Anda di halaman 1dari 27

UNDANG-UNDANG NO.

5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN


PUBLIK DAN DAMPAKNYA TERHADAP MINAT MAHASISWA
MENJADI AKUNTAN PUBLIK
SUTIKPO
RATNAWATI KURNIA
Universitas Multimedia Nusantara
Abstract
The purpose of this research is to examine the effect of requirements, obligations
and sanctions of Public Accountant according to Undang-Undang number 5 year
2011 about the regulation of Public Accountant in Indonesia towards the interest
of Accounting students to become Public Accountant. The objects of this study are
Accounting Students majoring in Auditing from several University such as
Multimedia Nusantara University, Bina Nusantara University, Prasetya Mulya
Business School, and Pelita Harapan University. The data used in this study are
primary data by using questionnaires that distributed directly. The testing method
used in this research is multiple regression analysis
The results of this study are (1) sanctions of Public Accountant has a positive
significant effect towards the interest of Accounting students to become a Public
Accountant (2) both requirements and obligations of Public Accountant have an
insignificant effect to the interest of Accounting students to become a public
Accountant (3) requirements, obligations and sanctions of Public Accountant
simultaneously have a significant effect towards the interest of Accounting students
to become a Public Accountant.
Keywords: requirements, obligations, sanction UU No. 5 year 2011 about Public
Accountant, interest of Accounting students to become Public
Accountant

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah persyaratan, kewajiban,
dan sanksi Akuntan Publik mengacu pada Undang-Undang nomor 5 Tahun 2011
Tentang Akuntan Publik memiliki pengaruh terhadap minat mahasiswa Akuntansi
untuk menjadi Akuntan Publik, baik secara parsial maupun secara simultan.
Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear.
Objek dari penelitian ini adalah mahasiswa Akuntansi konsentrasi Auditing
(Pemeriksaan Akuntansi). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Mahasiswa Akuntansi konsentrasi Auditing di Universitas Multimedia Nusantara,
Universitas Bina Nusantara, Prasetya Mulya Business School, dan Universitas
Pelita Harapan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
dengan menebarkan kuesioner.
Hasil dari penelitian ini adalah (1) sanksi Akuntan Publik memiliki pengaruh
positif terhadap minat mahasiswa Akutansi untuk menjadi Akuntan Publik(2)
persyaratan, dan kewajiban Akuntan Publik secara parsial tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap minat mahasiswa Akuntansi untuk menjadi Akuntan
Publik (3) Persyataran, kewajiban, dan sanksi Akuntan Publik secara simultan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa Akuntansi untuk
menjadi Akuntan Publik.
Kata kunci:

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

Akuntan Publik, UU No. 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik,


syarat, kewajiban, sanksi, minat mahasiswa Akuntansi

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

1. Pendahuluan
Data dari Pusat Pembinaan Akuntan Publik dan Jasa Penilai (PPAJP) Kementerian
Keuangan (Kemenkeu) RI per 21 Juni 2012 memperlihatkan jumlah Akuntan Publik di
Indonesia sebanyak 1.007 orang dan 55% berdomisili di Jabodetabek. Padahal,
penduduk Indonesia berjumlah hampir 250 juta orang. Dibandingkan negara Asean
lainnya Singapura yang memiliki 15.120 Akuntan Publik dari total penduduk sekitar 5
juta dan Thailand yang memiliki 6.000 Akuntan Publik dari total penduduk 66 juta
orang. Menuju AFTA (Asean Free Trade Area)tahun 2015, dibutuhkan solusi dalam
meningkatkan jumlah Akuntan Publik.
Profesi Akuntan Publik memiliki peranan besar dalam mendukung perekonomian
nasional yang sehat dan efisien serta meningkatkan transparansi dan mutu informasi
dalam bidang keuangan. Peran Akuntan Publik terutama untuk meningkatkan kualitas
dan kredibilitas informasi keuangan atau laporan keuangan suatu entitas. Tanggung
jawab seorang Akuntan Publik terletak pada opini atau pendapat yang diberikan
terhadap

kewajaran

laporan

keuangan

entitas

yang

akan

digunakan

oleh

masyarakat.Dalam era globalisasi, jasa Akuntan Publik sangat dibutuhkan dalam


pengambilan keputusan ekonomi yang akan berpengaruh secara luas. Akuntan Publik
dituntut untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dalam
pelaksanaan tugasnya.
Untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dan profesi
Akuntan Publik, maka diperlukan adanya Undang-Undang khusus yang mengatur
tentang profesi Akuntan Publik. Beberapa Undang-undang yang menyebutkan
mengenai keberadaan akuntan publik. antara lain, UU No. 34 tahun 1954 tentang
Pemakaian Gelar Akuntan, UU No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun, UU No. 10
tahun 1998 tentang Perbankan, UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dan
UU No. 2 tahun 2011 tentang Partai Politik. Namun, Perundang-Undangan tersebut
hanya mengatur sebagiandan hal-hal mendasar mengenai profesi Akuntan Publik dari
profesi akuntan dan kurang relevan untuk kondisi perekonomian dewasa ini.
Diantaranya denda kurungan atau denda setinggi-tingginya sepuluh ribu Rupiah Oleh
karena itu, diperlukan undang-undang yang mengatur profesi Akuntan Publik secara
signifikan.
Tanggal 5 April 2011 merupakan hari yang bersejarah bagi dunia akuntansi di Indonesia.
Setelah melewati diskusi dan proses yang panjang, akhirnya RUU tentang Akuntan
Publik disahkan menjadi UU No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik pada rapat

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

paripurna DPR di Jakarta. Undang-Undang yang disahkan pada tanggal 3 Mei 2011 ini
berisi 62 pasal yang diharapkan dapat memberikan landasan hukum yang lebih kuat dan
jelas bagi profesi Akuntan Publik. Latar belakang UU No. 5 tahun 2011 antara lain yaitu
adanya tuntutan masyarakat terhadap integritas dan profesionalisme Akuntan Publik
serta untuk melindungi kepentingan Akuntan Publik sesuai dengan standar dan kode
etik profesi. Zarni (2014) selaku direktur eksekutif IAI menyatakan bahwa dalam
menghadapi AFTA 2015 akuntan sebagai profesional harus senantiasa memutakhirkan
ilmu dan keahlian mereka. Maka pada ulang tahun IAI 2013 meluncurkan gelar
'Chartered Accountant' kepada anggota IAI. Pemegang gelar ini wajib mengikuti
kegiatan Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) dan memiliki keuntungan untuk
dapat bekerja di negara-negara Asean seperti Singapura, Malaysia, Filipina dan lainnya.
Undang-undang ini ternyata juga mengundang polemik bagi orang-orang dalam
dunia akuntansi. Wahyuni (www.ppajp.depkeu.go.id) selaku Kepala Sub Bidang
Pemeriksaan Usaha dan Akuntan Publik PPAJP Kementerian Keuangan RI berkata
bahwa struktur usia Akuntan Publik sekarang yang lebih dari 50 tahun sebanyak 64
persen, sehingga kemungkinan terjadi penurunan jumlah Akuntan Publik secara
signifikan dalam 5 atau 10 tahun ke depan. Hal inilah yang mendasari pemerintah untuk
tidak membatasi setiap orang yang ingin mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi.
Lulusan dari non akuntansi boleh mengikuti pendidikan tersebut. Sebagian pihak setuju
karena undang-undang ini akan membantu meningkatkan jumlah Akuntan Publik di
Indonesia karena pintu terbuka lebar bagi sarjana non akuntansi untuk menjadi Akuntan
Publik asalkan mereka lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) dan juga karena
terdapat aturan yang melindungi profesi Akuntan Publik secara mendasar. Sebagian
pihak tidak setuju karena undang-undang ini merisaukan sarjana akuntansi yang telah
menekuni bidang akuntansi selama kurang lebih 4 tahun. Hal ini berarti untuk menjadi
Akuntan Publik tidak harus berasal dari sarjana akuntansi. Sarjana akuntansi harus
bersaing dengan sarjana non akuntansi. Hal yang menjadi pertanyaan adalah apakah
kualitas Akuntan Publik yang berasal dari sarjana akuntansi dan non akuntansi akan
sama serta apakah undang-undang seperti ini mempengaruhi minat mahasiswa
Akuntansi untuk menjadi Akuntan Publik.
Undang-Undang No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik disahkan pada tanggal 3
Mei 2011 dan efektif berlaku umum di Negara Kesatuan Republik Indonesia mulai pada
tahun 2012. Persyaratan

