Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB III
NERACA MASSA SISTIM DENGAN REAKSI KIMIA
3.1 Neraca Massa Komponen Sistim Reaksi Tunggal
Pada sistim dengan reaksi kimia akan melibatkan konversi molekul
membentuk molekul lain, atau penyusunan suatu atom dalam suatu molekul menjadi
molekul lain. Akibatnya laju alir molar masuk dan keluar dari masing-masing
komponen dalam sistim dengan reaksi kimia tidak selalu setara. Sehingga:
N sin N sout
(3.1)
(3.2)
Fsout Fsin
Ms
(3.3)
Rs
dimana:
Ms = Berat molekul komponen S
Ns = Laju alir molar komponen S
Fs = Laju alir massa komponen S
Contoh 3.1:
Pada proses sinambung sintesa amoniak, 40 mol/jam H 2 dan 12 mol/jam N2 diumpankan ke sebuah
reaktor berkatalis untuk menghasilkan keluaran dengan laju 8 mol N 2/jam, 28 mol H2/jam dan 8 mol
NH3/jam. Berapakah laju produksi masing-masing komponen apabila reaksi yang terjadi adalah
N2 + 3H2
2 NH3
Penyelesaian:
out
in
RNH 3 N NH
N NH
8 0 8 mol/jam
3
out
in
RN 2 N N
NN
8 12 4 mol/jam
2
out
in
RH 2 N H
NH
28 40 12 mol/jam
2
39
Untuk reaktan laju produksi bernilai negatif, sedangkan untuk produk bernilai positif.
(3.4)
Fsout Fsin M s Rs
(3.5)
atau:
Dari rumusan di atas terlihat bahwa dalam sistim dengan reaksi kimia, satu variabel
yaitu laju produksi (Rs) diperlukan untuk masing-masing komponen. Menurut Hukum
Dalton, laju produksi atau laju penguraian tidak independen melainkan proporsional
satu dengan lainnya menurut koefisien stoikiometri reaksi. Apabila laju satu reaksi
ditentukan, maka laju reaksi komponen lain dapat dihitung.
Contoh 3.2:
Dari stoikiometri reaksi sintesa amoniak
N2 + 3H2
2 NH3
dapat ditentukan:
RNH 3
RN 2
RH 2
2
,
1
3
,
RN 2 1
RNH 3
RH 2
2
3
Misalkan laju alir umpan N 2, H2 dan NH3 ditentukan berturut-turut sebesar 12, 40 dan 0 mol/jam dan
laju konsumsi N2 adalah sebesar 4 mol/jam, tentukan laju alir masing-masing produk.
Penyelesaian:
Laju produksi NH3 dan konsumsi H2 dapat dihitung dari laju konsumsi N2:
out
in
NN
NN
RN 2 12 4 8 mol/jam
2
out
in
NH
NH
RH 2 40 12 28 mol/jam
2
40
Dari contoh di atas, dengan kehadiran sebuah reaksi kimia yang melibatkan S
komponen, dapat disimpulkan bahwa:
1. Jika salah satu laju produksi komponen diketahui, telah mencukupi untuk
menentukan laju produksi sebanyak (S-1) komponen yang lain.
2. Persamaan neraca massa, disamping variabel alur alir, mengandung satu variabel
independen tambahan, yaitu laju produksi salah satu komponen yang dipilih
sebagai acuan.
3.1.1 Konsep Laju Reaksi
Dalam merumuskan neraca komponen lebih diinginkan menggunakan laju
produksi yang bukan merupakan laju reaksi salah satu komponen yang dipilih sebagai
acuan.
Contoh 3.3:
Tinjau ulang Contoh 3.2:
RNH 3
RN 2
RH 2
2
,
1
3
,
RN 2 1
RNH 3
RH 2
2
3
atau:
RNH 3
2
RH 2
3
RN 2
1
RNH 3 / 2 = 8/2 = 4,
RH 2 / 3 = 12/3 = 4, dan
RN 2 / 1 = 4/1 = 4
Rs
s
s = 1, 2,, S
(3.6)
41
Dari definisi di atas, laju produksi komponen S yang terlibat dalam suatu reaksi dapat
diperoleh dari persamaan:
Rs s r
s = 1, 2,, S
(3.7)
Sehingga persamaan neraca mol dan massa komponen (Pers. 3.4 dan 3.5) menjadi:
N sout N sin s r
s = 1, 2,, S
(3.8)
Fsout Fsin s M s r
s = 1, 2,, S
(3.9)
dan
Dalam bentuk umum dapat disimpulkan bahwa dalam menyusun neraca komponen
sistim dengan satu reaksi kimia, hanya diperlukan sebuah variabel tambahan yaitu laju
reaksi r.
