PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu prinsip yang dianut dalam penyelenggaraan
pendidikan
di
Indonesia
yaitu
pendidikan
sebagai
proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu diperlukan guru yang
mampu memberikan keteladanan, mengembangkan potensi,
dan mengembangkan kreativitas peserta didik. Implikasi dari
prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu
dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses
pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dianalisis, dinilai,
dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Mengingat
kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik
peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang
bermutu,
pendidikan
maka
dasar
proses
harus
pembelajaran
dapat
pada
terlaksana
setiap
secara
satuan
interaktif,
di
lapangan
belum
semua
guru
bisa
B. Dasar Hukum
Dasar
hukum
pedoman
teknis
pengembangan
dan
Nomor
20
Tahun
2003
tentang
Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Pemerintah
Nomor
17
Tahun
2010
tentang
Nasional
pada
Sektor
Pendidikan
dengan
Maksud
pedoman
implementasi
pembinaan
standar
teknis
pengembangan
proses
nasionalisme
dan
terintegrasi
karakter
dan
nilai-nilai
bangsa
tingkat
dan
pengembangan
karakter
dan
bangsa
implementasi
melalui
kurikulum
jalur
berdasar
standar proses.
2.
Tujuan
Tujuan penyusunan pedoman teknis pengembangan dan
implementasi
pembinaan
standar
nasionalisme
proses
dan
terintegrasi
karakter
nilai-nilai
bangsa
tingkat
petunjuk
teknis
bagi
para
guru
di
satuan
mengimplementasikan
nilai-nilai
pembinaan
Tengah
membantu
dalam
dan
mengarahkan,
mengawasi
membimbing,
penyelenggaraan
D. Sasaran
Sasaran pedoman teknis pengembangan dan implementasi
standar proses terintegrasi nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa tingkat pendidikan dasar provinsi Jawa Tengah ini
adalah.
1. Pendidik (guru) SD dan SMP di Kabupaten/Kota di lingkungan
Provinsi Jawa Tengah.
2. Kepala SD dan SMP di Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi
Jawa Tengah.
3. Pengawas SD dan SMP di Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi
Jawa Tengah.
4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Jawa
Tengah.
E. Ruang Lingkup
Ruang
lingkup
pedoman
teknis
pengembangan
dan
pembelajaran
efektif,
efisien,
bermakna,
dan
pedoman
teknis
pengembangan
dan
maksud
dan
tujuan,
sasaran,
ruang
lingkup,
dan
sistematika.
4
Bab
II
berisi
Implementasi
Perencanaan
Proses
III
berisi
Implementasi
Pelaksanaan
Proses
pelaksanaan
proses
pembelajaran,
dan
pelaksanaan penilaian.
Bab IV berisi Pengawasan Proses Pembelajaran memuat
pemantauan dan supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut.
Bab V tentang Penutup berisi mengenai kunci keberhasilan
program.
BAB II
IMPLEMENTASI PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A. Penyusunan Perangkat Pembelajaran
1. Silabus
Silabus disusun berdasarkan standar isi yang didalamnya
memuat identitas sekolah, identitas mata pelajaran, Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, nilainilai nasionalisme dan karakter peserta didik yang diharapkan,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Silabus pada dasarnya menjawab pertanyaan permasalahan
sebagai berikut:
a.
b.
c.
kegiatan
pembelajaran
direncanakan
guru
apa
sehingga
saja
yang
peserta
seharusnya
didik
mampu
indikator
apa
saja
yang
harus
dirumuskan
untuk
bagaimanakah
cara
mengetahui
ketercapaian
g.
h.
mencapai KD.
Langkahlangkah penyusunan silabus, terstruktur sebagai
berikut.
a. Mengisi identitas silabus.
Identitas terdiri dari identitas sekolah, mata pelajaran,
kelas, semester, alokasi waktu dan tahun pelajaran.
b. Menuliskan Standar Kompetensi (SK).
