Anda di halaman 1dari 9

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mahluk hidup dimuka bumi sangat banyak meliputi hewan,
tumbuhan, dan manusia. Manusia khususnya merupakan mahluk hidup yang
diciptakan paling sempurna dimuka bumi ini, tentunya manusia memiliki akal
dan fikiran. Secara garis besar, pada manusia terdapat beberapa system dalam
tubuh yang mengkoordinir sehingga manusia tersebut dapat beraktivitas
dengan baik dan dapat menyeimbangkan tubuhnya, yakni system pernapasan,
system sekresi, system reproduksi, system koordinasi, system peredaran darah
atau system sirkulasi dan masih ada beberapa lagi.
System sirkulasi pada manusia terdiri atas alat-alat peredaran darah,
pembuluh darah, serta darah yang bertugas sebagai pelaksana transportasi.
System sirkulasi tentunya perperan penting dalam kehidupan manusia. Darah
secara umum merupakan bentuk cairan berwarna merah yang terdapat
diseluruh bagian dalam tubuh. Darah terdiri atas dua komponen yaitu plasma
darah dan sel-sel darah. Komponen sel darah terdiri atas sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit).
Eritrosit dapat mengalami kerusakan yang berarti apabila tata letak
larutannya berada ditempat yang salah, dimana dapat mengganggu pula fungsi
dari sel darah ini. Kerusakan pada sel darah dapat mengalami pengkerutan dan
dapat mengalami hemolisis. Dimana penyebab dari kerusakan sel darah ini
adanya zat-zat kimia dan larutan-larutan tertentu yang masuk kedalam sel

darah. Berdasarkan uraian diatas maka Hemolisis sangat perlu untuk


dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah mendemonstrasikan
peristiwa hemolisis dan krenasi.
C. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui peristiwa hemolisis dan
krenasi.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah memahami peristiwa hemolisis dan
krenasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Darah
Darah sangat berperan penting, selain mengangkut oksigen keseluruh
tubuh, darah juga berperan dalam hal pendistribusian obat sampai ketempat
tempat yang diinginkan. Darah terdiri dari beberapa komponen yaitu, sel darah
merah(eritrosit), sel darah putih (leukosit) protein plasma dan cairan plasma.
Membran eritrosit mengandung kira kira 49 % protein, 44 % lipid dan 7%
karbohidrat, terdiri dari lipid bilayer dan protein (Simanjuntak, 2003)
B. Hemolisis dan Krenasi
Hemolisis adalah proses kerusakan yang terjadi pada sel darah merah,
dimana hemoglobin dari sel darah merah keluar. Kerusakan ini terjadi akibat
adanya larutan-larutan tertentu yang masuk kesel darah dan adanya zat-zat
kimia. Hemolisis merupakan suatu pecahnya sel darah. Krenasi terjadi bila
eritrosit berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan
keluar menuju ke medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan
keriput (Marra, 2012)
C. Isotonik
Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi
zat terlarut yang sama (tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang lain,
sehingga tidak ada pergerakan air. Larutan isotonik dengan larutan pada sel
tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul yang melewati membran
biologis tidak sempurna. Larutan larutan yang tersisa dalam kesetimbangan
osmotik yang berhubungan dengan membran biologis tertentu disebut
isotonik. Ini berbeda dengan larutan larutan iso-osmotik yang tidak
melibatkan pergerakan jaringan molekul ketika dipisahkan oleh membran
semipermeabel. Sebuah larutan yang mempunyai konsentrasi garam yang

