Anda di halaman 1dari 4

Globalisasi Pangan

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pertanian


Disusun oleh:

MIRAH DELIMA
125040118113016

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
KEDIRI
2012

Pertanyaan diskusi:
1. Jelaskan pengertian globalisasi dan globalisasi sebagai salah satu factor eksternal yang
mempengaruhi perubahan social masyarakat pertanian/pedesaan.
2. Lakukan identifikasi dan jelaskan beberapa fenomena terjadinya globalisasi pangan di
Indonesia (termasuk di Malang, atau Jawa Timur).
3. Sebutkan dan jelaskan dampak positif dan negative dari globalisasi pangan terhadap : (1)
Ketahan Pangan dan pertanian local; (2) Keragaman produk pangan; (3) Keragaman hayati;
(4)Keamanan pangan dan lingkungan.
4. Sebutkan dan jelaskan pilihan strategi dalam menghadapi tantangan globalisasi pangan untuk
memperbesar peluang survival pertanian di Indonesia.
Jawaban:
1. Pengertian globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar
negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas negara. Beberapa ahli mengatakan bahwa rezim globalisasi tidak berhasil
menghomogenkan masyarakat tapi malah membuat polarisasi diantara masyarakat.
Globalisasi berpihak pada si kaya daripada si miskin. Hal ini yang menyebabkan globalisasi
menjadi faktor eksternal yang memengaruhi perubahan social pada masyarakat pedesaan.
Petani besar pada masyarakat pedesaan mulai mengenal alat-alat pertanian modern yang di
impor dari negara lain menyebabkan peningkatan surplus. Petani kecil akan semakin
terhimpit ekonominya karena kalah hasil pertanian mereka bersaing dengan hasil pertanian
petani besar. Ini menyebabkan timbulnya strata social yang makin terlihat dikalangan
masyarakat.
2. Semenjak globalisasi pangan mulai merambah Indonesia, khususnya pada kasus ini di Jawa
Timur, dapat terlihat pada apel Malang. Apel malang dipasaran harus bersaing dengan apel
Washington yang di impor dari Australia. Dewasa ini, tidak sedikit masyarakat lebih memilih
apel Washington dibanding apel Malang. Ini merupakan fakta yang berada di masyarakat atas
dampak globalisasi pangan. Globalisasi pangan juga dapat terlihat pada durian. Masyarakat
lebih menyukai durian monthong dibanding durian local. Durian monthong yang di impor
negara Thailand merajai penjualan durian dipasaran Jawa Timur.
3. Ketahan Pangan dan Pertanian Local

Positif: Globalisasi dalam kasus ini adalah pasar bebas menyebabkan pilihan jenis pangan
dan produksi pertanian meningkat, sehingga konsumen mempunyai pilihan lebih banyak.
Kehadiran supermarket memberikan kenyamanan belanja dan mendorong pemasaran
produk dengan standar mutu dan keamanan pangan yang lebih baik dan harga yang

kompetitif.
Negatif: Terancamnya ketahanan pangan karena ketergantungan terhadap impor bahan
pangan merupakan biaya yang harus dipikul oleh negara berkembang. terdapat
kecenderungan yang kuat bahwa negara-negara berkembang semakin tergantung pada
negara-negara kaya dalam penyediaan pangan.

Keragaman Produk Pangan

Positif: Produk olahan impor secara signifikan menyumbang keragaman pangan di


Indonesia. Tak dapat dipungkiri masuknya pangan impor memberi lebih banyak alternatif

pilihan kepada konsumen.


Negatif: Sistem pangan kita sudah sangat tergantung pada produk buah impor. Rak-rak di
kios-kios dan di counter buah supermarket semakin didominasi oleh buah impor. Produk
buah lokal cenderung menempati posisi marjinal. Akibatnya, secara bertahap selera
konsumen akan terpola.

Keragaman Hayati

Positif: Globalisasi pertanian telah berhasil menyebarluaskan teknik-teknik budi daya


pertanian dan jenis-jenis tanaman dari negara kaya ke seluruh dunia. Proses inilah yang

bertanggung jawab terhadap reduksi keragaman hayati pertanian.


Negatif: Globalisasi pertanian telah mengakibatkan erosi keragaman sumber pangan.
Erosi tersebut menuntut biaya ekonomi dan sosial. Erosi kekayaan hayati ini
menyebabkan pengetahuan lokal yang terkait juga terkikis. Tidak hanya semakin sulit
untuk mendapatkan produk pangan yang aman, reduksi keragaman hayati diikuti
punahnya pengetahuan lokal tentang pemanfaatn sumber daya hayati yang terpinggirkan.
Akibatnya petani semakin tergantung pada teknologi yang disediakan oleh pemain
agroindustri transnasional berupa pasokan benih, pupuk dan pestisida.

Keamanan Pangan dan Lingkungan

Positif: Globalisasi juga diakui berperan dalam mendorong pengembangan teknologi


rekayasa produk pangan. Keragaman teknologi produksi dan pengemasan terutama
ditujukan untuk peningkatan umur simpan (shelf life) produk yang memungkinkan
transportasi jarak jauh. Secara gradual akan terjadi pergeseran kearah budaya pangan
yang universal. Penyeragaman ini akan mengakibatkan perubahan pola konsumsi dan
status nutrisi mayarakat. Warga miskin akan didorong untuk mengonsumsi pangan kaya
energi dan pangan bermutu rendah yang murah harganya. Globalisasi pangan telah
mengakibatkan perubahan keseimbangan gizi masyarakat, yang dicirikan oleh
peningkatan konsumsi makanan kaya energi (gandum, beras,jagung), lemak, dan pangan

hewani.
Negatif: Peningkatan shelf life seringkali mengorbankan kualitas. Dibandingkan dengan
produk segar, kualitas gizi produk olahan umumnya mengalami perubahan seperti
denaturasi protein dan kehilangan vitamin dan enzim, oksidasi lemak dan lain-lain. Untuk
mengurangi penurunan kualitas penyimpanan seringkali dipergunakan bahan-bahan
pengawet makanan. Keberlanjutan produksi pangan hanya dapat dipertahankan dengan
penambahan input secara terusmenerus, berupa benih, pupuk dan pestisida. Dampak
penggunaan pupuk buatan dan pestisida telah terbukti menyisakan residu pada produk

pangan yang memicu ketidakamanan produk pangan.


4. Peluang pertanian Indonesia untuk menghadapi persaingan global, tidak mudah untuk
mengidentifikasi peluang survival pertanian Indonesia di tengah arus kuat globalisasi pangan.
Untuk memperbesar peluang survival pertanian Indonesia dalam menghadapi tantangan
ditawarkan lima strategi, yaitu:
Advokasi perdagangan internasional.
Adaptasi terhadap perkembangan teknologi.
Produksi komoditi bernilai tinggi dan produk alternatif.
Pengembangan pertanian organic.
Peningkatan akses pasar bagi produk local.

Anda mungkin juga menyukai