Skripsi Full Text
Skripsi Full Text
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana Kedokteran
Diajukan oleh:
IMAM AL HUDA
J500110035
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
SKRIPSI
PERBEDAAN INDEKS MASSA TUBUH SEBELUM PENGOBATAN DAN
SESUDAH PENGOBATAN
PENGOBATA PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU
DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT
SURAKARTA
Yang diajukan Oleh :
IMAM AL HUDA
J500110035
Telah disetujui dan dipertahankan di hadapan dewan penguji skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Rabu,
abu, tanggal 11 Februari 2015
Penguji
Nama
NIP/NIK
: 1005
()
Pembimbing Utama
Nama
NIP/NIK
: 197903032009122003
()
Pembimbing Pendamping
Nama
: dr Endang Widhiyastuti
NIP/NIK
: 1236
()
Dekan
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali dalam naskah ini dan disebutkan
dalam pustaka.
Imam Al Huda
iii
MOTTO
Sesungguhnya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan
mematikan. Dan sekali-kali tidak ada pelindung dan penolong bagimu selain Allah.
Q.S. At Taubah ayat 116
Muhammadiyah ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah
kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru, kembali
pada Muhammadiyah. Jadilah dokter, kembali kepada Muhammadiyah. Jadilah
master, insinyur dan lain-lain, dan kembalilah kepada Muhammadiyah
KH. Ahmad Dahlan
Kalaupun bumi bergerak mengitari bulan itu tidak akan mempengaruhi pekerjaanku
Sherlock Holmes
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan
nikmat iman, sehat, serta kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul "Perbedaan Indeks Massa Tubuh Sebelum Pengobatan dan
Sesudah Pengobatan pada Pasien Tuberkulosis Paru di Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat Surakarta untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh derajat sarjana
kedokteran. Sholawat serta salam selalu tercurah pada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada:
1.
Prof. Dr. Bambang Soebagyo, dr. Sp. A (K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2.
dr. Shoim Dasuki, M. Kes, selaku kepala biro skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3.
dr. Riana Sari, Sp. P, selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan saran dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
4.
5.
dr. Retno Sintowati, M. Sc, selaku penguji yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan kritik serta saran untuk karya tulis ilmiah ini.
6.
7.
Segenap keluarga besar BBKPM Surakarta yang telah memberikan izin sebagai
tempat penelitian dan membantu kelancaran penelitian ini.
8.
Bapak, Ibu, Kakak, atas doa, semangat, dukungan dan kasih sayang.
v
9.
10. Sahabat-sahabat luar biasa (Fajar, Salim, Dian, Bintang, Naufan, Ajeng, Mumun,
Aceh, Enny, dll) dan kerabat dekat yang telah menjadi sahabat dalam arti yang
sesungguhnya.
11. Semua teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
angkatan 2011 atas kebersamaannya.
12. Senior, seperjuangan, dan junior Pretana Berawa SMA Negeri 3 Klaten yang
telah membagi dunianya.
13. Semua keluarga besar PPI Kabupaten Klaten atas perjuangannya yang luar biasa
selama ini.
14. Semua anggota PPI Jawa Tengah 2008 atas kenangannya yang tidak pernah
hilang.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan penulis dalam
menyusun karya tulis ilmiah ini. Kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat membawa manfaat bagi semua pihak.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................3
D. Manfaat Penelitian ................................................................................4
BAB II
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Klasifikasi IMT Menurut Departemen Kesehatan .......................................16
Tabel 2. Distribusi Sampel Penelitian ........................................................................32
Tabel 3. Distribusi Data Sampel Berdasarkan Indeks Massa Tubuh .........................33
Tabel 4. Distribusi Sampel Penelitian IMT Pasien TB Paru Berdasarkan Jenis
Kelamin ......................................................................................................................34
Tabel 5 . Distribusi Sampel Penelitian IMT Pasien TB Paru Berdasarkan Umur
Sebelum Pengobatan ..................................................................................................35
Tabel 6. Distribusi Sampel Penelitian IMT Pasien TB Paru Berdasarkan
Kategori Tb Paru ........................................................................................................35
Tabel 7. Distribusi Sampel Penelitian IMT Pasien TB Paru Berdasarkan
Tingkat Pendidikan ....................................................................................................36
Tabel 8. Distribusi Sampel Penelitian IMT Pasien TB Paru Berdasarkan Ada
Atau Tidaknya Penyakit Penyerta ..............................................................................36
Tabel 9. Distribusi Sampel Penelitian IMT Pasien TB Paru Berdasarkan Luas
Lesi Paru.....................................................................................................................37
Tabel 10. Hasil Tes Normalitas Data Menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov .......38
Tabel 11. Transformasi Data Untuk Mendapatkan Distribusi Data Yang
Normal........................................................................................................................38
Tabel 12. Hasil Uji t Berpasangan Secara Lengkap ...................................................39
Tabel 13. Hasil Uji t Tidak Berpasangan Peningkatan IMT Berdasarkan Jenis
Kelamin ......................................................................................................................40
Tabel 14. Hasil Uji t Tidak Berpasangan Peningkatan IMT Berdasarkan Umur.......40
Tabel 15. Hasil Uji t Tidak Berpasangan Peningkatan IMT Berdasarkan
Kategori TB Paru .......................................................................................................41
ix
DAFTAR GRAFIK
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR ISTILAH
AIDS
BBKPM
BTA
DM
: Diabetes Mellitus
: Ethambutol
FDC
HIV
IMT
INH
: Isoniazid
KDT
LLA
LPL
: Lipoprotein Lipase
MUAC
OAT
ODHA
PDPI
PEM
PNPTI
PPOK
: Rifampisin
REE
: Streptomisin
SPS
TB
: Tuberkulosis
WHO
: Pirazinamid
xiii
ABSTRAK
PERBEDAAN INDEKS MASSA TUBUH SEBELUM PENGOBATAN DAN
SESUDAH PENGOBATAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI
BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA
Fakultas Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Imam Al Huda, Riana Sari, Endang Widhiyastuti.
Latar belakang: Tuberkulosis menjadi masalah kesehatan utama secara global.
Tuberkulosis paru merupakan penyebab kematian nomor dua yang disebabkan oleh
penyakit infeksi setelah penyakit AIDS. Status gizi pasien tuberkulosis paru secara
signifikan lebih rendah dibanding orang sehat. Infeksi Mycobacterium tuberculosis
menyebabkan penurunan asupan makanan dan malabsorpsi nutrien. Malnutrisi pada
penyakit tuberkulosis paru akan memperburuk perjalanan penyakit dan
mempengaruhi prognosis pengobatan dan tingkat mortalitas.
Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebelum
pengobatan dan sesudah pengobatan pada pasien tuberkulosis paru di Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta.
Metode Penelitian: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Data diambil dari data rekam medis tahun 2013 di BBKPM Surakarta
dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan Uji t berpasangan.