Contoh 3.4:
Tinjau kembali Contoh 3.2 dengan laju N2, H2 dan NH3 berturut-turut adalah 12, 40 dan 0 mol/jam
diumpankan ke sebuah reaktor sintesa amoniak melalui reaksi:
N2 + 3 H2
2 NH3
Apabila laju alir molar N2 keluar reaktor sebesar 8 mol/jam, hitung laju alir molar komponen yang lain.
Penyelesaian:
Dari persamaan reaksi diperoleh:
N 2 1,
H 2 3,
NH 3 2
(1)
N Hout2 N Hin 2 3r 40 3r
(2)
out
in
N NH
3 N NH 3 2r 0 2r
(3)
r = 4 mol/jam.
out
NH
2 40 - 3(4) = 28 mol/jam
out
N NH
3 0 + 2(4) = 8 mol/jam
42
Dari contoh di atas, harga numerik dari laju reaksi, meskipun independen dari
setiap komponen dalam reaksi tetapi juga sebagai fungsi dari nilai koefisien
stoikiometri reaksi.
Contoh 3.5:
Misalkan perhitungan pada Contoh 3.4 diulang menurut reaksi:
N2 + 3/2 H2
NH3
Penyelesaian:
Dalam kasus ini:
1
N2 ,
2
3
H2 ,
2
NH 3 1
Sehingga:
N Nout2 12 1 / 2 r 8
r 8 mol / jam
out
NH
2 40 3 / 2 r
out
N NH
3 0r
r yang diperoleh dari contoh ini = 8 mol/jam, 2 kali harga r pada Contoh 3.4, akan tetapi:
2.
Pada persamaan neraca komponen (Pers. 3.8) atau (Pers. 3.9) bahwa laju
reaksi r biasanya berperan sebagai variabel intermediate (antara) di dalam
perhitungan.
3.
Setelah r diketahui dan dengan mengetahui salah satu laju aliran masuk atau
keluar, maka laju alir komponen lain yang tidak diketahui dapat dihitung.
4.
43
N sin N sout
N sin
(3.10)
Konversi suatu komponen, memberikan hubungan antara laju alir masuk dan
keluar dari komponen yang bersangkutan. Hubungan ini dapat digunakan untuk
menghitung laju reaksi:
N sout N sin s r
(3.11)
(3.12)
N sin X s
s
(3.13)
Dari Pers. (3.13) terlihat bahwa apabila konversi suatu komponen diketahui,
maka laju reaksi dapat dihitung dan perhitungan neraca bahan dapat diselesaikan
dengan laju tersebut.
Contoh 3.6:
Proses modern untuk produksi asam nitrat didasarkan pada oksidasi amoniak melalui reaksi Haber.
Tahap pertama reaksi adalah oksidasi NH3 pada katalis platina untuk menghasilkan NO melalui reaksi:
4 NH3 + 5 O2
4 NO + 6 H2O
Pada kondisi reaksi tertentu, dengan laju umpan 40 mol/jam NH3 dan 60 mol/jam O2 diperoleh konversi
NH3 sebesar 90%. Hitung laju aliran keluar reaktor untuk semua komponen.
44
Penyelesaian:
Dari Pers. 3.13: r
N NH 3in X NH 3 40 0,9
9 mol/jam
NH 3
4
Apabila konversi tidak disebutkan atas dasar reaktan tertentu, maka konversi
didasarkan pada reaktan pembatas (limiting reactan).
(3.14)
Komponen S merupakan reaktan dengan nilai s berharga negatif, maka laju reaksi
pada saat reaksi selesai:
N sout 0
(3.15)
N sin X s
s
(3.16)
Dari persamaan di atas yang menjadi reaktan pembatas adalah reaktan yang memiliki
nilai perbandingan N sin / s yang paling kecil.
