Anda di halaman 1dari 12

Kalor

Pengertian kalor
Adalah energi panas yang mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu
lebih rendah. Sebelum memahami kalor kita harus mengetahui energi panas. Energi panas adalah
energi total partikel-partikel penyusun zat. Pada suhu yang sama, zat yang massanya lebih besar
mempunyai energi panas yang lebih besar pula. Besi yang lebih besar memiliki massa yang lebih
besar. Besi ini memiliki energi panas yang lebih besar meskipun suhunya sama dengan suhu yang
dimiliki besi yang lebih kecil.
Pengertian Kalor
Secara alami kalor selalu mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi (panas) ke benda yang
bersuhu lebih rendah (dingin). Kita tidak mungkin berharap dingin apabila kita berdiri di dekat api.
Kalor diukur dalam satuan kalori. Satu kalori adalah jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu sebesar 1 C o dari 1 gram air. Akan dibutuhkan 500 kalori untuk memanaskan 500
gram air dari 20 oC menjadi 21 oC. Namun, satuan kalor dalam SI adalah joule. Satu kalorisama
dengan 4,184 joule, dan sering dibulatkan menjadi 4,2 joule.
Tubuhmu mengubah beberapa makanan yang kita makan menjadi energi panas. Energi panas yang
disediakan oleh makanan diukur dalam kalori (kilokalori). Satu kilokalori (kkal) makanan sama dengan
1000 kalori. Kita menggunakan kilo kalori untuk makanan karena kalori terlalu kecil untuk dipakai
mengukur energi pada makanan yang kita makan.
Kalor Jenis
Pada saat kita mencebur ke sungai atau danau di siang hari yang panas, apakah air terasa lebih
dingin? Meskipun banyak energi pancaran yang dipindahkan dari matahari ke air, suhu air itu masih
lebih dingin daripada suhu sekitarnya.
Jumlah energi panas yang diperlukan oleh 1 kg bahan untuk menaikkan suhunya sebesar 1 kelvin
disebut kalor jenis. Setiap bahan memiliki kalor jenis yang berbeda. Satuan kalor jenisadalah joule
per kilogram per kelvin [J/(kg.K)], atau dalam joule per kilogram per celsius derajat [J/(kg.C o)].
Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan bahwa perubahan suhu 1 kelvin sama dengan 1 celsius
derajat.
Tabel Kalor Jenis Beberapa Bahan

Dari tabel diatas terlihat bahwa kalor jenis air lebih tinggi dibandingkan dengan kalor jenis beberapa
bahan lainnya. Air, alkohol, dan bahan-bahan lain yang memiliki kalor jenis tinggi dapat menyerap
banyak energi panas dengan sedikit perubahan suhu. Kalor jenis dari suatu bahan bergantung pada
susunan kimia dari bahan itu.
Penghitungan Kalor
Perubahan energi panas (kalor yang diterima atau kalor yang diberikan) suatu benda tidak dapat
diukur secara langsung, namun dapat dihitung. Kalor jenis dapat dipakai untuk penghitungan
kalor tersebut. Misalnya, kita meletakkan benda yang panas di kalorimeter seperti gambar dibawah.
Dengan mengukur kenaikan suhu air dalam kalorimeter kita dapat menghitung kalor yang diterima air.

Sekarang anggap saja kita mengambil 32 g sendok perak dari sebuah panci yang berisi air dengan
suhu 60 oC dan biarkan dingin hingga mencapai suhu kamar, yaitu sekitar 27 oC. Kita memiliki cukup
informasi untuk menemukan kalor yang dikeluarkan oleh sendok dengan menggunakan persamaan di
bawah ini.
Q = m C T
Dimana :
Q = perubahan energi panas
m = massa
C = kalor jenis
T = perubahan suhu
Simbol (delta) berarti perubahan, jadi adalah perubahan suhu. Perubahan yang ditunjukkan
oleh Q, merupakan simbol perubahan energi panas (benda menerima kalor atau melepas kalor).
T = T akhir T awal
Apabila positif, Q juga positif; ini berarti bahwa benda mengalami kenaikan suhu dan
mendapat energi panas (menerima kalor). Apabila DT negatif, Q juga negatif; benda kehilangan
energi panas (melepas kalor) dan mengalami penurunan suhu.