Hasil: Terdapat 216 pasien TB paru dengan IMT <17 berjumlah 52 pasien, dengan
IMT antara 17,0-18,4 berjumlah 41 pasien, dengan IMT antara 18,25-25,0 berjumlah
108 pasien, dengan IMT 25,1-27,0 berjumlah 8 pasien, dan dengan IMT > 27
berjumlah 7 pasien. Setelah pasien berobat didapatkan pasien TB paru dengan IMT
<17 berjumlah 19 pasien, dengan IMT antara 17,0-18,4 berjumlah 25 pasien, dengan
IMT antara 18,25-25,0 berjumlah 143, dengan IMT 25,1-27,0 berjumlah 12 pasien,
dan dengan IMT > 27 berjumlah 17 pasien. Terdapat perbedaan IMT sebelum
pengobatan dan sesudah pengobatan pada pasien TB paru di BBKPM Surakarta
p=0,00.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan Indeks Massa Tubuh sebelum pengobatan dan
sesudah pengobatan pada pasien TB paru di BBKPM Surakarta p=0,00.
Kata Kunci: tuberkulosis paru, indeks massa tubuh, pengobatan
xiv
ABSTRACT
THE DIFFERENCES OF BODY MASS INDEX BEFORE TREATMENT
AND AFTER TREATMENT PATIENT WITH PULMONARY TUBERCULOSIS
AT THE BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA
Medical Faculty of Muhammadiyah University of Surakarta
Imam Al Huda, Riana Sari, Endang Widhiyastuti
Background: Tuberculosis is a major health problem in the world. Pulmonary
tuberculosis is the second leading cause of death due to infectious disease after AIDS.
Nutritional status of patients with pulmonary tuberculosis were significantly lower
than healthy people. Mycobacterium tuberculosis infection causes a decreased food
intake and malabsorbtion of nutrients. Malnutrition in pulmonary tuberculosis will
worsen the course of the disease and affects the prognosis of treatment and mortality.
Purpose: To determine differences in Body Massa Index (BMI) before treatment and
after treatment in patients with pulmonary tuberculosis at the Balai Besar Kesehatan
Paru Masyarakat Surakarta.
Method: Analytic observasional study with cross sectional approach. Sample
retrieved from medical records of 2013 in BBKPM Surakarta with purposive
sampling technique. The data were analyzed by Paired t test in SPSS for Windows.
Result: There was 216 pulmonary TB patients with a BMI < 17, totaling 52 samples ,
patients with a BMI between 17.0-18.4 totaling 41 samples , patients with a BMI
between 18.25-25.0 totaling 108 samples , patients with a BMI of 25,1-27.0 amounted
to 8 samples , and with a BMI > 27 amounted to 7 samples . After the treatment of
patients with pulmonary tuberculosis, patients with a BMI < 17, totaling 19 samples ,
patients with a BMI between 17.0-18.4 totaling 25 samples , patients with a BMI
between 18.25-25.0 totaled 143 samples, patients with a BMI of 25.1-27.0 totaling 12
samples , and patients with a BMI > 27, totaling 17 samples . There was differences
between BMI before and after treatment in patients with pulmonary tuberculosis in
BBKPM Surakarta p = 0.00.
Conclusion: There was a significant difference in Body Mass Index before and after
treatment in patients with pulmonary tuberculosis in BBKPM Surakarta p=0,00
Keywords: pulmonary tuberculosis, body mass index, treatment
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim paru karena
infeksi
kuman
Mycobacterium
tuberculosis
(Djojodibroto,
2009).
dan kadar albumin serum. Prevalensi pasien tuberkulosis paru dengan IMT
rendah adalah sekitar 60% dan terdapat kemungkinan sebanyak 11 kali lipat
seorang penderita tuberkulosis paru yang memiliki IMT <18,5 dan 7 kali
lipat memiliki MUAC <24 cm dibanding orang dewasa normal (Gupta et al.,
2009). Infeksi Mycobacterium tuberculosis menyebabkan penurunan asupan
makanan dan malabsorpsi nutrien. Selain itu terjadi perubahan metabolisme
tubuh yang menyebabkan penurunan massa otot dan lemak (wasting) sebagai
manifestasi malnutrisi energi protein. Malnutrisi pada penyakit tuberkulosis
paru akan memperberat perjalanan penyakit dan mempengaruhi prognosis
pengobatan dan tingkat mortalitas (Pratomo et al., 2012).
Pengobatan tuberkulosis membutuhkan setidaknya 6 bulan dengan
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan memerlukan pemantauan yang sistematis
mengenai efek samping dan respon terhadap pengobatan (Ehman et al.,
2014). Pengobatan tuberkulosis dengan OAT utama meliputi isoniazid,
rifampicin, pyrazinamide, ethambutol dan streptomycin (WHO, 2010).
Dalam sebuah penelitian, rata-rata berat badan pasien tuberkulosis paru
sebelum pengobatan
suplemen
bisa
membantu
meningkatkan
hasil
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas,
maka rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah: Apakah
terdapat perbedaan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebelum pengobatan dan
sesudah pengobatan pada pasien tuberkulosis paru di Balai Besar Kesehatan
Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Indeks Massa Tubuh
(IMT) sebelum pengobatan dan sesudah pengobatan pada pasien
tuberkulosis paru di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM)
Surakarta.
2. Tujuan khusus:
a. Mengetahui perbedaan kenaikan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebelum
pengobatan dan sesudah pengobatan pada pasien tuberkulosis paru
berdasarkan usia di BBKPM Surakarta.
b. Mengetahui perbedaan kenaikan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebelum
pengobatan dan sesudah pengobatan pada pasien tuberkulosis paru
berdasarkan jenis kelamin di BBKPM Surakarta.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai perbedaan Indeks
Massa Tubuh (IMT) sebelum pengobatan dan sesudah pengobatan pada
pasien tuberkulosis paru.
2. Manfaat aplikatif
a. Sebagai informasi bagi mahasiswa kedokteran dan masyarakat tentang
perbedaan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebelum pengobatan dan
sesudah pengobatan pada pasien tuberkulosis paru.
b. Sebagai masukan dan informasi kepada pasien tuberkulosis paru untuk
meningkatkan kepatuhan minum obat.
c. Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai dasar penelitian selanju
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis paru merupakan penyakit radang parenkim paru karena
infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah salah satu
penyakit saluran pernapasan bagian bawah. Tuberkulosis paru mencakup 80% dari
keseluruhan kejadian infeksi Mycobacterium tuberculosis, sedangkan 20%
selebihnya merupakan tuberkulosis ekstraparu. Sebagian besar Mycobacterium
tuberculosis masuk ke dalam jaringan paru melalui airborne infection
(Djojodibroto, 2009). Bakteri ini bersifat tahan terhadap asam sehingga disebut
juga Basil Tahan Asam (BTA) (Hudoyono, 2008).
1. Etiologi
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri yang termasuk famili
Mycobacteriaceae. Bakteri ini berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung
dengan panjang 1-4 m dan ketebalan 0,3-0,6 m, bersifat aerob, tidak
membentuk spora dan tidak bergerak. Mycobacterium tuberculosis dapat hidup
pada suhu 30-42oC di dalam tubuh manusia (Brooks et al., 2007). Bakteri ini
memiliki ketahanan terhadap asam pada saat pewarnaan, oleh karena itu
Mycobacterium tuberculosis sering disebut Basil Tahan Asam (BTA). Bakteri
ini dapat mati saat terpapar sinar matahari langsung, namun dapat hidup di
ruangan yang gelap dan lembab. Dalam tubuh manusia bakteri ini dapat tidur
atau dormant selama bertahun-tahun (Sharma & Mohan, 2004).
