Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu prinsip yang dianut dalam penyelenggaraan
pendidikan

di

Indonesia

yaitu

pendidikan

sebagai

proses

pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu diperlukan guru yang
mampu memberikan keteladanan, mengembangkan potensi,
dan mengembangkan kreativitas peserta didik. Implikasi dari
prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu
dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses
pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dianalisis, dinilai,
dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Mengingat
kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik
peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang
bermutu,
pendidikan

maka
dasar

proses
harus

pembelajaran
dapat

pada

terlaksana

setiap

secara

satuan

interaktif,

inspiratif, inovatif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi


peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
Kenyataan

di

lapangan

belum

semua

guru

bisa

melaksanakan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif,


inovatif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta
didik. Untuk itu diperlukan petunjuk teknis proses pembelajaran
sebagai panduan untuk guru, kepala sekolah, dan pengawas
sekolah dalam merencanakan, menerapkan, dan melakukan
pengawasan proses pembelajaran.

B. Dasar Hukum
Dasar

hukum

pedoman

teknis

pengembangan

dan

implementasi standar proses terintegrasi nilai-nilai pembinaan


nasionalisme dan karakter bangsa tingkat pendidikan dasar
provinsi Jawa Tengah adalah.
1. Undang-Undang

Nomor

20

Tahun

2003

tentang

Sistem

Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Pemerintah

Nomor

17

Tahun

2010

tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.


4. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Prioritas dalam
Pembangunan

Nasional

pada

Sektor

Pendidikan

dengan

Penyempurnaan Kurikulum dan Metode Pembelajaran Aktif


Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Bangsa untuk Membentuk
Daya Saing dan Karakter Bangsa.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
Tentang Standar Kompetensi Lulusan.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007
tentang Standar Sarana Prasarana.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 tahun 2010
tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di
Kabupaten/Kota.
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007
tentang Standar Penilaian Pendidikan.

C. Maksud dan Tujuan


1. Maksud

Maksud

pedoman

implementasi
pembinaan

standar

teknis

pengembangan

proses

nasionalisme

dan

terintegrasi
karakter

dan

nilai-nilai

bangsa

tingkat

pendidikan dasar provinsi Jawa Tengah ini adalah memberikan


acuan bagi guru di satuan pendidikan dasar (SD-SMP) dalam
rangka melaksanakan pengintegrasian materi pembinaan
nasionalisme

dan

pengembangan

karakter

dan

bangsa

implementasi

melalui

kurikulum

jalur

berdasar

standar proses.
2.

Tujuan
Tujuan penyusunan pedoman teknis pengembangan dan
implementasi
pembinaan

standar
nasionalisme

proses
dan

terintegrasi
karakter

nilai-nilai

bangsa

tingkat

pendidikan dasar provinsi Jawa Tengah ini adalah:


a) sebagai

petunjuk

teknis

bagi

para

guru

di

satuan

pendidikan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran


yang

mengimplementasikan

nilai-nilai

pembinaan

nasionalisme dan karakter bangsa secara efisien, efektif,


dan bermakna;
b) sebagai panduan bagi Kepala Sekolah dan Pengawas
Sekolah

dalam mengawasi, membimbing, dan menilai

proses pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme


dan karakter bangsa dalam pelaksanaan pembelajaran
oleh para guru; dan
c) sebagai panduan bagi Dinas Pendidikan Provinsi dan
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi
Jawa

Tengah

membantu

dalam
dan

mengarahkan,
mengawasi

membimbing,

penyelenggaraan

pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalis-me dan


karakter bangsa dalam pembelajaran di setiap satuan
pendidikan dasar.

D. Sasaran
Sasaran pedoman teknis pengembangan dan implementasi
standar proses terintegrasi nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa tingkat pendidikan dasar provinsi Jawa Tengah ini
adalah.
1. Pendidik (guru) SD dan SMP di Kabupaten/Kota di lingkungan
Provinsi Jawa Tengah.
2. Kepala SD dan SMP di Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi
Jawa Tengah.
3. Pengawas SD dan SMP di Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi
Jawa Tengah.
4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Jawa
Tengah.
E. Ruang Lingkup
Ruang

lingkup

pedoman

teknis

pengembangan

dan

implementasi standar proses terintegrasi nilai-nilai pembinaan


nasionalisme dan karakter bangsa tingkat pendidikan dasar
provinsi Jawa Tengah mencakupi antara lain:
1.
2.
3.
4.

perencanaan proses pembelajaran;


pelaksanaan proses pembelajaran;
penilaian hasil proses pembelajaran;
dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya
proses

pembelajaran

efektif,

efisien,

bermakna,

dan

terintegrasi nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter


bangsa.
F. Sistematika Pedoman Teknis
Sistematika

pedoman

teknis

pengembangan

dan

implementasi standar proses terintegrasi nilai-nilai pembinaan


nasionalisme dan karakter bangsa tingkat pendidikan dasar
provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut.
Bab I berisi Pendahuluan, memuat latar belakang, dasar
hukum,

maksud

dan

tujuan,

sasaran,

ruang

lingkup,

dan

sistematika.
4

Bab

II

berisi

Implementasi

Perencanaan

Proses

Pembelajaran meliputi penyusunan silabus, penyusunan rencana


pelaksanaan pembelajaran (RPP), penerapan prinsip-prinsip RPP,
pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter
bangsa dalam perencanaan proses pembelajaran, dan bahan ajar.
Bab

III

berisi

Implementasi

Pelaksanaan

Proses

Pembelajaran mencakupi persyaratan, pengintegrasian nilai-nilai


pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa dalam proses
pembelajaran,

pelaksanaan

proses

pembelajaran,

dan

pelaksanaan penilaian.
Bab IV berisi Pengawasan Proses Pembelajaran memuat
pemantauan dan supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut.
Bab V tentang Penutup berisi mengenai kunci keberhasilan
program.

BAB II
IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A. Penyusunan Perangkat Pembelajaran
1. Silabus
Silabus disusun berdasarkan standar isi yang didalamnya
memuat identitas sekolah, identitas mata pelajaran, Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, nilainilai nasionalisme dan karakter peserta didik yang diharapkan,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Silabus pada dasarnya menjawab pertanyaan permasalahan
sebagai berikut:
a.

kompetensi apa saja yang harus dicapai peserta didik


sesuai dengan SK dan KD yang diharapkan;

b.

materi ajar apa saja yang perlu dibahas dan dipelajari


peserta didik untuk mencapai standar isi;

c.

kegiatan

pembelajaran

direncanakan

guru

apa

sehingga

saja

yang

peserta

seharusnya

didik

mampu

berinteraksi dengan sumber-sumber belajar;


d.

indikator

apa

saja

yang

harus

dirumuskan

untuk

mencapai KD dan SK;


e.

bagaimanakah

cara

mengetahui

ketercapaian

kompetensi berdasarkan indikator sebagai acuan dalam


menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai;
f.

nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa


apa saja yang dapat diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran;

g.

berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai


standar isi tertentu;

h.

sumber belajar apa saja yang dapat diberdayakan untuk


6

mencapai KD.
Langkahlangkah penyusunan silabus, terstruktur sebagai
berikut.
a. Mengisi identitas silabus.
Identitas terdiri dari identitas sekolah, mata pelajaran,
kelas, semester, alokasi waktu dan tahun pelajaran.
b. Menuliskan Standar Kompetensi (SK).
SK diambil dari Standar Isi (SI) dengan memperhatikan:
1)

urutan berdasarkan jenjang konsep disiplin ilmu


(dari pemahaman yang paling dasar menuju kepada
sesuatu yang kompleks) dalam satu mata pelajaran;

2)

keterkaitan antar SK dan KD;

3)

keterkaitan SK dan KD antar mata pelajaran.

c. Menuliskan Kompetensi Dasar (KD).