Pengaruh Kalor Terhadap Suatu Zat


Adanya pengertian, bahwa kalor bukanlah aliran fluida, melainkan merupakan suatu bentuk
energi, yang dapat diperoleh dari perubahan energi mekanik, maka akan kita perhatikan apakah
kalor tersebut akan mempengaruhi suatu benda atau temperatur dari suatu benda atau zat.

Apabila suatu benda diberikan kalor, maka pada zat tersebut dapat terjadi perubahan seperti :
a. terjadi pemuaian
b. terjadi perubahan wujud
c. terjadi kenaikan suhu
Ternyata kalor dapat menyebabkan benda berubah wujud atau menyebabkan benda mengalami
perubahan suhu. Adanya pengaruh kalor terhadap perubahan wujud atau suhu, diteliti lebih
lanjut oleh Joseph Black. Beberapa hal yang dikemukakan oleh Joseph Black berkaitan dengan
perubahan suhu benda, ternyata dapat digunakan untuk menentukan besar kalor yang diserap
oleh suatu zat.

Pemuaian
Pemberian kalor pada sustu zat selain dapat menaikkan atau menurunkan suhu zat, dapat juga
merubah wujud suatu zat, atau menyebabkan benda mengalami pemuaian. Umumnya semua
zat akan memuai jika ia mengalami kenaikan suhu, kecuali beberapa zat yang mengalami
penyusutan saat terjadi kenaikan suhu, pada suatu interval suhu tertentu. Kejadian penyusutan
wujud zat saat benda mengalami kenaikan suhu disebut anomali, seperti terjadi pada air. Air saat
dipanaskan dari suhu 0 C menjadi 4 C justru volumenya mengecil, dan baru setelah suhunya
lebih besar dari 4 C volumenya membesar.

Anomali Air
Hal tersebut diatas tidak berlaku sepenuhnya pada air, pada air terjadi perkecualian. Misalnya
volume air akan berkurang bila suhunya dinaikkan dari 0 C, peristiwa ini disebut
dengan anomali air. Peristiwa anomali air dapat diterangkan dengan meninjau bangun kristal es.
Dari pengamatan kristal es disimpulkan bahwa kedudukan molekul-molekul H 2O teratur seperti
bangun kristal es, yang penuh dengan rongga-rongga. Sedangkan molekul H 2O dalam bentuk
cair (air) lebih rapat dibandingkan dalam bentuk es, oleh karena itu es terapung dalam air. Bila
air mulai 4 C didinginkan molekul air mulai mengadakan persiapan untuk membentuk bangun

berongga tersebut. C. Volume air terkecil pada suhu 4 C, dan pada 0 C terjadi loncatan
volume dari air 0 C sampai es 0 C, dimana pada suhu 0 C volume es > volume air
Pada umumnya zat akan memuai menurut aturan sebagai berikut.
1) Pemuaian Panjang (Linier)
Suatu batang panjang mula-mula l o dipanaskan hingga bertambah panjang l, bila perubahan
suhunya t maka,
= 1/lo . t/l
l = lo . t
= koefisien muai panjang suatu zat ( per C )
Sehingga panjang batang suatu logam yang suhunya dinaikkan sebesar t akan menjadi
lt = lo + l
lt = lo ( l + . t )
Tabel Beberapa koefisien Muai Panjang Benda

Benda
Besi
Tembaga
Kaca
Kuningan

a (K-1)
1,2x10-5
1,7x10-5
8,5x10-6
1,8x10-5

Soal
Suatu batang logam yang terbuat dari aluminium panjangnya 2 m pada suhu 30 C. Bila
koefisien muai panjang aluminium 25 x 10 6 /C.Berapakah pertambahan panjang batang
aluminium tersebut bila suhunya dinaikkan menjadi 50 C.

Jawab :
l = lo . . t
= 2 . ( 25 x 10 -6 ) . (50 30 )
= 10 -3 m
l = 0,1 cm

Soal
Jika besi sepanjang 20 m dengan koefisien muai panjang 1,2. 10 -5 /K dipanaskan dari suhu 00C
hingga 1000C, maka tentukan pertambahan panjangnya !

Jawab :
l = lo .a. t
l = 20 . 1,2.10-5. (100 0)
l =2,4.10-3 m
Catatan :

Perubahan suhu dalam satuan derajat Celcius senilai dengan perubahan suhu pada Kelvin.
Namun perlu diingat bahwa suhu derajat Celcius tidak senilai dengan Kelvin.