menjadi Akuntan Publik sebagaimana dijelaskan dalam

Undang- Undang nomor 5(lima) tahun 2011 tentang Akuntan Publik pasal 6 adalah

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

memiliki sertifikat tanda lulus ujian Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) yang sah,
berpengalaman, berdomisili dalam wilayah NKRI, memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP), tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin Akuntan
Publik, tidak pernah dipidana, menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik dan
tidak berada dalam pengampunan. Persyaratan menjadi Akuntan Publik akan
berdampak positif terhadap minat mahasiswa akuntansi karena sebelum adanya
Undang-Undang no 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik minat mahasiswa mengikuti
pendidikan profesi akuntansi sudah sedikit, sehingga diperkirakan dengan adanya
Undang-Undang nomor 5 tentang Akuntan Publik dapat meningkatkan minat
mahasiswa akuntansi untuk menjadi Akuntan Publik karena terdapat regulasi yang jelas
untuk dipenuhi oleh mahasiswa yang berminat untuk menjadi Akuntan Publik.
Kewajiban menjadi Akuntan Publik sebagaimana dijelaskan dalam UndangUndang nomor 5 (lima) tahun 2011 tentang Akuntan Publik pasal 25 adalah Menjadi
anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik, Berdomisili di NKRI dan berdomisili di
KAP-nya, menjadi rekan KAP dalam jangka waktu 180 hari sejak izin Akuntan Publik
diterbitkan, melaporkan secara tertulis kepada Menteri dalam jangka waktu 30 hari
setelah menjadi Rekan pada KAP, Menjaga kompetensi melalui pelatihan profesi
berkelanjutan, berprilaku baik, jujur, bertanggung jawab, dan mempunyai integritas
tinggi. Kewajiban akan berdampak positif terhadap peningkatan minat mahasiswa
akuntansi karena berisi tentang kewajiban dan tuntutan yang harus dijalani untuk
menjadi seorang Akuntan Publik agar tetap memiliki profesionalisme dan integritas.
Sanksi administratif

menjadi Akuntan Publik sebagaimana dijelaskan dalam

Undang- Undang nomor 5 (lima) tahun 2011 tentang Akuntan Publik pasal 53 yaitu
berupa rekomendasi melaksanakan kewajiban tertentu, peringatan tertulis, pembatasan
pemberian jasa kepada suatu jenis entitas, pembekuan izin, pencabutan izin dan/atau
denda. Dan sanksi atas tindakan selanjutan dijelaskan dipasal 53 sampai dengan pasal
58. Sanksi admistratif akan berdampak positif terhadap minat mahasiswa akuntansi
karena secara manusiawi manusia berusaha menghindari kewajiban dan sanksi atas
perbuatannya sehingga dalam sanksi ini dijelaskan setiap perbuatan dan sanksi yang
akan diterima bila tidak menjunjung Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan
profesionalisme. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah persyaratan,
kewajiban dan sanksi Akuntan Publik berdampak terhadap minat mahasiswa Akuntansi
untuk menjadi Akuntan Publik baik secara partial maupun simultan.

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

2. Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis


2.1. Akuntan Publik
Menurut UU No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik Akuntan Publik adalah
seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
Menurut Peraturan Menteri Keuangan nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan
Publik:
Akuntan adalah seseorang yang berhak menyandang gelar atau sebutan akuntan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntan Publik adalah akuntan
yang telah memperoleh izin dari Menteri untuk memberikan jasa.. Menurut Standar
Profesional Akuntan Publik (2011:2) Akuntan Publik yang profesional adalah akuntan
publik yang menjunjung tinggi integritas, objektivitas dan independensi. Independensi
artinya menjalankan tugas Kantor Akuntan Publik harus selalu mempertahankan sikap
mental independen didalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam
SPAP yang dikeluarkan oleh IAI.
Agoes (2012:14) menyatakan bahwa untuk

memperoleh izin praktik sebagai

Akuntan Publik, seorang akuntan harus memenuhi beberapa syarat yang ditentukan
Departemen Keuangan, antara lain : berpengalaman di KAP minimal 3 tahun setara
4000 jam, mempunyai beberapa orang staf, mempunyai kantor yang cukup
representatif dan lain-lain. Mulai awal tahun 1998, untuk memperoleh izin praktik,
terlebih dahulu harus lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), yang
diselenggarakan atas kerjasama IAI dan Departemen Keuangan. Saat ini USAP sudah
diganti dengan ujian CPA yang boleh diikuti oleh mereka yang sudah bergelar akuntan.
Tiga persyaratan dasar yang harus dipenuhi dalam rangka menjadi Akuntan Publik,
yaitu: persyaratan pendidikan, persyaratan mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik,
dan persyaratan pengalaman. Persyaratan pendidikan maksudnya adalah seseorang
wajib mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) untuk menjadi Akuntan
Beregister Negara dan mengikuti USAP. Ujian Sertifikasi Akuntan Publik memiliki
empat bagian, yaitu mengenai auditing dan atestasi, akuntansi keuangan dan pelaporan,
regulasi, serta lingkungan bisnis dan konsepnya.
PSA No.01 Seksi 150 (IAPI:2011) menyatakan Standar Jasa Akuntansi dan
Review dan Standar Jasa Konsultasi. Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan
rerangka untuk fungsi non-atestasi bagi jasa Akuntan Publik yang mencakup jasa
akuntansi dan review. Sifat pekerjaan non-atestasi tidak menyatakan pendapat, hal ini

