro, terlihat bahwa jika dua gas bereaksi satu dengan
yang lainnya, maka volume gas yang bereaksi memiliki perbandingan yang sederhana.
Jika hasilnya adalah gas, maka volumenya terkait dengan volume pereaksinya dalam
perbandingan yang sederhana.
Persamaan Gas Ideal

Dari hukum-hukum yang telah dibahas, dapat diringkas sebagai berikut:


P=

1
V

Hukum Boyle

Hukum Charles

: V T

Hukum Avogadro

: V n

Semua pernyataan tersebut dapat digabungkan sehingga diperoleh persamaan


induk tunggal untuk perilaku gas:
V

nT
P

V =R

nT
P

PV =nRT

Nilai R bila n = 1 disebut dengan konstanta gas, yang merupakan satu dari
konstanta fundamental fisika. Nilai R beragam bergantung pada satuan yang digunakan.
Dalam sistem metrik, R = 8,2056 x102 dm3 atm mol-1 K-1.

III.

IV.

ALAT DAN BAHAN


a. Alat-alat:
Gelas ukur
Ember
Neraca analitik
Termometer
Barometer
b. Bahan-bahan:
Air
Butana cair (korek api yang bahan bakarnya dari butana
LANGKAH KERJA
1. Korek api yang bahan bakarnya butana dan dindingnya tembus cahaya disiapkan
2. Korek api ditimbang dan volume dari cairan butana dalam korek api tersebut
diperkirakan.

3. Gelas ukur yang berisi penuh air terbalik diletakkan di atas ember yang berisi air.
Gelas ukur ini nantinya berfungsi sebagai alat penampung gas. Sedikitnya 2 gelas
ukur lain yang penuh air juga disiapkan
4. Klep dari korek api dibuka dan diikat dengan pipa karet agar klep terbuka terus.
Korek api tersebut diletakkan di bawah alat penampung gas agar gas yang
dibebaskan tertampung.
5. Alat penampung yang telah penuh ditandai dan dicatat lalu diganti dengan alat
penampung yang lain
6. Pengumpulan gas yang dibebaskan dilanjutkan sampai korek api tersebut hampir
kosong.
7. Klep dari korek api tersebut ditutup kembali
8. Semua gas butana yang dikumpulkan dicatat
9. Korek api kembali ditimbang dan volume dari cairan butana yang berubah
menjadi gas diperkirakan
10. Perbandingan dari volume gas butana dengan volume cairan butana yang
massanya sama dihitung.
V.

HASIL PENGAMATAN
Identifikasi
Volume cairan butana (awal)

VI.

Keterangan
4 ml

Massa korek (awal)

13 gram

Volume Gas

1000 ml

Tekanan (P)

1 atm

Suhu (T)

2,70C

Konstanta molar gas

0,082 L.atm/K.mol

Massa korek (akhir)

7,7 gram

Volume korek (akhir)

1,75 ml

PEMBAHASAN
Praktikum ini dilakukan bertujuan untuk menentukan volume ralatif dari zat dalam
wujud yang berbeda. Dalam praktikum ini digunakan korek api gas berbahan gas
butana cair dengan rumus kimia C4H10.
Setelah diadakan pengamatan, didapat data pengamatan berupa massa awal korek
sebesar 13 gram dan massa akhir korek sebesar 7,7 gram.

Dalam praktikum ini diperkirakan volume awal gas butana pada korek sebesar 4 ml
serta tidak menyisakan volume akhir. Kemudian saat pengukuran volume gas dalam
gelas ukur didapat volume gas sebesar 1000 ml.
Volume butana pada korek gas yang seharusnya tidak tersisa, pada percobaan kali
ini volume akhir butana tersebut 1,75 ml. hal tersebut dikarenakan karena praktikan
yang kurang cekatan dan kekurangan waktu. Sehingga bila dihitung volume cairan
butana dengan melakukan oprasi matematika berupa volume awal butana dikurangi
volume akhir butana yaitu sebanyak 2,25. Begitu pula dengan massa butana sebesar 5,3
gram.
Oleh karena itu maka dapat diketahui perbandingan dari volume cairan butana
dengan volume gas butana yang masanya sama yaitu 2,25 ml berbanding 1000 ml atau
Berdasarkan data-data di atas, maka dapat dihitung massa molekul relatif (Mr)
butana menggunakan asas hukum Avogadro yaitu pada tekanan dan suhu

tetap

(konstan) volume gas berbanding lurus dengan jumlah mol.


