Anda di halaman 1dari 22

ANALISA KEKUATAN DAN KELELAHAN

HANGER TYPE C2A DAN C2B DENGAN


METODE ELEMEN HINGGA

SEMINAR PROPOSAL

Senjenak Runtuhnya Jembatan


KUKAR
Pada Hari Sabtu, tanggal 26 November
2011, sekitar pukul 16.20 WITA telah
terjadi keruntuhan Jembatan Mahakam II
yang terletak di Tenggarong, Kabupaten
Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan
Timur.
Runtuhnya
jembatan
ini
mengakibatkan
terputusnya
jalur
penghubung antara Kota Tenggarong
dengan Tenggarong Seberang yang
menuju ke Samarinda.

Investigasi
Minggu, tanggal 27 November 2011, setelah
kabar mengenai runtuhnya Jembatan KUKAR
menyebar, diutus peneliti yang ditugaskan
untuk menginvestigasi runtuhnya jembatan
KUKAR. Peneliti tersebut berasal dari 2 ITS, 2
ITB, 2 UI, 2 UGM, 2 BPPT, dan 1 Peneliti
Independent yang dinamakan peneliti 11.
Maka dari itu ada keinginan dari saya untuk
membawa nama Brawijaya walau hanya
didalam skripsi saya dengan membahas
peristiwa ini.

Fakta-fakta Awal Runtuhnya


Jembatan KUKAR

1) Terdapat aktivitas persiapan perbaikan (Rehabilitasi Jembatan)


satu sisi badan jembatan yang dilakukan oleh 6 orang pekerja dari
PT. Bukaka.
2) Kegiatan dilaksanakan tanpa melakukan penutupan lalu-lintas
kendaraan di jembatan.
3) Informasi dari Pemda Kabupaten Kutai Kartanegara, ada berita acara
akan dilakukan penutupan jembatan selama 21 hari kegiatan
pemeliharaan.
4) Kegiatan Penutupan Jembatan belum dilaksanakan karena masih
dinyatakan sebagai Tahap Persiapan.
5) Item pokok kegiatan perbaikan adalah pengecekan,
penggantian dan pengencangan baut yang kendor.
6) Diindikasikan pada saat terjadi pengencangan baut jembatan,
dan beban lalu-lintas kendaraan tetap bekerja, tiba-tiba alat
sambung kabel penggantung di bentang tengah lepas dari kabel
utamanya.
7) Seluruh alat sambung kabel penggantung vertikal (sadel dan klem) di
bentang tengah jebol dan jembatan runtuh, selama kurang lebih 30 detik.
8) Data korban dilaporkan 4 orang meninggal, dan kurang lebih 40 orang
hilang.

Fokus
Runtuhnya jembatan KUKAR bukan
disebabkan karena kegagalan Teknik Sipil
namun merupakan kegagalan komponen
jembatan Hanger yang merupakan
cakupan dari ilmu yang dipelajari di Teknik
Mesin.
Maka dari itu disini tidak akan dibahas
sama sekali mengenai Jembatan
melainkan terfokus pada komponen
jembatan Hanger.

BAB I
Latar Belakang

BAB I
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,
maka permasalahan yang akan dibahas dalam tugas
akhir ini adalah :
Berapa umur fatik, deformasi dan tegangan
maksimum saat kondisi normal dan saat kondisi
perbaikan (Rehabilitasi Jembatan)?
Apa kah hanger masih aman dalam keadaan saat
dilakukan perbaikan (Rehabilitasi Jembatan)?

BAB I
1.3 Batasan Masalah
Agar menjadikan penelitian ini lebih terarah maka diperlukan
batasan-batasan masalah yang meliputi hal-hal dibawah ini :
Model hanger yang diteliti adalah sesuai dengan desain hanger
C2A, dan C2B.
Tidak membahas tegangan pada bagian jembatan selain hanger.
Perhitunganan analisis dibantu dengan program komputer yang
berbasis metode elemen hingga.
Efek ulir diabaikan. Sehingga desain simulasi disederhanakan tanpa
ulir.
Dalam skripsi ini hanya mensimulasikan bagian jembatan yaitu
hanger.
Dalam skripsi ini amplitudo dianggap konstan. Maksimum dan
minimum amplitudo akibat siklus pembebanan dianggap selalu
konstan.

BAB I
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Melakukan simulasi yang akan didapatkan hasil
berupa umur fatik, safety factor, deformasi, dan
tegangan maksimum.
Dengan demikian tujuan akhir dari penelitian ini
adalah menyelesaikan studi kasus tentang
analisa kelelahan hanger sehingga dapat dicapai
keahlian dalam bidang teknik mesin.

