Anda di halaman 1dari 6

Isolasi Metabolit Sekunder dari Kulit Batang Kembang Sepatu

(Hibiscus Rosasinensis))
Nohong), Hadijah Sabarwati)
Abstract
The isolation of the secondary metabolites from stem bark
(Hibiscus rosasinensis) had been carried out. The aim of research is to
isolate and identifiy the secondary metabolites from stem bark Kembang
Sepatu (Hibiscus rosasinensis).
The investigation concists of extraction with methanol, and dietil
ether respectively, and then separated by using Vacuum Liquid and Radial
Chromatography . The compound were determined by using Infra Red and
UV-Visible Spektrophotometry.
The results of analysis of Infra Red and UV-Visible
Spektrophotometry showed that islate I and II lead to a fhenolic compound
and its derivates.
Key word : secondary metabolites

Pendahuluan
Indonesia memiliki keragaman tumbuhan tropika terbesar ke dua di dunia
setelah Brazil (Fellow, 1992), menjadikan Indonesia memiliki potensi sebagai sumber
bahan buku obat-obatan yang penting. Tumbuh-tumbuhan dapat merekayasa berbagai
macam senyawa kimia yang dimilikinya sebagai mekanisme untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya terhadap kondisi lingkungan, baik faktor iklim maupun dari
herbivora, serangga, dan hama penyakit, oleh karena itu mempunyai bioaktivitas yang
menarik (Arbain D, 2004). Senyawa kimia yang dihasilkan merupakan metabolit
sekunder dan dapat dimanfaatkan oleh manusia antara lain sebagai sumber obat-obatan
(Ahmad, S.A, 1995).
Kembang sepatu merupakan salah satu jenis tanaman hias yang banyak tumbuh
di sekitar pekarangan rumah. Laporan mengenai kandungan kimianya masih kurang,
padahal tanaman ini sudah digunakan oleh masyarakat sebagai obat penurun panas,
obat kontrasepsi, obat gatal dan sebagainya (Aminah, N.S, 2004). Dari studi literatur
diperoleh informasi bahwa kandungan kimia dari genus Hibiscus adalah flavonoid,
itupun terkonsentrasi pada daunnya (Avianto, 2004). Sedang informasi mengenai
kandungan kimia pada bagian lain belum ada.
Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kandungan senyawa metabolit
sekunder dari kulit batang Kembang Sepatu melalui proses isolasi dan identifikasi
molekul secara spektrofotometri.

Hasil Penelitian Dosen Muda T.A. 2006


Jurusan Kimia FMIPA Unhalu

Metode Penelitian
Alat.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: plat KLT Si gel F254,
Rotary evaporator, Kromatografi Vakum Cair, Kromatografi Radial, Corong Buchner,
detektor lampu UV 254 nm, Spektrofotometer Infra merah dan UV-Visibel, serta alat
gelas laboratorium lainnya.
Bahan:
Bahan yang digunakan : Metanol tk, dietil eter, p.a., Kloroform p.a, n-Heksana
p.a, Etil asetat p.a, MgSO4 anhidrat, Kertas saring, Aseton p.a, CeSO4, Silika Gel F254.
Silika gel 200 - 300 mesh.
Prosedur Penelitian
a. Penyediaan sampel
Sampel tanaman Hibiscus rosasinensis dikumpulkan dan diidentifikasi di
laboratorium Biologi Unhalu, selanjutnya dibersihkan, dikeringkan, dan dibuat
serbuk halus.
b. Ekstraksi
Serbuk sampel ditimbang beratnya kemudian direndam dalam metanol, lalu
diekstraksi. Ekstrak yang diperoleh kemudian ditambahkan dietil eter untuk
menghilangkan tannin yang mungkin ada karena tannin dapat menyulitkan dalam
tahap pemurnian senyawa. Ekstrak metanol kemudian dipisahkan dan dikeringkan
menggunakan rotari evaporator hingga diperoleh ekstrak kering.
c. Pemurnian
Tahapan selanjutnya adalah pemisahan komponen-komponen senyawa
menggunakan berbagai teknik kromatografi. Ekstrak kering diinfregnasi dengan
silika gel 200-350 mesh kemudian difraksinasi menggunakan kromatografi kolom
vakum menggunakan eluen campuran n-heksan : etilasetat dengan kepolaran yang
makin meningkat sehingga diperoleh fraksi-fraksi. Keberadaan senyawa dideteksi
dengan kromatografi lapisan tipis berupa spot-spot pada platt KLT. Spot yang
mempunyai harga Rf (rate of flow) sama, dikumpulkan sehingga diperoleh fraksifraksi utama yang kemudian diuapkan pelarutnya. Tahap berikutnya adalah
pemisahan senyawa menggunakan kromatografi radial menggunakan campuran
eluen kloroform : metanol 8,5 : 1,5 (v/v). Setiap fraksi hasil pemisahan di periksa
dengan KLT untuk mengecek kemurnian senyawa. Dari proses ini diperoleh dua
fraksi yang memiliki noda tunggal diamati dibawah lampu UV 254 nm dan
pereaksi penampak noda CeSO4 Kedua fraksi ini diuapkan pelarutnya yang
kemudian disebut isolat I dan isolat II.
d. Identifikasi Struktur
Kristal hasil isolasi diukur spektrumnya menggunakan Spektrofotometer infra
merah dan UV-Visible.
Hasil dan Pembahasan
Satu kg serbuk kulit kembang dsepatu (Hibiscus rosasinensis) dimaserasi
menggunakan 5 L metanol teknis dalam wadah ember plastik. Setelah 24 jam,
campuran kemudian disaring menggunakan corong buchner dengan bantuan pompa
vakum. Filtrat yang diperoleh kemudian dikeringkan menggunakan rotari evaporator
hingga diperoleh ekstrak total kering sebanyak 90,9 gram. Eksrak keriing kemudian

