Diagnosis Dan Penatalaksanaan Abses Septum Nasi
Diagnosis Dan Penatalaksanaan Abses Septum Nasi
Tidak
semua
hematom
septum
nasi
berkembang menjadi abses, bila sembuh dengan terapi
antibiotik akan terbentuk jaringan ikat, sehingga akan
terjadi penebalan jaringan septum nasi yang dapat
menyebabkan obstruksi saluran nafas dan retraksi yang
menimbulkan kontraktur septum nasi.12
Bila keadaan ini terjadi pada masa anak-anak,
akan mempengaruhi pertumbuhan
2/3 bagian wajah
PENATALAKSANAAN
Hematoma atau abses septum nasi harus
dianggap sebagai kasus darurat dalam bidang THT dan
tindakan penanggulangannya harus segera dilakukan
untuk mencegah komplikasi. Penatalaksanaan abses
septum nasi yang dianjurkan saat ini yaitu drainase,
antibiotik parenteral dan rekonstruksi defek septum.
Tujuan dari rekonstruksi adalah untuk menyangga
dorsum nasi, memelihara keutuhan dan ketebalan
septum, mencegah perforasi septum yang lebih besar dan
mencegah obstruksi nasal akibat deformitas.17,18,19
Insisi dan drainase abses septum nasi dapat
dilakukan dalam anestesi lokal atau anestesi umum.
Sebelum insisi terlebih dahulu dilakukan aspirasi abses
dan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan kultur
dan tes sensitifitas.2,12
Insisi dilakukan 2 mm dari kaudal kartilago
kira-kira perbatasan antara kulit dan mukosa
(hemitransfiksi) atau caudal septal incision (CSI) pada
daerah sisi kiri septum nasi.13 Septum nasi dibuka secara
perlahan-lahan tanpa merusak mukosa. Jaringan
granulasi, debris dan kartilago yang nekrosis diangkat
dengan menggunakan kuret dan suction. Sebaiknya
semua jaringan kartilago yang patologis diangkat.
Dilakukan pemasangan tampon anterior dan pemasangan
salir untuk mencegah rekurensi.11,12
Drainase bilateral merupakan kontraindikasi
karena dapat menyebabkan perforasi septum nasi. Pada
abses bilateral atau nekrosis dari tulang rawan septum
nasi dianjurkan untuk segera melakukan eksplorasi dan
rekonstruksi septum nasi dengan pemasangan implan
tulang rawan18,19.
KOMPLIKASI
Deformitas dan gangguan fungsi hidung akibat
abses septum nasi dapat dibedakan dalam tiga proses di
bawah ini. 1.Hilangnya sanggahan mekanik dari kartilago
piramid dan lobul 2.Retraksi dan atrofi jaringan ikat
3.Gangguan pertumbuhan hidung dan muka bagian
tengah.12,14
Selain kosmetik, abses septum nasi dapat juga
menimbulkan komplikasi yang berat dan berbahaya bila
terjadi penjalaran infeksi ke intrakranial berupa
meningitis,abses otak dan empiema subaraknoid.1,2,12
Penjalaran ke intrakranial dapat melalui
berbagai jalan. Pertama melalui pembuluh-pembuluh
vena dari segitiga berbahaya, yaitu daerah di dalam garis
segitiga dari glabela ke kedua sudut mulut. Vena-vena
tersebut melalui vena angularis, vena oftalmika, vena
etmoidalis, yang akan bermuara di sinus kavernosus.2
Kedua, infeksi masuk melalui mukosa hidung kemudian
melalui pembuluh limfe atau pembuluh darah bermuara
di sinus longitudinal dorsalis dan sinus lateralis. Ketiga,
melalui saluran limfe dari meatus superior melalui
lamina kribriformis dan lamina perpendikularis os
etmoid yang bermuara ke ruang subaraknoid. Keempat,
invasi langsung dapat terjadi pada saat operasi, erosi
lokal diduga dapat juga merupakan jalan atau kebetulan
ada kelainan kongenital. Kelima, selubung perineural
diduga dapat juga merupakan jalannya penjalaran infeksi,
dalam hal ini selubung olfaktorius yang menuju
intrakranial melalui lamina kribriformis.2,11,12,14
Penjalaran infeksi ke
organ-organ di sekitar
hidung dapat juga melalui saluran limfe dan selubung
saraf olfaktorius sehingga terjadi infeksi ke orbita dan
sinus paranasal.8,12
Perselubungan
DAFTAR PUSTAKA
1. Cervera E.J, Caldern N.R, Enrquez de Salamanca
J, Post-traumatic haematoma and abscess in the
nasal
septa
of
children.
Acta
otorinolaryngol.2008;59(3):139-41
2. A George, WK Smith, S. Kumar. Posterior nasal
sepal abscess in a healty adult patient.Laryngology
and Otology 2008,122,1386-88
3. Pang KP, Sethi DS. Nasal Septal Abscess: unusual
complication
of
acute
sphenoethmoiditis.
J.Laryngol Otol 2002;116:543-45
4. Jalaludin MAB, Nasal Septal Abscess-Retrospective
Analysis Of 14 cases from University Hospital,
Kuala lumpur. Singapore Med J.1993:34:435-437
5. Maria P.Valencia, Mauricio Castillo. Congenital and
Acquired Lesions of the Nasal Septum: A Practical
Guide for Differential Diagnosis. Radiographics
2008;28;205-23.
6. David W.E,MD. Emergencies of The Head and
Neck,USA,2000
7. Harry Agustaf Asroel. Perforasi Septum
Nasi.Dikutip dari www.library.usu.ac.id. Last up
dated March,20, 2010
8. Ballanger, J.J. Penyakit Telinga, Hidung,
Tenggorok, Kepala, dan Leher . Binarupa Aksara.
Jakarta 1994.1-27
9. Alvarez H, Osorio J, Prim MP, De la Tone C, Gavilan
J. Sequelae after nasal septum injuries In children.
Int J of ORL & HNS 2000;27:339-42
www.elsivier.com
10. Dispenza C,Saraniti C,Dispenza F, Caramanna,
Salzano FA. Management of nasal septal abscess In
Childhood: our experience. Int J.of Ped.
Otorhinolaryngology
2004.
xxx:
1-5
www.elsivier.com.
11. Dirk J.M, Ivar C.T, Gilbert J.N. Nasal Septal Abscess
in
Children.Arch
Otolaryngology
HNS
2008:134:842-43
12. Shih-Hung Lo,MD. Nasal Septal Abscess as a
Complication of Laser Inferior Turbinectomy.
Chang Gung Med J. 2004:27:390-92
13. Trimartani, Diany Sawitra, Septorinoplasti:
Penanganan Komplikasi Abses Septum akibat
trauma. ORL Indonesia 2000:30:21-28.
14. Roytesa R.Savage.Hematoma of the nasal septum.
American Academic of Pediatric 2006;27;478-479
15. Bailey BJ. Head and Neck Surgery-otolaryngology.
In Karen H.Calhoun.editors. Nasal Obstruction. 3rd
ed.
Philadelphia
Lippincott
Williams
&
Wilkins;2001.p.293-308.