KD dipilih dari standar isi dengan mempertimbangkan:
1)

urutan atau tingkat kesulitan KD;

2)

keterkaitan antar KD dalam satu SK;

3)

keterkaitan antar KD dengan SK yang lain;

d. Menentukan Materi Pokok.


Penentuan

materi

pokok

dilakukan

dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


1)

hubungan antara materi dengan SK dan KD;

2)

tingkat perkembangan peserta didik misalnya: fisik,


kecerdasan, dan emosi;

3)

kebermanfaatan bagi peserta didik;

4)

tingkatan, kedalaman, keluasan materi;

5)

hubungan

timbal

balik

kebutuhan

peserta

didik

dengan tuntutan lingkungan;


6)

ketersediaan waktu;

7)

aplikasi dalam keseharian.

e. Merancang Kegiatan Pembelajaran.


Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan
7

pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik, guru,


lingkungan, dan sumber belajar lainnya untuk mencapai
KD.
f.

Merumuskan Indikator.
Indikator diperlukan untuk mengembangkan alat penilaian
dengan pertimbangan:
1)

disesuaikan dengan tingkat perkembangan berpikir

2)
3)
4)

peserta didik;
berkaitan dengan SK dan KD;
mempertimbangkaan manfaat dalam kehidupan;
dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta

5)

didik;
mempertimbangkan

6)
7)

berkaitan;
dapat diukur dan diamati secara jelas;
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

sumber-sumber

belajar

yang

g. Mengintegrasikan nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan


karakter bangsa.
Nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa
diintegrasikan ke dalam silabus dengan memperhatikan
kesesuaiannya dengan KD, ketersediaan bahan belajar, dan
tingkat perkembangan peserta didik. Langkah-langkahnya
sebagai berikut:
1) mengkaji SK dan KD yang relevan untuk diintegrasikan
dengan nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter
bangsa;
2) mengkaji

aspek

dan

muatan

pembelajaran

yang

terkandung dalam nilai-nilai pembinaan nasionalisme


dan karakter bangsa;
3) mengintegrasikan
nilai-nilai

dalam

pembinaan

nasionalisme dan karakter bangsa ke dalam silabus;


4) menambahkan indikator yang sesuai dengan nilai-nilai
pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa;
5) menentukan
alat
evaluasi
khusus

untuk

pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan


karakter bangsa.
8

h. Merancang Penilaian.
Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan dengan
memperhatikan:
1) teknik penilaian;
2) bentuk instrumen;
3) contoh instrumen.
i.

Menentukan ketersediaan waktu.


Alokasi waktu atau ketersediaan waktu merupakan waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai suatu KD tertentu dengan
mempertimbangkan:
1) minggu efektif per semester;
2) alokasi waktu mata pelajaran;
3) jumlah KD dan tingkat kesulitannya.

j.

Menentukan sumber belajar.


Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan
dalam kegiatan pembelajaran berupa:
1)
2)
3)
4)
5)

2.

buku teks;
media cetak/elektonik;
lingkungan alam sekitar;
narasumber;
dan lain-lain.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran

(RPP)

disusun

untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali


pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP
untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan jadwal di
satuan

pendidikan.

Berikut

adalah

komponen

dalam

penyusunan RPP.
a.

Identitas Mata Pelajaran


Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan,
tingkatan/kelas, semester, tahun pelajaran, program/program
keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, dan jumlah
9

pertemuan (alokasi waktu).


b.

Standar Kompetensi (SK)


SK merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik
yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap
kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

c.

Kompetensi Dasar (KD)


KD adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu
pelajaran.

d.

Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur
dan/atau

diobservasi

untuk

menunjukkan

ketercapaian

kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian


mata

pelajaran.

Indikator

pencapaian

kompetensi

dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional


yang

dapat

diamati

dan

diukur,

yang

mencakup

pengetahuan, sikap, dan keterampilan.


e.

Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil
belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai
dengan KD yang dibedakan dalam aspek kognitif, afektif,
psikomotorik.

f.

Pengintegrasian Nilai-nilai Pembinaan Nasionalisme dan


Karakter Bangsa. Nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa yang diintegrasikan dalam silabus harus
ditegaskan kembali dalam RPP sebagai pengarah agar
langkah

pembelajaran

yang

disusun

mampu

mengintegrasikan nilai-nilai nasionalisme dan karakter


bangsa secara terencana dan terstruktur.
g.

Materi Ajar
10

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur


yang sesuai, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi yang
mengandung

muatan

karakter

peserta

didik

yang

diharapkan.
h.

Alokasi Waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar.

i. Metode Pembelajaran
Metode

pembelajaran

digunakan

oleh

guru

untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran


agar peserta didik mencapai KD atau seperangkat indikator
yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran
disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta
karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang
hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
j.

Kegiatan Pembelajaran
1)

Pendahuluan
Merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk menyiapkan fisik
maupun

psikis

membangkitkan

peserta

didik

motivasi

dalam

dan

rangka

memfokuskan

perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam


proses
2)

pembelajaran

dan

penanaman

nilai-nilai

pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa.


Inti
Merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD,
yang

dilakukan

secara

interaktif,

inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik


untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang

cukup

kemandirian

bagi
sesuai

prakarsa,
dengan

kreativitas,

bakat,

minat,

dan
dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik,


11

secara
3)

sistematis

dan

sistemik

melalui

proses

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.


Penutup
Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
pembelajaran dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,

penilaian

dan

refleksi,

umpan

balik,

dan

tindaklanjut serta penanaman sikap moral peserta


didik untuk menerapkan konsep yang diterima pada
proses pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
k. Penilaian Hasil Belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil
belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. Penilaian
terhadap pengintegrasian nilai-nilai nasionalisme dan
karakter

peserta

melalui

penilaian

didik

yang

proses

diharapkan,

dilakukan

pembelajaran

dengan

menggunakan lembar pengamatan.


l. Sumber Belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD,
serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.
3.

Penerapan Prinsip-prinsip RPP


a.

Memperhatikan perbedaan individu peserta didik


RPP

disusun

dengan

memperhatikan

perbedaan

jenis

kelamin, kemampuan awal, intelektual, minat, motivasi


belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya
belajar, kebutuhan khusus, kecepatan
belakang

budaya,

norma,

nilai,

belajar, latar

dan/atau

lingkungan

peserta didik.
b.

Mendorong partisipasi aktif peserta didik


Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada
peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat
12

belajar
c.

Mengembangkan budaya membaca dan menulis


Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

d.

Memberikan umpan balik dan tindak lanjut


RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik
positif, perbaikan, pengayaan, dan penguatan.

e.

Keterkaitan dan keterpaduan


RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan
keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,
dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar.

RPP

disusun

dengan

mengakomodasikan

pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran,


lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
f.

Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi


RPP

disusun

dengan

mempertimbangkan

penerapan

teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,


sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
g.

Mengintegrasikan nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan


karakter bangsa peserta didik menurut, SK, KD dan
indikator pembelajaran

B. Pengintegrasian Nilai-nilai Pembinaan Nasionalisme dan


Karakter Bangsa dalam Perencanaan Pembelajaran
1.