2. Patogenesis dan Patofisiologis
Tuberkulosis paru merupakan penyakit yang mengenai sistem
pernapasan, terutama pernapasan bagian bawah. Bakteri Mycobacterium
tuberculosis ditularkan melalui udara ketika penderita tuberkulosis paru batuk
atau bersin sehingga droplet nuclei tersebar. Bakteri yang infektif ini dapat
bertahan di udara ruangan selama 1-2 jam dan dapat bertahan lebih lama
apabila kondisi udara lembab (Amin & Bahar, 2009).
Apabila droplet nuclei dengan basil Mycobacterium tuberculosis masuk
ke saluran napas seseorang maka kuman tersebut masuk ke saluran pernapasan
dan menetap di paru bagian atas dikarenakan tekanan oksigen lebih tinggi.
Dalam saluran napas terdapat dinding dengan sel goblet dan silia. Sel goblet
berfungsi untuk memproduksi mukus dan silia berfungsi untuk menangkap dan
mencegah benda asing yang akan masuk ke saluran napas (Knechel, 2009).
Bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat masuk ke alveolar apabila
ukurannya <5 m. Setelah sampai di alveoli, Mycobacterium tuberculosis akan
difagosit oleh makrofag yang merupakan sel imun dalam sistem pertahanan
tubuh dan merupakan bagian dari sistem imun bawaan yang berfungsi
mencegah infeksi dan penyebaran bakteri. Di dalam makrofag terdapat sel-sel
fagosit yang berfungsi melawan organisme asing tanpa membutuhkan paparan
sebelumnya terhadap patogen tersebut. Setelah bakteri difagosit oleh makrofag,
bakteri bereplikasi perlahan di dalam makrofag dan interaksi ini menghasilkan
enzim proteolitik serta sitokin untuk membunuh bakteri (Knechel, 2009).
Sitokin ini memicu sinyal infeksi dan menyebabkan migrasi sel monosit
dan sel dendrit dari aliran darah ke tempat infeksi paru. Sitokin juga memicu
limfosit T sebagai sel imun. Makrofag akan mempresentasikan antigen
Mycobacterium tuberculosis ke permukaan sel T. Mekanisme ini akan terus
berlangsung 2-12 minggu. (Knechel, 2009).
Setelah migrasi monosit dan sel dendrit ke tempat infeksi, sel dendrit
akan menelan bakteri dan menjadi sel dendrit matur lalu bermigrasi ke dalam
jaringan limfe. Migrasi sel ke fokus infeksi ini menyebabkan terbentuknya
granuloma. Granuloma disusun oleh akumulasi limfosit sel T, makrofag, sel
dendrit, sel endotel, sel B dan sel epitel. Granuloma ini berfungsi untuk
menghambat penyebaran bakteri
karena infeksi
merupakan
tanda
yang
sering
dijumpai
dan
10
b. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
tuberkulosis
ditegakkan
berdasarkan
anamnesis,
11
12
13
d) Satu atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah tiga spesimen
dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya menunjukkan hasil BTA
negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotik non OAT
(Aditama & Subuh, 2011).
2) Tuberkulosis paru BTA negatif
a) Hasil pemeriksaan dahak tiga kali menunjukkan BTA negatif,
gambaran klinis dan kelainan radiologi menunjukkan tuberkulosis
aktif.
b) Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis
aktif.
c) Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotik non OAT, bagi
pasien dengan HIV negatif.
d) Ditentukan atau dipertimbangkan oleh dokter untuk diberi pengobatan
(Aditama & Subuh, 2011).
5. Pengobatan
Berdasarkan Program Penanggulangan Tuberkulosis Indonesia (PNPTI),
tujuan dari pengobatan tuberkulosis paru yaitu untuk menyembuhkan pasien,
mencegah kematian pasien, mencegah kekambuhan, memutus rantai penularan
dan mencegah resistensi bakteri terhadap OAT (Keputusan Menteri Kesehatan
RI, 2009).
Pengobatan tuberkulosis dibagi menjadi 2 fase. Yang pertama fase
intensif selama 2-3 bulan dan fase lanjutan selama 4-7 bulan. Obat yang
digunakan yaitu obat utama (lini 1) dan lini 2 sebagai obat tambahan (PDPI,
2006). Obat Anti Tuberkulosis (OAT) lini pertama yaitu:
1. Isoniazid (INH)
Bersifat bakteriostatik dan membunuh bakteri atau bakterisid. Obat
ini menghambat pembelahan bakteri yang tumbuh cepat dan bakterisid
melawan basil intraseluler serta ekstraseluler (Tabrani, 2007).
2. Rifampisin (R)
14
ini
bersifat
bakteriostatik
dan
bakterisid
terhadap
15
Tiga OAT dalam satu tablet KDT terdiri dari Isoniazid (INH),
Rifampisin (R) dan Pirazinamid (Z). Sedangkan empat OAT dalam satu tablet
KDT terdiri dari Isoniazid (INH), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z) dan
Ethambutol (E) (International Standart For Tuberculosis Care, 2006).
16
3. Klasifikasi IMT
Pada tahun 1994, Departemen Kesehatan RI mengklasifikasikan berat
badan berdasarkan IMT Tabel 1.
IMT (kg/m )
Kategori
<17,0
17,0-18,4
18,5-25,0
Normal
25,1-27,0
>27,0
Kurus
Normal
Gemuk
17
tuberkulosis
paru
dengan
jenis
kelamin
laki-laki
konversi
sputum
BTA
adalah
presentase
pasien
18
mudah
terserang
infeksi.
Human
Immunodeficiency
Virus
menyerang limfosit sel T-helper atau limfosit CD4. Fungsi CD4 sangat
penting untuk menjaga imunitas tubuh, yaitu untuk mengatur dan bekerja
sama dengan komponen sistem kekebalan yang lain. Apabila seseorang
terinfeksi HIV, maka akan mudah sekali terinfeksi penyakit karena
rusaknya sistem pertahanan tubuh (Doerban, 1999).
Dalam suatu penelitian mengatakan bahwa terdapat hubungan
antara malnutrisi dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik. Kekurangan
nutrisi mempengaruhi struktur, elastisitas, fungsi paru, kekuatan dan
ketahanan otot pernapasan dan pertahanan imunitas paru. Seperti pada TB
paru, pada penderita PPOK juga terjadi peningkatan Resting Energy
Expenditure (REE) dan penurunan asupan makanan. Penurunan berat
badan karena asupan makanan yang tidak adekuat berkorelasi secara
bermakna dengan buruknya prognosis PPOK (Fasitasari M, 2013).
Pada pasien TB disertai dengan PPOK menyebabkan peningkatan
Resting Energy Expenditure (REE) dan penurunan asupan makanan.
Akibatnya, berat badan pasien tidak menunjukkan peningkatan.
2) Tingkat pendidikan
Berdasarkan penelitian Fajrin tahun 2012, pasien dengan tingkat
pendidikan SLTA menunjukkan peningkatan berat badan lebih banyak
dibandingkan pasien dengan tingkat pendidikan lebih rendah. Pendidikan
merupakan faktor yang kuat berhubungan dengan pendapatan dan
peningkatan dampak kesehatan. Tingkat pendidikan ikut membentuk pola
pikir, pola persepsi, dan pengambilan keputusan seseorang. Tingkat
pendidikan juga mempengaruhi kesadaran dan pemahaman terhadap
stimulus (Fajrin K, 2012).