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

sangat berbeda dengan tujuan audit atas laporan keuangan yang dilaksanakan sesuai
dengan standar auditing. Tujuan audit adalah untuk memberikan dasar memadai untuk
menyatakan suatu pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, sedangkan
dalam pekerjaan non-astestasi tidak dapat dijadikan dasar untuk menyatakan pendapat
akuntan. Jasa Akuntansi yang dimaksud adalah : Kompilasi laporan keuangan, Review
atas laporan keuangan dan Laporan keuangan komparatif . Sedangkan Standar Jasa
Konsultansi merupakan paduan bagi praktisi (Akuntan Publik) yang memberikan jasa
konsultasi bagi kliennya melalui Kantor Akuntan Publik. Dalam jasa konsultansi, para
praktisi menyajikan temuan, kesimpulan dan rekomendasi. Sifat dan lingkup pekerjaan
jasa konsultansi ditentukan oleh perjanjian antara praktisi dengan kliennya. Jasa
konsultansi dilakukan untuk kepentingan klien. Jasa Konsultasi yang dimaksud adalah :
Konsultasi (consultation), Jasa pemberian saran profesional (advisory services), Jasa
Implementasi, Jasa Transaksi, Jasa Penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya serta
Jasa Produk.
Dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai profesional, Akuntan publik wajib
memiliki Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai suatu wadah. Diatur oleh Keputusan
Menteri Keuangan nomor 470/KMK.017/1999; pasal 9 yang menyatakan :
1. Untuk menjalankan pekerjaan Akuntan Publik wajib mempunyai Kantor Akuntan
Publik (KAP).
2. Apabila dalam waktu paling lambat satu (1) tahun setelah izin sebagai Akuntan
Publik diterbitkan ternyata Akuntan Publik tidak mengindahkan ketentuan untuk
memiliki Kantor Akuntan Publik (KAP) maka Izin Akuntan Publiknya dicabut.
Berdasarkan Undang-Undang nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik "Kantor
Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat KAP, adalah badan usaha yang didirikan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha
berdasarkan Undang-Undang ini.". Akuntan Publik dapat diartikan sebagai seseorang
yang terhimpun dalam Kantor Akuntan Publik (KAP) dan telah memenuhi persyaratan
untuk menjadi Akuntan Publik, termasuk lulus dalam Ujian Sertifikasi Akuntan Publik
serta telah memperoleh izin untuk memberikan jasa dibidang akuntansi khususnya
bidang penilaian. Seorang Akuntan Publik mempunyai tanggung jawab utama dalam
melakukan fungsi audit atas laporan keuangan historis sebuah entitas komersial maupun
non komersial dan memberikan penilaian kewajaran atas suatu laporan keuangan
tersebut.

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

2.2. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)


Sebelum mengikuti USAP (Ujian Sertifikasi Akuntan Publik) siapapun yang berminat
untuk menjadi Akuntan Publik wajib mengikuti PPAk. Kholis (2002:2) mengatakan
bahwa lahirnya Pendidikan Profesi Akuntansi dalam perspektif sejarah profesi dan
pendidikan akuntansi di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu kebutuhan
dan pemahaman masyarakat akan profesi akuntan, peranan sentral IAI sebagai wadah
organisasi akuntan dan peranan pemerintah dalam mengembangkan pendidikan dan
profesi akuntan. Selain itu, sesuai dengan situasi dan kondisi globalisasi dewasa ini,
kehadiran Pendidikan Profesi Akuntansi sangat dibutuhkan bagi pengembangan jumlah
Akuntan Publik di Indonesia.
Pendidikan Profesi Akuntansi ini dimaksudkan untuk menghasilkan akuntan
profesional yang jumlahnya cukup memprihatinkan dengan standardisasi kualitas
akuntan di Indonesia.Kurikulum dan silabus PPAk sudah didesain untuk memenuhi
persyaratan dalam menjadi akuntan profesional yang ditentukan oleh International
Financial Accounting Committee (IFAC). Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi
mempunyai nilai lebih pada kualitas diri bila dibandingkan mereka yang tidak
mengikuti PPAk ini.Setelah mengikuti PPAk, akuntan berhak mendapatkan nomor
Register Negaradan boleh mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Setelah
lulus dari USAP, akuntan akan mendapatkan izin praktik sebagai Akuntan Publik.
Dalam perkembangan menuju AFTA (Asean Free Trade Area) PPAk juga
ditujukan untuk menjadikan Akuntan Indonesia menjadi tuan di playing field sendiri.
Selain untuk menjadi Akuntan Publik, lulusan PPAk dapat mengikuti ujian CA
(Chartered Accountant). Lulusan CA berhak untuk membuka KJA (Kantor Jasa
Akuntansi). Suparto (2014:8) selaku Kepala Bidang Pembinaan Akuntan Publik
menyatakan PMK 25 Tahun 2014 tentang Akuntan Beregister Negara menyatakan
KJA akan melayani publik terkait jasa-jasa akuntansi non assurans. Dalam PMK ini
juga diatur kewajiban Akuntan Beregister Negara untuk mendaftar ulang dalam jangka
waktu tiga tahun setelah PMK ini terbit. Bila tidak register negaranya akan hangus.

2.3. Minat Mahasiswa Akuntansi menjadi Akuntan Publik


Menurut Ahmadi (2009:148) Minat adalah sikap jiwa orang seorang termasuk ketiga
fungsi jiwanya (kognisi, konasi, dan emosi), yang tertuju pada sesuatu, dan dalam
hubungan itu unsur perasaan yang terkuat.Dalam memilih karir yang dijalaninya,
Mahasiswa Akuntansi memiliki berbagai macam pertimbangan untuk memilih karir

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

apa yang akan dijalaninya. Faktor-faktor yang mempengaruhi terdiri dari penghargaan
finansial, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan
pasar kerja dan personalitas (Rahayu et al (2003) dalam Absara (2011). Menurut
Holland (1995) dalam Absara (2011) pilihan karir mahasiswa dipengaruhi oleh
stereotype yang mereka bentuk tentang berbagai macam karir.
Menurut Jahja (2011:63), minat memiliki sifat dan karakter khusus, sebagai berikut :
a. Minat bersifat pribadi (individual), ada perbedaan antara minat seseorang
dan orang lain
b. Minat menimbulkan efek diskriminatif
c. Erat hubungannya dengan motivasi, mempengaruhi, dan dipengaruhi
motivasi
d. Minat merupakan sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan lahir dan dapat
berubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman, dan mode
Jahja (2011:64) mengemukakan bahwa terdapat faktor-faktor yang meliputi minat
yaitu:
a. Kebutuhan fisik, sosial, dan egoistis
b. Pengalaman
Dalam pemilihan karir di dalam dunia kerja terdapat beberapa profesi yang
dapat dipilih oleh sarjana akuntansi misalnya profesi Akuntan Publik, Akuntan
Manajemen, Internal Auditor, Tax Specialist (Konsultan Pajak), Akuntan Pemerintah,
Akuntan Pendidik dan profesi Akuntan lainnya. Profesi Akuntan Publik merupakan
pihak yang menjembatani hubungan antara pihak manajemen dan pemilik atau pihak
manajemen yang mengelola suatu unit usaha (Jensen, Meekling (1976) dalam Absara
(2011). Menurut Baridwan (2002) dalam Absara (2011) Kegiatan utama Akuntan
Publik adalah pada kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pendapat kewajaran
terhadap

laporan

keuangan

yang

dibuat

pihak

manajemen

dan

dapat

dipertanggungjawabkan oleh manajemen. Pendapat tersebut berguna bagi pihak-pihak


yang terkait dengan laporan keuangan, yaitu pihak perusahaan (manajemen) maupun
pihak diluar perusahaan (investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat).
Minat dapat didefinisikan sebagai sumber motivasi yang dapat mendorong
seseorang untuk melakukan hal yang disukainya jika mereka bebas memilih. Minat
Mahasiswa Akuntansi menjadi Akuntan Publik dapat diartikan sebagai keinginan atau
kesukaan terhadap profesi Akuntan Publik. Mahasiswa Akuntansi tertarik apabila

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

mereka melihat sesuatu yang menguntungkan bagi mereka dan membuat mereka
senang. Dengan adanya konfergensi IFRS (International Financial Reporting
Standarts) 2012dan AFTA (Asean Free Trade Area) 2015 membuka peluang yang
lebih besar bagi akuntan publilk dalam berkarir, karena Akuntan Publik dapat bekerja
baik di Indonesia, Asean dan mancanegara. Dengan terbukanya kesempatan berkarir
yang lebih luas bagi Akuntan Publik, maka minat mahasiswa untuk menjadi Akuntan
Publik menjadi meningkat. Dan dengan adanya UU No. 5 Tahun 2011 tentang
Akuntan Publik ini diharapkan minat mahasiswa akuntansi menjadi Akuntan Publik
meningkat karena adanya regulasi dan tanggung jawab yang jelas bagi Akuntan
Publik..

