Vertigo Central
Vertigo Central
VERTIGO SENTRAL
Oleh
Faustine B. Rahardja
07120070069
Pembimbing
dr. Joko Nafianto, Sp.S
Vertigo Sentral
DAFTAR ISI
JUDUL
DAFTAR ISI 2
LATAR BELAKANG
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI 7
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
PEMERIKSAAN FISIK
12
PEMERIKSAAN PENUNJANG
14
DIAGNOSIS 16
PENATALAKSANAAN
17
PROGNOSIS 18
KEPUSTAKAAN
19
Vertigo Sentral
LATAR BELAKANG
Equilibrium adalah suatu kondisi keseimbangan tubuh dalam ruang. Dalam
mengatur keseimbangan tubuh tersebut, terdapat tiga sistem yang berperan
penting, yaitu sistem visual, sistem vestibular, dan sistem somatosensori. Masingmasing sistem tersebut terdiri dari 3 tingkat: resepsi, integrasi, dan persepsi.
Informasi sensorik diterima oleh retina, labirin (telinga dalam), dan propioseptor
sendi dan otot. Jaras asendens terutama diproyeksikan ke serebelum dan nukleus
vestibularis yang ada di medulla oblongata melalui neuron yang bersinaps
kepadanya. Ada juga yang mencapai korteks serebri, tetapi integrasi
keseimbangan terutama terjadi di serebelum. Sistem inilah yang membentuk
persepsi tentang lokasi berbagai bagian tubuh yang satu terhadap yang lain dan
juga terhadap lingkungan. Jaras desendens dari nukleus vestibularis menuju
beberapa nukleus motorik yang melibatkan gerak mata menimbulkan reflex
vestibulookularis. Jaras ini menolong mata mengunci objek penglihatan bila
kepala bergerak (1,2).
Vertigo Sentral
Vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere, yang berarti memutar. Vertigo adalah
suatu perasaan gangguan keseimbangan (3,4). Vertigo seringkali dinyatakan
sebagai rasa pusing, sempoyongan, rasa melayang, badan atau dunia sekelilingnya
berputar-putar (vertigo subjektif atau objektif), dan berjungkir balik. Vertigo
disebabkan karena alat keseimbangan tubuh tidak dapat menjaga keseimbangan
tubuh dengan baik (3).
Vertigo harus dibedakan dengan keluhan dizziness non-vertigo, yaitu
adanya ilusi pergerakan, bukan hanya sensasi presinkop, lightheadedness.
Bertentangan dengan vertigo, sensasi-sensasi ini diakibatkan oleh gangguan suplai
darah, oksigen, dan glukosa (contohnya: stimulasi vagal, hipotensi ortostatik,
aritmia jantung, iskemik miokardium, hipoksia, dan hipoglikemia) dan mungkin
mengakibatkan penurunan kesadaran (4).
Klasifikasi vertigo
Vertigo Vestibular
Episodik
Berputar
Vertigo Non-vestibular
Konstan
Melayang
Vertigo Sentral
Faktor pencetus
Stress, hiperventilasi
Gejala Penyerta
posisi
Mual, muntah, tuli, tinnitus
somatosensorik
Tabel 1. Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non-vestibular (7)
Vertigo vestibular selanjutnya dapat dibedakan menjadi vertigo vestibular perifer
dan sentral. Vertigo vestibular perifer adalah vertigo yang terjadi akibat gangguan
alat keseimbangan tubuh di labirin (telinga dalam) atau di saraf kranial VIII (Saraf
Vestibulokoklear) divisi vestibular. Vertigo vestibular sentral adalah vertigo yang
terjadi akibat gangguan alat keseimbangan tubuh di sistem saraf pusat, baik di
pusat integrasi (serebelum dan batang otak) ataupun di area persepsi (korteks).