19
20
21
22
D. Kerangka Konsep
Penurunan sistem
kekebalan tubuh
- Malnutrisi
- Kontak dengan pasien TB
- Kepadatan penduduk
- Penyakit imunosupresi
- Umur
Tuberkulosis
- peningkatan produksi IL-,
Resting Energy Expenditure(REE)
meningkat, anoreksia, malabsorpsi
nutrien
Peningkatan Indeks
Massa Tubuh (IMT)
Faktor Eksternal:
- Penyakit penyerta
- Tingkat pendidikan
Faktor Internal:
- Umur
- Jenis kelamin
- Luas lesi pada paru
- BTA (+) atau BTA (-)
Sumber :
-
diteliti
tidak diteliti
23
E. Hipotesis
Terdapat perbedaan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebelum pengobatan dan
setelah pengobatan pada pasien tuberkulosis paru dewasa di Balai Besar Kesehatan
Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional. Data yang diambil merupakan data sekunder dari rekam medis
pasien tuberkulosis (TB) paru yang terdapat di Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat (BBKPM) Surakarta.
C. POPULASI PENELITIAN
1. Populasi target yaitu pasien TB paru dewasa berusia 21-60 tahun.
2. Populasi aktual yaitu pasien TB paru dewasa berusia 21-60 tahun yang
menjalani pengobatan awal di BBKPM Surakarta pada tahun 2013 dan selesai
pengobatan di BBKPM Surakarta.
D. TEKNIK SAMPLING
Pengambilan
sampel
dilakukan
secara
nonprobability
sampling
25
)x
Sd
= 294,1225
F. KRITERIA RESTRIKSI
1. Kriteria Inklusi
a. Pasien TB paru di BBKPM Surakarta yang berusia 21-60 tahun.
b. Pasien TB paru di BBKPM Surakarta laki-laki maupun perempuan.
c. Pasien TB paru di BBKPM Surakarta dengan pemeriksaan radiologi foto
toraks pada awal pemeriksaan yang menunjukkan luas lesi pada paru.
d. Pasien TB paru di BBKPM Surakarta dengan penyakit kronis atau tanpa
penyakit penyerta.
e. Pasien TB paru di BBKPM Surakarta dengan berbagai tingkat pendidikan.
f. Pasien TB paru di BBKPM Surakarta dengan BTA+ maupun BTA-.
2. Kriteria Eksklusi
a. Data rekam medik tidak terdapat data pengukuran tinggi badan dan berat
badan.
G. IDENTIFIKASI VARIABEL
1. Variabel bebas
2. Variabel terikat
26
3. Variabel perancu :
a. Faktor Internal
1) Umur
2) Jenis kelamin
3) Luas lesi pada paru
4) TB paru BTA + atau TB paru BTA b. Faktor Eksternal
1) Penyakit penyerta
2) Tingkat pendidikan
mengobati
penyakit
yang
disebabkan
infeksi
Mycobacterium
: rekam medis
skala ukur
: kategorik (nominal)
27
IMT =
: rekam medis
skala ukur
: numerik (interval)
3. Umur
Umur adalah rentang masa hidup yang diukur dengan tahun. Usia 18-40
tahun adalah masa awal dewasa, sedangkan usia 41-60 tahun adalah masa
dewasa madya. Umur dihitung dengan skala tahun sejak individu dilahirkan
alat ukur
: rekam medis
skala ukur
: kategorik (nominal)
4. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah perbedaan antara laki-laki dengan perempuan
secara biologis sejak individu lahir.
alat ukur
: rekam medis
skala ukur
: kategorik (nominal)
28
alat ukur
: rekam medis
skala ukur
: kategorik (nominal)
6. TB paru BTA+ dan TB paru BTATuberkulosis paru dapat diklasifikasikan berdasarkan hasil pemeriksaan
dahak, yaitu BTA+ dan BTA-.
a. Tuberkulosis paru BTA positif
1) Sekurang-kurangnya dua dari tiga spesimen sputum/ dahak SewaktuPagi-Sewaktu (SPS) hasilnya positif.
2) Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan
pada pemeriksaan radiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.
3) Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan
biakan bakteri positif.
4) Satu atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah tiga spesimen
dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya menunjukkan hasil BTA
negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotik non OAT
(Aditama & Subuh, 2011).
b. Tuberkulosis paru BTA negatif
1) Hasil pemeriksaan dahak tiga kali menunjukkan BTA negatif, gambaran
klinis dan kelainan radiologi menunjukkan tuberkulosis aktif.
2) Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.
3) Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotik non OAT, bagi pasien
dengan HIV negatif.
4) Ditentukan atau dipertimbangkan oleh dokter untuk diberi pengobatan
(Aditama & Subuh, 2011).
alat ukur
: rekam medis
skala ukur
: kategorik (nominal)
7. Penyakit penyerta
Penyakit penyerta adalah penyakit yang menyertai penyakit tuberkulosis
paru seperti AIDS, diabetes, PPOK, dan penyakit kronis lainnya.
29
alat ukur
: rekam medis
skala ukur
: kategorik (nominal)
8. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan adalah tahap yang berkelanjutan, yang dipengaruhi
oleh perkembangan peserta didik, tingkat pelajaran dan cara menyajikan
pelajaran. Tingkat pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi.
alat ukur
: rekam medis
skala ukur
: kategorik (ordinal)
I. INSTRUMENTASI
Instrumentasi penelitian ini menggunakan data sekunder atau rekam medis
pasien TB paru BTA + dengan kode J15 dan BTA - dengan kode J16 berupa berat
badan dan tinggi badan yang berobat di BBKPM Surakarta pada tahun 2013.
J. ANALISIS DATA
Variabel independen penelitian ini menggunakan skala kategorik (nominal)
yaitu pengobatan TB paru. Sedangkan variabel dependen menggunakan skala
numerik (interval) yaitu Indeks Massa Tubuh (IMT). Data akan diuji dengan
menggunakan SPSS for Windows dengan uji normalitas Kolmogorov Smirnov. Uji
statistik dengan Uji t berpasangan.
K. ALUR PENELITIAN
Data yang diambil dari rekam medis BBKPM Surakarta adalah data pasien
TB paru yang mendapatkan pengobatan OAT di BBKPM Surakarta dan telah
melewati fase pengobatan intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Data
yang dianalisis yaitu Indeks Massa Tubuh (IMT) yang didapat dari perhitungan
dari berat badan dan tinggi badan pasien. Indeks Massa Tubuh pasien
30
L. SKEMA PENELITIAN
Penyakit penyerta
Tingkat pendidikan
Usia
Jenis Kelamin
Luas lesi pada paru
BTA (+) atau BTA
negatif (-)
31
M. JADWAL PENELITIAN
Waktu
14-Sep
Kegiatan
Persiapan
studi
Pustaka
Penyusunan
proposal
Ujian
proposal
Pengambilan
dan
pengolahan
data
Penyusunan
skripsi
Ujian skripsi
Okt-14
Nov-14
Des-14
14-Jan
15-Feb
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medik dan Konseling Gizi
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta pada tanggal 4 dan 5
Februari 2015. Sampel diambil dari rekam medis pasien tuberkulosis paru yang
berobat di BBKPM Surakarta pada bulan Januari 2013 sampai dengan bulan
Desember 2013 dan telah selesai mendapatkan pengobatan dengan menggunakan
Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Data yang memenuhi kriteria restriksi berjumlah
216 sampel. Kriteria sampel meliputi jenis kelamin, umur, kategori TB paru,
tingkat pendidikan, penyakit penyerta dan luas lesi paru.