dilarutkan lagi dalam 250 mL metanol kemudian ditambahkan 400 mL dietil eter.
Campuran dibiarkan selama 3 jam untuk mengendapkan tannin. Filtrat kemudian
dipisahkan dengan endapan. Hasil analisis KLT terhadap filtrat menggunakan eluen
kloroform : heksan : metanol (4,5 : 5 : 0,5 v/v) menunjukkan sedikitnya terdapat 7
noda. Filtrat kemudian dikeringkan menggunakan rotari evaporator. Ekstrak kemudian
diinfregnasi dengan Silika gel 200-350 mesh menggunakan pelarut aseton, lalu
dikeringkan lagi. Hasil infregnasi kemudian dimasukkan ke kromatografi kolom
vakum, kemudian dielusi menggunakan campuran eluen n-heksan : etilasetat dengan
kepolaran yang makin meningkat. Salah satu fraksi yang menunjukkan noda sederhana
(4 noda) setelah di KLT menggunakan eluen campuran kloform : metanol (8,5 : 1,5
v/v) kemudian diuapkan pelarutnya dan dimurnikan menggunakan kromatografi radial.
Hasil pemurnian diperoleh 2 senyawa tunggal dengan Rf berbeda. Senyawa-senyawa
tersebut kemudian diukur spektrumnya menggunakan Spektrofotometer infra merah
dan UV-Visible.
Spektrum infra merah dan UV-Visible senyawa isolat I disajikan pada gambar 1
dan 2 berikut:

Gambar 1. Spektrum Infra merah senyawa isolat I

Gambar 2. Spektrum UV-Visible senyawa isolat I

Hasil interpretasi spektrum inframerah senyawa mengandung gugus fungsi OH,


CH alifatik, C=C dan C-H aromatik, C-O-C eter , serapan pada 833 cm-1 merupakan
serapan khas C-H str aromatik tersubstitusi para (Noerdin (1985) dan (Silverstein, R.M
dkk., 1991). Adapun serapan gugus fungsi beserta panjang gelombang serapannya
disajikan pada tabel 1 berikut :
Tabel 1. Serapan gugus fungsi dalam senyawa isolat I
Bil. gelombang (cm-1)
3394
2927 2949
1611 1451
1015
833

Gugus fungsi
OH
C-H alifatis
C=C aromatik
C-O-C eter
C-H str aromatik

Dari data spektrum UV-Visible kemungkinan senyawa isolat I adalah suatu


senyawa fenolik tersubstitusi, hal ini ditunjukkan oleh adanya pergeseran batokromik
yang signifikan pada penambahan perekasi geser NaOH, hal ini dapat terjadi bila gugus
OH berkonjugasi dengan ikatan rangkap dua karbon-karbon, sehingga gugus OH yang
terikat pada inti aromatik mengalami resonansi lebih jauh akibatnya terjadi
penambahan serapan. Untuk lebih memastikan strukturnya masih perlu dilakukan
pemeriksaan massa dan geseran protonnya menggunakan Spktrometer massa dan
Spektrometer resonansi magnit int, serta sifat fisika lainnya.
Spektrum infra merah dan UV-Visible senyawa isolat II disajikan pada gambar
3 dan 4 berikut