2) Pemuaian Bidang ( Luas )


Suatu bidang luasnya mula-mula Ao , terjadi kenaikkan suhu sebesar t sehingga bidang
bertambah luas sebesar A, maka dapat dituliskan :
= 1/Ao. A / t
A = Ao t
= Koefisien muai luas suatu zat ( per C ) dimana = 2
Sehingga luas bidang yang suhunya dinaikkan sebesar t akan menjadi
At = Ao + A
At = Ao ( 1 + t )

Soal
Plat besi luasnya 4 m2 pada 20 C. Bila suhunya dinaikkan menjadi 100 C maka berapa luasnya
sekarang ?

Jawab:
= 11 x 10-6/ C
= 22 x10-6/ C
At = Ao (1 + . t )
= 4 .[1 + 22 . 10-6 . (100 - 20 ) ]
= 4 [ 1 + 1760 . 10-6 ]
= 4 [ 1 + 0,00176 ]
= 4,00704 m2

Soal
Kaca seluas 2 m2 , dengan koefisien muai panjang 8,5.10 -6 K, mengalami pemanasan dari suhu
20 C hingga 120 C. Tentukan luas akhir dari kaca !

Jawab :
At =Ao (1+ b.t)
At =2 (1+ 2 x 8,5.10-6.(120 20 )
At =2,66 m2

3) Pemuaian Ruang ( volume )


Volume mula-mula suatu benda Vo , kemudian dipanaskan sehingga suhunya naik sebesar t,
dan volumenya bertambah sebesar V ini dapat ditunjukkan dalam rumus :
= 1/Vo. V/t
V = . Vo . t

= koefisien muai ruang suatu zat ( per C )


=3
sehingga persamaan volumenya menjadi
Vt = Vo + t
Vt = Vo ( 1 + . t )

Soal
Sebuah balok kuningan mempunyai panjang 5 m, tinggi 2 m, dan lebar 1 m pada suhu 20 C.
Jika kalor jenis kuningan 1,8 . 10-5 /K, tentukan volume kuningan pada suhu 120 C !

Jawab :
Vt =Vo (1+ g.t)
Vt =(5 x 2 x 1) (1+3.x1,8.10-5.(120 20 )
Vt =10,054 m3

a) Pemuaian Volume zat Cair


Zat cair yang hanya mempunyai koefisien muai volume ( ). Bila volume mula-mula suatu zat
cair V0kemudian zat cair itu dipanaskan sehingga suhunya naik sebesar t dan volumenya
bertambah besar V, maka dapat ditulis sebagai berikut
Vt = . Vo . t
dan volumenya sekarang menjadi
Vt = Vo + V
Vt = Vo ( 1 + t )
Hal ini tidak berlaku bagi air dibawah 4 C, ingat anomali air.

b) Pemuaian Volume Gas


Khusus untuk gas, pemuaian volume dapat menggunakan persamaan seperti pemuaian zat cair,
Vt = Vo ( 1 + t )
Perubahan volume gas tidak hanya menggunakan persamaan tersebut di atas, namun ada
besaran-besaran lain yang perlu diperhatikan seperti tekanan dan temperatur. Persamaan yang
berlaku dalam pemuaian gas dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut.
Pada saat tekanan konstan, berlaku hukum Gay Lussac :

Pada saat temperatur konstan, berlaku hukum Boyle :


P1.V1 = P2.V2
Pada saat volume konstan, berlaku hukum Charles :

Pada saat kondisi ideal dengan mol konstan, berlaku hukum Boyle-Gay Lussac :

dengan keterangan,
V = volume (liter atau m3)
T = temperature (K)
P = tekanan (N/m2 atau atm atau Pa)

Soal
Suatu gas mula-mula volumenya V, berapa besarkah suhu harus dinaikkan supaya volumenya
menjadi 2 kali volume mula-mula, dengan tekanan tetap.