Latar Belakang
Kecenderungan kemerosotan moral yang berdampak
terhadap menipisnya jiwa nasionalisme dalam diri peserta
didik menjadi keprihatinan semua pihak. Kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi sebagai akibat globalisasi yang
diterima

tidak

secara

selektif,

menyumbang

timbulnya
13

perilaku negatif peserta didik. Segala aspek kehidupan global,


khususnya aspek budaya dengan mudah diterima peserta
didik melalui berbagai media komunikasi. Akibatnya, perilaku
peserta

didik

cenderung

menyimpang,

seperti:

kurang

menaruh rasa hormat kepada orang tua/guru, tidak jujur,


terjadinya

perkelahian

antarpelajar,

krisis

identitas,

dan

menipisnya rasa kesetiakawanan sosial.


Sebagian mereka justru merasa bangga dengan budaya
asing yang bersifat individualis-materialistis, dan menganggap
budaya

asing

(barat)

adalah

simbol

kemajuan

manusia

modern. Untuk mengurangi dan mengatasi masalah tersebut,


alternatif

yang

dipandang

efektif

adalah

melalui

jalur

pendidikan.
Pendidikan memegang peran yang cukup strategis
dalam membangun kepribadian peserta didik sebagai generasi
penerus dan pewaris masa depan bangsa. Pendidikan dasar
merupakan wahana strategis dalam pembinaan nasionalisme
dan karakter bangsa, karena peserta didik pada masa tersebut
memiliki karakteristik yang unik. Sifat kepribadian yang
terbuka, apa adanya merupakan ciri yang dimilikinya. Dengan
demikian, jika ada pengaruh dari luar maka dengan mudah
diterima, sebab mereka belum mampu menganalisa suatu
masalah, sehingga apa yang dilihat dan didengar secara
langsung

akan

keteladanan
kependidikan

ditiru.

yang
di

Untuk

baik
sekolah,

dari

itu,

perlu

para

keluarga

bimbingan

guru
di

dan

rumah,

dan

tenaga
maupun

masyarakat di lingkungan sekitar.


2.

Pola Pengintegrasian
Pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
karakter

bangsa

pendidikan

dasar

melalui

jalur

bertujuan

pendidikan
untuk

pada

satuan

menanamkan

dan

mengembangkan nilai-nilai:
14

a.
b.
c.

kesadaran berbangsa dan bernegara;


kecintaan terhadap tanah air;
keyakinan pada Pancasila sebagai ideologi, dasar, dan

d.
e.

falsafah negara;
kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara; dan
kemampuan awal bela negara.
Upaya tersebut dilakukan melalui aktivitas pembinaan

dan pembiasaan di sekolah. Aktivitas pembinaan dilakukan


dengan mengintegrasikan nilai-nilai pembinaan nasionalisme
dan karakter bangsa dalam KD setiap mata pelajaran yang
relevan. Selanjutnya, dalam penyajian pembelajaran guru
mengintegrasikan

nilai-nilai

pembinaan

nasionalisme

dan

karakter bangsa bersamaan dengan penyajian materi dari


mata

pelajaran

yang

diikuti.

Jadi,

penanaman

nilai-nilai

pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa tidak berdiri


sebagai mata pelajaran tersendiri, namun diintegrasikan pada
semua

mata

pelajaran.

Melalui

pola

ini,

peserta

didik

diharapkan memahami nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan


karakter bangsa secara alamiah, tanpa terkesan sebagai
suatu indoktrinasi.
Aktivitas pembiasaan dilakukan dengan membiasakan
peserta didik bersikap dan berperilaku yang mencerminkan
semangat

nasionalisme,

seperti

berdisiplin,

tertib,

cinta

kebersihan, setia kawan, peduli pada sesama, hormat pada


guru/orang tua, rajin belajar, giat bekerja, dan nilai-nilai lain
yang relevan.
Lewat strategi ini, peserta didik diharapkan tidak hanya
memahami nilai dan makna nasionalisme, tapi lebih jauh
mampu mengamalkan/membiasakan semangat nasionalisme
itu dalam perilakunya sehari-hari, baik di sekolah maupun di
masyarakat.
3.

Ruang Lingkup Materi


15

Ruang lingkup materi pembinaan nasionalisme dan


karakter

bangsa

melalui

jalur

pendidikan

pada

satuan

pendidikan dasar meliputi:


a.

kesadaran berbangsa dan bernegara, terdiri atas indikator:


1)

kesadaran sebagai bangsa Indonesia;

2)

cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia;

3)

hak dan kewajiban sebagai warga negara;

4)

hakikat negara Indonesia sebagai Negara Kesatuan


Republik Indonesia;

5)

harkat, martabat, dan derajat bangsa Indonesia;

6)

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

7)

kebhinekatunggalikaan

bangsa

dan

kebudayaan

Indonesia;
8)

sejarah perjuangan bangsa Indonesia; dan

9)

simbol-simbol

negara

(lambang

negara

Garuda

Pancasila, bendera kebangsaan Sang Saka Merah Putih,


lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan bahasa persatuan
Bahasa Indonesia, serta lembaga-lembaga negara).
b.

Kecintaan terhadap tanah air, terdiri atas indikator:


1)

lagu-lagu perjuangan dan/atau lagu yang bertemakan


nasionalisme;

2)

menjaga dan merawat lingkungan;

3)

kebanggaan atas potensi sumber daya yang dimiliki


bangsa Indonesia serta berupaya merawat, mengolah,
dan menjaganya;

4)

menjunjung
melalui

tinggi

prestasi

harkat
baik

di

dan

martabat

sekolah

bangsa

maupun

di

masyarakat; dan
5)

ikut

serta

menjaga

dan

memelihara

kelestarian

lingkungan hidup.
c.

Keyakinan pada Pancasila sebagai ideologi, dasar, dan


falsafah negara, terdiri atas indikator:
16

1)

Pancasila sebagai pandangan hidup, dasar negara, dan


ideologi negara;

2)

lagu kebangsaan Indonesia Raya;

3)

hari-hari besar agama dan nasional;

4)

nilai-nilai kepahlawanan; dan

5)

UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan yang


berlaku.

d.

Kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara, terdiri atas

indikator:
1) kesetiakawanan sosial dan solidaritas nasional;
2) kejujuran, keadilan, dan rasa tanggung jawab;
3) pola hidup sederhana;
4) menjaga fasilitas umum dan milik negara;
5) menghormati kepentingan umum.
e. kemampuan awal bela negara, terdiri atas indikator:
1)

hidup bersih dan sehat;

2)

kesamaptaan jasmani;

3)

kedisiplinan dan ketertiban;

4)

keuletan,

tahan

uji,

dan

pantang

menyerah;
5)

rajin belajar dan giat bekerja.


Berdasar Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Prioritas

dalam Pembangunan Nasional pada Sektor Pendidikan dengan


Penyempurnaan Kurikulum dan Metode Pembelajaran Aktif
Berdasarkan Nilai-nilai Budaya Bangsa untuk Membentuk Daya
Saing

dan

Karakter

Bangsa,

pusat

kurikulum

telah

mengembangkan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang


didalamnya

terdapat

18

nilai

karakter

yang

harus

dikembangkan. Nilai-nilai tersebut, dipadukan dengan nilai-nilai


pembinaan

nasionalisme

dan

karakter

bangsa

yang

dikembangkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah,


meliputi:
1. religius;
2. jujur;
3. cinta tanah air;
17

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.

toleransi;
menghargai prestasi;
disiplin;
bersahabat/komunikatif;
kerja keras;
cinta damai;
kreatif;
gemar membaca;
mandiri;
semangat kebangsaan;
peduli lingkungan;
demokratis;
peduli sosial;
rasa ingin tahu;
tanggungjawab;
kesadaran berbangsa dan bernegara;
kecintaan terhadap tanah air;
keyakinan pada Pancasila sebagai Ideologi, Dasar dan

22.
23.