sama contohnya sel-sel tubuh yang normal dan darah. Hal ini juga berbeda
dengan larutan hipertonik ataupun larutan hipotonik. Minuman isotonik dapat
di minum untuk menggantikan fluida dan mineral yang digunakan tubuh
selama aktifitas fisik (Alghifari, 2012).
D. Hipotonik
E. Hipertonik
Laktat hipertonik meningkatkan osmolaritas plasma karena
mempunyai kandungan sodium yang tinggi, dan menyebabkan perpindahan
cairan dari intraselular ke ekstraselular, sehingga meningkatkan volume
intravaskuar, dan menyebabkan hemodinamik menjadi stabil. Dengan
memberikan cairan ini sebenarnya kita menambahkan natrium lebih banyak
dibandingkan klorida, sehingga akan menaikkan SID atau pH (alkalosis) dan
mencegah asidosis hiperkloremia. Selain itu laktat juga menjadi substrat
energi alternatif bagi sel yang siap pakai dan mudah dimetabolisme (Novara,
2009).

III. METODE PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 02 April 2015.
Pukul 02.45 WITA sampai dengan selesai dan bertempat dilaboratorium
Zoologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu
Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan Praktikum

1. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1. Nama alat dan fungsinya.
No
Nama Bahan
Fungsi
1
2
3
1. Kamera
Sebagai alat mengambil gambar
Alat tulis
Mikroskop

pengamatan
Untuk menulis hasil pengamatan
Sebagai alat untuk mengamati objek

4.

Kaca objek

pengamatan
Untuk menyimpan dan peletakkan

5.

Kaca penutup

objek saat pengamatan


Untuk penutup objek pengamatan

6.

Jarum frankle

agar terfokus
Sebagai alat menusuk ujung jari

7.

Tabung reaksi

tangan
Sebagai alat untuk wadah

8.
9.

Pipet tetes
Mistar

penyimpanan larutan dan darah


Sebagai alat mengambil larutan
Sebagai alat untuk menggaris data

2.
3.

pengamatan

2. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2. Nama bahan dan fungsinya.
No
Nama bahan
Fungsi
1
2
3
1. Darah
Sebagai objek pengamatan
2. NaCl 0,9 %
Sebagai larutan isotonic
3. Aquades
Sebagai larutan hipotonik
4. NaCl 3 %
Sebagai larutan hipertonik
5. Tissue
Membersihkan kaca objek dan
kaca penutup objek
C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dari praktikum adalah sebagai berikut.


1. Menambahkan 3-5 tetes darah dalam tabung uji yang berisi 2 ml NaCl
0,9%
2. Melakukan langkah pertama pada tabung uji kedua yang berisi 2 ml
akuades
3. Melakukan langkah pertama pada tabung uji ketiga yang berisi 2 ml NaCl
3%
4. Membandingkan kecerahan dari ketiga larutan dalam tabung tersebut
dengan mengamatinya dengan latar belakang kertas putih
5. Mengambil sampel larutan dari masing-masing tabung uji dengan pipet,
meneteskannya masing-masing pada kaca objek yang bersih, tutup dengan
kaca penutup dan mengamatinya dengan menggunakan mikroskop dengan
pembesaran tertentu
6. Mendokumentasikan hasil pengamatan
7. Mengidentifikasi objek pengamatan
B. Pembahasan
Darah adalah suatu larutan yang penting bagi manusia. Darah merupakan
suatu jaringan berbentuk cair yang beredar melalui jantung, arteri, dan vena
yang berfungsi untuk memasukkan oksigen dan bahan makanan keseluruhan
tubuh serta mengambil karbondioksida dan metabolik dari jaringan. Tentunya
darah pada manusia selalu berperan aktif dalam manjalankan fungsinya.
Dimana berdasarkan transfor antar membrane pada darah manusia terbagi atas
dua, yakni transfor aktif dan transfor pasif. Transfor aktif adalah transport yang
membutuhkan energy karena membutuhkan konsentrasi gradient (rendah ke
tinggi) sementara trnspor pasif adalah transport yang tidak membutuhkan
energy, terjadi sesuai dengan hokum alam.