Jawab
Diketahui :
Vo = V dan Vt = 2V
Ditanya : Dt ....?
Vt = Vo ( 1 + 1/ 273 t )
2V = V ( 1+ 1/ 273 t )
2 = ( 1 + 1/ 273 t )
1 = 1/ 273 t
t = 273 C
Jadi suhu gas tersebut harus dinaikkan sebesar 273 C

Perubahan Wujud
Ketika sejumlah kalor diterima atau dilepas oleh suatu zat, maka ada dua kemungkinan yang
terjadi pada suatu benda, yaitu benda akan mengalami perubahan suhu, atau mengalami
perubahan wujud. Kenaikan suhu suatu benda dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan yang mengkaitkan dengan kalor jenis atau kapasitas kalor. Sedangkan pada saat
benda mengalami perubahan wujud, maka tidak terjadi perubahan suhu, namun semua kalor
saat itu digunakan untuk merubah wujud zat, yang dapat ditentukan dengan persamaan yang
mengandung unsur kalor laten. Besar kalor laten yang digunakan untuk mengubah wujud suatu
zat dirumuskan :
Q = m.L
Dengan keterangan,
Q : kalor yang diterima atau dilepas (Joule atau kal)
m : massa benda (kg atau gram)
L : kalor laten (J/kg atau kal/gr)

Tabel kalor lebur dan kalor didih beberapa zat

Nama Zat
Air (es)
Raksa
Alkohol
Hidrogen

Titik lebur
(C)
0
-39
-115
-2599

Kalor lebur
(J/kg)
3,34.105
1,18.104
1,04.104
5,58.104

Titik didih
100
356,6
78,3
-252

Kalor didih
(J/kg)
2,26.105
2,94.105
8,57.106
3,8.105

Adanya kalor laten berupa kalor lebur dan kalor didih sangat sering dijumpai dalam kehidupan,
seperti meleburnya es cream pada suhu normal, atau mendidihnya air sebelum dikonsumsi
untuk kehidupan sehari-hari. Perubahan wujud ini dapat dijelaskan dengan teori kinetik, yang
menyatakan bahwa saat mencapai titik lebur atau titik didih, kecepatan getar zat akan bernilai
maksimum, sehingga kalor yang diterima tidak digunakan untuk menambah kecepatan, namun
digunakan untuk melawan gaya ikat antar molekul zat. Sehingga saat molekul-molekul itu dapat
melepaskan ikatannya, maka zat akan berubah wujud melebur atau mendidih.

Soal
Tentukan kalor yang diperlukan untuk meleburkan 10 kg es pada suhu 0 C. jika kalor lebur es
3,35. 105 J/kg !

Jawab
Q=m.L
Q = 10 kg . 3,35. 10 5 J/kg
Q = 3,35. 106 J

Soal
Berapakah banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah 2 gram es pada suhu 0 C
menjadi uap air pada suhu 100 C ? (c air = 4.200 J/kg K, L es = 336 J/ g, L uap = 2.260 J/g)

Jawab
Diketahui
m es = 0 C
t air = 0 C
tdidih = 100 C
c air = 4.200 J/kg K
L es = 336 J/ Gajahmungkur
L uap = 2.260 J/g
Ditanya : Q total..?
Jawab :
Q1 = m es x L es
= (2) x (336)
= 672 Joule
Q2 = m es x c air x t

= (2 x 10-3)(4.200)(100)
= 840 Joule
Q3 = mes x L uap
= (2) (2.260)
= 4.520 Joule
Jadi
Q total = Q1 + Q2 + Q3
= 672 + 840 + 4.520
= 6.032 Joule

Asas Black
Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph Black.
Asas ini menjabarkan:

Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas
memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama

Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda
panas

Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap bila
dipanaskan

Bunyi Asas Black adalah sebagai berikut:


"Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama
dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah"

Rumus Asas Black


Secara umum rumus Asas Black adalah

Qlepas = Qterima
Keterangan:
Qlepas adalah jumlah kalor yang dilepas oleh zat
Qterima adalah jumlah kalor yang diterima oleh zat

dan rumus berikut adalah penjabaran dari rumus diatas :

(M1 X C1) (T1-Ta) = (M2 X C2) (Ta-T2)


Cara cepat/mudah
(M1 X T1 + M2 X T2) / (M1 + M2)
Keterangan :
M1 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
C1 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
T1 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
Ta = Temperatur akhir pencampuran kedua benda
M2 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
C2 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
T2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah

Catatan : Pada pencampuran antara dua zat, sesungguhnya terdapat kalor yang hilang ke
lingkungan sekitar. Misalnya, wadah pencampuran akan menyerap kalor sebesar hasil kali
antara massa, kalor jenis dan kenaikan suhu wadah dan rumus cepat di atas hanya berlaku
untuk dua jenis zat cair yang sejenis (air dengan air) dan wadahnya dianggap tidak ikut
menyerap.

