Kerja Sama Internasional
Kerja Sama Internasional
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2. Pemberitahuan dari negara penerima, secara tidak resmi bahwa calon dapat disetujui.
Bagian itulah yang biasanya dikenal sebagai agreement.
Pengangkatan atau pengiriman pejabat-pejabat/staf perwakilan tidak memerlukan persetujuan
negara penerima. Negara pengirim harus memberitahukan kepada negara penerima siapa
yang akan dikirim. Pejabat-pejabat tersebut terdiri atas beberapa golongan : (Pasal 2-9)
1. Staf diplomatik (members of mission).
2. Staf administratif dan teknis, juru bahasa, dokter, penasihat hukum, sekretarissekretaris dalam jabatan-jabatan tertentu, kepala bagian arsip, bagian code, dan lainlain (members of the staff of mission).
3. Staf rumah tangga, service staff. Bukan pegawai-pegawai pejabat diplomatik pribadi.
Maksudnya, sopir dan pengatur rumah tangga yang dipekerjakan langsung oleh
perwakilan, tidak oleh pribadi (members of diplomatic staff).
Pentingnya mengetahui golongan/jenjang/posisi staff diplomatik pada umumnya sangat
berkaitan dengan hak hak istimewa dan kekebalan para pejabat tersebut. Anggota staf
administratif, teknis, dan sevice staff boleh berkewarganegaraan negara penerima sehingga
tidak mempunyai hak/kekebalan istimewa.
C. Setelah pengangkatan, seorang pejabat diplomatik berangkat ke negara yang dituju dengan
membawa surat kepercayaan, letter de creance atau letter of credence atau credentials.
Surat kepercayaan ialah surat dari kepala negara pengirim kepada negara penerima. Surat dari
menteri luar negeri negara pengirim kepada menteri luar negeri negara penerima berisi
pemberitahuan bahwa seseorang telah ditunjuk untuk menjabat sebagai duta besar/duta dan
ditujukan kepada kepala negara penerima. Dalam surat tersebut juga dijelaskan bahwa negara
pengirim telah menaruh kepercayaan penuh kepadanya. Kepala negara penerima
diharapkan agar mempercayai segala sesuatu yang akan disampaikan oleh pejabat tersebut
kepada kepala negara penerima. Oleh karena itu, disebut surat kepercaan. Penyerahan surat
kepercayaan wakil diplomatik diatur dalam Pasal 13 Konvensi Wina, yakni Pada saat wakil
diplomatik dapat dianggap mulai menduduki jabatannya.
Suatu negara pengirim harus mengusahakan persetujuan dari negara penerima untuk
seseorang yang dicalonkan menjadi kepala misi diplomatik dari negara pengirim di negara
penerima. Surat kepercayaan tersebut sering disebut Letters of Credence atau Letters de
Crance. Surat-surat kepercayaan yang sudah disegel dan sebuah salinan yang tersebut harus
dibawa sendiri oleh wakil yang bersangkutan dan harus segera dipersembahkan kepada
Kepala negara penerima setelah tiba dinegara tujuan. Di samping surat-surat kepercayaan
tersebut, wakil itu juga dapat membawa dokumen-dokumen penting lainnya. Seorang duta
besar diterima oleh kepala negara penerima dengan menyerahkan surat-surat tersebut kepada
negara penerima dalam suatu upacara kenegaraan resmi. Hal itu perlu karena seorang duta
besar tidak hanya mewakili kepala negara pengirim, tetapi juga adakalanya negara penerima
menolak dan tidak setuju akan pengangkatan duta yang dicalonkan karena memang setiap
negara mempunyai hak untuk menolak suatu perwakilan diplomatik.
3. -Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR.
- Dalam membuat perjanjian lainnya yang menimbulkan akibat luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan / atau mengharuskan
perubahan atau pembentukan UU harus dengan persetujuan DPR.
4. Modus vivendi adalah perjanjian atau kesepakatan yang bersifat sementara. Modus ini
berlaku sampai ditetapkannya perjanjian yag lebih rinci dan sistematis.
5. Perbedaan kerjasama regional, bilateral, multilateral, dan transnasional
Perjanjian regional: Kerja sama regional merupakan kerja sama antara negara-negara
sewilayah atau sekawasan. Tujuannya tidak lain adalah untuk menciptakan perdagangan
bebas antara negara di suatu kawasan tertentu.
Perjanjian Bilateral adalah perjanjian yang diikuti oleh dua negara. Perjanjian ini hanya
mengatur hal hal yang menyangkut kepentingan kedua negara. Perjanjian bilateral
bersifat tertutup. Tidak ada kemungkinan bagi pihak lain untuk ikut serta dalam
perjanjian. Kerjasama bilateral antara dua negara juga mempunyai prinsip yang saling
menguntungkan, saling menghargai dan saling menghormati satu sama lain dalam
langkah pengambilan kebijakan di negaranya masing-masing.
7.Atase adalah pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh. Atase initerbagi menjadi
dua yaitu :a. Atase pertahanan.Atase ini dijabat oleh seorang perwira militer yang
diperbantukan depertemenluar negeri dan diperbantukan di kedutaan besar serta diberikan
kedudukansebagai seorang diplomat yang bertugas memberikan nasihat di bidangmiliter dan
pertahanan keamanan kepada duta besar berkuasa penuh.
b. Atase teknis.Atase ini dijabat oleh seorang pegawai negeri yang tidak berasal
daridepertemen luar negeri dan ditempatkan di salah satu kedutaan besar, ataseini berkuasa
penuh dalam menjalankan tugas tugas teknis sesuai dengantugas pokok dari departemennya
sendiri.
Fungsi atase :
Pemberian fasilitasi dalam kegiatan sebagai berikut:
a. peningkatan hubungan dagang (kontak bisnis) dan pemberian bantuan/advokasi kepada
dunia usaha di negara akreditasi.
b. penyelesaian sengketa dagang (dumping subsidi, safeguards dan lain lain);
c. pengaturan misi dagang baik untuk pejabat pemerintah maupun dunia usaha;
d. peningkatan kerjasama bilateral, regional dan multilateral dengan negara akreditasi di
bidang industri dan perdagangan;
(2) Pelaksanaan bisnis intelijen tentang kebijakan dan perkembangan teknologi serta
penyusunan
market analysis untuk mencari peluang pasar produk Indonesia di negara akreditasi;
(3) Pelaksanaan promosi investasi industri dan perdagangan dalam rangka menarik investor
asing
agar bersedia menanamkan modalnya di Indonesia;
(4)Penyebaran informasi tentang kebijakan nasional dibidang industri dan perdagangan
(impor,
tarif, standar) di negara akreditasi;
(5) Pengembangan dan penguatan jejaring kerja (network) baik dengan instansi pemerintah
maupun swasta di negara akreditasi;
(6) penyusunan program kerja berikut anggarannya serta melakukan pengelolaan tertib
administrasi dan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; .
Fungsi Konsuler :
1. Melindungi, didalam negara penerima, kepentingan kepentingan negara pengirim
dan warga negarannya, individu individu, dan badan badan hukum, di dalam batas
yang diizinkan oleh hukum internasional.
2. Memajukan pembangunan hubungn dagang, ekonomi, kebudayaan dan ilmiah antar
kedua negara