Contoh 3.7:
45
Tinjau kembali Contoh 3.6, apabila umpan amoniak dan oksigen yang diumpankan ke reaktor dengan
laju mol yang sama (equimolar) = 100 mol/jam diperoleh konversi 80%. Hitung laju aliran keluar
reaktor semua komponen.
Penyelesaian:
Konversi pada contoh soal ini tidak didasarkan pada salah satu reaktan, karena itu harus dianggap atas
dasar reaktan pembatas.
in
NO
2 50 10
O2
5
in
N NH
3 50 12,5
NH 3
4
NH3 = 50 mol/jam
O2 50 mol/jam
4NH3 + 5O2
4NO + 6H2O
NH3
NO
H 2O
N Oin2
N in
NH 3
O 2 NH 3
Dari Pers. 3.13, laju reaksi:
r
maka:
in
X O2 NO
2 0,8 50 8 mol/jam
O2
5
out
in
N NH
3 N NH 3 4r 50 4 8 18 mol/jam
out
in
NO
2 N O 2 5r 50 5 8 10 mol/jam
out
in
N NO
N NO
4r 0 4 8 32 mol/jam
out
in
NH
2O N H 2O 6r 0 6 8 48 mol/jam
46
1.
2.
3.
Untuk derajat kebebasan nol, dikatakan bahwa rumusan persoalan telah tepat
terspesifikasikan, artinya jumlah persamaan tepat sama dengan jumlah variabel
yang tidak diketahui.
Berdasarkan persamaan neraca komponen untuk semua komponen yang tidak
terlibat dalam reaksi maka s 0. Sebuah persamaan neraca dapat dituliskan untuk
masing-masing komponen dan penjumlahan semua komponen S merupakan neraca
total.
S
N out N in r s
s 1
(3.17)
atau:
S
F out F in r s M s
s 1
(3.18)
Dalam sistim dengan satu reaksi kimia, pada perhitungan derajat kebebasan
harus ditambahkan satu variabel tambahan yaitu r (laju reaksi kimia).
Contoh 3.8:
Untuk membuat gas sintesa (H2 dan N2) dengan komposisi 75% H2 dan 25% N2 dilakukan dengan cara
mencampur producer gas (78% N2, 20% CO, 2% CO2) dengan water gas (50% H2, 50 % CO). Gas
CO yang bersifat dapat meracuni katalis dihilangkan dengan mereaksikan campuran gas dengan kukus
untuk membentuk CO2 dan H2. Reaksi yang terjadi:
CO + H2O
CO2 + H2
CO2 yang terbentuk selanjutnya dihilangkan dengan cara penyerapan dengan media penyerap yang
sesuai. Komposisi dinyatakan dalam % mol. Kukus diumpankan ke dalam reaktor dengan laju yang
47
tepat agar semua CO terkonversi. Tentukan perbandingan laju alir producer dan water gas yang harus
dicampurkan dan laju alir di semua alur alir.
Penyelesaian:
Neraca komponen:
CO
: 0 = 0,2N1 + 0,5N2 - r
H2O
: 0 = N3 - r
CO2
: N4 = 0,02N1 + r
H2
: 0,75N5 = 0,5N2 + r
Water gas
H2 = 50%
CO =50%
2
Producer gas
N2 = 78%
CO = 2%
CO2 =20%
4
CO + H2O
CO2
CO2 + H2
Gas sintesa
H2 = 75%
N2 = 25%
Kukus
(H2O)
Gambar 3.2 Blok diagram proses penghilangan CO
Ambil dasar perhitungan pada aliran 1 = 100 mol/jam. Gas N2 adalah gas inert (gas yang tidak terlibat
dalam reaksi) sehingga:
NN21 = NN25 = (0,78) (100) = 78 mol/jam
XN25N5 = NN25
0,25N5 = 78
N5 = 312 mol/jam
Penjumlahan neraca komponen CO dan H2 diperoleh:
0,75N5 = 0,2N1 + N2
N2 = 0,75N5 0,2N1
= (0,75)(312) 0,2(100) = 214 mol/jam
Dari neraca CO:
r = 0,2N1 + 0,5N2
= 0,2(100) + 0,5(214) = 127 mol/jam
Dari neraca H2O:
N3 = r = 127 mol/jam
Dari neraca CO2:
N4 = 0,02(100) + 127 = 129 mol/jam
Sehingga:
N1/N2 = 100/214 = 0,467
48
Contoh 3.9:
Untuk memastikan konversi CO benar-benar sempurna, sehingga keracunan katalis dapat dihindari,
reaksi berikut ini:
CO + H2O
CO2 + H2
biasanya dilakukan pada dua buah reaktor unggun tetap yang masing-masing mengandung jenis katalis
yang berbeda. Campuran producer gas dengan komposisi 78% N2, 20% CO dan 2% CO2 dan water gas
yang terdiri dari 50% H2 dan 50% CO direaksikan dengan kukus untuk mendapatkan gas hasil yang
mengandung H2:N2 = 3:1. Apabila laju alir kukus diatur sehingga 2 kali laju gas kering total (producer
gas + water gas) dan jika 80% konversi terjadi pada reaktor pertama. Hitung komposisi produk antara.