2.4. Undang-Undang No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik


Standar auditing (IAPI, 2011:150.1) menyatakan tiga kelompok besar standar yaitu :
Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan dan Standar Pelaporan. Risiko dalam
audit (Agoes: 2012) terdiri atas risiko yang meliputi resiko bawaan (inherent risk),
risiko pengendalian (control risk), dan resiko deteksi (detection risk). Risiko bawaan
adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji
material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait. Sebagai
contoh : Uang tunai lebih mudah dicuri daripada sediaan batu bara, Perkembangan
teknologi yang menyebabkan produk tertentu usang dan mengakibatkan sediaan
dilaporkan lebih besar. Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji
material yang dapat terjadi dalam suatu arsesi tidak dapat dicegah atau dideteksi
secara tepat waktu oleh pengendalian intern. Risiko deteksi adalah risiko bahwa
auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalau suatu asersi.
Akuntan Publik diwajibkan untuk selalu meningkatkan kompetensi dan
profesionalismenya dengan tujuan agar kualitas jasa yang diberikan baik. Namun
Akuntan Publik tetap tidak luput dari kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak
disengaja. Oleh karena itu, dibutuhkan undang-undang yang dapat melindungi profesi
Akuntan Publik dan kepentingan pemakai jasa Akuntan Publik tersebut. Di Indonesia,
banyak Undang-Undang yang berkaitan dengan profesi Akuntan Publik, namun tidak
mengatur secara mendasar dan menyeluruh.
Untuk menjawab keresahan Akuntan Publik dan masyarakat pemakai jasa
akuntan, pada 3 Mei 2011, disahkan UU No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik.
UU ini menimbang bahwa jasa Akuntan Publik merupakan jasa yang digunakan

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

dalam pengambilan keputusan ekonomi dan berpengaruh secara luas dalam era
globalisasi, Akuntan Publik memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian
nasional yang sehat dan efisien serta meningkatkan transparansi dan mutu informasi
dalam bidang keuangan.
2.4.1. Pasal 6 UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik
Berisi syarat-syarat mendapatkan izin menjadi Akuntan Publik sesuai dengan pasal 6,
yaitu:
1) Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah
2) Berpengalaman praktik memberikan jasa
3) Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
4) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
5) Tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin Akuntan
Publik
6) Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih
7) Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh
Menteri
8) Tidak berada dalam pengampunan
Ujian profesi Akuntan Publik diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan Publik
indonesia (IAPI) yang disebut Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) dengan
biaya pendaftaran Rp 1.000.000,00 (satu juta Rupiah) dan biaya ujian Rp
2.000.000,00 (dua juta Rupiah). Ujian sertifikasi dapat dilakukan di seluruh testing
center yang menyelenggarakan CPA of Indonesia Exam (www.iapi.or.id).
Berpengalaman praktik memberikan jasa yang dimaksud IAPI adalah
mempunyai pengalaman kerja yang dapat diverifikasi minimal 3 tahun didalam
bidang auditing, akuntansi dan pelaporan keuangan atau mempunyai pengalaman
mengajar di perguruan tinggi minimal 4 tahun dalam bidang auditing atau akuntansi
keuangan. Dan sanggup mematuhi; Kode etik profesi IAPI, Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) bagi yang berpraktek sebagai atau bekerja di KAP,
Pendidikan Profesional berkelanjutan (PPL) yang ditetapkan oleh IAPI, Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Organisasi dan Ketentuan IAPI
lainnya(www.iapi.or.id).

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

10

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Menurut Satya (2011) Pasal 6 ayat 1 UU No.5 Tahun 2011 tentang Akuntan
Publik Memiliki pengaruh negatif terhadap penilaian mahasiswa Akuntansi karena :
1)

Dapat mengurangi standar profesionalisme, dimana dapat dipertanyakan


kredibilitas dan validitas sebagai akuntan publik.

2)

Profesi

akuntan

publik

tidak

dapat

ditempuh

dengan

tanpa

adanya

pendidikandanpelatihan yang memadai terlebih dahulu yaitu mendapatkan


nomor register negara.
3)

Tidak ada pembatasan yang jelas sebagai profesi akuntan.

Persyaratan Akuntan Publik merupakan serangkaian ketentuan berupa syarat yang


harus ditaati orang untuk menjadi Akuntan Publik.Persyaratan Akuntan Publik
menurut UU No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik terdapat pada pasal 6.
Ha1 :Persyaratan Akuntan Publik berdampak positif terhadap minat mahasiswa
Akuntansi untuk menjadi Akuntan Publik

2.4.2. Pasal 25 UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.


Berisi mengenai kewajiban Akuntan Publik, yaitu :
1) Berhimpun dalam Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh
Menteri
2) Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bagi
Akuntan Publik yang menjadi pemimpin KAP atau pemimpin cabang KAP
wajib berdomisili sesuai dengan domisili KAP atau cabang KAP dimaksud
3) Mendirikan atau menjadi Rekan pada KAP dalam jangka waktu 180
(seratus delapan puluh) hari sejak izin Akuntan Publik yang bersangkutan
diterbitkan atau sejak mengundurkan diri dari suatu KAP
4) Melaporkan secara tertulis kepada Menteri dalam jangka waktu paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sejak menjadi Rekan pada KAP; mengundurkan
diri dari KAP; atau merangkap jabatan yang tidak dilarang dalam UndangUndang ini
5) Menjaga kompetensi melalui pelatihan profesional berkelanjutan
6) Berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, dan mempunyai integritas yang
tinggi

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

11

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Akuntan Publik dalam memberikan jasanya wajib


1)

Melalui KAP

2)

Mematuhi dan melaksanakan SPAP dan kode etik profesi, serta peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan jasa yang diberikan

3)

Membuat kertas kerja dan bertanggung jawab atas kertas kerja tersebut
Kewajiban Akuntan Publik merupakan hal-hal yang wajib dilakukan oleh

seorang Akuntan Publik sesuai dengan kode etik profesi serta peraturan
perundang-undangan yang berkaitan. Kewajiban Akuntan Publik menurut UU
No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik terdapat pada pasal 25.
Ha2: Kewajiban Akuntan Publik berdampak positif terhadap minat mahasiswa
Akuntansi untuk menjadi Akuntan Publik

2.4.3. Pasal 53 UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik


Menurut Satya (2011) korelasi antara sebelum dan sesudah adanya pasal 60
Undang-Undang Akuntan Publik adalah signifikan dan sangat kuat. Artinya
terdapat perbedaan minat mahasiswa untuk memilih profesi Akuntan Publik
sebelum dan sesudah adanya UU Akuntan Publik.
Pasal ini mengenai sanksi administratif yang dapat dikenakan kepada
Akuntan Publik:
1)

Rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu

2)

Peringatan tertulis

3)

Pembatasan pemberian jasa kepada suatu jenis entitas tertentu

4)

Pembatasan pemberian jasa tertentu

5)

Pembekuan izin

6)

Pencabutan izin; dan/atau

7)

Denda

Pasal 55 UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik


Akuntan Publik yang:
1)

melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi, dan/atau


memalsukan data yang berkaitan dengan jasa yang diberikan

2)

dengan

sengaja

melakukan

manipulasi,

memalsukan,

dan/atau

menghilangkan data atau catatan pada kertas kerja atau tidak membuat kertas
kerja yang berkaitan dengan jasa yang diberikan sehingga tidak dapat

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

12

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

digunakan sebagaimana mestinya dalam rangka pemeriksaan oleh pihak


yang berwenangdipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan pidana denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Pasal 56 UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik


Pihak Terasosiasi yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 55 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana
denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Pasal 57 UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik
Setiap orang yang memberikan pernyataan tidak benar atau memberikan
dokumen palsu atau yang dipalsukan untuk mendapatkan atau memperpanjang
izin Akuntan Publik, dan/atau untuk mendapatkan izin usaha KAP atau izin
pendirian cabang KAP dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan pidana denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Setiap orang yang bukan Akuntan Publik, tetapi menjalankan profesi
Akuntan Publik dan bertindak seolah-olah sebagai Akuntan Publik sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6
(enam) tahun dan pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
Pasal 58 UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik
Kadaluarsa tuntuntan atau gugatan. Akuntan Publik yang melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 dibebaskan dari tuntutan pidana apabila
perbuatan yang dilakukan telah lewat dari 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal
laporan hasil pemberian jasa.
Akuntan Publik dibebaskan dari gugatan terkait dengan pemberian jasa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dan ayat (3) apabila perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 yang dilakukan telah lewat dari 5 (lima)
tahun terhitung sejak tanggal laporan hasil pemberian jasa.
Sanksi-sanksi Akuntan Publik berupa sanksi administratif dan sanksi pidana yang
akan dikenakan kepada Akuntan Publik bila melanggar ketentuan tertentu. Sanksi
ini ditetapkan untuk mencegah kesalahan terjadi, mencegah kesalahan yang ada
terulang lagi, serta demi melindungi kepentingan publik dan Akuntan Publik itu
sendiri.Sanksi-sanksi Akuntan Publik menurut UU No. 5 tahun 2011 tentang
Akuntan Publik terdapat pada pasal 53-58.

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

13

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Ha3: Sanksi Akuntan Publik berdampak positif terhadap minat mahasiswa


Akuntansi untuk menjadi Akuntan Publik

3. Metode Penelitian
3.1. Sample dan Metode Pengumpulan Data.
Objek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Akuntansi konsentrasi Pemeriksaan
Akuntansi (Auditing) yang minimal sudah mencapai semester 6 dan pernah mengambil
mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi Universitas Multimedia Nusantara, Universitas
Pelita Harapan, Universitas Prasetiya Mulya, dan Universitas Bina Nusantara yang
berdomisili di daerah Tangerang.Penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data
yang diperoleh langsung dari sumber data dengan menggunakan kuesioner yang
disebarkan kepada mahasiswa Program Studi Akuntansi secara langsung.

3.2. Definisi Operasional Variabel


1. Variabel Dependen, dalam penelitian ini adalah minat menjadi Akuntan Publik yaitu
keinginan atau kesukaan yang tinggi untuk memperoleh izin dan memberikan jasa
Akuntan Publik yang memiliki gelar CPA dan berhak membuka praktik jasa
akuntan. Variabel ini menggunakan kuesioner Surono (2012) yang terdiri dari 8
butir pertanyaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan 4
skala likert dengan pemberian skor : (1) Sangat Tidak Setuju; (2) Tidak Setuju; (3)
Setuju dan (4) Sangat Setuju
2. Variabel Independen. Skala pengukuran yang digunakan untuk seluruh variable
independen adalah skala interval dengan 4 skala likert dengan pemberian skor : (1)
Sangat Tidak Setuju; (2) Tidak Setuju; (3) Setuju dan (4) Sangat Setuju
a. Persyaratan Akuntan Publik, diukur dengan menggunakan kuesioner yang dibuat
oleh peneliti dengan mengacu pada UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik
pasal 6 tentang Persyaratan Akuntan Publik. 5 yang terdiri dari 6 butir pertanyaan.
b.Kewajiban Akuntan Publik, diukur dengan menggunakan kuesioner yang dibuat
oleh peneliti dengan mengacu pada UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik
pasal 25 tentang kewajiban Akuntan Publik yang terdiri dari 5 butir pertanyaan.
c. Sanksi Akuntan Publik, diukur dengan menggunakan kuesioner yang dibuat oleh
peneliti dengan mengacu pada UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik
pasal 53, 55-58 tentang sanksi administratif dan/atau sanksi pidana yang akan

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

14

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

dikenakan kepada Akuntan Publik apabila Akuntan Publik yang bersangkutan


melanggar ketentuan tertentu yang terdiri dari 8 butir pertanyaan.
Variabel dependen dan independen diukur dengan menggunakan skala interval dengan
4 skala likert sebagai berikut : (1) Sangat Tidak Setuju; (2) Tidak Setuju; (3) Setuju;
dan (4) Sangat Setuju
3.3. Metode Analisis Data
3.3.1. Pretest, dilakukan untuk menguji variabel independen yang dibuat oleh peneliti.
Pretest 1 dilakukan kepada mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN)
sebanyak 39 kuesioner. Item pernyataan terdiri dari 7

butir pernyataan mengenai

persyaratan Akuntan Publik, 8 butir pernyataan mengenai kewajiban Akuntan Publik, 8


pernyataan mengenai sanksi-sanksi Akuntan Publik, dan Minat untuk menjadi Akuntan
Publik mengacu kepada kuesioner Surono (2012). Dari hasil pretest 1 yang diperoleh
(table 1)beberapa pertanyaan untuk variable Persyaratan dan Kewajiban Akuntan Publik
tidak valid (nilai sig > 0,05) . Dari hasil uji reliabilitas, variable Persyaratan dan
Kewajiban Akuntan Publik tidak reliable (Cronbach Alpha <70%). Oleh karena itu
peneliti tidak menggunakan pernyataan yang tidak valid dan tidak reliable dan
melakukan penggantian kalimat untuk memperjelas pernyataan dalam kuesioner.
Prestest 2 (kedua) dibagikan kepada 40 mahasiswa UMN dan kuesioner yang kembali
adalah 34. Hasil pretest 2 (table 2) menunjukkan seluruh variable telah valid (nilai sig <
0,05) dan reliable (Cronbach Alpha >70%)

3.3.2. Uji Hipotesis


Uji hipotesis dilakukan dengan uji regresi linier berganda dengan persamaan sebagai
berikut :
Y = + 1X1 + 2X2 + 3X3 + e
Keterangan :
Y