Falsafah Negara;
kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara; dan
kemampuan awal bela negara.
Nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa

tersebut selanjutnya di integrasikan dalam penyusunan silabus


maupun RPP untuk diimplementasikan dalam pelaksanaan
pembelajaran.
4.

Pengembangan Materi
Pengembangan materi pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa dalam pembelajaran bertujuan mendapatkan
jalinan yang erat antara nilai-nilai yang terkandung pada materi
nasionalisme/karakter dengan SK dan KD.
Hal itu dilakukan dengan menganalisis setiap KD yang
ada untuk menemukan KD yang dapat diasupi nilai-nilai
pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa. Jadi, tidak semua
KD

harus

diasupi

nilai-nilai

pembinaan

nasionalisme

dan

karakter bangsa, tapi dipilih KD mana saja yang memiliki


keterkaitan dengan nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa yang akan dikembangkan.
18

Bahan

pembelajaran

pembinaan

nasionalisme

dan

karakter bangsa yang telah dikembangkan saat ini bersifat


tematik.

Artinya,

nilai-nilai

nasionalisme

yang

akan

diintegrasikan ke dalam beberapa mata pelajaran di kelas yang


sama dalam semester yang sama diikat oleh suatu tema
tertentu,

jadi

tidak

berdiri

sendiri-sendiri.

Namun

dalam

penyajiannya tentu harus disesuaikan dengan mata pelajaran


yang diikuti sehingga terjalin hubungan erat dan logis antara
substansi KD dan nilai-nilai nasionalisme yang dikembangkan.
C. Pemilihan Bahan Ajar dan Sumber Belajar
1.

Pengertian Bahan Ajar


Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional
materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan,
keterampilan,dan sikap yang harus dipelajari peserta didik
dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran
terdiri

dari

pengetahuan

(fakta,

konsep,

prinsip,

dan

prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.


Termasuk jenis materi fakta adalah nama-nama objek,
peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, dsb
(Contoh: Ibu kota Negara RI adalah Jakarta; Negara RI
merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945).
Termasuk materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri
khusus, komponen atau bagian suatu objek (Contoh: Bendera
adalah lambang negara yang terbuat dari kain dan memiliki
warna khusus sebagai identitas).
Termasuk materi prinsip adalah dalil, rumus, atau
hubungan

antar

konsep

yang

menggambarkan

jika..maka., misalnya Jika Pancasila dihilangkan, maka


Indonesia akan hancur.

19

Materi jenis prosedur adalah materi yang berkenaan


dengan langkah-langkah secara sistematis atau berurutan
dalam mengerjakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah
melaksanakan upacara bendera.
Materi

jenis

sikap

(afektif)

adalah

materi

yang

berkenaan dengan sikap atau nilai, misalnya nilai kejujuran,


kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar,
semangat bekerja, dan sebagainya.
Ditinjau dari pihak guru, bahan ajar harus diajarkan atau
disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Ditinjau dari
pihak peserta didik bahan ajar itu harus dipelajari peserta
didik dalam rangka mencapai SK dan KD yang akan dinilai
dengan

menggunakan

instrumen

penilaian

berdasarkan

indikator pencapaian belajar.


2.

Prinsip-Prinsip Pemilihan Bahan Ajar


Beberapa

prinsip

yang

perlu

diperhatikan

dalam

penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran meliputi.

a.

Prinsip relevansi (keterkaitan)


Artinya materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada
kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian SK dan KD.
Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai
peserta

didik

pembelajaran

b.

berupa
yang

menghafal

diajarkan

fakta,

harus

maka

berupa

materi

fakta

atau

gubahan hafalan.
Prinsip konsistensi (keajegan)
Artinya KD yang dikuasai peserta didik harus setara dengan
bahan ajar yang diajarkan (konsisten/ajeg). Misalnya KD yang
harus dikuasai peserta didik adalah pengoperasian bilangan
yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi
teknik

penjumlahan,

pengurangan,

perkalian,

dan

pembagian.
20

c.

Prinsip kecukupan
Artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam

membantu

peserta

didik

menguasai

KD

yang

diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh


terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu
mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan
membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk
mempelajarinya.

3. Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar


Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih
dahulu perlu diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok
pemilihan bahan ajar atau materi pembelajaran adalah SK dan KD.
Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk
diajarkan oleh guru di satu pihak dan harus dipelajari peserta
didik di lain pihak hendaknya berisikan materi atau bahan ajar
yang benar-benar menunjang tercapainya SK dan KD. Dengan
kata lain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau merujuk
pada SK.
Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar
tersebut meliputi:

4.

a.

mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam SK dan KD

b.
c.

yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar;


mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar;
memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan SK dan

d.

KD yang telah teridentifikasi tadi; dan


memilih sumber bahan ajar.

Sumber Bahan Ajar


Sumber bahan ajar diperoleh dari.
a.

Buku teks
Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat
dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku teks
yang digunakan sebagai sumber bahan ajar pada tiap mata
21

pelajaran, tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya


berasal

dari

satu

pengarang

atau

penerbit.

Gunakan

sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan


yang luas.
b.

Laporan hasil penelitian


Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga
penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk
mendapatkan sumber bahan ajar yang aktual atau mutakhir.

c.

Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)


Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil
pemikiran

sangat

bermanfaat

untuk

digunakan

sebagai

sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai


hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya
masing-masing yang telah dikaji kebenarannya.
d.

Pakar bidang studi


Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai
sumber bahan ajar. Pakar tersebut dapat dimintai konsultasi
mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup,
kedalaman, urutan, dsb.

e.

Profesional
Kalangan profesional adalah orang-orang yang bekerja pada
bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya, tentu ahli di
bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu
bahan ajar yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan
dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di bidang
perbankan.

f.

Buku kurikulum
Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber
bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah SK, KD dan
materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang
22

tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok


materi. Guru harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan
ajar yang terperinci.
g.

Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan


Penerbitan berkala seperti koran banyak berisikan informasi
yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran.
Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan
bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali
apa bila penerbitan tersebut digunakan sebagai sumber
bahan ajar.

h.

Internet
Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet.
Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi.

i.

Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio)


Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar
untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari
gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui
siaran televisi.

j.

Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri,


ekonomi)
Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan
sosial,

lingkungan

seni

budaya,

teknik,

industri,

dan

lingkungan ekonomi dapat digunakan sebgai sumber bahan


ajar. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai,
jenis

pasir,

menggunakan

gelombang
lingkungan

pasang
alam

misalnya
berupa

kita

pantai

dapat
sebagai

sumber.