Penyelesaian:
Pada Reaktor 1 dan 2 terjadi reaksi yang sama, sehingga untuk masing-masing reaktor terlibat 1
reaksi, sehingga keseluruhan proses harus melibatkan kedua variabel tersebut.
Dalam mengkaji neraca keseluruhan, keseluruhan sistim dipandang segagai reaktor tunggal dimana
reaksi itu terjadi. Neraca keseluruhan hanya mengandung satul laju reaksi yang terlibat.
Masukan lain sama dengan menentukan derajat kebebasan pada sistim tanpa reaksi kimia.
N2 = 78%
CO = 20%
CO2 = 2%
Reaktor 1
2
H2 = 50%
CO = 50%
5
Reaktor 2
N2
H2
CO
CO2
H 2O
3
H2O (g)
N2
H2
CO2
H 2O
Reaktor 1
12
5
Reaktor 2
10
5
Proses
17
10
Keseluruhan
11
5
1
1
-
1
1
1
1
1
-10
2
+ -
-6
2
-17
0
+ 1
-11
0
49
Dari tabel derajat kebebasan di atas, proses telah terspesifikasikan dengan lengkap dan persoalan dapat
diselesaikan dari neraca keseluruhan. Dengan meletakkan dasar perhitungan pada aliran 1 dengan laju
100 mol/jam, persamaan neraca komponen adalah:
N2
5
: NN
2 (0,78)(100) = 78 mol/jam
CO
: 0 = (0,2)(100) + 0,5 N2 - r
H2O
5
3
: N H 2O N r
CO2
5
: N CO
2 0,02(100) + r
H2
5
2
NH
2 0,5 N r
2O
127
CO
1
in
NH
501
2O
501
H 2O
1
r1
in
X CO N CO
0,8 0,2 100 0,5 214
CO
(1)
50
Dengan diperolehnya r pada Reaktor 1, maka laju alir komponen yang keluar Reaktor 1 dapat dihitung
dari neraca komponen.
N2
4
: NN
2 (0,78)(100) = 78 mol/jam
CO
4
: N CO
(0,2) 100 0,5 214 r 25,4 mol/jam
H2O
4
3
: N H 2O N r 628 101,6 526,4 mol/jam
CO2
4
: N CO2 0,02 100 r 2 101,6 103,6 mol/jam
H2
4
2
: NH
2 0,5 N r 0,5 214 101,6 208,6 mol/jam
4
4
4
N4 NN
2 N CO N H
2O
4
4
N CO
NH
2 942 mol/jam
2
2O
4
X CO
103,6 / 942 0,11
2
4
xH
2 208,6 / 942 0,221
0 = 25,4 r
= 25,4 mol/jam
r1 = 101,6 mol/jam
r keseluruhan = 127 mol/jam
51
R
Xs
sr rr
(3.19)
r 1
N sin
Perolehan fraksional (Ypq) produk p dari reaktan q didefinisikan sebagai rasio laju
produksi netto (p) dengan laju produksi yang mungkin diperoleh jika seluruh laju
pengurangan reaktan q semuanya terkonversi menjadi p saja.