= minat menjadi Akuntan Publik

= konstanta

1, 2, 3

= koefisien variabel

X1

= Persyaratan Akuntan Publik

X2

= Kewajiban Akuntan Publik

X3

= Sanksi Akuntan Publik

= error

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

15

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

4. Hasil Pembahasan
4.1. Statistik Deskriptif Responden
Pembagian kuesioner dilakukan mulai tanggal 23 April 2014 - 4 Juni 2014. Jumlah
kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa akuntansi di kampus wilayah Tangerang
Selatan sebanyak 200 buah dankuesioner yang dapat digunakan sebanyak 123 kuesioner
(61,50% ). Distribusi dan pengembalian kuesioner tercantum dalam table 3 dan 4.
Karakteristik responden tercantum dalam table 5 dan statistik deskriptif variable
tercantum dalam table 6.
4.2. Uji Kualitas Data
4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2012). Uji Reliabilitas mengukur
suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Berdasarkan hasil uji pada table 7 diperoleh
hasil sig 2 tail < 0,05 dan nilai Cronbachs Alpha > 0,7, maka seluruh variabel tersebut
dapat dikatakan valid dan reliable.
4.2.2. Uji Normalitas untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang memiliki
distribusi data normal (Ghozali, 2012). Berdasarkan hasil gambar 1, data pada normal
probability plot menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas .

4.3

Uji Asumsi Klasik

4.3.1. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Dari hasil pengujian
tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai tolerance untuk seluruh variabel independen >0,10.dan
VIF < 10. Sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada korelasi antar variabel
independen, dengan kata lain tidak terjadi multikolonieritas.
4.3.2. Uji Heteroskedastisitas. bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
(Ghozali,2012). Model regresi yang baik harus memiliki variance residual yang sama

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

16

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

(homoskedastis). Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya


heteroskedastisitas di dalam penelitian ini adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.Dari gambar 2
grafik scatterplot hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan titik-titik menyebar secara
acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Titik-titik juga tidak
membentuk pola tertentu secara teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),
maka dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
4.4. Uji Koefisien Determinasi. Dari hasil pengujian koefisien determinasi pada tabel 9
menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0,117. Nilai ini menunjukan bahwa secara
statistic variabel dependen (minat mahasiswa Akuntansi menjadi Akuntan Publik) dapat
dijelaskan oleh variabel independen (syarat, kewajiban, dan sanksi menjadi Akuntan
Publik) sebesar 11,70% dan sisanya sebesar 88,3% (100%-11,70%) dijelaskan oleh
variabel independen lainnya yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
4.5. Uji Siginifikansi Simultan (Uji Statistik F). Berdasarkan tabel 10 didapatkan hasil
nilai F sebesar 6,399 dengan tingkat signifikasi 0,000. Karena signifikansi F < 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa Ha4 diterima dan menunjukkan bahwa secara simultan
seluruh variabel independen yang terdiri dari syarat menjadi Akuntan Publik,
Kewajiban menjadi Akuntan Publik, dan sanksi menjadi Akuntan Publik berpengaruh
secara simultan terhadap minat mahasiswa Akuntansi menjadi Akuntan Publik.
4.6. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Dari tabel 11 dapat dibentuk persamaan linear dari penelitian ini sebagai
berikut :
Y = 15.515-0.151X1 + 0,159X2 + 0,330X3
Keterangan :
Y

= Minat mahasiswa menjadi Akuntan Publik

1, 2, 3 = koefisien variabel
X1

= Persyaratan menjadi Akuntan Publik

X2

= Kewajiban Akuntan Publik

X3

= Sanksi Akuntan Publik

Berdasarkan uji statistik t pada tabel 11 diperoleh koefisien regresi sebesar -0,151
untuk variabel Persyaratan menjadi Akuntan Publik. Oleh karena itu, kenaikan 1 satuan
Persyaratan menjadi Akuntan Publik menyebabkan penurunan minat mahasiswa
menjadi Akuntan Publik sebesar -15,10%. Hal ini menunjukan bahwa syarat menjadi

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

17

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Akuntan Publik tidak memiliki dampak positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa
Akuntansi menjadi Akuntan Publik karena untuk menjadi Akuntan Publik, diperlukan
waktu yang cukup panjang, yaitu setelah lulus S-1 Akuntansi, mahasiswa harus
mengikuti program PPAk untuk memperoleh gelar Ak. Selanjutnya Akuntan Publik
juga harus memiliki pengalaman minimal 3 tahun setara 4.000 jam, mempunyai kantor
yang cukup representative dan lain-lain. Akuntan juga harus mengikuti Ujian
Sertififkasi Akuntan Publik untuk memperoleh gelar CPA. Selain waktu, juga
dibutuhkan komepetensi tinggi dan pengalaman yang cukup untuk menjadi Akuntan
Publik .Nilai sig sebesar 0,259 menunjukkan bahwa Persyaratan menjadi Akuntan
Publik tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa menjadi Akuntan
Publik

yang berarti Ha1 ditolak. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Satya

(2012)
Variabel kewajiban menjadi Akuntan Publik koefisien korelasi regresi sebesar
0,159. Oleh karena itu, kewajiban menjadi Akuntan Publik menyebabkan peningkatan
minat mahasiswa Akuntansi menjadi Akuntan Publik sebesar 15,9%. Nilai sig sebesar
0,347 menunjukkan bahwa Kewajiban menjadi Akuntan Publik tidak memiliki dampak
positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa menjadi Akuntan Publik, yang berarti
Ha2 ditolak., karena keterbatasan waktu bagi Akuntan Publik untuk mengikuti
Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) sesuai dengan pasal 25 UU no 5 tahun
2011. Hal ini khususnya terjadi pada masa-masa sibuk Akuntan.
Variabel sanksi menjadi Akuntan Publik memiliki koefisien korelasi regresi
sebesar 0,330. Hal ini menunjukan bahwa sanksi-sanksi yang diterima oleh Akuntan
Publik terhadap pelanggaran menyebabkan peningkatan minat mahasiswa Akuntansi
untuk menjadi Akuntan Publik sebesar 33,00%. Nilai sig sebesar 0,001 menunjukkan
bahwa Sanksi menjadi Akuntan Publik memiliki dampak positif dan signifikan terhadap
minat mahasiswa menjadi Akuntan Publik, yang berarti Ha3 tidak berhasil ditolak.
Dengan adanya sanksi Akuntan Publik, minat mahasiswa Akuntansi menjadi Akuntan
Publik meningkat karena sanksi ini ditetapkan untuk mencegah kesalahan terjadi dan
melindungi kepentingan Publik dan Akuntan Publik. Sehingga sanksi merupakan faktor
yang dapat mendorong Akuntan untuk menjaga profesionalismenya dalam menjalankan
tugasnya sebagai Akuntan Publik.