23

BAB III
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN

A. Persyaratan
1. Jumlah rombongan belajar.
a. Berdasar Permendiknas No 41 tahun 2007 tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
ditegaskan bahwa jumlah peserta didik setiap rombongan
belajar untuk SD maksimal 28 orang peserta didik dan untuk
SMP maksimal 32 orang peserta didik.
b. Berdasarkan ketentuan Permendiknas No. 015 tahun 2010
tentang Stadar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di
Kabupaten/Kota, ditegaskan bahwa jumlah peserta didik
setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32
orang dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang.
24

2. Beban kerja minimal guru sekurang-kurangnya 24 (dua puluh


empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu, kecuali guru
yang mendapatkan tugas tambahan seperti Kepala Sekolah (6
jam tatap muka/minggu), Wakil Kepala Sekolah dan Pengelola
Unit seperti Kepala perpustakaan, Kepala laboratorium (12 jam
tatap muka/minggu).
3. Buku teks mata pelajaran harus memenuhi.
a. SD dengan rasio 1 : 1 (1 peserta didik, 1 buku teks per mata
pelajaran).
b. SMP dengan rasio 1 : 1 (1 peserta didik, 1 buku teks per mata
pelajaran).
4. Guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku
referensi dan buku sumber belajar lain, dan media ajar.
5. Peserta didik mengggunakan buku pengayaan, buku referensi
dan buku sumber belajar lain, dan media ajar.
6. Pengelolaan Kelas adalah usaha guru dalam memaksimalkan
materi ajar dan peserta didik yang bertujuan mengefektifkan
pembelajaran, dengan cara:
a. menata suasana ruangan kelas yang menyenangkan, yaitu
nyaman, aman, dan sehat;
b. guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik
peserta

didik

dan

mata

pelajaran

serta

aktivitas

pembelajaran yang akan dilakukan. Misalnya guru membagi


peserta didik dalam kelompok dan menempatkan salah satu
peserta didik yang sudah menguasai materi sebagai tutor
sebaya;
c. tutur kata guru santun dan jelas sehingga dapat didengar
dan

dimengerti

oleh

peserta

didik

waktu

proses

pembelajaran;
d. guru menyesuaikan materi pelajaran dengan tingkat usia,
cara berfikir,

imajinasi, kebutuhan dan daya tahan belajar

peserta didik;
e. guru

menciptakan

ketertiban,

kedisiplinan,

kenyamanan,

keselamatan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran;


25

f.

guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap


respons dan hasil belajar peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung, dengan cara guru melaksanakan
pembelajaran perbaikan (remidial teaching), tes perbaikan
(remidial tes), penugasan perbaikan (remidial task), dan
pengayaan (enrichment);

g. guru menghargai pendapat peserta didik, tidak pernah


mencela dan memberikan penghargaan (reward) kepada
peserta didik yang berprestasi dan hukuman (punishment)
kepada peserta didik yang melakukan kecerobohan dan
kesalahan dalam koridor pendidikan;
h. guru berpenampilan menarik dan simpatik;
i.

pada tiap awal semester, guru menyampaikan rancangan


penilaian, KKM, silabus mata pelajaran yang diampunya;

j.

guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai


dengan waktu yang dijadwalkan.

B.

Pengintegrasian Nilai-nilai Pembinaan Nasionalisme dan


Karakter Bangsa dalam Pembelajaran
1. Materi nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter
bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri
sendiri, tetapi diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang
2.

sudah ada.
Kegiatan pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme
dan karakter bangsa tidak memaksakan nilai-nilai karakter,
tetapi disesuaikan dengan kebutuhan, tingkat usia, cara
berfikir,

3.

imajinasi, daya tahan belajar peserta didik dan

relevansinya dengan karakteristik mata pelajaran.


Pembelajaran pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa
bagi peserta didik tetap mengembangkan kemampuan ranah
kognitif, afektif dan psikomotor, sehingga tidak diperlukan
kegiatan belajar khusus untuk pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa bagi peserta didik.
26

4.

Penilaian materi nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan


karakter bangsa dilakukan secara terus menerus dengan
menggunakan catatan guru (anecdotal record)

5.

melalui

pengamatan.
Pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa peserta didik
dapat dikembangkan melalui proses berfikir, bersikap, dan

6.

berbuat.
Pembelajaran dalam rangka pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa peserta didik menggunakan pendekatan
proses, secara aktif dan menyenangkan.

C.

Implementasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran


1.
Pelaksanaan Pembelajaran
Penanaman nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa dalam pembelajaran dilakukan oleh guru
kelas atau guru mata pelajaran (tidak guru khusus). Oleh
karena itu perlu keahlian dan strategi yang tepat agar
tujuan

pembelajaran

dan

tujuan

pembinaan

nasionalisme/karakter bangsa dapat tercapai sekaligus.


Hal penting lainnya adalah agar pola penanaman nilainilai nasionalisme dan karakter bangsa dapat mengalir
bersama materi mata pelajaran sehingga tidak menjadi
beban tersendiri bagi peserta didik.
Inti nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter
bangsa adalah pembinaan watak, karakter, dan perilaku
sehingga pelaksanaan pembelajaran harus menyentuh
pada aspek perasaan dan nurani peserta didik. Perasaan
yang tumbuh diharapkan dapat digali dan diketahui
melalui pendapat dan ekspresi peserta didik sebagai
wujud perilaku dan semangat hidup yang diwarnai jiwa
nasionalisme kader penerus perjuangan bangsa.
Pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme
dan karakter bangsa melalui pembelajaran ditekankan
pada

aspek

afektif

dan

psikomotorik

tanpa

harus
27

meninggalkan aspek kognitif. Hal itu dapat dilakukan


dengan mengajak peserta didik untuk memecahkan
masalah secara aktif dan cermat. Peserta didik juga perlu
dikenalkan dengan tokoh-tokoh pejuang agar terinspirasi
dalam

menjaga

Selanjutnya

dan

mengisi

mereka

kemerdekaan

diharapkan

dapat

bangsa.

meneladani

semangat juang itu sebagai implementasi pendidikan


karakter.
2.

Penilaian
Penilaian

dalam

pembinaan

nasionalisme

karakter bangsa melalui pembelajaran

dan

ditekankan pada

aspek unjuk kerja dan penilaian sikap/perilaku yang


ditampilkan peserta didik. Penilaian itu dapat bersifat
individu atau kelompok terhadap tugas yang diberikan,
perilaku yang diamati, atau gagasan/pendapat peserta
didik terhadap suatu masalah.
Hasil penilaian bersifat kualitatif dengan kategori
tertentu, dan dapat diubah menjadi kuantitatif sesuai
kebutuhan guru kelas atau guru mata pelajaran, seperti
contoh di bawah ini.
Mata Pelajaran

: IPS Ekonomi.

Jenjang Pendidikan
Kelas/semester

: VIII/1

Materi
Jenis Kegiatan

: SMP
: Pengenalan Jenis-jenis uang

: Praktikum

Tabel penilaian afektif peserta didik kegiatan praktikum.

NO
1.

NAMA SISWA
Joko

KARAKTER YANG
DINILAI
(KREATIFITAS
PESERTA DIDIK)
Kreatif

NILAI
KUALITATIF
B
28

2.
3.
4.

Dudi
Andi
Iwan

Sangat Kreatif
Kurang Kreatif
Cukup Kreatif

A
D
C

Hasil penilaian karakter dapat dikuantitatifkan (dikonversi)


menjadi:
NO
1.
2.
3.
4.

KARAKTER YANG DINILAI


(KREATIFITAS PESERTA DIDIK)
7
8
5
6

NAMA SISWA
Joko
Dudi
Andi
Iwan

Keterangan :
Konversi nilai kualitatif menjadi kuantitatif :
Tidak kreatif

(E)

= 0 - 59

Kurang kreatif

(D)

= 60 - 69

Cukup Kreatif

(C)

= 70 - 79

Kreatif

(B)

Sangat kreatif

(A)

= 80 - 89

= 90 - 100

Gambaran di atas, bisa disesuaikan dengan kondisi masingmasing satuan pendidikan.