Y pq
Rp
(3.20)
R max
p
C2H4(OH)2
0 = 100-r1-r2-r3
Neraca mono:
0 = 0- r1-r2
Neraca tri:
0 = 0+ r3
52
Rdimax = 50 mol/jam
Jadi: yield diglycol dari oxida adalah:
Y = 30/50 = 0,6 atau 60%
Dalam berbagai aplikasi, yield sebagai fungsi reaktan mula-mula. Sebagai contoh: yield produk dapat
mengikat sebanding dengan pengurangan reaktan. Akibatnya kedua quantitas ini menggambarkan
ferformance reaktor dimana reaksi ganda terjadi.
Contoh 3.11:
Etylen oksida yang digunakan untuk memproduksi glycol dibuat melalui oksidasi parsial etilen dengan
udara berlebih pada katalis perak. Reaksi utamanya:
2C2H4 + O2
2C2H4O
Sangat disayangkan, etylen juga dapat teroksidasi sempurna membentuk CO2 dan H2O melalui rekasi:
C2H4 + 3O2
2CO2 + 2H2O
Jika umpan mengandung 10% ethylen dan konversi ethylen 25%, 80% yield oksida diperoleh dari
reaktan ini. Tentukan komposisi aliran keluaran reaktor?
Penyelesain:
C2H4O
CO2
H2O
C2H4
O2
N2
C2H4 10%
O2
N2
Reaktor katalitik
Disini terdapat dua reaksi dan 2 laju reaksi. Ada 5 komponen yang terlibat dalam proses ini dan 1inert
(N2), sehingga ada 6 neraca. Karena tidak ada laju alir yang ditetapkan, maka basis untuk perhitungan
dapat ditentukan secara bebas.
Derajat kebebasan:
Jumlah variabel
9+2
Jumlah komposisi
Basis
1
- 11
Derajad kebebasan
Diasumsikan basis perhitungan 1000 mol/jam umpan, maka:
Dari komposisi masuk:
Nin C2H4 = 0,1 (1000) = 100 mol/jam
Sisa = 1000-100= 900 mol/jam umpan
21% dan 79%, maka:
53
NinO2 = 0,21 (900) = 189 mol/Jam
NinO2 = 0,79 (900) = 189 mol/Jam
Jika konversi ditetapkan 25%, itu mengikuti:
0,25 =
75 mol/Jam
Yield ditentukan = 80 %
Jadi: 0,8 =
Re 2 H 4 O
Re 2 Max H 4 O
N Out C 2 H O N In C 2 H 4
Re Max H 4O
Maksimum laju produksi C2H4 dihasilkan jika selama 25 mol/jam C2H4 yang dimonversi seluruhnya
membentuk oksida, Jika tidak terbentuk CO2 sebagai produk samping
0 = 0 + r2
Jadi r2 = 0
Sehingga dari neraca C2H4, 75 = 100 2 r1 - r2 = 100 r1
R1 = 12,5 mol/jam
Re2maxH4O = 2r1 = 25 mol/jam
Hubungan pengurangan yield untuk:
0,8 =
NC 2 H 4 O 0
25
N2outC2H4O = 20 mol/Jam
Diperoleh:
Neraca C2H4O
C2 H 4
20 = 0 + 2 r1
75 = 100 2 r2 r2
NoutO2 = 189 r1 3 r2
O2
NoutH2O = O + 2 r2
H2O
CO2
NoutCO2 = O + 2r2
N2
NoutN2 = 711
3.2.2 Analisis Derajat Kebebasan Unit Banyak dengan Sistim Reaksi Banyak
54
Sebagaimana halnya pada sistim tanpa reaksi, himpunan neraca dapat dibuat
untuk masing-masing unit dan juga untuk keseluruhan proses. Perbedaan utama
adalah apabila satu dari unit proses adalah reaktor, ketika membuat neraca
keseluruhan, proses keseluruhan harus dipandang sebagai sebuah reaktor dan laju
reaksi keseluruhan harus diperhitungkan sebagai variabel.