BAB II
2.1 Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya mengenai kekuatan hanger
jembatan gantung telah dilakukan oleh Jamasri (2011)
dengan kesimpulan hampir semua komponen klem
patah getas (Brittle Fracture), yang ditandai dengan
bekas patahan yang flat dan tanpa adanya deformasi
plastis. Ada indikasi fatigue pada pin bagian atas.
Ditemukan korosi pada batang hanger cukup parah,
yang dapat menyebabkan turunnya kekuatan ulir.
Semua material sistem klem adalah ductile cast iron,
kecuali baut pada pin atas terbuat dari baja karbon
rendah. Ditemukan cacat (porous) pada bagian dalam
pin.

BAB II
2.2 Analisa Tegangan
2.2.1 Prinsip Analisa Tegangan
Analisis tegangan akan selalu berkaiatan dengan perilaku
benda apabila diberikan pembebanan. Perlakuan teoritis
tersebut didasarkan pada teori elastisitas.
Analisa tegangan pada prinsipnya didasarkan pada:
Kesetimbangan gaya dan momen : F = 0. M = 0
Kompabilitas perpindahan bagian yang menagalami
perpindahan dalam struktur kontinu yang mengalami
deformasi memiliki hubungan antara satu bagian dengan
bagian yang lain.
Hubungan tegangan dan regangan.

BAB III
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian kali ini terdiri dari dua metode. Metode
survei untuk mengetahui kondisi dari hanger.
Metode
kedua
yang
digunakan
adalah
eksperimental semu untuk mengetahui fatigue
life, safety factor, tegangan, dan deformasi
dengan menggunakan software berbasis elemen
hingga. Kajian pustaka dari berbagai sumber baik
dari buku, jurnal maupun informasi dari internet
guna menambah informasi yang diperlukan.

BAB III
3.2 Tempat Dan Waktu Skipsi
Kegiatan penelitian dan pembuatan
laporan skripsi dilaksanakan Agustus 2014
sampai dengan Desember 2014 di
Lembaga Uji Konstruksi (LUK) Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Teknologi
(BPPT). Serpong Tangerang Selatan. Dan
dari April 2015 sampai Mei 2015 di
Laboraturium
Studio
Perancangan
Rekayasa Sistem Universitas Brawijaya.

BAB III
3.3 Peralatan Dan Bahan Penelitian
Peralatan dan bahan yang
digunakan untuk uji analisis ini adalah:
Komputer
Software CAD
Software Berbasis FEM
Pustaka dan refrensi yang mendukung

BAB III
3.4 Material Properties
Spesifikasi material yang digunakan hanger adalah sebagai
berikut :
Bahan : FCD 60 Steel
Densitas : 7,86 g/cm3
Yield Strength : 370 MPa
Ultimate Tensile Strength : 620 MPa
Youngs Modulus : 220 GPa
Poissons Ratio : 0,275
Shear Modulus : 86,2745 GPa
Expansion Coefficient : 0,000012 c-1
Thermal Conductivity : 56 W / (m k)
Spesific Heat : 460 J / (kg c)

BAB III
3.4 Material Properties
TABEL 3.1 Unsur-unsur FCD 60

BAB III
3.6 Variabel Penelitian
3.6.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang besarnya
ditentukan sebelum penelitian. Besar variabel
bebas divariasikan untuk mendapatkan hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat sehingga
tujuan penelitian dapat tercapai. Dalam penelitian
ini variabel bebas yang digunakan yaitu desain dari
hanger yaitu desain C2A dan C2B. Variabel bebas
lainnya adalah gaya saat keadaan normal ; 56,67
Ton dan saat keadaan perbaikan 86,43 Ton

BAB III
3.6 Variabel Penelitian
3.6.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang besarnya
ditentukan sebelum penelitian. Besar variabel
bebas divariasikan untuk mendapatkan hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat sehingga
tujuan penelitian dapat tercapai. Dalam penelitian
ini variabel bebas yang digunakan yaitu desain dari
hanger yaitu desain C2A dan C2B. Variabel bebas
lainnya adalah gaya saat keadaan normal ; 56,67
Ton dan saat keadaan perbaikan 86,43 Ton

BAB III
3.6 Variabel Penelitian
3.6.2 Variabel Terikat

Variabel terikat yaitu variabel yang


dapat dipengaruhi oleh variabel
bebas yang telah digunakan. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah
life fatigue, safety factor, tegangan,
dan deformasi.

BAB III
3.6 Variabel Penelitian
3.6.3 Variabel Terkontrol
Variabel terkontrol yaitu variabel yang
nilainya dijaga konstan selama
penelitian.Variabel terkontrol dari penelitian
ini adalah :
Material Properties
Letak titik tumpuan pada daerah yang aman
sesuai dengan desain.
Tipe tumuan.

BAB III
3.6 Variabel Penelitian
3.6.3 Variabel Terkontrol
Variabel terkontrol yaitu variabel yang
nilainya dijaga konstan selama
penelitian.Variabel terkontrol dari penelitian
ini adalah :
Material Properties
Letak titik tumpuan pada daerah yang aman
sesuai dengan desain.
Tipe tumuan.

Anda mungkin juga menyukai