SK diambil dari Standar Isi (SI) dengan memperhatikan:
1)
2)
3)
2)
3)
materi
pokok
dilakukan
dengan
2)
3)
4)
5)
hubungan
timbal
balik
kebutuhan
peserta
didik
ketersediaan waktu;
7)
Merumuskan Indikator.
Indikator diperlukan untuk mengembangkan alat penilaian
dengan pertimbangan:
1)
2)
3)
4)
peserta didik;
berkaitan dengan SK dan KD;
mempertimbangkaan manfaat dalam kehidupan;
dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta
5)
didik;
mempertimbangkan
6)
7)
berkaitan;
dapat diukur dan diamati secara jelas;
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
sumber-sumber
belajar
yang
aspek
dan
muatan
pembelajaran
yang
dalam
pembinaan
untuk
h. Merancang Penilaian.
Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan dengan
memperhatikan:
1) teknik penilaian;
2) bentuk instrumen;
3) contoh instrumen.
i.
j.
2.
buku teks;
media cetak/elektonik;
lingkungan alam sekitar;
narasumber;
dan lain-lain.
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
disusun
pendidikan.
Berikut
adalah
komponen
dalam
penyusunan RPP.
a.
c.
d.
diobservasi
untuk
menunjukkan
ketercapaian
pelajaran.
Indikator
pencapaian
kompetensi
dapat
diamati
dan
diukur,
yang
mencakup
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil
belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai
dengan KD yang dibedakan dalam aspek kognitif, afektif,
psikomotorik.
f.
pembelajaran
yang
disusun
mampu
Materi Ajar
10
muatan
karakter
peserta
didik
yang
diharapkan.
h.
Alokasi Waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar.
i. Metode Pembelajaran
Metode
pembelajaran
digunakan
oleh
guru
untuk
Kegiatan Pembelajaran
1)
Pendahuluan
Merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk menyiapkan fisik
maupun
psikis
membangkitkan
peserta
didik
motivasi
dalam
dan
rangka
memfokuskan
pembelajaran
dan
penanaman
nilai-nilai
dilakukan
secara
interaktif,
inspiratif,
cukup
kemandirian
bagi
sesuai
prakarsa,
dengan
kreativitas,
bakat,
minat,
dan
dan
secara
3)
sistematis
dan
sistemik
melalui
proses
penilaian
dan
refleksi,
umpan
balik,
dan
peserta
melalui
penilaian
didik
yang
proses
diharapkan,
dilakukan
pembelajaran
dengan
disusun
dengan
memperhatikan
perbedaan
jenis
budaya,
norma,
nilai,
belajar, latar
dan/atau
lingkungan
peserta didik.
b.
belajar
c.
d.
e.
RPP
disusun
dengan
mengakomodasikan
disusun
dengan
mempertimbangkan
penerapan
Latar Belakang
Kecenderungan kemerosotan moral yang berdampak
terhadap menipisnya jiwa nasionalisme dalam diri peserta
didik menjadi keprihatinan semua pihak. Kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi sebagai akibat globalisasi yang
diterima
tidak
secara
selektif,
menyumbang
timbulnya
13
didik
cenderung
menyimpang,
seperti:
kurang
perkelahian
antarpelajar,
krisis
identitas,
dan
asing
(barat)
adalah
simbol
kemajuan
manusia
yang
dipandang
efektif
adalah
melalui
jalur
pendidikan.