Contoh 3.12:
Reduksi Fe3O4 dilakukan di dalam sistim aliran dua tahap sebagaimana ditunjukkan pada
gambar berikur ini. Reaksi yang terjadi adalah:
Fe3O4 + H2 3 FeO + H2O
.........(1)
FeO + H2
.(2)
Fe + H2O
Reaksi pertama dan kedua terjadi pada tahap I dan hanya reaksi yang kedua terjadi pada tahap II. 10
mol reducing gas yang mengandung (% mol) 30 % H2, 66 % N2 dan 1 % H2O masuk ke tahap kedua
per 1 mol produk dengan kandungan 98 % mol Fe. Gas yang keluar dari tahap kedua dialirkan ke tahap
pertama. Produk Fe yang keluar dari tahap pertama mengandung 2 % Fe. Apabila 10 % gas yang keluar
tahap pertama dibuang dan aliran keluar Condenser yang di daur ulang mengandung 0,5 % mol air.
Hitung komposisi pada semua alur alir.
Pembagi Aliran
Gas Buang
Condenser
6
5
Fe3O4
Tahap I
9
Fe = 2%
FeO =98%
Tahap II
N2
H2
H2O
Reducing Gas
Penyelesaian:
Produk
Fe = 98%
FeO
N2 = 66 %
H2 = 33 %
H2O
N2
H2
H2O=0,5
10
11
Pencampur
N2
H2
H2O
55
Analisa DK
Jumlah
Pencampu
r
Tahap
II
Tahap
I
Pembagi
aliran
Cond
enser
Proses
Keseluruh
an
Variabel
Neraca Independent
Komposisi independen
Hubungan pembantu:
- Kendala pembagi
- Fraksi
gas
yang
dibuang
- Perbd. Gas dan produk
Derajat kebebasan
Dasar perhitungan
Derajat kebebasan
9
3
3
10+1=11
5
4
9+2=11
6
1
9
3
0
7
3
1
30
20
5
10+2=12
6
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
2
1
0
0
0
0
2
1
1
0
0
0
1
1
0
1
-1
0
Diperlukan dasar perhitungan pada tahap ke dua dan dari analisa derajat kebebasan dimulai
perhitungan pada tahap ke dua.
NII= 1000 mol/jam,
NII / NI = 10
100 mol/jam
Fe + H2O
H2
3
NN
N H3 0,331000 r2 "
2
H2O
N H3 O 0,011000 r2 "
2
Fe
FeO
r2 = 96 mol/jam
Dari neraca N2 diperoleh :
3
NN
660 mol / jam
2
56
Dari neraca H2O deperoleh
Derajat kebebasan mula-mula pada tahap I = 4, setelah dihitung dari neraca pada tahap II
diperoleh,
1.
Fe3O4 + H2
2.
FeO + H2
3 FeO + H2O
Fe + H2O
5
3
NN
NN
660 mol / jam
H2
5
3
NH
NH
r1 r2 234 r1 r2 mol / jam
H2O
5
NH
Fe
2O
3
NH
2O
r1 r2 mol / jam
0,02 N2 = 0 + r2
r2 = 2 mol/jam
FeO
0,98 N2 r2 = 0 + 3 r1 r2
0,98 (100) = 3 r1 r2
Fe3O4
0 = N4 r1
98 = 3 r1 r2 = 3 r1 2
r1 = 100/3 mol/jam
0 = N 100/3
N4 = 100/3 mol/jam
5
NH
5
NH
2O
5
NN
660
mol / jam
N 5 1000
mol / jam
5
5
5
Dengan diketahuinya N H 2 , N H 2O , N N 2 maka derajat kebebasan pada alat pembagi aliran menjadi : 3
3 = 0.
6
NH
5
0,10 N H
mol / jam
57
N H6 2 0,10 N H5 2 14,133 mol/jam
N 6 100 mol/jam
N 7N2 =N 5N2 -N 6N 2 =660-66=594 mol/jam
N 7H2 =N 5H 2 -N 6H2 =198,67-19,867=178,803 mol/jam
N2
:N 9N 2 N 7H 2 = 594 mol/jam
H2
H 2 O : N9H2O N8H 2O = N 7H 2O
N9H2O N8 =127,2 mol/jam
N9 N9N2 + N9H2 + N9H2 O = 594 + 178,803 +N9H2O
N9H2O 0,005 N9
N9 772,808 + 0,005N9
N9 776,68 mol/jam
N9H2O =0,005(776,68) =3,88 mol/jam