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

18

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

5. Simpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran


5.1. Simpulan dan Implikasi
Secara simultan Syarat, Kewajiban, dan Sanksi menjadi Akuntan Publik memiliki
dampak yang signifikan terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk menjadi Akuntan
Publik, karena regulasi mengatur secara jelas profesi Akuntan Publik. Namun secara
partial hanya Sanksi menjadi Akuntan Publik yang memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk menjadi Akuntan Publik. Dengan adanya
sanksi yang tegas dalam peraturan perundangan maka setiap orang akan berusaha
mematuhinya. Sanksi menjadi Akuntan Publik berdampak positif terhadap minat
mahasiswa Akuntansi untuk menjadi Akuntan Publik karena untuk menjaga
profesionalitasnya sanksi yang tercantum dalam pasal 53 sampai pasal 58 UU No.5
Tahun 2011 tentang Akuntan Publik sangat tegas, baik untuk kesalahan yang berupa
kelalaian ataupun kesalahan yang disengaja oleh Akuntan itu, sehingga Akuntan Publik
harus menjaga profesionalitasnya pada saat menjalankan tugasnya.
Persyaratan dan Kewajiban menjadi Akuntan Publik tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap Minat mahasiswa Akuntansi untuk menjadi Akuntan Publik.
Kewajiban menjadi Akuntan Publik memiliki hubungan positif terhadap minat
mahasiswa Akuntansi untuk menjadi Akuntan Publik karena mahasiswa yang memiliki
keinginan untuk menjadi Akuntan Publik harus menjunjung tinggi profesionalisme
terhadap profesi Akuntan Publik. Seperti dengan mengikuti pendidikan profesi
berkelanjutan (PPL), dalam menjalankan profesinya harus melalui Kantor Akuntan
Publik. Namun untuk memperoleh izin praktek diperlukan waktu yang tidak singkat, dan
ketika sudah menjadi Akuntan Publik harus memenuhi kewajiban mengikuti PPL
ditengah kesibukan yang dijalani oleh Akuntan Publik.
5.2. Keterbatasan dan Saran
1. Penelitian ini hanya fokus pada tiga variabel yaitu Persyaratan, kewajiban, dan sanksi
menjadi Akuntan Publik sesuai pasal pasal 6, 25, 53, 55-58 Undang-Undang Nomor
5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik, dengan Adjusted r2 11,7% penelitian
selanjutnya dapat memasukan variabel independen lainnya seperti pendapatan, gelar,
karier, dan variabel lain didalam UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.
2. Dalam variabel kewajiban Akuntan Publik kuesioner hanya mengukur kewajiban
tetapi tidak mengukur tingkat persepsi terhadap resiko akibat pelanggaran terhadap
kewajiban Akuntan Publik.

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

19

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

3. Obyek yang diteliti adalah mahasiswa di empat kampus di wilayah Tangerang


Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas sampel penelitian pada
Mahasiswa Akuntansi di wilayah lainnya termasuk mahasiswa Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPAk) dan Junior Auditor yang bekerja di KAP.
4.

Kuesioner untuk minat menjadi Akuntan Publik sebaiknya dikaitkan dengan


keberadaan UU no 5 tahun 2011, untuk semua item pertanyaan sebaiknya
ditambahkan kata-kata Setelah mengetahui UU no 5 tahun 2011 tentang Akuntan
Publik, saya . . .

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

20

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

DAFTAR PUSTAKA
Absara, Lara. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi dalam
Pemilihan
Karir Menjadi Akuntan Publik. Universitas Diponegoro, Semarang
Agoes, Sukrisno. (2012). Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat
Ahmadi, Abu. (2009). Psikologi Umum. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta
Arens, Alvin A., Elder, Randal J. dan Beasley, Mark S. (2012). Auditing and Assurance
Services-an integrated approach. 14th ed. New Jersey : Prentice Hall
Aritonang R, Lerbin R. (2007). Teori dan Praktik Riset Pemasaran. Bogor : Ghalia
Indonesia
Auche. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Pendidikan
Profesi Akuntansi untuk Mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik. Universitas
Tarumanagara, Jakarta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta :
Salemba Empat
Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana
Keputusan Menteri Keuangan Repulik Indonesia Nomor 470/KMK.017/1999 tentang
Perubahan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 43/KMK.017/1997 tentang Jasa
Akuntan Publik
Kholis, Azizul. (2002). Kontribusi Pendidikan Profesi Akuntan (PPA) terhadap
Pengembangan Profesi Akuntan Indonesia Sebuah Analisis Historis dan
Orientasi Masa Depan. Media Akuntansi, 28 September 2002
Kurniawan, Benny. (2012). Metodologi Penelitian. Tangerang : Jelajah Nusa
Noor, Juliansyah. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta : Kencana
Peraturan Menteri Keuangan nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik
Peraturan Menteri Keuangan nomor 25/PMK.01/2014 tentang Jasa Akuntan Publik
Priyatno, Duwi. (2010). Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta :
Mediakom
Santoso, Singgih. (2009). Panduan Lengkap Mengenal Statistik dengan SPSS 17.
Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Satya, Zerrik. (2011). Perbedaan Minat Mahasiswa Akuntansi Universitas Bina
Nusantara untuk Memilih Profesi Auditor Independen Sebelum dan Setelah
Ditetapkannya Undang-Undang Akuntan Publik. Universitas Bina Nusantara,
Jakarta
Suparto, Agus. (2014). Chartered Accountant. Majalah Akuntan Indonesia, Maret 2014
Surat Keterangan Menteri Pendidikan Nasional nomor 179/U/2001 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi
Surono, Adi. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat Mahasiswa
Akuntansi untuk Berkarir menjadi Akuntan Publik. Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta
Syah, Muhibbin. (2012). Psikologi Belajar. Edisi Revisi. Jakarta : RajaGrafindo Persada
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

21

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

KUESIONER
PERSYARATAN MENJADI AKUNTAN PUBLIK mengacu pada UndangUndang No. 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik pasal 6
1. Apakah anda setuju syarat menjadi akuntan publik adalah memiliki sertifikat tanda
ujian profesi akuntan publik yang sah ?
2. Apakah anda setuju syarat menjadi akuntan publik adalah berpengalaman praktik d
bidang audit umum atas laporan keuangan minimal 5tahun ?
3. Apakah anda setuju syarat menjadi akuntan publik adalah berdomisili di wilayah N
Kesatuan Republik Indonesia dan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ?
4. Apakah anda setuju syarat menjadi akuntan publik adalah tidak pernah dikenai san
administratif berupa pencabutan izinAkuntan Publik ?
5. Apakah anda setuju syarat menjadi akuntan publik adalah tidak pernah dipidana de
ancaman penjara 5 tahun atau lebih, serta tidak berada dalam pengampuan ?
6. Apakah anda setuju syarat menjadi akuntan publik adalah menjadi anggota Asosia
Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Menteri ?

KEWAJIBAN AKUNTAN PUBLIK mengacu pada Undang-Undang No. 5 Tahun


2011 Tentang Akuntan Publik pasal 25 :
1. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Wajib

mengikuti

Pendidikan

Profesional

Berkelanjutan

(PPL)

yang

diselenggarakan dan/atau diakui oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia(IAPI)


dan Pusat Pembinaan Akuntan Publik dan Jasa Penilai (PPAJP)
3. Wajib berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab,dan mempunyai integritas
yang tinggi
4. Dalam memberikan jasa, wajib melalui KAP, mematuhi dan melaksanakan
SPAP dan kode etikprofesi, serta peraturan perundang-undangan yang
berkaitan, membuat kertas kerja dan bertanggung jawab atas kertas
kerjatersebut
5. Wajib menjaga independensi, bebas dari benturan kepentingan, dan menjaga
rahasia informasi klien