Pendidikan memegang peran yang cukup strategis
dalam membangun kepribadian peserta didik sebagai generasi
penerus dan pewaris masa depan bangsa. Pendidikan dasar
merupakan wahana strategis dalam pembinaan nasionalisme
dan karakter bangsa, karena peserta didik pada masa tersebut
memiliki karakteristik yang unik. Sifat kepribadian yang
terbuka, apa adanya merupakan ciri yang dimilikinya. Dengan
demikian, jika ada pengaruh dari luar maka dengan mudah
diterima, sebab mereka belum mampu menganalisa suatu
masalah, sehingga apa yang dilihat dan didengar secara
langsung
akan
keteladanan
kependidikan
ditiru.
yang
di
Untuk
baik
sekolah,
dari
itu,
perlu
para
keluarga
bimbingan
guru
di
dan
rumah,
dan
tenaga
maupun
Pola Pengintegrasian
Pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan
karakter
bangsa
pendidikan
dasar
melalui
jalur
bertujuan
pendidikan
untuk
pada
satuan
menanamkan
dan
mengembangkan nilai-nilai:
14
a.
b.
c.
d.
e.
falsafah negara;
kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara; dan
kemampuan awal bela negara.
Upaya tersebut dilakukan melalui aktivitas pembinaan
nilai-nilai
pembinaan
nasionalisme
dan
pelajaran
yang
diikuti.
Jadi,
penanaman
nilai-nilai
mata
pelajaran.
Melalui
pola
ini,
peserta
didik
nasionalisme,
seperti
berdisiplin,
tertib,
cinta
bangsa
melalui
jalur
pendidikan
pada
satuan
2)
3)
4)
5)
6)
7)
kebhinekatunggalikaan
bangsa
dan
kebudayaan
Indonesia;
8)
9)
simbol-simbol
negara
(lambang
negara
Garuda
2)
3)
4)
menjunjung
melalui
tinggi
prestasi
harkat
baik
di
dan
martabat
sekolah
bangsa
maupun
di
masyarakat; dan
5)
ikut
serta
menjaga
dan
memelihara
kelestarian
lingkungan hidup.
c.
1)
2)
3)
4)
5)
d.
indikator:
1) kesetiakawanan sosial dan solidaritas nasional;
2) kejujuran, keadilan, dan rasa tanggung jawab;
3) pola hidup sederhana;
4) menjaga fasilitas umum dan milik negara;
5) menghormati kepentingan umum.
e. kemampuan awal bela negara, terdiri atas indikator:
1)
2)
kesamaptaan jasmani;
3)
4)
keuletan,
tahan
uji,
dan
pantang
menyerah;
5)
dan
Karakter
Bangsa,
pusat
kurikulum
telah
terdapat
18
nilai
karakter
yang
harus
nasionalisme
dan
karakter
bangsa
yang
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
toleransi;
menghargai prestasi;
disiplin;
bersahabat/komunikatif;
kerja keras;
cinta damai;
kreatif;
gemar membaca;
mandiri;
semangat kebangsaan;
peduli lingkungan;
demokratis;
peduli sosial;
rasa ingin tahu;
tanggungjawab;
kesadaran berbangsa dan bernegara;
kecintaan terhadap tanah air;
keyakinan pada Pancasila sebagai Ideologi, Dasar dan
22.
23.
Falsafah Negara;
kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara; dan
kemampuan awal bela negara.
Nilai-nilai pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa
Pengembangan Materi
Pengembangan materi pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa dalam pembelajaran bertujuan mendapatkan
jalinan yang erat antara nilai-nilai yang terkandung pada materi
nasionalisme/karakter dengan SK dan KD.
Hal itu dilakukan dengan menganalisis setiap KD yang
ada untuk menemukan KD yang dapat diasupi nilai-nilai
pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa. Jadi, tidak semua
KD
harus
diasupi
nilai-nilai
pembinaan
nasionalisme
dan
Bahan
pembelajaran
pembinaan
nasionalisme
dan
Artinya,
nilai-nilai
nasionalisme
yang
akan
jadi
tidak
berdiri
sendiri-sendiri.
Namun
dalam
dari
pengetahuan
(fakta,
konsep,
prinsip,
dan
antar
konsep
yang
menggambarkan
19
jenis
sikap
(afektif)
adalah
materi
yang
menggunakan
instrumen
penilaian
berdasarkan
prinsip
yang
perlu
diperhatikan
dalam
a.
didik
pembelajaran
b.
berupa
yang
menghafal
diajarkan
fakta,
harus
maka
berupa
materi
fakta
atau
gubahan hafalan.