Perpindahan Kalor
1. Konduksi
Proses perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa diikuti perpindahan bagian-bagian zat itu disebut konduksi
atau hantaran. Misalnya, salah satu ujung batang besi kita panaskan. Akibatnya, ujung besi yang lain akan
terasa panas.
Coba perhatikan gambar berikut:

Pada batang besi yang dipanaskan, kalor berpindah dari bagian yang panas ke bagian yang dingin. Jadi, syarat
terjadinya konduksi kalor pada suatu zat adalah adanya perbedaan suhu. Berdasarkan kemampuan
menghantarkan kalor, zat dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor

adalah zat yang mudah menghantarkan kalor (penghantar yang baik). Isolator adalah zat yang sulit
menghantarkan kalor (penghantar yang buruk).
2. Konveksi
Proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan bagian-bagian yang dilaluinya
disebut konveksi atau aliran. Konveksi dapat terjadi pada zat cair dan gas.
a. Konveksi pada Zat Cair
Syarat terjadinya konveksi padaz at cair adalah adanya pemanasan. Hal ini disebabkan partikel-partikel zat cair
ikut berpindah tempat.
b. Konveksi pada Gas
Konveksi terjadi pula pada gas, misalnya udara. Seperti halnya pada air, rambatan (aliran) kalor dalam gas
(udara) terjadi dengan cara konveksi. Beberapa peristiwa yang terjadi akibat adanya konveksi udara adalah
sebagai berikut.
1) Adanya angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari. Pada siang hari, daratan lebih cepat menjadi panas
daripada lautan sehingga udara di daratan naik dan digantikan oleh udara dari lautan.
2). Adanya angin darat, Angin darat terjadi pada malam hari. Pada malam hari, daratan lebih cepat menjadi
dingin daripada lautan. Dengan demikian, udara di atas lautan naik dan digantikan oleh udara dari daratan.

3) Adanya sirkulasi udara pada ruang kamar di rurnah


4) Adanya cerobong asap pabrik.
3. Radiasi
Proses perpindahan kalor tanpa zat perantara disebut radiasi atau pancaran. Kalor diradiasikan dalam bentuk
gelombang elektromagnetik, gelombang radio, atau gelombang cahaya. Misalnya, radiasi panas dari api
Apabila kita berdiam di dekat api unggun, kita merasa hangat. Kemudian, jika kita memasang selembar tirai di
antara api dan kita, radiasi kalor akan lerhalang oleh tirai itu. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa:
Kalor dari api unggun atau matahari dapat dihalangi oleh tabir sehingga kalor tidak dapat merambat. Ada
beberapa benda yang dapat menyerap radiasi kalor atau menghalanginya. Alat yang digunakan untuk
mengetahui atau menyelidiki adanya radiasi disebut termoskop, seperti yang tampak pada gambar berikut:

Dari hasil penyelidikan dengan menggunakan termoskop, kita dapat mengetahui bahwa:
1) Permukaan yang hitam dan kusam adalah penyerap atau permancar radiasi kalor yang baik.
2) Permukaan yang putih dan mengkilap adalah penyerap atau pemancar radiasi yang buiruk.
4. Mencegah Perpindahan Energi Kalor
Energi kalor dapat dicegah untuk berpindah dengan mengisolasi ruang tersebut. Misalnya, pada penerapan
beberapa peralatan rumah tangga, seperti termos dan setrika listrik.
a. Termos

Mengapa permukaan di dalam botol termos mengilap? Dindinnya berlapis dua ruang di antara kedua dinding
itu dihampakan. Dengm demikian, zat cair yang ada di dalamnya tetap panas untuk waktu yang relatif lama.
Termos dapat mencegah perpindahan kalor, baik secara konduksi, konveksi, maupun radiasi.
b. Setrika Listrik

Mengapa pakaian yang disetrika menjadi halus atau tidak kusut? Di dalam setrika listrik terdapat lamen dari
bahan nikelin yang berbentuk kumparan. Kurnparan nikelin ini ditempatkan pada dudukan besi. Ketika listrik
mengalir, lamen setrika listrik menjadi panas. Panas ini dikonduksikan pada dudukan besi dan akhirnya
dikonduksikan pada pakaian yang disetrika. Dengan demikian, setrika mengkonduksi kalor pada pakaian yang
disetrika.

Anda mungkin juga menyukai