Secara stuktural dan fungsional pada darah manusia, terdapat dua macam
kerusakan yang terjadi pada sel darah yaitu hemolisis (pemecahan) dan krenasi
(pengkerutan). Hemolisis merupakan suatu proses yang menunjukkan
terjadinya lisis pada sel darah merah (eritrosit) dimana hemoglobin keluar dari
sel. Dimana kerusakan atau penghancuran sel darah merah terjadi karena
adanya gangguan integritas membran pada sel darah merah itu sendiri.
Hemolisis pula dapat terjadi jika sel didedahkan dalam medium yang hipotonis.
Hemolisis secara langsung tidak dibutuhkan penambahan lesitin sedangkan
hemolisis tidak langsung kehadiran lesitin pada sel darah merah atau
penambahan dari luar sangat diperlukan. Secara umum, mekanisme hemolisis
berlangsung dua tahap. Tahap pertama lesitin dalam sel darah atau yang
ditambahkan dari luar akan diubah menjadi lisolesitin oleh lesithinase A.
Lisolesitin merupakan bentuk lesitin yang memiliki aktivitas hemolitik.
Selanjutnya, lisolesitin menyebabkan sel menjadi terpecah. Sementara krenasi
merupakan peristiwa pengkerutan pada sel darah merah, apabila eritrosit
ditempatkan pada larutan yang hipertonis, maka cairan dari dalam erotrosit
akan keluar dari dalam sel menuju medium.
Kerusakan yang terjadi pada sel darah ini dapat disebabkan oleh adanya
larutan-larutan tertentu yang masuk kedalam sel darah dan adanya senyawasenyawa kimia pula. Larutan-larutan tersebut seperti larutan isotonik, larutan
hipotonik, dan larutan hipertonik. Larutan isotonik adalah sejenis larutan yang
konsentrasi pelarutnya sama atau seimbang dengan konsentrasi terlarutnya.
Sementara hipotonik adalah konsentrasi pelarutnya lebih tinggi dibandingkan

konsentrasi larutannya sehingga dapat mengalami lisis. Sedankan larutan


hipertonik merupakan suatu cairan yang konsentrasi pelarutnya lebih sedikit
dibandingkan konsentrasi larutannya sehingga mengalami pengkerutan pada sel
darah merah.
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum hemolisis, telah dilakukan
pengujian masing-masing digunakan tabung reaksi berjumlah tiga tabung.
Tabung pertama diisi dengan larutan isotonik dua mili NaCl 0,9%, tabung
kedua berisi larutan hipotonik dua mili aquades, dan tabung uji ketiga berisi
larutan hipertonik dua mili NaCl 3%. Masing-masing pada tabung uji tersebut
diisi dengan lima tetes darah lalu dihomogenkan.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah hemolisis merupakan peristiwa
pecahnya sel darah merah ketika berada dilingkungan hipotonik. Dan krenasi
merupakan peristiwa pengkerutan pada sel darah ketika berada dilingkungan
hipertonik.
B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini adalah agar baik asisten
maupun praktikan agar saling bekerja sama saat praktikum sedang

berlangsung. Saat praktikan kebingungan, asisten dapat menjelaskan dengan


baik dan jelas.

DAFTAR PUSTAKA
Marra, J. B., dan Hamsah, 2012, Hemolisa Dan Krenasi, Golongan Darah, Dan Tekanan
Darah, Universitas Hasanudin, Makasar.
Novara, T., 2009, Perbandingan Antara Laktat Hipertonik Dan Nacl 0,9%
Sebagai Cairan Pengganti Perdarahan Pada Bedah Caesar: Kajian
Terhadap Hemodinamik, Dan Strong Ions Difference, Universitas
Deponegoro, Semarang.
Simanjuntak, M. T., 2003, Ketergantungan Temperatur dan Ph Trhadap Transpor
Sefaleksin Kedalam Eritrosit Manusia Secara In Vitro, J. Sains Kimia, VII
(2) : 44-45.

Anda mungkin juga menyukai