Penyebab vertigo sentral antara lain adalah
V. Vestibular Perifer
Tiba-tiba, onset mendadak
Menit hingga jam
Biasanya hilang timbul
Berat
Tipikal
Ya
V. Vestibular Sentral
Perlahan, onset gradual
Minggu hingga bulan
Biasanya konstan
Sedang
Sering kali tidak ada
Kadang tidak berkaitan
posisi kepala
Usia pasien
Berapapun, biasanya
Usia lanjut
Gangguan status
muda
Tidak ada atau kadang-
Biasanya ada
mental
Defisit nervi cranial
kadang
Tidak ada
atau cerebellum
Pendengaran
Biasanya normal
dengan tinnitus
Faustine B. Rahardja (07120070069)
Vertigo Sentral
Nistagmus
Penyebab
nistagmus fatique
Massa Cerebellar / stroke
Labyrinthitis
Positional vertigo
Insufisiensi A. Vertebral
Neuroma Akustik
Sklerosis Multiple
Tabel 2. Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral (7)
EPIDEMIOLOGI (5)
Frekuensi
Di Amerika Serikat, sekitar 500.000 orang menderita stroke setiap tahunnya. Dari
stroke yang terjadi, 85% merupakan stroke iskemik, dan 1,5% diantaranya terjadi
di serebelum. Rasio stroke iskemik serebelum dibandingkan dengan stroke
perdarahan serebelum adalah 3-5: 1. Sebanyak 10% dari pasien infark serebelum,
hanya memiliki gejala vertigo dan ketidakseimbangan. Insidens sklerosis multiple
berkisar diantara 10-80/ 100.000 per tahun . Sekitar 3000 kasus neuroma akustik
didiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat.
Jenis kelamin
Insidens penyakit cerebrovaskular sedikit lebih tinggi pada pria dibandingkan
wanita. Dalam satu seri pasien dengan infark serebelum, rasio antara penderita
pria dibandingkan wanita adalah 2:1. Sklerosis multiple dua kali lebih banyak
pada wanita dibandingkan pria.
Usia
Vertigo sentral biasanya diderita oleh populasi berusia tua karena adanya faktor
resiko yang berkaitan, diantaranya hipetensi, diabetes melitus, atherosclerosis, dan
stroke. Rata-rata pasien dengan infark serebelum berusia 65 tahun, dengan
setengah dari kasus terjadi pada mereka yang berusia 60-80 tahun. Dalam satu
seri, pasien dengan hematoma serebelum rata-rata berusia 70 tahun.
Vertigo Sentral
Morbiditas/ Mortalitas
Cedera vaskular dan infark di sirkulasi posterior dapat menyebabkan kerusakan
yang permanen dan kecacatan. Pemulihan seperti yang terjadi pada vertigo perifer
akut tidak dapat diharapkan pada vertigo sentral.
Dalam satu seri, infark serebelum memiliki tingkat kematian sebesar 7%
dan 17% dengan distribusi arteri superior serebelar dan arteri posterior inferior
serebelar. Infark di daerah yang disuplai oleh arteri posterior inferior serebelar
sering terkait dengan efek massa dan penekanan batang otak dan ventrikel ke
empat, oleh karena itu, membutuhkan manajemen medis dan bedah saraf yang
agresif. Dalam satu rangkaian 94 pasien, 20 diantaranya datang dengan Glasgow
Coma Scale (GCS) 8 yang mengindikasikan adanya penurunan kesadaran yang
signifikan. Tingkat kematian pasien lainnya, yaitu yang GCSnya lebih dari 8,
adalah 20%
Neuroma akustik memiliki tingkat kematian yang rendah jika dapat
didiagnosis dengan cepat. Tumor dapat diangkat tanpa mengganggu N VII, namun
gangguan pendengaran unilateral dapat terjadi.
ETIOLOGI (2,5)
Beberapa penyebab vertigo sentral adalah:
PATOGENESIS
Sensasi keseimbangan merupakan hasil dari informasi yang tepat yang dideteksi
atau diterima oleh reseptor sistem visual, sistem vestibular, dan sistem
propioseptif, yang kemudian diintegrasikan di serebelum dan batang otak, lalu
dipersepsikan oleh korteks. Cara berjalan, postur, dan fokus mata selama kepala
Faustine B. Rahardja (07120070069)
Vertigo Sentral
bergerak, semua bergantung pada sensasi keseimbangan yang utuh. Gangguan
informasi sensori, pusat integrasi, dan persepsi berakibat pada gangguan
keseimbangan (5).
Vertigo sentral merupakan sensasi gangguan keseimbangan akibat
gangguan di pusat integrasi (serebelum dan batang otak) atau persepsi (korteks).
Pathogenesis beberapa penyebab vertigo sentral adalah sebagai berikut.