Hasil penilaian materi pembinaan nasionalisme dan karakter
bangsa terhadap peserta didik dapat disampaikan atau digunakan
untuk mata

pelajaran lain yang relevan, misalnya Pendidikan

Kewarganegaraan
kemajuan

belajar

atau
dari

Pendidikan

Agama.

penanaman

Perkembangan

nilai-nilai

pembinaan

nasionalisme dan karakter bangsa tidak dilihat dari angkaangka yang diperoleh peserta didik, tapi lebih dilihat dari
perubahan perilaku yang selalu berkembang positif dan
meningkat dari waktu ke waktu.
Contoh bentuk penilaian pembinaan nasionalisme dan karakter
bangsa adalah sebagai berikut:
29

Rahma beranggapan bahwa menggunakan produk luar negeri

1.

adalah

ciri

menggunakan

anak

modern,

produk

sedangkan

dalam

negeri

anak

yang

adalah

anak

masih
yang

ketinggalan jaman. Bagaimana pendapatmu?


Ketika peserta didik kelas V hendak menjenguk Roni yang sedang

2.

sakit, Eko tidak mau ikut dengan alasan dia berbeda agama
dengan Roni. Bagaimana pendapatmu dengan sikap Eko?
Saat bendera merah putih dikibarkan, semua peserta didik

3.

memberi hormat. Teman sebelahmu mengajak kamu berbicara.


Apa tindakanmu?

Penilaian :
Nilai diperoleh dari tanggapan peserta didik secara lisan atas
masalah yang diajukan dengan aspek penilaian minimal sebagai
berikut : 1) tangapan menunjukkan semangat cinta tanah air dan
tanggung jawab, 2) jawaban asli ide sendiri, 3) menunjukkan
keinginan menjadi peserta didik yang baik, dan 4) penyajian jelas
dan runtut
FORMAT PENILAIAN
ASPEK PENILAIAN
NO

NAMA

CINTA
TANAH

PERILAKU

ORSINIL

BAIK

AIR

JELAS

JML

DAN

SKOR

RUNTUT

dst.

NORMA PENILAIAN
1.

Setiap aspek diberi skor minimal 1 dan skor maksimal 4

2.

X 100
Nilai peserta didik diperoleh dari : skor perolehan

skor maksimal
D.

Pelaksanaan Proses pembelajaran


30

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari


RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup, dengan mengembangkan
unsur-unsur pendidikan berkarakter.
1.

Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru diharuskan:
a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran;
b) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengkaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari;
c) menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan
dicapai;
d) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.

2.

Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran
untuk mencapai KD, yang dilakukan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Kegiatan inti
pembelajaran harus memberikan ruang yang cukup untuk
menumbuhkan prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta

didik dan mata pelajaran, yang

meliputi:
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1)

melibatkan peserta didik mencari informasi yang


luas dan dalam tentang topik/tema materi yang
akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang

jadi

guru

(semua

yang

terjadi

tergelar dan berkembang di masyarakat dan


lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta
31

dijadikan sumber belajar, contoh, dan teladan);


2)

menggali

potensi

mengungkapkan

peserta

didik

pengetahuan

dan

untuk
atau

pengalaman yang mereka miliki tentang topik yang


akan dipelajari;
3)

memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta


didik serta antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

b. elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1)

membiasakan peserta didik membaca dan menulis


yang beragam melalui tugas-tugas tertentu dan
bermakna;

2)

memfasilitasi

peserta

didik

melalui

pemberian

tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan


gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
3)

memberi kesempatan kepada peserta didik untuk


berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut;

4)

memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran


kooperatif dan kolaboratif;

5)

memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara


sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

6)

memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan


di laboratorium, studio, atau lapangan;

7)

memfasilitasi peserta didik melakukan pameran,


turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;

8)

memfasilitasi peserta didik membuat laporan hasil


kegiatan

baik

lisan

maupun

tertulis,

secara

individual maupun kelompok;


9)

memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan


yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya
32

diri peserta didik.


c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1)

memberikan umpan balik positif dan penguatan


dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan peserta didik;

2)

memberikan penguatan terhadap hasil eksplorasi


dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber;

3)

memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi


untuk

memperoleh

pengalaman

belajar

yang

telah dilakukan;
4)

memfasilitasi

peserta

didik

untuk

memperoleh

pengalaman yang bermakna dalam mencapai KD.


3.

Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a.

bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri


membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

b.

melakukan

penilaian

dan/atau

refleksi

terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten


dan terprogram;
c.

memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil


pembelajaran;

d.

merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk


pembelajaran perbaikan (remidial), program pengayaan
(enrichment), layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik individu maupun kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik;

e.

menyampaikan

rencana

pembelajaran

pada

per-

temuan berikutnya.
E.

Pelaksanaan Penilaian
33

1.

Penilaian hasil belajar dengan menggunakan tes dapat


berupa:
a. ulangan harian setiap selesai 1 KD, dengan catatan
minimal 3-4 kali dalam 1 semester;
b. ulangan tengah semester;
c. ulangan akhir semester/ulangan kenaikan kelas;
d. ujian sekolah dan ujian nasional bagi peserta didik kelas

2.

VI/IX.
Penilaian hasil belajar dengan menggunakan nontes dapat
berupa:
a. penugasan terstruktur, yaitu kegiatan pembelajaran
berupa pendalaman materi untuk peserta didik yang
dirancang

oleh

guru

untuk

mencapai

kompetensi

dengan waktu penyelesaian tugas yang ditentukan oleh


guru. Contoh : mengerjakan LKS, melakukan kegiatan
praktikum dan lain-lain;
b. penugasan mandiri tidak terstruktur, yaitu kegiatan
pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta
didik

yang

dirancang

oleh

guru

untuk

mencapai

kompetensi dengan waktu penyelesaian tugas yang


ditentukan oleh peserta didik. Contoh: membuat kliping,
membuat produk kerajinan dan lain-lain.

BAB IV
PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN

A. Pemantauan dan Supervisi


1. Pemantauan

a.

Pengertian
Pemantauan pembelajaran adalah : usaha mengikuti
implementasi dan perkembangan proses pembelajaran
dengan melibatkan pihak lain sebagai pengamat.
34

b. Fokus Utama
Fokus utama pemantauan pembelajaran adalah untuk
meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran.

c. Kepentingan
Pemantauan pembelajaran

dilaksanakan karena dapat

membantu memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan


sekolah,

sehingga

tercapai

kondisi

kegiatan

belajar

mengajar yang sebaik-baiknya.

d. Dasar
1) Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2) Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
3) Permendiknas No. 15 tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan

Minimal

Pendidikan

Dasar

di

Kabupaten/Kota.
4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
5) Perturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

e. Unsur
Pemantauan pembelajaran yang dilaksanakan mencakupi unsurunsur sebagai berikut:
1) kinerja proses pembelajaran guru;
2) inovasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru;
3) pelaksanaan kompetensi personal (kepribadian) dan sosial
guru;
4) implementasi evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru;
35

5) implementasi remidial dan pengayaan guru.

f. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya pemantauan pembelajaran sekolah
adalah:
1) memantau konsistensi, dedikasi, inovasi dan akselerasi guru
dalam melaksanakan pembelajaran bermutu;
2) memberikan umpan balik (feed back) dalam pembaharuan
dan pengembangan proses pembelajaran (learning reform);
3) mendukung

tercapainya

komunikasi

dan

penyampaian

informasi dari, oleh dan untuk guru dan Kepala Sekolah;


4) mempererat

dan

menumbuhkan

sinergi

antara

Kepala

Sekolah dan guru/karyawan; dan


5) meningkatkan kualitas manajemen pembelajaraan guru.

g. Sasaran
Sasaran pemantauan pembelajaran meliputi.
Aspek yang dipantau:

1)

a)

implementasi proses pembelajaran;

b)

integrasi pendidikan karakter dalam implementasi


proses pembelajaran;

c)

dedikasi proses pembelajaran;

d)

inovasi proses pembelajaran.