Prinsip konsistensi (keajegan)
Artinya KD yang dikuasai peserta didik harus setara dengan
bahan ajar yang diajarkan (konsisten/ajeg). Misalnya KD yang
harus dikuasai peserta didik adalah pengoperasian bilangan
yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi
teknik
penjumlahan,
pengurangan,
perkalian,
dan
pembagian.
20
c.
Prinsip kecukupan
Artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam
membantu
peserta
didik
menguasai
KD
yang
4.
a.
b.
c.
d.
Buku teks
Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat
dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku teks
yang digunakan sebagai sumber bahan ajar pada tiap mata
21
dari
satu
pengarang
atau
penerbit.
Gunakan
c.
sangat
bermanfaat
untuk
digunakan
sebagai
e.
Profesional
Kalangan profesional adalah orang-orang yang bekerja pada
bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya, tentu ahli di
bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu
bahan ajar yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan
dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di bidang
perbankan.
f.
Buku kurikulum
Buku kurikulum penting untuk digunakan sebagai sumber
bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah SK, KD dan
materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang
22
h.
Internet
Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet.
Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi.
i.
j.
lingkungan
seni
budaya,
teknik,
industri,
dan
pasir,
menggunakan
gelombang
lingkungan
pasang
alam
misalnya
berupa
kita
pantai
dapat
sebagai
sumber.
23
BAB III
IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN
A. Persyaratan
1. Jumlah rombongan belajar.
a. Berdasar Permendiknas No 41 tahun 2007 tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
ditegaskan bahwa jumlah peserta didik setiap rombongan
belajar untuk SD maksimal 28 orang peserta didik dan untuk
SMP maksimal 32 orang peserta didik.
b. Berdasarkan ketentuan Permendiknas No. 015 tahun 2010
tentang Stadar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di
Kabupaten/Kota, ditegaskan bahwa jumlah peserta didik
setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32
orang dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang.
24
didik
dan
mata
pelajaran
serta
aktivitas
dimengerti
oleh
peserta
didik
waktu
proses
pembelajaran;
d. guru menyesuaikan materi pelajaran dengan tingkat usia,
cara berfikir,
peserta didik;
e. guru
menciptakan
ketertiban,
kedisiplinan,
kenyamanan,
f.
j.
B.
sudah ada.
Kegiatan pengintegrasian nilai-nilai pembinaan nasionalisme
dan karakter bangsa tidak memaksakan nilai-nilai karakter,
tetapi disesuaikan dengan kebutuhan, tingkat usia, cara
berfikir,
3.
4.
5.
melalui
pengamatan.
Pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa peserta didik
dapat dikembangkan melalui proses berfikir, bersikap, dan
6.
berbuat.
Pembelajaran dalam rangka pembinaan nasionalisme dan
karakter bangsa peserta didik menggunakan pendekatan
proses, secara aktif dan menyenangkan.
C.
pembelajaran
dan
tujuan
pembinaan
aspek
afektif
dan
psikomotorik
tanpa
harus
27
menjaga
Selanjutnya
dan
mengisi
mereka
kemerdekaan
diharapkan
dapat
bangsa.
meneladani
Penilaian
Penilaian
dalam
pembinaan
nasionalisme
dan
ditekankan pada
: IPS Ekonomi.
Jenjang Pendidikan
Kelas/semester
: VIII/1
Materi
Jenis Kegiatan
: SMP
: Pengenalan Jenis-jenis uang
: Praktikum
NO
1.
NAMA SISWA
Joko
KARAKTER YANG
DINILAI
(KREATIFITAS
PESERTA DIDIK)
Kreatif
NILAI
KUALITATIF
B
28
2.
3.
4.