Oklusi arterial dan infark iskemik (5)
Oklusi arteri dan infark iskemik dapat disebabkan oleh cardioemboli, emboli dari
plak arteri vertebralis, thrombosis arteri lokal. Satu atau kedua arteri vertebral,
arteri basilar, dan cabang-cabang arteri kecil dapat tersumbat. Namun, oklusi total
arteri besar tidak akan berakibat pada kematian karena adanya anastomosis dari
sirkulus arteriosus wilisi dan arteri posterior komunikans. Perdarahan serebelum
lebih jarang terjadi dibandingkan dengan infark serebelum. Namun begitu,
perdarahan serebelum spontan merupakan kondisi mengancam jiwa. Perdarahan
serebelum biasanya berkaitan dengan penyakit vaskular hipertensif dan
antikoagulasi.
Sklerosis Mutiple (5)
Sklerosis Mutiple merupakan penyakit demyelinisasi pada sistem saraf pusat.
Perjalanan penyakitnya fluktuatif dengan berbagai gejala dan tanda.
Neuroma Akustik (5)
Neuroma Akustik adalah tumor sel Schwann yang berasal dari divisi vestibular
saraf cranial VIII (Vestibulokoklear) di kanal auditori interna proksimal. Neuroma
akustik biasanya berkembang di satu sisi (unilateral). Neuroma akustik bilateral
biasa terjadi pada orang dewasa muda dan berkaitan dengan neurofibromatosis
tipe 2. Jika tidak diberi pengobatan, neuroma akustik dapat berkembang ke sudut
serebelopontin dan menekan saraf cranial VII (Fasialis) dan saraf kranial lainnya.
Penyebab lainnya
Faustine B. Rahardja (07120070069)
Vertigo Sentral
Vertigo sentral yang diakibatkan infeksi sistem saraf pusat (mikroabses) dan
kejang lobus temporal sangat jarang terjadi. Vertigo sentral traumatik disebabkan
oleh perdarahan petekie di nukleus vestibular di batang otak.
MANIFESTASI KLINIS
Beberapa karakteristik vertigo sentral adalah (2):
Onset gradual
Lebih konstan
Durasi lebih panjang (minggu hingga bulan)
Intensitas ringan sampai sedang
Tidak dipengaruhi posisi kepala
Seringkali tidak disertai mual dan muntah
Seringkali disertai dengan gangguan status mental
Seringkali tidak berkaitan dengan tinnitus dan gangguan pendengaran
Nistagmus horizontal atau vertikal; tanpa adanya nistagmus fatigue
Disertai dengan tanda gangguan serebelum dan batang otak, seperti:
o Ataxia
o Pandangan kabur
o Diplopia
o Disfagia
o Disartria
Vertigo Sentral
Infark medulla lateral dari batang otak dapat menyebabkan vertigo sebagai bagian
dari presentasi klinisnya. Penemuan ipsilateral klasik meliputi rasa baal pada
wajah, hilangnya refleks kornea, sindron Horner, dan paralisis atau paresis pada
palatum mole, faring, dan laring (mengakibatkan disfagia dan disfonia).
Penemuan kontralateral meliputi hilangnya sensasi nyeri dan suhu pada sumbu
tubuh dan anggota gerak. Biasanya lesi saraf kranial VI (Abdusens), VII
(Fasialis), dan VIII (Vestibulokoklear) dapat muncul menyebabkan vertigo, mual,
muntah, dan nistagmus.
Insufisiensi Vertebrobasilar (2)
Transient ischemic attack (TIA) dari batang otak dapat memicu vertigo. Tanda
orthostatik harus ditentukan, karena orthostatik akan memperburuk gejala iskemik
vertebrobasilar. Sama seperti TIA secara umum, vertigo mungkin terjadi secara
tiba-tiba dan berlangsung dalam hitungan menit hingga jam. Sesuai dengan
definisi TIA, gangguan harus hilang secara total dalam 24 jam. Vertigo yang
diinduksi iskemik vertebrobasilar dapat terjadi dengan disertai diplopia, disfagia,
disarthria, dan hilangnya fungsi penglihatan bilateral. Tidak seperti penyebab
vertigo sentral lainnya, vertigo yang diinduksi iskemik vertebrobasilar dapat
diprovokasi dengan perubahan posisi. Memutar kepala menyumbat setengah arteri
vertebral ipsilateral sehingga menyebabkan ada gangguan sirkulasi sementara
pada batang otak.
