Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TETAP

SATUAN OPERASI 2

OIL FILTRASI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

Dela Regina Pratiwi


Dian Febrianti Pisceselia
Kurnia Aini
Rameyza Arohman
Siti Hariyanti
Victor Alberto Valentino
Yuni Kartika

(061330401053)
(061330401056)
(061330401053)
(061330401053)
(061330401070)
(061330401072)
(061330401073)

KELAS 4KF
DOSEN PEMBIMBING

Ir. Jaksen M. Amin, M.Si

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
2015

OIL FILTRASI
I.

TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat :
1.

Memahami proses filtrasi (pembersihan partikel padat dari suatu fluida)


dengan menggunakan media penyaring yang berupa karbon aktif.

2.

Mengoperasikan alat oil filtration yang ada di laboratorium Teknik


Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.

II.

ALAT DAN BAHAN


1.

2.

Alat yang digunakan :


a. Seperangkat alat Oil Filtrasi

1 buah

b. Piknometer

1 buah

c. Gelas kimia 2 liter

1 buah

d. Gelas kimia 350 ml

1 buah

e. Ember 15 liter

1 buah

f. Spatula

1 buah

g. Pengaduk

1 buah

Bahan yang digunakan :


a. Indikator PP padat

0,5 gram

b. Indikator Orange

10 tetes

c. NaOH

2 gram

d. Minyak Jelantah

2 liter

e. Aquadest/air

secukupnya

III. DASAR TEORI

Filtrasi adalah pemisahan partikel padatan dari suatu fluida dengan


menggunakannya pada medium penyaringan atau septum yang diatasnya
padatan akan terendapkan. Range filtrasi pada industri mulai dari
penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang
difiltrasi dapat berupa cairan atau gas, aliran yang lolos dari saringan
mungkin saja cairan, padatan atau keduanya. Suatu saat justru limbah
padatnyalah yang harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Di
dalam industri, kandungan padatan suatu umpan mempunyai range dari
hanya sekedar jejak sampai persentasi yang besar. Seringkali umpan
dimodifikasi melalui beberapa pengolahan awal untuk meningkatkan laju
filtrasi, misalnya dengan pemanasan, kristalisasi atau memasang peralatan
tambahan pada penyaring seperti selulosa atau tanah diatomae. Oleh karena
varietas dan material harus disaring beragam dan kondisi proses yang
berbeda, banyak jenis penyaring telah dikembangkan, beberapa jenis akan
dijelaskan dibawah ini. Fluida mengalir melalui media penyaring karena
perbedaan tekanan yang melalui media tersebut. Penyaring dapat beroperasi
pada :
1. Tekanan diatas atmosfer pada bagian atas media penyaring
2. Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring
3. Vakum pada bagian bawah
Tekanan diatas atmosfer dapat dilaksanakan dengan gaya grafitasi
pada cairan dalam suatu kolom dengan menggunakan pompa atau blower,
atau dengan gaya sentrifugal. Dalam suatu media penyaring biasa tidak
lebih baik dari pada saringan (screen) kasar atau dengan unggun partikel
kasar seperti pasir. Penyaring gravitasi dibatasi penggunaanya dalam
industri untuk suatu aliran cairan kristal pasir, penjernihan air minum dan
pengolahan limbah cair.
Penyaring dibagi ke dalam tiga golongan utama yaitu penyaring kue
(cake), penyaring penjernihan (clarifying) dan penyaringan aliran silang
(cross flow). Penyaring kue memisahkan cairan dan padatan sebelum
dengan jumlah relative besar sebagai suatu kue kristal atau lumpur.