1. Analisis Univariat
a. Distribusi sampel penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh penulis, sebaran data sampel pasien
tuberkulosis paru di BBKPM Surakarta pada bulan Januari 2013 sampai
dengan Desember 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Sampel Penelitian
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Jumlah sampel
21
18
16
16
18
15
16
19
19
17
23
18
216
Persentase
9.72%
8.33%
7.41%
7.41%
8.33%
6.94%
7.41%
8.80%
8.80%
7.87%
10.65%
8.33%
100.00%
32
33
25
20
15
10
5
0
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agu Sept
Okt
Nov
Des
Jumlah Pasien(%)
Sebelum
Sesudah
52
19
41
25
108
143
8
12
7
17
216
216
34
160
140
120
100
80
Sebelum
60
Sesudah
40
20
0
<17
17,0-18,4
18,5-25,0
25,1-27,0
>27,0
Laki-laki
Sebelum
Sesudah
21
6
25
15
57
76
7
7
4
10
114
114
Perempuan
Sebelum
Sesudah
30
13
16
11
51
65
2
6
3
7
102
102
35
21-30
18
16
27
0
0
61
Usia
31-40
41-50
12
13
7
10
20
30
1
4
0
4
40
61
Total
51-60
8
7
32
4
3
54
51
40
109
9
7
216
BTA+
34
34
78
6
7
159
Sebelum
BTA17
7
30
3
0
57
BTA+
8
19
107
11
14
159
Sesudah
BTA11
6
34
3
3
57
36
DASAR
Sebelum Sesudah
8
4
12
3
26
36
2
2
3
6
51
51
MENENGAH
LANJUT
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
27
8
8
4
18
15
4
5
41
58
9
10
6
5
0
2
2
8
1
1
94
94
22
22
Sebelum
Dengan
Tanpa
penyakit
penyakit
8
43
5
36
25
83
0
9
2
5
40
176
Sesudah
Dengan
Tanpa
penyakit
penyakit
4
15
2
24
27
114
4
9
3
14
40
176
37
h. Distribusi sampel penelitian IMT pasien TB paru berdasarkan luas lesi paru
Berdasarkan data yang diperoleh penulis, sebaran data sampel pasien
tuberkulosis paru di BBKPM Surakarta tahun 2013 berdasarkan luas lesi
paru dapat dilihat dari Tabel 9.
Tabel 9. Distribusi Sampel Penelitian IMT Pasien TB Paru
Berdasarkan Luas Lesi Paru
IMT
<17
17,0-18,4
18,5-25,0
25,1-27,0
>27,0
Total
Lesi Luas
Sebelum
Sesudah
35
13
30
18
69
93
6
8
6
14
146
146
Lesi Minimal
Sebelum
Sesudah
2
0
2
3
11
10
1
3
1
1
17
17
2. Analisis Bivariat
Pengolahan data yang diperoleh dari penelitian ini menggunakan
program SPSS 17.0 for windows untuk menguji kemaknaan statistik perbedaan
rerata IMT sebelum pengobatan dan IMT setelah pengobatan pada pasien
tuberkulosis paru di BBKPM Surakarta.
Analisis peningkatan IMT berdasarkan karakteristik jenis kelamin,
umur, kategori TB paru, tingkat pendidikan, ada atau tidaknya penyakit
penyerta dan lesi pada paru menggunakan data selisih IMT sebelum
pengobatan, dan IMT sesudah pengobatan untuk memudahkan analisis bivariat.
a. Analisis perbedaan IMT sebelum pengobatan dan sesudah pengobatan
Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan normalitas
data untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Apabila
data terdistribusi normal, maka dilakukan uji t berpasangan, namun apabila
data tidak terdistribusi normal dilakukan transformasi terlebih dahulu,
apabila data masih tidak terdistribusi normal maka dilakukan uji Wilcoxon.
38
Sebelum
Sesudah
Kolmogorov-Smirnov
Mean
SD
19,5595
3,68361
21,3408
4,05915
Sig
.040
.016
Mean
1,2842
1,3221
Kolmogorov-Smirnov
SD
Sig
.07822
.463
.07753
.265
39
disimpulkan bahwa distribusi data normal dan dapat dilakukan Uji statistik
Uji t berpasangan.
Hasil analisis Uji t berpasangan untuk menguji perbedaan IMT
sebelum pengobatan dan sesudah pengobatan pada pasien TB paru di
BBKPM Surakarta dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil Uji T Berpasangan Secara Lengkap
IMT
sebelum
pengobatan
IMT
sesudah
pengobatan
Reratas.b.
Perbedaan
rerata s.b.
IK 95%
216
19,553,68
1,782,00
1,51-2,04
,000
216
21,344,05
40
Rerata
Simpang Baku
Laki-laki
114
1,8
1,97
0,882
Perempuan
102
1,74
1,87
n
61
40
61
54
Rerata
1,82
1,52
2,10
1,51
Simpang Baku
1,24
1,99
2,41
1,88
0,323
41
n
159
57
Rerata
1,91
1,37
Simpang Baku
1,92
1,91
P
0,275
N
51
94
22
Rerata
1,62
1,92
1,28
Simpang Baku
2,26
1,87
1,32
p
0,33
42
Ada
37
Tidak ada
179
p
0,707
n
17
146
Rerata
1,30
1,86
Simpang Baku
1,43
2,02
p
0,324
43
B. Pembahasan
1. Pembahasan perbedaan IMT sebelum pengobatan dan sesudah pengobatan
Tabel 12 menunjukkan terdapat perbedaan IMT sebelum pengobatan
dan sesudah pengobatan pada pasien TB paru di BBKPM Surakarta (p < 0,05).
Hal ini sesuai dengan penelitian Cegielski et al., pada tahun 2013 yang
mengatakan bahwa IMT pasien TB paru akan meningkat pada bulan ke-3
pengobatan.
Pada pasien TB paru terjadi peningkatan proteolisis dan lipolisis.
Gangguan tersebut mengganggu sintesis protein dan lemak endogen sehingga
REE meningkat. Keadaan ini disebut blokade formasi energi (anabolic block)
dan berhubungan dengan proses wasting sehingga terjadi malnutrisi. Penurunan
massa otot dihubungkan dengan peningkatan produksi IL-1, IL-6, TNF- dan
malondialdehid (MDA) akibat proses inflamasi. Proses inflamasi mengaktivasi
jalur proteolisis ATP-dependent ubiquitin protease intraselular dan selanjutnya
protein dihancurkan proteasom yang diregulasi TNF-. Peningkatan IFN-, IL6, TNF- akibat infeksi TB menghambat aktivitas enzim lipoprotein lipase
(LPL) di jaringan lemak. Peningkatan enzim ini meningkatkan bersihan
trigliserida sehingga menurunkan sintesis asam lemak dan meningkatkan proses
lipolisis lemak di jaringan. Peningkatan TNF- juga dihubungkan dengan
anoreksia sehingga terjadi gangguan asupan nutrisi dan memperberat malnutrisi
(Pratomo et al., 2012).