Diseksi Arteri Vertebralis (2)
Diseksi arteri vertebral dapat menyebabkan stroke pada sirkulasi posterior. Gejala
dan tanda dari diseksi arteri vertebral meliputi nyeri kepala, vertigo, dan sindrom
Horner unilateral.
Sklerosis Multiple (2)
Penyakit demyelinasi dapat disertai dengan vertigo yang berlangsung beberapa
jam hingga minggu dan biasanya tidak berulang. Intesitas vertigo ringan-sedang
10
Vertigo Sentral
dan terdapat nistagmus. Ataxia atau neuritis optik dapat ditemukan atau sudah
berlangsung sebelumnya.
Neoplasma
Neoplasma ventrikel keempat dapat menyebabkan vertigo yang disertai gejala dan
tanda gangguan batang otak. Neoplasma yang biasa terjadi adalah ependimoma
pada pasien yang berusia lebih muda, dan metastasis pada pasien yang berusia
lebih tua (2).
Neuroma akustik biasa terjadi di sudut serebelopontin. Neuroma akustik
memiliki gejala awal berupa gangguan pendengaran dan tinnitus. Vertigo dapat
ditemukan sejak presentasi awal (8). Selain itu, neuroma akustik juga memberikan
gejala akibat penekanan saraf VII (Fasialis), jika terus berkembang gejala
gangguan batang otak dan saraf kranial lain dapat muncul karena efek sekunder
dari perkembangannya hingga ke fossa posterior (5).
Infeksi Sistem Saraf Pusat
Beberapa infeksi sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan vertigo adalah abses
pada serebelum, infeksi serebelum, encephalitis, dan sebagainya. Gejala vertigo
biasanya disertai dengan tanda-tanda infeksi seperti demam, malaise, tanda-tanda
serebelar (gangguan keseimbangan, gangguan koordinasi, dan sebagainya).
Trauma
Trauma yang biasanya terjadi adalah trauma leher. Biasanya gejala muncul dalam
7-10 hari setelah terjadi whiplash injury. Episode vertigo muncul terutama ketika
menggerakkan kepala dapat berlangsung hingga berbulan-bulan. Selain itu juga
terdapat nyeri pada leher dan nistagmus pada pergerakkan kepala.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik terutama pemeriksaan neurologis dan kardiologis penting dalam
mengidentifikasi pasien dengan vertigo sentral.
Gangguan kesadaran
Faustine B. Rahardja (07120070069)
11
Vertigo Sentral
Adanya gangguan kesadaran membutuhkan perhatian klinis khusus. Gangguan
kesadaran mungkin diakibatkan oleh infark atau penekanan batang otak. Pada
infark serebelum, penekanan batang otak terutama terjadi jika meliputi pembuluh
darah arteri serebelum posterior inferior. Dalam satu seri, tanda awal penekanan
batang otak adalah lethargi, yang terjadi pada 11% pasien dalam waktu 50 jam
setelah infark serebelum. Pasien dengan perdarahan serebelum, 46% mengalami
perburukan status mental kurang lebih 5,5 jam setelah presentasi.
Nistagmus (9)
Pemeriksaan pergerakan ekstraokular adalah kritikal. Nistagmus, jika ada,
merupakan infromasi yang penting. Nistagmus terdiri dari pergerakan lambat
mata dalam satu arah diikuti dengan pergerakan cepat ke arah sebaliknya.
Nistagmus horizontal bukanlah tanda spesifik dari vertigo perifer. Pada infark
serebelum, nistagmus horinzontal paling banyak ditemukan. Nistagmus vertikal
dianggap spesifik untuk vertigo sentral. Karakteristik nistagmus akibat lesi sentral
lainnya adalah memburuk dengan fiksasi pandangan, berbeda dengan nistagmus
pada lesi perifer yang cenderung membaik dengan fiksasi pandangan. Selain itu
nistgamus akibat lesi sentral dapat unidireksi atau multidireksi, sedangkan pada
lesi perifer hanya ditemukan nistagmus unidireksi.