Seringkali penyaring ini dilengkapi peralatan untuk membersihkan kue dan


untuk membersihkan cairan dan padatan sebelum dibuang. Penyaring
penjernihan membersihkan sejumlah kecil padatan dan suatu gas atau
medium penyaring atau percikan cairan jenuh semisal minuman. Partikel
padatan ditangkap di dalam medium penyaring atau di atas permukaan
luarnya. Penyaring penjernihan berbeda dengan saringan biasa, yaitu
memiliki diameter pori medium penyaring lebih besar dan partikel yang
akan disingkirkan.
Di dalam penyaringan aliran silang, umpan suspensi mengalir dengan
tekanan tertentu diatas medium penyaring. Lapisan tipis dan padatan dapat
terbentuk diatas medium permukaan tetapi kecepatan cairan yang tinggi
mencegah terbntuknya lapisan. Medium penyaring adalah membrane
keramik, logam, atau polimer dengan pori yang cukup kecil untuk menahan
sebagian besar partikel tersuspensi. Sebagian cairan mengalir melalui
mdium sebagai filtrate yang jernih, meninggalkan suspensi pekatnya.
Jenis-jenis Penyaring :
1. Penyaring Vakum Kontinyu
Dalam setiap penyaring vakum kontinyu, cairan dihisap melalui
septum yang bergerak untuk mengendapkan padatan kue. Kue kemudin
dipindahkan dan tempat penyaringan dicuci, dihisap, dikeringkan,dan
dikeluarkan dan lumpur dimasukkan kembali. Beberapa bagian dan
septum terletak pada zona penyaringan, sebagian didalam zona pencuci
sementara sebagian lagi pembebasan dari bebannya. Sehingga buangan
padatan dan cairan dan penyaring tidak dapat dihentikan.
2. Penyaring Vakum Diskontinyu
Penyaring bertekanan biasanya beroperasi secara diskontinyu.
Suatu penyaring vakum diskontinyu, kadang-kadang sangat berguna.
Suatu nutsch vakuin mempunyai ukuran sedikit lebih kecil dari pada
corong buchner, berdiameter 1 s.d 3 m (3 s.d 10 ft) dan membentuk
lapisan padatan dengan tebal 100 s.d 300 mm (4 s.d 12 in). Untuk

mempermudah suatu nutch dapat langsung dibuat dari material tahan


korosi dan menjadi berharga karena dicoba disaring batch varietas
material yang korosif. Nutch biasanya tidak umum dilakukan untuk
proses berskala besar oleh karena batch yang terlibat di dalam
membersihkan tumpukan kue, namun demikian nutch tetap berguna
sebagai penyaring bertekanan yang dikombinasikan dengan pengeringan
bersaring untuk keperluan tertentu dalam operasi batch.
3. Penyaring Drum Berputar (Rotary Drum Filter)
Jenis yng paling umum dari penyaring vakum kontinyu adalah
penyaring drum berputar. Suatu drum berputar dengan arah horizontal
pada kecepatan 0,1 s.d 2 r/min mengaduk lumpur yang melaluinya.
Medium penyaring seperti kanvas, melingkupi permukaan dan drum
sebagian dibenamkan dalam cairan.
Dibawah drum utama yang berputar terdpat drum yang lebih kecil
dengan permukaan padat. Diantara dua drum tersebut ada ruang tipis
berbentuk radial membagi ruang anular ke dalam kompartmenkompartmen. Setiap kompartmen tersambung dengan pipa internal ke
suatu lubang dalam plat berputar pada rotary valve. Vakum dan udara
secara bergantian dimasukkan pada tiap-tiap kompartmen dalam drum
berputar.

IV.

LANGKAH KERJA

1. Mencuci karbon aktif dengan menggunakan air yang banyak


sehingga kotoran arangnya hilang.
2. Mengeringkan karbon tersebut secara sempurna
3. Mengisi filter F1 memasang selembar kertas penyaring jenis 2,7
m pada dasar filter, diisi dengan karbon aktif sehingga mencapai
penuh dan volume filter yang tersedia
4. Pengisian filter F2
Memasang selembar kertas penyaring jenis 2,7 m pada dasar filter,
diisi dengan karbon aktif sehingga mencapai % penuh dan volume
filter yang tersedia.
5. Menghubungkan peralatan FITR/EV dengan sumber listrik 1 fasa, P
maksimum = 500 watt.
6. Mengoperasikan filter F1 :
a. Membuka katup-katup V1, V3, V9, dan V10 secara sendiri-sendiri.
b. Menutup katup-katup V2, V4, V5, V6, V7, dan V8.
7. Mengoperasikan filter F2 :
a. Membuka katup-katup V2, V4, V9, dan V10 secara sendiri-sendiri.
b. Menutup katup-katup V1, V3, V5, V6, V7, dan V8.
8. Mengisi tabung reservoir DI dengan air yang telah berwarna yang
akan disaring.
9. Memasang E.L.C.B.
10. Memutar knop pompa G1 ke posisi 1.
11. Mengatur

kecepatan

feeding

flow

dengan

menggunakan

potensiometer.
12. Jika diperlukan, untuk meningkatkan kemampuan penyaringan,
menghidupkan pompa vakum G2, menutup katup V9 dan mengatur
penyaringan dengan menggunakan katup V10.

V.

DATA PENGAMATAN

NO. KEADAAN

PH

BERAT JENIS

KOND

(gr/ml)

(s)

WARNA

1.