Perhitungan Mr C4H10 Berdasarkan Hasil Percobaan :
Diketahui :
Massa cairan butana
= (massa korek gas+cairan butana) awal - (massa korek gas+cairan butana) akhir
= 13-7,7 = 5,3 gram
Volume gas butana
= 1000 ml = 1 liter
Suhu
= 27+273=300K
Tekanan (P)
= 1 atm
Konstanta molar gas = R = 0,082
Ditanya : Mr C4H10 .... ?
Jawab

P .V =n . R . T

P .V =

m
.R.T
Mr

1.1=

5,3
.0,082 .300
Mr

Mr=

130,38
1

Mr=130,38
Sehingga didapat massa 1 mol gas butana atau massa molekul relatif gas butana
dalam percobaan ini sebesar 130,38gram/mol, tetapi menurut literatur, gas butana
dengan rumus kimia C4H10 memiliki massa molekul relatif sebesar 58 gram dengan
perhitungan :
Jika diketahui Ar C = 12 dan Ar H = 1 maka :
Mr Butana (C4H10) = (4 x Ar C) + (10 x Ar H)
= (4 x 12) + (10 x1) = 58 gram/mol.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa massa molekul relatif butana dalam percobaan
sangat tidak sama dengan massa molekul relatif butana pada literatur. Perbedaan ini
dapat disebabkan karena volume butane pada korek masih tersisa (volume akhir tidak
sama dengan nol), karena kurangnya waktu percobaan dan praktikan yang tidak
cekatan. Perbendaan ini juga terjadi karena ketidaktelitian melihat hasil pengukuran
saat menimbang massa korek api awal maupun akhir. Dapat juga disebabkan karena
tidak teliti dalam memperkiraan volume awal butana dalam korek api. Selain itu, gas
dan suhu juga sangat mempengaruhi keadaan suatu gas. Gas butana yang digunakan ini
berasal dari korek api yang bebas dibeli di toko, sehingga kemurnian gas ini tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Terakhir, suhu ruangan jelas berbeda dengan suhu saat keadaan
gas tersebut ada dalam keadaan bebas diudara. Semua itu dapat menjadi faktor
ketidaksesuaian massa molekul relative gas butana dalam percobaan dengan massa
molekul relatif butana pada literatur.

Jawaban pertanyaan :
Gas yang keluar dari sumber gas yang ditampung sebanyak 1,30 ltr. Berat gas
tersebut adalah 2,9 gram. Bila suhu dan tekanan pada kondisi tersebut adalah 27 0C dan
72cmHg. Hitunglah massa 1 mol gas tersebut.
Diketahui

Ditanya

: V = 1,30 L
m = 2,9 gr
T = 270 C = 300 K
P = 1 atm
R = 0,082
: Mr gas X = ?

Jawab

P .V =n . R . T
P .V =

gr
.R.T
Mr

1. 1,30=
1,30=

2,9
. 0,082. 300
Mr

71,34
Mr

71,34=1,30 Mr

Mr=

71,34
1,30

Mr=54,87
VII.

KESIMPULAN
Pada percobaan ini, dapat disimpulkan beberapa hal. antara lain :
1. Berdasarkan wujudnya, zat dibedakan menjadi 3, yaitu: padat, cair dan gas.
2. Sifat-sifat gas antara lain adalah
- Gas bersifat transparan
- Gas terdistribusi merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya.
- Gas dalam ruang akan memberikan tekanan ke dinding
- Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya, dsb.
- Kerapatan molekul gas sangan kecil sehingga volumenya mudah berubahubah sesuai wadahnya.

3. Pada temperatur tetap, volume gas akan berubah jika tekanannya diubah. Yang
dijabarkan dalam persamaan berikut :
V1 P2

V2 P1
P1 V1 P2 V2 K
atau
(konstan)
4. Perbandingan volume gas sesuai dengan perbandingan temperatur mutlaknya.
Pada tekanan (P) dibuat tetap
V1 T1

V2 T2
V1 T2 V2 T1 K
atau
(konstan)
Pada volume (V) dibuat tetap

P1 T2

P2 T1

P1 T2 P2 T1 K

atau
(konstan)
5. Pada temperatur dan tekanan yang sama setiap 1 mol gas akan mempunyai volume
yang sama. Dapat dilihat pada persamaan berikut.
P V
R
P V R T
T
atau
6. Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung
jumlah mol yang sama. Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada keadaan STP (0 o
C 1 atm) 1 mol setiap gas volumenya 22.4 liter volume ini disebut sebagai volume
molar gas.
7. Volume gas akan berubah-ubah karena dipengaruhi oleh suhu, tekanan dan
jumlahnya. Jika diasumsikan, gas merupakan gas ideal yang memenuhi persamaan
gas ideal: P.V=n.R.T

DAFTAR PUSTAKA
Tim Laboratorium Kimia Dasar. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Bukit Jimbaran :
Jurusan Kimia, F.MIPA, UNUD.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti, Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Petrucci, Ralph.H. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid.
Jakarta : Erlangga.
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1: Berdasarkan Prinsip-prinsip Kimia Terkini. Tangerang :
Yrama Widya.
Permana, Dedi. 2006. Intisari Kimia SMA. Bandung: Pustaka Setia.
Syukri, Unggul.1999.Kimia Dasar I.ITB : Bandung
http://id.wikipedia.org/wiki/Zat (Diakses pada 20 November 2014)
http://industri17imafa.blog.mercubuana.ac.id/tag/sifat-sifat-gas/ (Diakses pada 20 November
2014)

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0700746/materi5.htm Diakses pada 20


November 2014)

Anda mungkin juga menyukai