Nistagmus dan Gejala Vertigo yang Diinduksi
12
Vertigo Sentral
Opthalmoplegia Intranuklear
Opthalmoplegia intranuklear bermanifestasi sebagai parsial atau tidak adanya
pergerakan adduksi mata dan nistagmus kasar pada abduksi mata dengan arah
pandangan lateral. Hal ini terkait dengan adanya gangguan sepanjang fasikulus
longitudinal medial dan diagnosis sklerosis multiple dan gangguan batang otak
lainnya.
Defisit Saraf Kranial
Selain gangguan pendengaran, defisit neurologis lainnya tidak seharusnya
ditemukan pada pasien vertigo perifer maupun sentral. Adanya defisit saraf kranial
lain seperti kelemahan otot-otot wajah, hilangnya refleks kornea, palsy pandangan
lateral, disarthria, membutuhkan evaluasi lanjutan.
13
Vertigo Sentral
Pemeriksaan Neurologis Ekstremitas dan Koordinasi
Kelemahan, hyperesthesia, dan refleks patologis positif membutuhkan evaluasi
lanjutan. Ataxia merupakan indikator penting adanya gangguan serebelar.
Pemeriksaan ataxia meliputi tes jari-hidung, tes tumit-lutut, dan sebagainya.
Pemeriksaan Jantung
Pemeriksaan kardivaskular yang teliti dapat mengungkap penyebab asal stroke
emboli. Periksa adanya murmur dan irama irregular yang menunjukkan adanya
fibrilasi atrium.
PEMERIKSAAN PENUNJANG (5)
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah:
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan
penyakit
lainnya
seperti
anemia,
kehamilan,
dan
kondisi
di
berkembang
sistem
CT
vertebrobasilar.
angiografi,
Namun,
MRA,
dan
sekarang
telah
Doppler
USG
14
Vertigo Sentral
DIAGNOSIS
Diagnosis vertigo sentral ditegakkan dengan:
1.
2.
3.
4.
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Neurologis
MRI
15
Vertigo Sentral
PENATALAKSANAAN (5)
Penatalaksaan vertigo sentral ditujukan kepada penyakit penyebab.
Penatalaksanaan awal:
16
Vertigo Sentral
selanjutnya,
khususnya
untuk
perdarahan
serebelum,
diperlukan.
ketat,
mencakup
observasi
secara
langsung,
otak
Hal yang dapat dilakukan diantaranya:
o Intubasi endotrakeal untuk menjaga jalan nafas, mengontrol
pernafasan, dan untuk terapi hiperventilasi
o Memberikan obat-obat dieresis seperti manitol dan furosemide
o Memberikan kortikosterois seperti dexamethason
17
Vertigo Sentral
Konsultasi
Konsultasi neurologis pasien dengan vertigo sentral kepada ahli saraf maupun ahli
bedah saraf diperlukan. Pasien dengan space occupying lesion ataupun
hidrosepalus dikonsultasikan ke ahli bedah saraf. Beberapa keadaaan emergensi
harus diperhatikan dan segera dikonsultasikan kepada ahli bedah saraf,
diantaranya adalah perdarahan, kompresi batang otak, edema, karena bedah
dekompresi
seperti
suboccipital
kraniektomi
dan
ventrikulostomi
dapat
menyelamatkan jiwa.
PROGNOSIS (5)
Prognosis pasien dengan vertigo sentral sangat bervariasi, bergantung dari
penyakit yang mendasari. Namun, kemajuan bedah saraf memperbaiki prognosis
beberapa kondisi serius Prognosis pasien dengan infark arteri vertebral atau
basilar adalah buruk. Prognosis pasien dengan perdarahan serebelum spontan
adalah buruk.
KEPUSTAKAAN
[1] Waxman SG. Clinical Neuroanatomy. 26th ed. Amerika Serikat: The McGrawHill Companies, Inc; 2010
[2] Tintinalli JE, Stapczynski S, Cline DM, Ma OJ, Cydulka RK, Meckler GD.
Tintinallis Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide. 7th ed.
Amerika serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2011
[3] Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 2008
[4] Simon RP, Greenberg DA, Aminoff MJ. Clinical Neurology.7 th ed. Amerika
serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2009
[5] Marril KA. Central Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 21 Januari 2011.
Diunduh
tanggal
April
2011.
Diunduh
dari
http://emedicine.medscape.com/article/794789-clinical#a0217
[6] Antunes MB. CNS Causes of Vertigo [Internet]. WebMD LLC. 10 September
2009.
Diunduh
tanggal
April
2011.
Diunduh
dari
http://emedicine.medscape.com/article/884048-overview#a0104
18
Vertigo Sentral
[7] Mcphee SJ, Papadakis MA. Current Medical Diagnosis and Treatment 2011.
50th ed. Amerika Serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2011
[8] Rowland L, editor. Merritts Neurology. 11th ed. Amerika Serikat: Lippincott
Williams and wilkins; 2005
[9] Ropper HA, Samuels MA. Adams and Victors Principles of Neurology. 9th ed.
Amerika Serikat: The McGraw-Hill Companies, Inc; 2009
[10] Delisa AJ. Physical Medicine and Rehabilitation. 4 th ed. Amerika Serikat:
Lippincott Williams and Wilkins; 2005
DEFINISI
Istilah vertigo berasal dari bahasa Latin verto yang artinya memutar
atau gerakan berputar.1 Vertigo adalah suatu bentuk gangguan orientasi berupa
ilusi atau halusinansi gerakan diamana perasaan dirinya bergerak berputar atau
bergelombang terhadap ruangan di sekitarnya atau ruangan sekitarnya yang
bergerak terhadap dirinya.1,3Dizziness adalah gangguan perasaan kesimbangan
tubuh terhadap ruang sekitarnya.2,4
EPIDEMIOLOGI
Vertigo dan dizziness merupakan salah satu keluhan tersering pasien
datang ke dokter.5 Insiden vertigo secara umum beragam yaitu 5 sampai 30% dari
populasi dan mencapai 40% pada orang yang berumur di atas 40 tahun. 5,6 Vertigo
meningkatkan resiko cedera akibat trauma sampai 25% pada penderita yang
berumur diatas 65 tahun. Di Amerika, dari data pada tahun 1999 sampai 2005
didapatkan bahwa vertigo merupakan 2,5% dari diagnosis pasien yang datang ke
ruang gawat darurat.5
PATOFISIOLOGI
Keseimbangan dan kemampuan menyadari posisi dan kedudukan terhadap
ruangan sekitarnya diatur oleh integrasi berbagai sistem yaitu2:
1. Sistem vestibular. Impuls pada labirin yang berfungsi sebagai proprioseptor
spasial spesifik sangat sesitif terhadap perubahan kecepatan pergerakan dan posisi
tubuh.
19
Vertigo Sentral
2. Sistem visual, impuls visual yang berasal dari retina dan impuls proprioseptif
yang berasal dari otot bola mata berguna dalam menetapkan jarak suatu objek dari
tubuh. Impuls ini judikoordinasikan dengan impuls dari sistem vestibuler.
3. Sistem proprioseptif. Impuls proprioseptif yang berasal dari otot dan tendon
berhubungan dengan reflek postural dan gerakan yang disadari.
Jaringan saraf yang terkait dalam proses timbulnya vertigo antara lain7 :
1 Reseptor alat keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses tranduksi yaitu
mengubah rangsangan menjadi bioelektrokimia yang terdiri dari reseptor mekanis
di vestibulum, reseptor cahaya di retina, reseptor mekanik di kulit.
Saraf aferen yang berperan dalam proses transmisi menghantarkan impuls ke
pusat keseimbangan di otak. Terdiri dari : Nervus vestibularis, nervus optikus
dan spinovestibuloserebelaris pathway.
3. Pusat keseimbangan yang berperan dalam proses modulasi, komparasi,
integrasi / koordinasi dan presepsi.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh
reseptor vestibuler, visual dan proprioseptif. Dari ketiga reseptor tersebut
informasi terbesar masuk melalui reseptor vestibuler (lebih dari 50%).2,7 Arus
informasi berlangsung intensif apabila terjadi gerakan atau perubahan posisi
kepala atau tubuh. Gerakan ini akan menyebabkan perpindahan cairan endolimfe
di labirin dan selanjutnya silia dari sel rambut akan menekuk. Tekukan ini akan
menyebabkan perubahan permeabilitas membran sel yang mengakibatkan
depolarisasi sel saraf yang selanjutnya berjalan sebagai impuls sensorik melalui
nervus vestubularis ke pusat keseimbangan di otak. Impuls tersebut selanjutnya
dihantarkan ke serebelum, kortek serebri, hipothalamus dan pusat otonomik di
formasio retikularis. Neurotransmitter yang berperan dalam impuls aferen
vestibuler adalah bersifat eksitator, antara lain glutamate, aspartat, asetilkolin,
histamine dan substansi P. Sedangkan neurotransmiter yang berperan dalam
impuls eferen vestibuler adalah bersifat inhibitor, yaitu GABA, glisin,
noradrenalin, dopamine, dan serotonin. Pengetahuan mengenai neurotransmitter
ini berguna dalam prinsip terapi medikamentosa dari vertigo.7,8,9
Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan
tubuh yang mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya
dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat.2
20
Vertigo Sentral
KLASIFIKASI
Berdasarkan etiologi, vertigo dapat dikategorikan ke dalam empat jenis;
otologik,sentral, medikal dan tak terlokalisir.12
A. Vertigo otologik disebabkan oleh disfungsi telinga bagian dalam. Vertigo
otologik merupakan sepertiga dari semua pasien dengan vertigo. Vertigo
otologikterdiri dari komponen substansial:
1. Benign paroksismal posisional vertigo (BPPV) adalah jenis yang
paling umum dari vertigo otologik, terhitung sekitar 20% dari vertigo
dari semuapenyebab dan 50% dari semua kasus otologik.
Pada BPPV terjadi serangan singkat vertigo yang dipicu oleh
perubahan orientasi kepala terhadap gravitasi. BPPV disebabkan
oleh lepasnya otolith yang terdiri dari kristak kalsium
karbonat dalam kanalis semisirkularis, biasanya kanal posterior
telinga bagian dalam.12,13
2. Neuritis vestibular, gejalanya vertigo, mual, ataksia, dan
nistagmus. Hal
iniberhubungan infeksi
virus
pada nervus vestibular dengan gejala bersifat akut dan prolong. Jika
disertai berkurangnya pendengaran, berarti melibatkan labirin dan
disebut
labyrinithis.
neuritis
vestibular
dan
12,14
labyrinthitismerupakan 15% dari semua kasus vertigo otologik.
3. Penyakit Meniere terdiri dari gejala vertigo intermiten yang disertai
olehtinnitus dan gangguan pendengaran. Penyakit ini diduga
21
Vertigo Sentral
6.
22
Vertigo Sentral
23
Vertigo Sentral
24
Vertigo Sentral
25
Vertigo Sentral
26
Vertigo Sentral
c.
d.
e.
f.
g.
DIAGNOSIS
Gejala
A. Gejala primer.5,16
Gejala primer yang merupakan akibat utama dari gangguan sensorik.
1. Sensasi berputar baik dirinya sendiri maupun lingkungannya. Vertigo
dapat horizontal, vertikal atau melingkar.
2. Sensasi pergerakan, biasanya digambarkan sebagai perasaan didorong
atau miring yang singkat. Perasaan ini menunjukkan adanya disfungsi
dari apparatus otolith di telinga dalam atau proses sentral yang
merangsang otolith.
3. Osilopsia adalah ilusi pergerakan lingkungan sekitar yang dipicu oleh
pergerakan kepala. Pasien dengan gangguan vestibuler bilateral tidak
dapat melihat apabila kepalanya sedang bergerak karena osilopsia.
Pasien dengan gangguan vestibuler unilateral selalu mengeluhkan
27
Vertigo Sentral
28
Vertigo Sentral
letak lesi dan kemudian penyebabnya, agar dapat diberikan terapi kausal yang
tepat dan terapi simtomatik yang sesuai.7,12
1. Pemeriksaan umum. Ukur tekanan darah dan nadi dengan posisi
pasien berdiri. Apabila tekanan darah saat berdiri rendah, periksa
tekanan darah dengan posisi berbaring dan duduk. Auskultasi arteri
karotis dan subklaviaFaktor sistemik yang juga harus dipikirkan/dicari
antara lain aritmi jantung, hipertensi, hipotensi, gagal jantung
kongestif, anemi, hipoglikemi, infeksi dantrauma kepala.12
2. Pemeriksaan neurologis
a. Tes menulis vertikal :
Pasien duduk di depan meja, tubuh tidak menyentuh meja dan
tangan yang satu berada diatas lutut, penderita disuruh menulis
selajur huruf dari atas ke bawah, mula-mula dengan mata terbuka
lalu tertutup. Pada kelainan labirin satu sisi akan terjadi deviasi dari
tulisan dari atas kebawah sebesar 10 derajad atau lebih. Sedangkan
Penderita kelainan serebelum maka tulisannya menjadi semakin
besar (macrographia) atau tulisan menjadi kacau.
b. Tes Romberg
Pasien berdiri tegak kedua kaki sejajar bersentuhan dan mata lalu
dipejamkan. Apabila gangguan vestibuler pasien tidak dapat
mempertahankan posisinya, ia akan bergoyang menjauhi garis
tengah dan akan kembali ke posisi duduk dan berdiri seketika, jika
ada lesi pasien akan jatuh ke sisi lesi. Test Romberg sangat berguna.
Kemampuan normal minimal dengan mata tertutup selama sekitar 6
detik. Dewasa muda seharusnya dapat melakukannya sekitar 30
detik, dan kemampuan menurun seiring usia. Pasien dengan
gangguan vestibuler bilateral secara moderat mengalami
ataksia menjadi sangat tergantung terhadap penglihatan dan merasa
tidak seimbang apabila mata tertutup. Tidak ada pasien dengan
gangguan bilateral yang dapat berdiri dengan mata tertutup pada test
Romberg selama 6 detik.
c. Tes Tandem Gait
Pasien kaki saling menyilang dan tangan menyilang didada. Pasien
di suruh berjalan lurus, pada saat melangkah tumit kaki kiri
djiletakkan pada ujung jari kaki kanan dan seterusnya. Adanya
gangguan vestibuler akan menyebabkan arah jalanannya
menyimpang.
d. Stepping test
Faustine B. Rahardja (07120070069)
29
Vertigo Sentral
30
Vertigo Sentral
31
Vertigo Sentral
(Dikutip dari Demyer WE. Deafness, Dizziness and Disorder Of Equilibrium. In:
Ropper AH, Brown RH (eds). Adams and Victors Principles of Neurology, Eighth
edition. New York: McGraw-Hill, 2005).
1. Tes Gelengan Kepala. Tes ini dilakukan jika tidak ada nistagmus
spontan
atau
nistagmus
posisi.
Dengan kacamata Frenzel,
kepala pasien diputar oleh pemeriksa dengan arah horizontal dan
seterusnya sebanyak 20 x putaran. Dilakukan dengan deviasi kepal
45o ke sisi lain untuk 2 x putaran per detik.Nistagmus berlangsung 5
detik atau lebih adalah indikasi adanya gangguan organik telinga atau
sistem saraf pusat dan membantu pemeriksaan lebih lanjut.
2. Tes Arteri Vertebre untuk Vertigo servikal. Dengan posisi pasien
tegak lurus dan memakai kacamata. Kepala diputar maksimal ke satu
sisi dan biarkan selama 10 detik. Mata tetap di tengah. Tes positif bila
nistagmus terjadi dengan posisi kepala sejajar tubuh.
3. Tes Valsava. Dilakukan jika ada gejala tekanan sensitif kompleks
dalam riwayat penyakit. Ketika memakai kacamata frenzel, pasien
32
Vertigo Sentral
33
Vertigo Sentral
34
Vertigo Sentral
temporal banyak memancarkan radiasi dan untuk alasan ini, tes VEMP
direkomendasikan sebagai tes awal untuk dehiscence canal superior.
5. Pemeriksaan lainnya
a. EEG digunakan untuk diagnosis kejang. Hasilnya sangat rendah untuk
pasien dengan keluhan pusing.
b. Ambulatory Monitor atau Holter Monitoring digunakan untuk
mendeteksi aritmia atau sinus arrest.
TERAPI
Tujuan umum penatalaksanaan vertigo adalah untuk mengeliminasi gejala
vertigo,meningkatkan kompensasi sistem vestibuler dan mengontrol gejala
neurovegetatif dan psikoafektif yang menyertai vertigo.8
35
Vertigo Sentral
a.
36
Vertigo Sentral
37