Gambar 3. Spektrum Infra merah senyawa isolat II

Gambar 4. Spektrum UV-Visible senyawa isolat II


Hasil interpretasi spektrum infra merah senyawa isolat menunjukkan senyawa
mengandung gugus fungsi OH, C-H alifatis, -C=C dan C-H str aromatik. Serapan pada
832 cm-1 adalah serapan khas untuk aromatik tersubstitusi para (Noerdin, 1985)
(Silverstein, R.M dkk., 1991). Adapun serapan gugus fungsi beserta panjang
gelombang serapannya disajikan pada tabel 2 berikut :
Tabel 2. Serapan gugus fungsi dalam senyawa isolat II
Bil. gelombang (cm-1)
3394
2927 2949
1611 1451
832

Gugus fungsi
OH
C-H alifatis
C=C aromatik
C-H str aromatik

Dari hasil analisis spektrum inframerah dapat disimpulkan bahwa senyawa


isolat II mengandung gugus fungsi OH dan sistem aromatik. Data spektrum UV-visible
menunjukkan bahwa tidak ada ada pergeseran serapan pada penambahan pereaksi geser
NaOH, yang memberi petunjuk bahwa gugus hidroksi yang ada tidak berrkonjugasi
dengan suatu ikatan rangkap karbon-karbon, sehingga tidak mengalami resonansi lebih
jauh akibatnya tidak terjadi pergeseran serapan, tetapi hanya terjadi peningkatan
serapan maksimum. Simpulan sementara bahwa senyawa ini juga merupakan suatu
senyawa yang mengandung gugus aromatik dan hidroksi yang tidak berhubunngan
langsung dalam molekul. Untuk lebih memastikan struktur molekul kedua senyawa
masih perlu dilakukan pemeriksaan massa dan geseran protonnya menggunakan
Spktrometer Massa dan Spektrometer Resonansi Magnit Inti, serta sifat fisika lainnya.
Kesimpulan
Senyawa yang telah diisolasi adalah senyawa metabolit sekunder golongan
fenolik, dan suatu senyawa metabolit sekunder yang mengandung gugus aromatik dan
gugus hidroksi yang tidak berhubungan langsung.

Saran
Untuk memastikan struktur molekul senyawa isolat, perlu dilakukan analisis
spektrometri resonansi magnit inti untuk mengetahui hubungan, jumlah, letak setiap
atom dalam molekul, dan analisis spektrometri massa untuk mengetahui massa
senyawa.
Daftar Pustaka :
Achmad, S.A., Hakim, E.H., Juliawaty, L.D. Kusuma, S., Makmur, L., Syah, Y.M.,
(1995) Eksplorasi Kimia Tumbuhan Hutan Tropis Indonesia: Beberapa Data
Mikromolekuler Tumbuhan Lauraceae Sebagai Komplemen Etnobotani
Makalah Seminar Nasional Etnobotani II, Yogyakarta
Aminah, N.S.,(2004),Beberapa Senyawa Oligostilbenoid Dari Kulit Batang Shorea
Seminis, Bull. Of Indonesian Society Of Natural Product Chemistry 4(1).
Arbain, D., (2004) Review Dua Dekade Penelitian Kimia Tumbuhan Sumatera Bull.
Of Indonesian Society Of Natural Product Chemistry 4(1)
Avianto A., (2004) Kembang Sepatu Si Tukang Ganggu. http://www.ipteknet.com.
Fellows, (1992) The Lancet
Noerdin, D., (1985) Elusidasi Struktur Senyawa Organik dengan Cara Spektroskpi
Ultralembayung dan inframerah Angkasa Bandung
Silverstein, R.M., Bassler,G.C., Morrill., T.C., (1991), Spectrometric Identification of
Organic Compounds Fifth Edition John Wiley and Sons, Inc. New York

Anda mungkin juga menyukai