Dudi
Andi
Iwan
Sangat Kreatif
Kurang Kreatif
Cukup Kreatif
A
D
C
NAMA SISWA
Joko
Dudi
Andi
Iwan
Keterangan :
Konversi nilai kualitatif menjadi kuantitatif :
Tidak kreatif
(E)
= 0 - 59
Kurang kreatif
(D)
= 60 - 69
Cukup Kreatif
(C)
= 70 - 79
Kreatif
(B)
Sangat kreatif
(A)
= 80 - 89
= 90 - 100
Kewarganegaraan
kemajuan
belajar
atau
dari
Pendidikan
Agama.
penanaman
Perkembangan
nilai-nilai
pembinaan
nasionalisme dan karakter bangsa tidak dilihat dari angkaangka yang diperoleh peserta didik, tapi lebih dilihat dari
perubahan perilaku yang selalu berkembang positif dan
meningkat dari waktu ke waktu.
Contoh bentuk penilaian pembinaan nasionalisme dan karakter
bangsa adalah sebagai berikut:
29
1.
adalah
ciri
menggunakan
anak
modern,
produk
sedangkan
dalam
negeri
anak
yang
adalah
anak
masih
yang
2.
sakit, Eko tidak mau ikut dengan alasan dia berbeda agama
dengan Roni. Bagaimana pendapatmu dengan sikap Eko?
Saat bendera merah putih dikibarkan, semua peserta didik
3.
Penilaian :
Nilai diperoleh dari tanggapan peserta didik secara lisan atas
masalah yang diajukan dengan aspek penilaian minimal sebagai
berikut : 1) tangapan menunjukkan semangat cinta tanah air dan
tanggung jawab, 2) jawaban asli ide sendiri, 3) menunjukkan
keinginan menjadi peserta didik yang baik, dan 4) penyajian jelas
dan runtut
FORMAT PENILAIAN
ASPEK PENILAIAN
NO
NAMA
CINTA
TANAH
PERILAKU
ORSINIL
BAIK
AIR
JELAS
JML
DAN
SKOR
RUNTUT
dst.
NORMA PENILAIAN
1.
2.
X 100
Nilai peserta didik diperoleh dari : skor perolehan
skor maksimal
D.
Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru diharuskan:
a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran;
b) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengkaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari;
c) menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan
dicapai;
d) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.
2.
Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran
untuk mencapai KD, yang dilakukan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Kegiatan inti
pembelajaran harus memberikan ruang yang cukup untuk
menumbuhkan prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta
meliputi:
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1)
jadi
guru
(semua
yang
terjadi
menggali
potensi
mengungkapkan
peserta
didik
pengetahuan
dan
untuk
atau
b. elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1)
2)
memfasilitasi
peserta
didik
melalui
pemberian
4)
5)
6)
7)
8)
baik
lisan
maupun
tertulis,
secara
2)
3)
memperoleh
pengalaman
belajar
yang
telah dilakukan;
4)
memfasilitasi
peserta
didik
untuk
memperoleh
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a.
b.
melakukan
penilaian
dan/atau
refleksi
terhadap
d.
e.
menyampaikan
rencana
pembelajaran
pada
per-
temuan berikutnya.
E.
Pelaksanaan Penilaian
33
1.
2.
VI/IX.
Penilaian hasil belajar dengan menggunakan nontes dapat
berupa:
a. penugasan terstruktur, yaitu kegiatan pembelajaran
berupa pendalaman materi untuk peserta didik yang
dirancang
oleh
guru
untuk
mencapai
kompetensi
yang
dirancang
oleh
guru
untuk
mencapai
BAB IV
PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN
a.
Pengertian
Pemantauan pembelajaran adalah : usaha mengikuti
implementasi dan perkembangan proses pembelajaran
dengan melibatkan pihak lain sebagai pengamat.
34
b. Fokus Utama
Fokus utama pemantauan pembelajaran adalah untuk
meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran.
c. Kepentingan
Pemantauan pembelajaran
sehingga
tercapai
kondisi
kegiatan
belajar
d. Dasar
1) Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2) Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
3) Permendiknas No. 15 tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan
Minimal
Pendidikan
Dasar
di
Kabupaten/Kota.
4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
5) Perturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
e. Unsur
Pemantauan pembelajaran yang dilaksanakan mencakupi unsurunsur sebagai berikut:
1) kinerja proses pembelajaran guru;
2) inovasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru;
3) pelaksanaan kompetensi personal (kepribadian) dan sosial
guru;
4) implementasi evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru;
35
f. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya pemantauan pembelajaran sekolah
adalah:
1) memantau konsistensi, dedikasi, inovasi dan akselerasi guru
dalam melaksanakan pembelajaran bermutu;
2) memberikan umpan balik (feed back) dalam pembaharuan
dan pengembangan proses pembelajaran (learning reform);
3) mendukung
tercapainya
komunikasi
dan
penyampaian
dan
menumbuhkan
sinergi
antara
Kepala
g. Sasaran
Sasaran pemantauan pembelajaran meliputi.
Aspek yang dipantau:
1)
a)
b)
c)
d)
2)
b)
h. Prinsip
Pelaksanaan supervisi pendidikan harus memenuhi kaidahkaidah prinsip.
1)
Praktis, yaitu:
a) dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi
sekolah;
b) berfungsi sebagai sumber informasi bagi staf sekolah
untuk mengembangkan proses pembelajaran;
36
3)
Realistis,
yaitu
didasarkan
atas
kenyataan
yang
sebenarnya.
4)
5)
6)
7)
8)
i. Tahapan.
1) Teknik Pelaksanaan.
Teknik pelaksanaan pemantauan pembelajaran yaitu:
a)
observasi; dan .
b)
wawancara.
2) Tahapan.
Pemantauan proses pembelajaran dilaksanakan dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut.
a) Persiapan, meliputi:
1)
sosialisasi
proses
pemantauan
dalam
satuan
penjelasan
teknis
pendidikan;
2)
penyiapan
instrumen
dan
37
dalam
pembelajaran
pelaksanaan
atau
hasil
pemantauan
pemantauan
proses
proses
pembelajaran.
d) Analisa, meliputi:
1) langkah-langkah
penyampaian
hasil
pemantauan
proses belajar;
2) program
pemantauan
proses
pembelajaran
selanjutnya.
j. Strategi
Strategi pelaksanaan pemantauan pembelajaran.
1) Jenjang
SD, meliputi:
a)
b)
c)
2) Jenjang
a)
SMP, meliputi:
b)
c)
(1
MGMP
Satuan
Pendidikan);
38
(Kepala
Sekolah
dan
atau
Pengawas).
2) Instrumen.
Instrumen supervisi meliputi blangko pemantauan yang
terlampir dalam petunjuk teknis ini.
3) Teknik Pemberian Skor dan Pengolahannya.
Terlampir pada masing-masing instrumen.
39
Semarang, .....................
Guru Pemantau ,
.................................
NIP ..........................
......................................
NIP.
Mengetahui :
Kepala Sekolah .
.
NIP. ..
40
2. Supervisi
a. Pengertian
Supervisi pembelajaran adalah bantuan profesional yang
diberikan oleh seorang atau tim supervisor (penyelia) kepada
seluruh staf sekolah untuk mengembangkan situasi belajar
yang lebih baik.
Supervisi pembelajaran terintegrasi nilai-nilai pembinaan
nasionalisme dan karakter bangsa adalah supervisi yang
dilakukan dalam rangka pengembangan kurikulum terintegrasi
pendidikan nasionalisme dan karakter bangsa.
b. Fokus Utama
Fokus utama supervisi adalah untuk
meningkatkan
2)
3)
Keputusan
Menteri
Pendidikan
Nasional
No.
5)
e. Unsur
Supervisi yang akan dilaksanakan mencakupi unsur-unsur
sebagai berikut:
41
Tujuan
Tujuan dilaksanakannya supervisi sekolah adalah:
1) membantu guru dalam mencari solusi permasalahan yang
timbul dalam proses kerjanya;
2) membantu terjadinya proses reformasi/pembaharuan dalam
proses pembelajaran (learning reform);
3) mendukung
tercapainya
komunikasi
dan
penyampaian
dan
menumbuhkan
sinergi
antara
Kepala
kelengkapan
administrasi
edukatif
(perangkat
a)
b)
c)
guru kelas.
42
h. Prinsip
Pelaksanaan supervisi pendidikan harus memenuhi prinsip.
1)
Praktis, yaitu:
a)
b)
2)
c)
d)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
i.
Tahapan
1) Teknik Pelaksanaan
Teknik pelaksanaan supervisi yaitu.
a) Observasi.
b) Wawancara.
c) Observasi dokumen.
d) Kunjungan Kelas.
e) Laporan tertulis (report).
43
2) Tahapan
Supervisi
dilaksanakan
dengan
tahapan-tahapan
sebagai berikut:
a)
persiapan, meliputi:
1)
2)
penyiapan
pelaksanaan
instrumen
supervisi
dan
serta
penjelasan
kebijakan
teknis
terbaru
c)
pelaksanaan, meliputi:
1)
pelaksanaan teknis;
2)
Hasil supervisi.
2) Tindak lanjut :
j.
Langkah-langkah pembinaan.
Strategi
Strategi pelaksanaan supervisi meliputi:
1) pengawasan;
2) pemantauan; dan
3) penilaian.
k. Pelaksana Supervisi
1) Pelaksana
Pelaksana supervisi adalah.
44
a)
Kepala
Sekolah,
melakukan
supervisi
kelas
dan
setiap semester.
Pengawas, melakukan satu kali supervisi setiap bulan
dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam, sesuai
dengan Permendiknas No. 15 tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal.
2) Instrumen.
Instrumen
supervisi
meliputi
blangko
supervisi
yang
45
46
B.
kegiatan
pembelajaran
evaluasi
adalah
berdasarkan
diketahuinya
indikator
yang
kualitas
telah
proses
ditetapkan
sebelumnya.
Evaluasi dilakukan minimal 1 kali dalam 1 semester dan
dapat dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas sekolah, komite
sekolah, atau dinas pendidikan terkait. Evaluasi dapat dilakukan
pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Evaluasi
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik seperti
diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman,
wawancara, dan dokumentasi.
Untuk dapat melaksanakan evaluasi, langkah-langkahnya adalah:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
tahap sebelumnya;
menyiapkan instrumen evaluasi;
melaksanakan evaluasi;
melakukan analisis;
membuat laporan hasil; dan
tindaklanjut.
yang
dapat
dipertimbangkan
untuk
dijadikan
contoh dalam evaluasi seperti pada format di bawah ini. Hasil dari
format tersebut menunjukkan predikat guru yang dievaluasi
dalam melaksanakan proses pembelajaran. Selanjutnya petugas
evaluasi
menarik
kesimpulan
berdasarkan
hasil
ahkhir
dan
47
48
49
50
C.
pemantauan,
pembelajaran
pendidikan
dilaporkan
terkait,
supervisi,
kepada
komite
dan
evaluasi
pengawas
sekolah,
dan
proses
sekolah,
dinas
pihak-pihak
yang
D.
Tindak Lanjut
Hasil evaluasi merupakan pemetaan kompetensi guru
dalam
melaksanakan
proses
pembelajaran.
Hasil
evaluasi
51
BAB V
PENUTUP
Pendidikan yang berkualitas adalah dambaan seluruh warga
negara
Indonesia.
pendidikan
yang
Guru
adalah
berkualitas.
penentu
Guru
yang
utama
keberhasilan
berkualitas
mampu
untuk
dapat
merencanakan
proses
pembelajaran,
52