Peningkatan IMT disebabkan karena proses infeksi yang berkurang
sehingga terjadi penurunan kadar IL-, IL-6, TNF-. Proses ini meningkatkan
sintesis asam lemak dan menurunkan proses lipolisis lemak di jaringan
44
45
46
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Terdapat perbedaan rerata Indeks Massa Tubuh sebelum pengobatan
dengan sesudah pengobatan (p < 0,001) pada pasien tuberkulosis paru di Balai
Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta. Rerata IMT setelah pengobatan
(21,340) lebih tinggi daripada rerata IMT sebelum pengobatan TB paru (19,559).
Peningkatan IMT tidak dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, kategori TB paru,
tingkat pendidikan, luas lesi pada paru, dan ada atau tidaknya penyakit penyerta.
B. Saran
1. Pendidikan dan promosi kesehatan tentang penyebab dan bahaya penyakit
saluran pernapasan terutama tuberkulosis paru.
2. Perlunya memakai masker saat berada di lingkungan yang padat penduduk
untuk mencegah menularnya tuberkulosis paru.
3. Perlunya menjaga asupan nutrisi yang seimbang supaya daya tubuh kuat
sehingga terhindar dari penyakit infeksi terutama tuberkulosis paru.
4. Untuk penelitian selanjutnya lebih baik menggunakan desain penelitian yang
lebih kuat dalam menguji adanya hubungan antar variabel yang akan diteliti
seperti cohort dan dapat dilakukan pada kelompok masyarakat yang lebih luas.
5. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan untuk lebih dapat mengontrol variabel
perancu yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
48
49
DAFTAR PUSTAKA
Abdoerrachman, M.H., et al., 1998. Pertumbuhan dan Perkembangan dalam Buku
Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Aditama, T.Y., Subuh, M., 2011. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis.
Available
at
http://www.tbindonesia.or.id/2012/04/09/buku-pedoman-
Tahun
2009.
Available
at
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20293331-S1497-Evaluasi%20terapi.pdf
diakses tanggal 11 Januari 2015.
49
50
Fasitasari, M., 2013. Terapi Gizi pada Lanjut Usia dengan Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK). Sains Medika, Volume. 5, Januari-Juni 2013 : 50-61.
Gupta, K.B., Gupta, R., Atreja, A., Verma, M., Vishvkarma, S., 2009. Tuberculosis
and Nutrition. Lung India, Volume: 26, Issue: 1.
International Standart for Tuberculosis Care: Diagnosis, Treatment and Public Care,
2006. Available at http://www.who.int/tb/publications/2006/istc_report.pdf
diakses pada tanggal 26 November 2014.
Istiantoro, Y.H., Setiabudy, R., 2011. Tuberkulostatik dan Leprostatik. Pada:
Farmakologi dan Terapi, edisi 5 cetak ulang dengan tambahan 2011,
Gunawan SG, editor. Jakarta: Badan Penerbit FKUI, pp. 613-32.
Jordao, L., Vieira, O.V., 2011. Review Article Tuberculosis: New Aspect of an Old
Disease. Int Journal of Cell Biology, Volume 2011.
Karyadi, E., West, C.E., Schultink, W., Nelwan, R.H.H., Gross, R., Amin, Z., et al.
2002. Poor Micronutrient Status of Active Pulmonary Tuberculosis Patients
in Indonesia. The Journal of Nutrition, 130: 2953-2958.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS)
Tahun
2013.
available
at
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/Laporan_Riskesdas
2013.PDF diakses pada tanggal 18 Oktober 2014.
KMK RI Nomor 364/MENKES/SK/V/2009 tentang Pedoman Penanggulangan
Tuberkulosis (TB).
Knechel, N.A., Tuberculosis: Pathophysiologi, Clinical Features, and Diagnosis. Crit
Care Nurse. 2009; 29: 34-43.
Koblinsky, Marge et al. 1997. Kesehatan Wanita Sebuah Perspektif Global. Gajah
Mada University Press. Yogyakarta.
Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, pp,
124-5.
Papathakis, P., Piwoz, E., 2008. Nutrition and Tuberculosis: A Review of the
Literature and Considerations for TB Control Programs. Chapter 2, HIV-TB
51
Co-infection. Whasington:
Development;
2008.
p.7-9.
International
Available
on:
52
2013.
Global
Tuberculosis
Report
2013.
Available
at
LAMPIRAN 1
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
No
RM
064161
064144
064439
064483
063983
064647
064488
064466
064792
064753
064668
064885
041587
065016
065020
065065
065339
065247
065415
065312
065205
065112
065614
065679
065295
046044
065835
065889
065978
007968
066090
066029
Nama Um JK BTA
SRD
PMN
JKS
TBS
EP
SUM
HS
SPR
SM
SMY
LC
WK
MN
AP
PRY
SA
CS
HW
RS
KW
WJN
JS
SKM
SR
AP
MR
MJY
NR
HK
SPR
SRT
YT
51
41
36
22
22
45
44
47
49
55
25
23
52
30
40
42
53
54
41
55
30
41
46
40
28
43
49
53
22
42
56
47
L
L
L
L
L
P
L
P
P
P
L
P
L
P
P
P
L
L
L
L
L
L
L
P
L
P
L
L
L
L
L
L
A15
A16
A16
A15
A16
A16
A15
A15
A15
A16
A16
A15
A16
A16
A16
A16
A15
A15
A15
A15
A15
A16
A15
A15
A16
A15
A16
A15
A15
A15
A15
A15
Pen
TB
Aw
SMA
SD
1.55
1.64
1.54
1.67
1.67
1.5
1.6
1.44
1.45
1.49
1.7
1.65
1.68
1.47
1.55
1.55
1.63
1.62
1.68
1.6
1.56
1.65
1.61
1.53
1.73
1.46
1.73
1.55
1.5
1.62
1.48
1.6
46
55
44
57
54
32
61
45
38
34
56
47
58
53
37
54
51
47
51
48
43
69
56
39
57
32
62
90
47
48
57
45
S1
SMA
SD
SMA
SD
SMA
SD
SMA
SD
SD
SD
SMA
SMA
SD
SMA
SD
S1
S1
SMA
SMP
SMA
IMT
IMT
Ak
Peny
aw
ak
19.15 50 20.81 V
20.45 54 20.08
18.55 41 17.29
20.44 57 20.44