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

22

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

SANKSI-SANKSI AKUNTAN PUBLIK mengacu pada Undang-Undang No. 5


Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik pasal 53 sampai dengan 58 :
1. Akuntan publik dapat dikenai sanksi administratif yang berupa rekomendasi
untuk melaksanakan kewajiban tertentu, peringatan tertulis, pembatasan
pemberian jasa kepada entitas tertentu, pembatasan pemberian jasa tertentu,
pembekuan izin, pencabutan izin, dan/ataudenda
2. Akuntan Publik yangmelakukan manipulasi, membantumanipulasi,memalsukan
databerkaitan dengan jasa yang diberikan akan dipidana penjara paling lama
5tahun dandenda paling banyak Rp300.000.000,00
3. Akuntan Publik yang menghilangkan data atau catatan pada kertas kerja dan
tidak membuat kertas kerja yang berkaitan dengan jasa yang diberikan akan
dipidana

penjara

paling

lama

5tahun

dandenda

paling

banyak

Rp300.000.000,00
4. Setiap orang yang memberikan pernyataan tidak benar ataumemberikan
dokumen palsuuntukmendapatkan ataumemperpanjang izin akuntan publik, izin
usaha KAP atau izin pendiriancabangKAP akan dipidanapenjara paling lama
5tahundandenda paling banyak Rp300.000.000,00
5. 5, Setiap orang yang bukan akuntan publik, tetapi menjalankan profesi akuntan
publik dan bertindak seolah-olah sebagai akuntan publik akan dipidanapenjara
paling lama 6tahun dan denda paling banyakRp500.000.000,00
6. Tindak pidana manipulasi, memalsukan data, menghilangkan data secara
korporasi diberi sanksi pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 dan
banyak Rp 3.000.000.000,00
7. Dan dalam hal korporasi tidak dapat membayar sanksi denda, pihak yang
bertanggung jawab dipidana penjara 2 tahun sampai dengan 6 tahun
8. Akuntan publik dibebaskan dari tuntutan pidana dan gugatan bila perbuatan
tersebut telah lewat 5 tahun dari tanggal laporan hasil pemberian jasa

MINAT MENJADI AKUNTAN PUBLIK


1. Saya sangat menyukai aktivitas/pekerjaan yang dilakukan oleh Akuntan Publik
2. Saya berharap dapat menjadi seorang Akuntan publik di masa depan
3. Saya berminat menjadi Akuntan Publik karena murni motivasi dari diri sendiri
4. Saya berminat menjadi Akuntan Publik karena kondisi lingkungan yang
mengarahkan saya untuk menjadi Akuntan Publik

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

23

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

5. Saya berminat untuk menjadi Akuntan Publik karena saya mahasiswa dari
Program Studi Akuntansi
6. Saya berminat menjadi Akuntan Publik karena memiliki saudara/keluarga yang
bekerja sebagai Akuntan Publik
7. Saya ingin lebih memperdalam pengetahuan tentang profesi Akuntan Publik
8. Saya mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang Akuntan Publik/bekerja di
suatu
Kantor Akuntan Publik (KAP)

Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pretest 1


Keterangan

Validitas
(sig Pearson)
0,000 - 0,135
0,000 - 0,055
0,000 - 0,004
0,000 - 0,008

Persyaratan Akuntan Publik


Kewajiban Akuntan Publik
Sanksi Akuntan Publik
Minat untuk menjadi Akuntan
Publik

Reliabilitas
(Cronbachs Alpha)
0,303
0,625
0,791
0,861

Tabel 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pretest 2


Keterangan
Persyaratan Akuntan Publik
Kewajiban Akuntan Publik
Sanksi Akuntan Publik
Minat untuk menjadi Akuntan
Publik

Validitas (Pearson)

Reliabilitas
(Cronbachs Alpha)

0,000-0,000
0,000-0,000
0,000-0,011
0,000-0,001

0,875
0,765
0,789
0,833

Tabel 3. Distribusi dan Pengembalian Kuesioner


Kuesioner
yang
dibagikan
Universitas Multimedia Nusantara
Universitas Bina Nusantara
Prasetya Mulya Business School
Universitas Pelita Harapan
Total

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

24

Kuesioner
yang kembali
80
50
30
40
200

72
39
5
26
142

%
kuesioner
Kembali
90%
78%
17%
65%
71%

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Tabel 4. Sampel Penelitian dan Tingkat Pengembalian Kuesioner


Keterangan
Jumlah kuesioner yang dibagikan
Kuesioner yang kembali
Kuesioner yang gugur
Kuesioner yang dapat digunakan

Jumlah
200
142
19
123

Persentase
100%
71%
9,50%
61,50%

Tabel 5. Karakteristik Responden


Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Total
Semester
6
8
10
Total

71
52
123

57,72%
42,28%
100%

38
61
24
123

30,94%
49,59%
19,51%
100%

Tabel 6. Descriptive Statistics


N Minimum Maximum Mean
Persyaratan menjadi
Akuntan Publik
Kewajiban menjadi
Akuntan Publik
Sanksi menjadi Akuntan
Publik
Minat Mahasiswa
menjadi Akuntan Publik
Valid N (listwise)

Std.
Deviation

123

13

24

19,43

2,280

123

14

20

16,80

1,967

123

19

32

25,97

3,214

123

13

32

23,84

3,090

123

Tabel 7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas


Variable
Persyaratan menjadi Akuntan Publik
Kewajiban menjadi Akuntan Publik
Sanksi menjadi Akuntan Publik
Minat mahasiswa Akuntansi menjadi Akuntan
Publik

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

25

Sig (2Tailed)
0,000
0,000
0,000
0,000

Cronbachs Alpha
0,718
0,727
0,816
0,742

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Tabel 8. Hasil Uji Multikolonieritas


Coefficientsa
Model

Collinearity Statistics
Tolerance

VIF

Persyaratan menjadi Akuntan


.750
1.333
Publik
1
Kewajiban menjadi Akuntan
.627
1.595
Publik
Sanksi menjadi Akuntan Publik
.719
1.391
a. Dependent Variable: Minat mahasiswa Akuntansi menjadi Akuntan Publik

Tabel 9.Hasil Uji Koefisien Determinasi


Model Summaryb
Model
R

.373a

R Square

Adjusted R
Square

.139

.117

Std. Error of the


Estimate
1.866

a. Predictors: (Constant), Syarat, Kewajiban, dan Sanksi menjadi Akuntan Publik


b. Dependent Variable: Minat mahasiswa Akuntansi menjadi Akuntan Publik
Tabel 10. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Model

ANOVAa
Df

Sum of
Mean Square
F
Sig.
Squares
Regression
161.796
3
53.932
6.399
.000b
1
Residual
1002.952
119
8.428
Total
1164.748
122
a. Dependent Variable: Minat mahasiswa Akuntansi menjadi Akuntan Publik
b. Predictors: (Constant), Syarat, kewajiban, dan sanksi menjadi Akuntan Publik

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

26

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Tabel 11. Hasil Uji Statistik t


Coefficientsa
Model

Unstandardized
Coefficients
B

(Constant)

15.515

Std.
Error
2.784

-.151

.113

.159

.169

Syarat menjadi Akuntan Publik


1
Publik

Kewajiban menjadi Akuntan

Standardize
d
Coefficients
Beta

5.573
-.111
1.134
.101

Sig.

.000
.259

.943

.347

Sanksi menjadi Akuntan Publik


.330
.096
.344 3.425
a. Dependent Variable: Minat mahasiswa Akuntansi menjadii Akuntan Publik

.001

Gambar 1. Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot Gambar 2 Hasil Uji


Heteroskedastisitas

SNA 17 Mataram, Lombok


Universitas Mataram
24-27 Sept 2014

27

File ini diunduh dari:


www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai