pertemuan kalkulasi rutin, fungsi kohesif dan pengaruh mekanisme ekonomi dan manajemen
social.
Teori ekonomi politik telah dibagi (mungkin agak sederhana, namun demikian berguna) ke
dalam dua bagian besar yang abu-abu/tidak jelas, Owen & adam (1996) telah memberi label
"klasik dan borjuis. Ekonomi politik klasik adalah berkaitan dengan karya pilsuf seperti Karl
Mark dan kelas kelas kepentingan, konflik structural, ketimpangan, dan peran Negara (Owen
& Adams, 1996). Kontras dengan berjois teori ekonomi politik menurut Kouhy dan lavers
(1995) mengabaikan unsur-unsur yang lebih besar dan, sebagai hasilnya, adalah konten untuk
melihat dunia sebagai dasarnya pluralistik.
Legitimacy Theory
Teori legitimasi menegaskan organisasi berusaha beroperasi dalam batas-batas dan normanorma masyarakat masing-masing, yaitu, mereka berusaha bahwa aktivitas mereka yang
dianggap oleh pihak luar adalah sah. Batas dan norma-norma ini tidak dianggap tetap,
melainkan, berubah dari waktu ke waktu, sehingga akan membutuhkan organisasi yang
responsif terhadap lingkungan di mana mereka beroperasi.
Lindblom (1994) membedakan legitimasi sebagai status atau kondisi, dan legitimasi sebagai
proses yang mengarah ke sebuah organisasi yang divonis/diputuskan sah.
Menurut Lindblom (halaman 2) legitimasi adalah
... kondisi atau status yang ada apabila sistem nilai suatu entitas yang digunakan sesuai
dengan sistem nilai dari sistem sosial yang lebih luas yang merupakan bagian entitas. ketika
disparitas, aktual atau potensial, ada di antara kedua sistem nilai, ada ancaman untuk
legitimasi entitas.
Teori legitimasi bergantung pada gagasan bahwa ada kontrak sosial antara organisasi yang
bersangkutan dan masyarakat di mana beroperasi. kontrak sosial tidak mudah untuk
ditentukan, tetapi konsep ini digunakan untuk mewakili banyak harapan implisit dan eksplisit
bahwa sekitar masyarakat memiliki bagaimana organisasi harus
Shocker ddan Sethi (1974, P.67) memberikan gambaran yang baik dari konsep contratc
sosial:
Institusi sosial - dan bisnis tidak ada pengecualian - beroperasi di masyarakat melalui kontrak
sosial, dinyatakan atau tersirat, dimana kelangsungan hidup dan pertumbuhan berdasarkan :
Legitimacy Theory
Organisasi berusaha untuk memastikan bahwa mereka beroperasi dalam batas-batas dan
norma-norma masyarakat masing-masingkegiatan yang dianggap 'sah'
Batas dan norma-norma tidak statis organisasi harus responsif
Mengandalkan pada gagasan sebuah kontrak sosial
Social contract
Merupakan harapan implisit dan eksplisit bahwa dimilki masyarakat sekitar bagaimana
organisasi harus melakukan kegiatan operasional
persyaratan hukum yang mungkin memberikan persyaratan eksplisit kontrak, sementara yang
lain mewujudkan harapan masyarakat yang implisit
Secara tradisional ukuran kinerja optimal maksimisasi keuntungan
Harapan publik telah berubah sehingga organisasi ini kini dituntut untuk menangani masalahmasalah sosial kemanusian, lingkungan dan lainnya.
Implications of not meeting social contract
Masyarakat memungkinkan organisasi untuk terus beroperasi apabila memenuhi harapan
mereka
Organisasi mungkin merasa sulit untuk memperoleh dukungan yang diperlukan dan sumber
daya untuk melanjutkan operasi
dapat mengakibatkan sanksi seperti :
pembatasan hukum terhadap operasi,
sumber daya terbatas yang disediakan atau berkurangnya permintaan
produk
Preposisi legitimasi teori hampir mirip dengan Political Cost Hypothesis dalam
Positive Accounting Theory.
Persamaan: Legitimasi teori mendasarkan pada isu sentral dari kontrak sosial
sebuah perusahaan dengan masyarakat dan memprediksi bahwa manajemen akan
mengadopsi strategi tertentu (termasuk strategi pelaporan) dalam tawaran untuk
menyakinkan masyarakat bahwa organisasi mengikuti dengan nilai masyarakat dan
norma yang ada.
Perbedaan:
TEORI STAKEHOLDER
Teori stakeholder berkaitan dengan dua elemen yaitu:
1.
Definsi hak stakehokder oleh Freedman dan Reed (1983, p.91) yaitu apapun
kelompok yang dapat diidentifikasi atau individu yang dapat mempengaruhi
pencapaian sebuah tujuan organisasi, atau dipengaruhi oleh pencapaian dari sebuah
tujuan organisasi.
Clarkson (1995) membagi stakeholder kedalam stakeholder utama dan stakeholder
pendukung.
Seluruh stakeholder (primary dan pendukung) mempunyai hak minimum tertentu
yang tidak dapat dilanggar atau diabaikan. Dengan kata lain perspective etika
tersebut menyatakan bahwa semua stakeholder juga mempunyai hak untuk
diberikan informasi tentang bagaimana organisasi mempengaruhi stakeholder
(mungkin melalui polusi, beasiswa komunitas, provisi karyawan, inisiatif
keselematan, dll) meskipun stakeholder sendiri memilih untuk tidak menggunkaan
informasi ersebut, dan meskipun mereka tidak dapat mempunyai pengaruh langsung
pada kelangsungan hidup organisasi
Berkaitan dengan hak terhadap informasi dapat mempertimbangkan penelitian Gray,
Owen an Adams (1996) perspektif dari akuntabilitas yang digunakan dalam model
akuntabilitas. Akuntabilitas berhubungan dengan tanggungjawab atau tugas:
Tanggungjawab untuk menjalankan tindakan tertentu (atau menahan diri dari
melakukan tindakan tertentu), dan
Tanggungjawab untuk menyediakan laporan dari tindakan tersebut.
Perspektif moral dari teori stakeholder menyatakan bahwa semua stakeholder
memiliki hak diperlakukan secara adil oleh organisasi
Dalam pandangan teori stakeholder bahwa para stakeholder memiliki hak intrinsik
Stakeholder sebagai pemangku kepentingan primer dan sekunder (Clarkson ,1995)
Perspektif etis normatif stakeholder menurut Grey, Owen & Adams (1996) juga harus
mempertimbangkan perspektif akuntabilitas
CABANG MANAJERIAL TEORI STAKEHOLDER
Stakeholder diidentifikasi dengan mengacu pada sejauhmana organisasi yakin bahwa
interaksi setiap kelompok perlu dikelola untuk kepentingan organisasi
Perspektif manajerial dari teori stakeholder bahwa organisasi dianggap sebagai bagian
dari sistem sosial yang lebih luas
Harapan berbagai kelompok stakeholder akan berdampak pada pengungkapan
kebijakan operasional organisasi (Teori legitimasi)