Awal

6,65

0,911

Coklat kehitaman

2.

Akhir

6,61

0,9097

Coklat keruh

VI.

PERHITUNGAN
A. Awal Filtrasi
-

Piknometer kosong
= 37,19
gram
Piknometer + Air
= 61,80
gram
Piknometer + Minyak
= 59,61
gram
Berat Air
= (Piknometer + air) (Piknometer kosong)
= 61,80 gr 37,19 gr
= 24,61 gr

Volume piknometer =

=
-

Berat minyak

Densitas minyak

= 24,61 ml
= (piknometer + minyak) (piknometer kosong)
= 59,61 gr 37,19 gr
= 22,42 gr
=
=
= 0,911 gr/ml

B. Sesudah Filtrasi
-

Piknometer kosong
= 37,19
gram
Piknometer + Air
= 61,80
gram
Piknometer + Minyak
= 59,58
gram
Berat Air
= (Piknometer + air) (Piknometer kosong)
= 61,80 gr 37,19 gr
= 24,61 gr

Volume piknometer =

=
-

Berat minyak

Densitas minyak

= 24,61 ml
= (piknometer + minyak) (piknometer kosong)
= 59,58 gr 37,19 gr
= 22,35 gr
=

=
= 0,9097 gr/ml

VII. ANALISA PERCOBAAN

Minyak jelantah ( waste cooking oil) merupakan sisa minyak goreng


setelah dingunakan untuk menggoreng bahan-bahan makanan. Dimana pada
minyak jelantah ini kemungkinan terdapat zat-zat padat sebagai pengotor
pada minyak itu sendiri.
Pada percobaan yang dilakukan dapat dianalisa bahwa filtrasi adalah
pemisahan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada
medium penyaringan atau septum yang diatasnya padatan akan terendapkan.
Absorben yang digunakan adalah karbon aktif, karena karbon aktif dapat
memperbaiki kekeruhan minyak goreng bekas sehingga pori-pori dari
karbon aktif akan menyerap senyawa-senyawa organik yang terdapat pada
minyang goreng bekas.
Minyak merupakan suatu zat yang bersifat asam lemah karena
mempunyai PH > 6. Karbon aktif yang digunakan harus diregenasi dengan
air panas pada pencucian, agar pori-pori pada karbon aktif dapar berfungsi
dengan efektif dan apabila karbon aktif tidak dicuci maka pada proses
filtrasi akan tersumbat sehingga memperlambat proses penyaringan.
Pada keadaan awal, smapel dialirkan pada filter F1 dimana medium
filter F1 menyerap zat-zat dan mengurangi kekeruhan dari sampel. Namun,
lama kelamaan laju filtrasinya menurun karena terjadi penumpukan cake
pada medium filter. Tetapi, hal ini dapat diatasi dengan membuat kondisi
vakumsehingga filtrat dihisap dan dialirkan ke tangki penampungan. Pada
massa jenis awal sampel didapatkan sebesar 0,911 gr/ml dan massa jenis
pada keadaan akhir sebesar 0,9097 gr/ml. Hanya terjadi sedikit penurunan
dan kurang mendekati massa jenis minyak normal dikarenakan kondisi
karbon aktif yang jenuh.

VIII. KESIMPULAN
-

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:


Percobaan oil filtrasi ini merupakan percobaan yang bertujuan untuk
melihat perubahan warna yang terjadi pada suatu zat cair dengan cara

penyaringan. Perubahan warna dapat terjadi pada filtrasi karena adanya


bantuan dari karbon aktif.
Prinsip kerja pada alat oil filtrasi yaitu dengan menggunakan metode

vakum yang membantu agar parikel-partikel minyak yang melewati


absorben dapat mengalir dengan cepat diiringi dengan pompa dan laju alir
Untuk meregenerasi karbon aktif digunakan air panas untuk

pencuciannya.

IX.

DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Praktikum Satuan Operasi 2. 2015.Politeknik Negeri Sriwijaya:
Palembang.

X.

GAMBAR ALAT

1
4
3

Seperangkat Alat Oil Filtrasi

Keterangan :
1. Tempat untuk mengoperasikan alat, tempat mengatur kecepatan feeding
flow dengan menggunakan potensiometer, pengatur pompa G1 dan G2.
2. Tabung reservoir DI
3. Filter 1
4. Filter 2
5. Tempat umpan setelah penyaringan
6. Pompa

Anda mungkin juga menyukai