2)

Orang yang dipantau, meliputi:


a)

guru Mata Pelajaran (untuk jenjang SMP); dan

b)

guru Kelas (untuk jenjang SD).

h. Prinsip
Pelaksanaan supervisi pendidikan harus memenuhi kaidahkaidah prinsip.
1)

Praktis, yaitu:
a) dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi
sekolah;
b) berfungsi sebagai sumber informasi bagi staf sekolah
untuk mengembangkan proses pembelajaran;
36

c) menunjang kurikulum yang berlaku;


d) dilaksanakan secara sistematis.
2)

Objektif, yaitu memberikan masukan sesuai dengan aspek


dalam instrumen supervisi.

3)

Realistis,

yaitu

didasarkan

atas

kenyataan

yang

sebenarnya.
4)

Antisipatif, yaitu diarahkan untuk menghadapi kesulitankesulitan yang mungkin terjadi.

5)

Konstruktif, yaitu memberikan sebuah perbaikan.

6)

Kreatif, yaitu mengembangkan kreatifitas dan inisiatif


guru dalam proses pembelajaran.

7)

Kooperatif, yaitu mengembangkan kreatifitas dan inisiatif


guru dalam proses pembelajaran.

8)

Kekeluargaan, yaitu mengembangkan sikap saling asah,


asih, asuh dan tut wuri handayani.

i. Tahapan.
1) Teknik Pelaksanaan.
Teknik pelaksanaan pemantauan pembelajaran yaitu:
a)

observasi; dan .

b)

wawancara.

2) Tahapan.
Pemantauan proses pembelajaran dilaksanakan dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut.
a) Persiapan, meliputi:
1)

sosialisasi

proses

pemantauan

dalam

satuan

penjelasan

teknis

pendidikan;
2)

penyiapan

instrumen

dan

pelaksanaan pemantauan proses pembelajaran.


b) Pelaksanaan.
c) Penilaian hasil pemantauan proses pembelajaran dan
penyusunan rencana tindak lanjut (RTL), meliputi:

37

1) keterbacaan dan keterlaksanaan program pemantauan


proses pembelajaran;
2) hasil pemantauan proses pembelajaran; dan
3) kendala

dalam

pembelajaran

pelaksanaan
atau

hasil

pemantauan
pemantauan

proses
proses

pembelajaran.
d) Analisa, meliputi:
1) langkah-langkah

penyampaian

hasil

pemantauan

proses belajar;
2) program

pemantauan

proses

pembelajaran

selanjutnya.

j. Strategi
Strategi pelaksanaan pemantauan pembelajaran.
1) Jenjang

SD, meliputi:

a)

pemantauan antar guru kelas setingkat;

b)

pemantauan antara guru kelas lain tingkat;

c)

pemantauan pejabat berwenang (Kepala Sekolah dan


atau Pengawas).

2) Jenjang

a)

SMP, meliputi:

pemantauan antar guru mata pelajaran (dalam 1


MGMP satuan pendidikan);

b)

pemantauan antara guru mapel (beda MGMP dalam


satuan pendidikan);

c)

pemantauan pejabat berwenang (Kepala Sekolah dan


atau Pengawas).

k. Pelaksana Pemantauan Pembelajaran.


1) Pelaksana.
Pelaksana pemantauan adalah:
a) guru antar kelas setingkat;
b) guru antara kelas lain tingkat;
c) guru satu mata pelajaran

(1

MGMP

Satuan

Pendidikan);
38

d) guru antar mata pelajaran (beda MGMP Satuan


Pendidikan);
e) pejabat berwenang

(Kepala

Sekolah

dan

atau

Pengawas).
2) Instrumen.
Instrumen supervisi meliputi blangko pemantauan yang
terlampir dalam petunjuk teknis ini.
3) Teknik Pemberian Skor dan Pengolahannya.
Terlampir pada masing-masing instrumen.

39

PELAKSANAAN PEMANTAUAN PROSES PEMBELAJARAN


TAHUN PELAJARAN ........................................................
NAMA SEKOLAH..............................................................
Hari / tanggal
: ..
Mata Pelajaran
: ..
Guru
Mapel
/
Guru
Kelas
: ................................................................
Hasil Pemantauan
: ...................................................................................................
.......
...............................................................................................................
........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
Masukan dan saran :
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
Guru Yang Dipantau

Semarang, .....................
Guru Pemantau ,

.................................
NIP ..........................

......................................
NIP.

Mengetahui :
Kepala Sekolah .

.
NIP. ..

40

2. Supervisi
a. Pengertian
Supervisi pembelajaran adalah bantuan profesional yang
diberikan oleh seorang atau tim supervisor (penyelia) kepada
seluruh staf sekolah untuk mengembangkan situasi belajar
yang lebih baik.
Supervisi pembelajaran terintegrasi nilai-nilai pembinaan
nasionalisme dan karakter bangsa adalah supervisi yang
dilakukan dalam rangka pengembangan kurikulum terintegrasi
pendidikan nasionalisme dan karakter bangsa.
b. Fokus Utama
Fokus utama supervisi adalah untuk

meningkatkan

kualitas, efisiensi dan efektivitas pembelajaran.


c. Kepentingan
Supervisi harus dilaksanakan karena dapat membantu
memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan sekolah, sehingga
tercapai kondisi kegiatan belajar mengajar yang sebaik-baiknya.
d. Dasar
1)

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

2)

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan.

3)

Keputusan

Menteri

Pendidikan

Nasional

No.

129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) di


bidang pendidikan.
4)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun


2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.

5)

Perturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun


2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.

e. Unsur
Supervisi yang akan dilaksanakan mencakupi unsur-unsur
sebagai berikut:
41

1) unsur akademik (kegiatan pembelajaran);


2) unsur administrasi;
3) unsur profesionalisme;
4) unsur karir dan kesejahteraan;
5) unsur leadership dan manajemen;
f.

Tujuan
Tujuan dilaksanakannya supervisi sekolah adalah:
1) membantu guru dalam mencari solusi permasalahan yang
timbul dalam proses kerjanya;
2) membantu terjadinya proses reformasi/pembaharuan dalam
proses pembelajaran (learning reform);
3) mendukung

tercapainya

komunikasi

dan

penyampaian

informasi dari dan kepada guru/karyawan oleh Kepala


Sekolah;
4) meningkatkan motivasi kerja guru/karyawan;
5) mempererat

dan

menumbuhkan

sinergi

antara

Kepala

Sekolah dan guru/karyawan;


6) meningkatkan kualitas manajemen pembelajaraan guru; dan
7) meningkatkan manajemen dan kualitas sekolah.
g. Sasaran
Sasaran supervisi meliputi.
1)

Aspek yang disupervisi:


a)

kelengkapan

administrasi

edukatif

(perangkat

pembelajaran, sistem evaluasi dan remidial, daya serap


ketercapaian pembelajaran, pengintegrasian pendidikan
karakter dalam pembelajaran dan bimbingan konseling);
b)
2)

implementasi proses pembelajaran.


Orang yang disupervisi, meliputi:

a)

guru mata pelajaran;

b)

guru bimbingan karier (BK); dan

c)

guru kelas.

42

h. Prinsip
Pelaksanaan supervisi pendidikan harus memenuhi prinsip.
1)

Praktis, yaitu:
a)

dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi


sekolah;

b)

berfungsi sebagai sumber informasi bagi staf sekolah


untuk mengembangkan proses pembelajaran;

2)

c)

menunjang kurikulum yang berlaku;

d)

dilaksanakan secara sistematis;

Objektif, yaitu memberikan masukan sesuai dengan aspek


dalam instrumen supervisi.