19.36 56 20.08
14.22 34 15.11 V
23.83 60 23.44
21.70 55 26.52
18.07 40 19.02 V
15.31 35 15.77 V
19.38 60 20.76
17.26 50 18.37
20.55 59 20.90
24.53 62 28.69
15.40 40 16.65
22.48 56 23.31
19.20 53 19.95
17.91 45 17.15 V
18.07 55 19.49
18.75 60 23.44
17.46 49 20.13
25.34 72 26.45
21.60 60 23.15
16.66 45 19.22
19.05 63 21.05
15.01 44 20.41
20.72 75 25.06 V
37.46 87 36.21 V
20.89 52 23.11
18.29 52 19.81
26.02 65 29.67
17.58 52 20.31
Lesi
LUAS
MIN
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
MIN
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
MIN
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
Ket
S
PL
PL
S
PL
PL
S
S
S
PL
PL
S
PL
PL
PL
PL
S
S
S
S
S
PL
S
S
PL
S
PL
S
S
S
S
S
53
61
54
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
066088
066241
066450
065933
048117
066522
066521
066014
066982
066741
066899
067058
066763
066986
066966
066816
067177
067138
067399
067569
067456
067672
067710
022699
067769
067686
067511
067874
067890
067658
067853
067754
067956
063302
068258
068262
SW
AW
EN
MU
KAR
WC
STR
SD
TY
RP
SR
W
SH
NS
DC
KH
DP
DY
WT
ML
SW
AY
R
SN
M
R
SR
SI
MS
SW
YT
SR
DL
SG
SL
DS
55
26
34
39
50
34
56
25
41
26
50
52
53
34
27
22
24
39
48
35
28
22
41
39
53
52
41
54
55
40
44
40
33
43
51
57
L
L
P
P
P
L
P
L
L
P
P
P
P
P
P
L
L
L
L
P
P
P
L
L
P
P
L
P
P
L
L
P
P
P
L
L
A16
A15
A16
A15
A15
A16
A15
A15
A15
A16
A15
A15
A15
A15
A16
A16
A15
A16
A16
A15
A15
A15
A15
A16
A16
A16
A15
A15
A15
A16
A16
A15
A15
A15
A15
A15
D3
SMP
SMA
SD
SMA
SD
SD
SMA
SMP
D1
S1
SMA
SMA
SD
SD
S1
SD
SD
SMA
SD
SMA
SMA
SD
S1
SD
1.55
1.7
1.5
1.64
1.55
1.67
1.51
1.8
1.58
1.53
1.55
1.44
1.55
1.5
1.65
1.63
1.64
1.63
1.61
1.55
1.59
1.52
1.67
1.49
1.53
1.6
1.52
1.5
1.55
1.7
1.6
1.52
1.6
1.6
1.56
1.68
39
52
37
48
53
48
31
71
56
35
45
37
45
43
65
43
44
43
48
44
58
38
54
26
63
51
72
37
41
70
53
44
42
72
48
51
16.23
17.99
16.22
17.85
21.85
17.21
13.60
21.91
22.43
14.95
18.73
17.84
18.73
18.89
23.88
16.18
16.36
16.18
18.32
18.31
22.94
16.45
19.36
11.71
26.91
19.92
30.95
16.44
17.07
24.22
20.70
19.04
16.21
28.13
19.52
18.07
50
55
41
53
52
51
34
76
66
38
47
39
48
48
67
43
50
55
77
54
63
40
55
28
70
51
77
41
44
73
58
43
48
72
50
65
20.81
19.03
18.22
19.71
21.64
18.29
14.91
23.46
26.44
16.02
19.56
18.81
19.98
21.33
24.61
16.18
18.59
20.70
29.71
22.48
24.92
17.31
19.72
12.61
29.90
19.92
33.33
18.00
18.31
25.26
22.66
18.61
18.75
27.93
20.55
23.03
LUAS
MIN
LUAS
LUAS
MIN
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
MIN
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
V
V
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
MIN
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
PL
S
PL
S
S
PL
S
S
S
PL
S
S
S
S
PL
PL
S
PL
PL
S
S
S
S
PL
PL
PL
S
S
S
PL
PL
S
S
S
S
S
55
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
068254
068163
068300
068354
068130
067725
068180
068466
068443
068565
063757
068602
068601
068469
068436
068541
068724
068732
033093
068337
068788
068792
068449
069059
069194
069042
069317
069297
069334
069275
069284
069356
069424
069016
069361
069576
S
SAM
SRM
GY
AS
J
L
DN
KP
NG
HI
S
SR
P
W
Y
JBP
RW
JR
AK
S
LS
SH
RB
H
FH
S
S
W
AR
MAR
DJ
EP
SA
JS
HM
58
53
52
50
24
40
51
25
53
47
29
57
44
42
25
47
36
43
50
48
46
30
36
25
48
21
51
52
24
21
60
44
25
29
59
43
P
L
P
P
L
L
P
L
L
P
P
P
P
L
P
L
L
L
L
L
L
L
P
P
L
L
L
L
L
P
L
P
P
P
L
L
A16
A16
A15
A15
A16
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A16
A16
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A16
A15
A15
A15
A15
A16
A15
A15
A15
A15
A15
A16
A15
A15
SD
SD
SD
SMA
SD
SMA
SMA
SD
SD
SD
SD
SMA
SMA
SMA
S1
SD
SMP
SMA
SMP
D3
SMP
SMA
SMA
SD
SMA
S1
SMA
SMA
SMA
1.46
1.7
1.45
1.47
1.6
1.62
1.48
1.55
1.53
1.58
1.59
1.43
1.47
1.74
1.57
1.65
1.7
1.6
1.62
1.65
1.52
1.72
1.5
1.6
1.6
1.69
1.63
1.7
1.7
1.6
1.61
1.54
1.6
1.54
1.56
1.7
30
65
45
48
53
48
39
40
51
41
43
55
49
42
45
59
45
61
52
50
33
50
34
38
65
60
52
59
52
61
64
43
55
50
72
75
14.07
22.49
21.40
21.98
20.70
18.29
17.80
16.44
21.79
16.42
17.01
26.90
22.68
13.87
18.26
21.67
15.57
23.83
19.81
18.37
14.28
16.90
14.89
14.84
25.39
21.01
19.38
20.42
17.82
23.83
24.69
18.13
21.48
21.08
29.38
25.95
33
66
53
54
54
51
40
42
51
48
47
66
52
45
49
67
54
63
57
57
38
59
37
43
73
57
57
61
58
69
85
45
63
52
78
94
15.48
22.84
24.97
24.99
21.09
19.43
18.03
17.48
21.79
19.23
18.59
32.28
24.06
14.86
19.68
24.61
18.69
24.61
21.72
20.94
16.45
19.94
16.44
16.80
28.52
19.96
21.45
21.11
20.07
26.95
32.79
18.97
24.61
21.93
32.05
32.53
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
MIN
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
MIN
LUAS
LUAS
MIN
LUAS
PL
PL
S
S
PL
S
S
S
S
S
S
S
S
PL
PL
S
S
S
S
S
S
S
PL
S
S
S
S
PL
S
S
S
S
S
PL
S
S
56
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
068962
069743
069754
069677
069782
005231
069851
069951
069956
070077
070204
070181
070053
070221
070042
070232
070109
070166
070176
070495
070428
043892
070579
070713
070776
070680
070852
071109
071072
071227
071138
071327
071851
071116
071430
071446
IB
ZH
AS
NGT
PRY
FA
RP
VIP
DAS
SAY
SUK
HAN
SP
AAS
G
EYE
M
GYT
APD
HS
BS
RAH
SK
MR
SU
H
Y
T
AT
AP
LS
S
NGA
SUY
DS
TB
21
47
44