3)

Realistis, yaitu didasarkan atas kenyataan yang sebenarnya.

4)

Antisipatif, yaitu diarahkan untuk menghadapi kesulitankesulitan yang mungkin terjadi.

5)

Konstruktif, yaitu memberikan sebuah perbaikan.

6)

Kreatif, yaitu mengembangkan kreatifitas dan inisiatif


guru dalam proses pembelajaran.

7)

Kooperatif, yaitu mengembangkan kreatifitas dan inisiatif


guru dalam proses pembelajaran.

8)

Kekeluargaan, yaitu mengembangkan sikap saling asah,


asih, asuh dan tut wuri handayani.

i.

Tahapan
1) Teknik Pelaksanaan
Teknik pelaksanaan supervisi yaitu.
a) Observasi.
b) Wawancara.
c) Observasi dokumen.
d) Kunjungan Kelas.
e) Laporan tertulis (report).

43

2) Tahapan
Supervisi

dilaksanakan

dengan

tahapan-tahapan

sebagai berikut:
a)

persiapan, meliputi:
1)

penyusunan progran supervisi dan penjadwalan


supervisi;

2)

penyiapan
pelaksanaan

instrumen
supervisi

dan
serta

penjelasan
kebijakan

teknis
terbaru

tentang petunjuk pelaksanaan pendidikan di sekolah;


b)

c)

pelaksanaan, meliputi:
1)

pelaksanaan teknis;

2)

pelaksanaan non teknis;

penilaian hasil supervisi dan penyusunan rencana tindak


lanjut (RTL), meliputi:
1) penilaian:

Keterbacaan keterlaksanaan program supervisi.

Keterbacaan kemantapan istrumen.

Hasil supervisi.

Kendala dalam pelaksanaan supervisi atau hasil


supervisi.

2) Tindak lanjut :

j.

Langkah-langkah pembinaan.

Program supervisi selanjutnya.

Strategi
Strategi pelaksanaan supervisi meliputi:
1) pengawasan;
2) pemantauan; dan
3) penilaian.

k. Pelaksana Supervisi
1) Pelaksana
Pelaksana supervisi adalah.
44

a)

Kepala

Sekolah,

melakukan

supervisi

kelas

dan

memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam


b)

setiap semester.
Pengawas, melakukan satu kali supervisi setiap bulan
dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam, sesuai
dengan Permendiknas No. 15 tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal.

2) Instrumen.
Instrumen

supervisi

meliputi

blangko

supervisi

yang

terlampir dalam juknis ini.


3) Teknik Pemberian Skor dan Pengolahannya.
Terlampir pada masing-masing instrumen.

45

46

B.

Evaluasi dan Analisis


Evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
apakah indikator ketercapaian yang ditetapkan dalam tahap
perencanaan proses pembelajaran dapat tercapai atau tidak. Hasil
dari

kegiatan

pembelajaran

evaluasi

adalah

berdasarkan

diketahuinya

indikator

yang

kualitas
telah

proses

ditetapkan

sebelumnya.
Evaluasi dilakukan minimal 1 kali dalam 1 semester dan
dapat dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas sekolah, komite
sekolah, atau dinas pendidikan terkait. Evaluasi dapat dilakukan
pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Evaluasi
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik seperti
diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman,
wawancara, dan dokumentasi.
Untuk dapat melaksanakan evaluasi, langkah-langkahnya adalah:
a)

menyiapkan hasil pemantauan dan supervisi berdasarkan

b)
c)
d)
e)
f)

tahap sebelumnya;
menyiapkan instrumen evaluasi;
melaksanakan evaluasi;
melakukan analisis;
membuat laporan hasil; dan
tindaklanjut.

Fokus evaluasi proses pembelajaran mencakup 4 hal yaitu:


a)
b)
c)
d)

persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran;


pelaksanaan pembelajaran;
penilaian hasil pembelajaran; dan
evaluasi kinerja guru sesuai dengan empat kompetensinya.
Format

yang

dapat

dipertimbangkan

untuk

dijadikan

contoh dalam evaluasi seperti pada format di bawah ini. Hasil dari
format tersebut menunjukkan predikat guru yang dievaluasi
dalam melaksanakan proses pembelajaran. Selanjutnya petugas
evaluasi

menarik

kesimpulan

berdasarkan

hasil

ahkhir

dan

memberikan saran-saran untuk perbaikan proses pembelajaran


pada periode yang akan datang.

47

48

49

50

C.

Pelaporan Hasil Evaluasi


Hasil

pemantauan,

pembelajaran
pendidikan

dilaporkan

terkait,

supervisi,
kepada

komite

dan

evaluasi

pengawas

sekolah,

dan

proses

sekolah,

dinas

pihak-pihak

yang

berkepentingan. Pelaporan dilakukan setahun sekali yang berisi:


(a) guru yang dievaluasi; (b) hasil evaluasi masing-masing guru;
(c) hasil rata-rata evaluasi guru; (d) simpulan umum dan saransaran; serta (e) lampiran.

D.

Tindak Lanjut
Hasil evaluasi merupakan pemetaan kompetensi guru
dalam

melaksanakan

proses

pembelajaran.

Hasil

evaluasi

dijadikan dasar untuk melakukan pembinaan dan pengembangan


guru dalam proses pembelajaran. Beberapa tindakan yang bisa
dilakukan berdasar hasil evaluasi adalah: (a) bagi guru yang hasil
evaluasinya di bawah cukup maka direkomendasikan untuk
mengikuti berbagai pelatihan dan penataran; (b) bagi guru yang
hasil evaluasinya di atas cukup dapat diberikan penghargaan baik
material maupun non material; dan (c) bagi guru yang hasil
evaluasinya cukup maka diberikan dorongan untuk meningkankan
kompetensinya dalam proses pembelajaran.

51

BAB V
PENUTUP
Pendidikan yang berkualitas adalah dambaan seluruh warga
negara

Indonesia.

pendidikan

yang

Guru

adalah

berkualitas.

penentu

Guru

yang

utama

keberhasilan

berkualitas

mampu

mengubah siswa yang kurang berprestasi menjadi lebih berprestasi.


Guru yang berkualitas mampu menyusun perencanaan pembelajaran
dengan baik; melaksanakan proses pembelajaran yang efektif,
efisien, bermakna dan berkarakter; dan mampu melakukan penilaian
secara akurat.
Kepala sekolah, pengawas, dan Dinas Ppendidikan adalah pihak
yang harus pendorong terwujudnya pendidikan yang berkualitas.
Pemantauan, supervisi, dan evaluasi adalah hal-hal penting untuk
dilakukan agar guru bisa melaksanakan proses pembelejaran dengan
baik sesuai dengan rencana awal. Selanjutnya hasil pemantauan,
supervisi, dan evaluasi dianalisis dan dibuat laporan kepada berbagai
pihak terkait. Dengan cara inilah pelaksanaan pendidikan akan dapat
berjalan secara partisipatif, transparan, dan akuntabel.
Petunjuk teknis proses pembelajaran ini disusun dalam rangka
membantu guru, kepala sekolah, pengawas, dan dinas pendidikan
terkait

untuk

dapat

merencanakan

proses

pembelajaran,

implementasi proses pembelajaran, penilaian, pemantauan, supervisi,


dan evaluasi proses pembelajaran.
Untuk dapat memahami dan menerapkan petunjuk teknis ini
perlu ditindaklanjuti dengan TOT (Training of Trainer) bagi tim
pengembang kurikulum tingkat kabupaten/kota, dilanjutkan dengan
pelatihan kepada tim sekolah model, dan pendampingan kepada
sekolah-sekolah model.

52

Anda mungkin juga menyukai