34
40
22
21
21
51
59
53
25
46
26
42
29
31
53
27
33
57
39
37
24
41
36
22
50
23
21
38
28
53
30
35
28
L
L
P
P
P
L
P
P
P
L
L
L
P
L
L
L
P
P
L
L
L
L
P
L
P
L
L
L
L
L
P
P
P
P
L
P
A15
A15
A15
A15
A15
A16
A15
A16
A15
A15
A15
A15
A16
A16
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A16
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A16
A15
A16
SMA
D2
SD
SMA
SMA
SMA
SD
SD
SMA
SMA
D3
SMA
SMA
SD
SMA
SMP
S1
SMP
SMA
SMA
SMA
SMP
SMA
SMP
SMP
SD
SD
SMA
SMA
1.7
1.58
1.49
1.55
1.63
1.55
1.6
1.57
1.47
1.63
1.61
1.6
1.53
1.69
1.63
1.71
1.57
1.5
1.73
1.74
1.6
1.65
1.47
1.6
1.54
1.68
1.57
1.5
1.68
1.73
1.5
1.41
1.43
1.47
1.61
1.47
56
62
36
46
62
37
37
54
43
49
45
51
48
63
52
52
48
65
54
60
56
62
43
45
55
62
40
58
54
62
44
29
47
39
49
43
19.38
24.84
16.22
19.15
23.34
15.40
14.45
21.91
19.90
18.44
17.36
19.92
20.50
22.06
19.57
17.78
19.27
28.89
17.88
19.82
21.88
22.77
19.90
17.38
23.19
21.79
16.23
25.78
19.13
20.72
19.33
14.59
22.98
18.05
18.90
19.67
63
72
39
54
63
43
43
55
44
50
48
52
47
65
62
56
54
64
58
63
66
65
49
53
62
72
53
59
61
65
47
32
45
45
55
47
21.80
28.84
17.57
22.48
23.71
17.90
16.80
22.31
20.36
18.82
18.32
20.31
20.08
22.76
23.34
19.15
21.91
28.22
19.38
20.64
25.78
23.88
22.44
20.70
26.14
25.51
21.50
26.22
21.61
21.72
20.89
16.10
22.01
20.82
21.22
21.75
V
V
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
MIN
LUAS
LUAS
LUAS
MIN
LUAS
LUAS
LUAS
V
V
LUAS
LUAS
LUAS
MIN
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
S
S
S
S
S
PL
S
PL
S
S
S
S
PL
PL
S
S
S
S
S
S
S
PL
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
PL
S
PL
57
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
071620
071765
071805
071848
071851
071251
071760
071959
071618
071864
072074
072027
072157
071996
072075
030305
072169
072315
047412
072337
072411
072363
072642
070607
072666
072483
072545
047960
072950
072979
073139
073453
073346
073362
073553
073573
SOE
SUS
MR
BW
NGA
TRI
SUM
SUP
JUM
SAR
HAM
SUP
DP
SK
MEN
DS
SUH
PT
SUR
SUG
SUS
RE
SET
SAR
SUM
MR
FA
SH
ARJ
ES
SUP
DH
SUR
SUT
SUR
HR
60
29
45
34
53
54
50
38
40
49
50
60
34
31
48
26
33
51
48
53
23
39
55
51
51
32
24
30
21
46
42
30
42
40
26
56
L
L
L
L
P
P
P
L
L
P
L
L
P
P
P
L
P
L
L
L
L
P
L
L
P
P
L
P
P
L
L
L
P
L
P
L
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A16
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A16
A15
A15
A16
A15
A16
A15
A16
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A16
A16
A15
A15
SMA
SMA
SD
D1
SD
SD
D1
SMP
SMP
SD
SMA
S1
SD
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMP
SMP
S1
SMP
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMP
SMP
1.65
1.66
1.6
1.58
1.43
1.51
1.48
1.62
1.55
1.53
1.66
1.65
1.52
1.5
1.5
1.61
1.61
1.62
1.67
1.58
1.55
1.55
1.62
1.55
1.5
1.5
1.7
1.5
1.55
1.6
1.63
1.49
1.48
1.63
1.46
1.56
43
49
81
43
47
50
32
46
50
44
47
59
43
49
53
41
51
56
36
52
39
39
66
45
56
55
49
33
39
39
48
38
43
67
37
46
15.79
17.78
31.64
17.22
22.98
21.93
14.38
17.53
20.81
18.80
17.06
21.67
18.61
21.78
23.56
15.82
19.68
21.34
12.91
20.63
16.23
16.23
25.15
18.73
24.89
24.44
16.96
14.67
16.23
15.23
18.07
17.12
19.63
25.22
17.36
18.90
48
50
85
45
45
51
40
50
43
54
48
61
49
51
48
48
55
63
38
57
45
45
65
52
64
44
58
39
45
45
53
41
42
66
45
49
17.63
18.14
33.20
18.03
22.01
22.37
18.26
19.05
17.90
23.07
17.42
22.41
21.21
22.67
21.33
18.52
21.22
24.01
13.63
22.83
18.73
18.73
24.77
21.64
28.44
19.56
20.07
17.33
18.52
17.58
19.95
18.47
19.17
24.84
21.11
19.93
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
V
LUAS
MIN
V
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
V
LUAS
LUAS
S
S
S
S
S
S
S
S
PL
S
S
S
S
S
S
S
PL
S
S
PL
S
PL
S
PL
S
S
S
S
S
S
S
S
PL
PL
S
S
58
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
073612
073586
073552
073777
062836
073825
073961
074044
074066
074113
074095
074139
074166
074207
074134
074350
032638
074320
074528
074428
074551
074597
074720
074644
074757
074825
074781
074962
075015
074891
030661
075100
075109
074930
075045
075181
YT
SI
P
SUY
KAS
SAR
SB
DE
DK
TGY
SP
S
RK
MU
ES
MEG
Y
SR
YP
MAR
PM
HT
SH
M
SB
SP
SU
AZ
SR
W
SU
KAS
TRI
CPA
S
S
48
46
40
27
50
52
22
25
29
45
38
24
28
45
56
25
47
57
40
41
21
40
41
47
52
40
58
43
26
46
51
55
31
25
46
45
P
P
L
L
P
P
P
P
P
L
L
P
P
P
P
P
P
L
L
P
P
P
P
L
P
P
P
L
P
L
P
P
P
L
P
L
A15
A16
A16
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A16
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A16
A15
A15
A15
A15
A16
A15
A15
A15
A15
A15
A15
A16
A15
A15
D2
SMA
SD
SD
SD
SMA
SMA
SMA
SMP
SMA
SD
SMP
SMP
SD
SMA
SMP
SMP
SD
SD
SMA
SD
SD
SD
SMA
D3
SD
S3
1.52
1.5
1.63
1.5
1.47
1.47
1.5
1.5
1.52
1.68
1.58
1.53
1.55
1.58
1.44
1.5
1.5
1.55
1.73
1.45
1.52
1.48
1.5
1.68
1.53
1.5
1.53
1.6
1.64
1.57
1.53
1.5
1.54
1.68
1.55
1.63
38
33
55
43
62
30
42
51
45
48
42
33
39
48
45
43
38
46
64
50
46
34
44
70
55
41
43
60
46
54
55
49
33
48
47
41
16.23
14.67
20.70
19.11
28.69
13.88
18.67
22.44
19.26
17.01
16.82
14.10
16.23
19.23
21.70
19.11
16.89
19.15
21.38
23.78
19.91
15.52
19.56
24.80
23.28
18.40
18.37
23.44
17.10
21.91
23.50
21.56
13.91
17.01
19.35
15.43
48
35
55
45
86
38
49
58
46
62
61
40
52
49
47
46
45
46
68
55
48
36
45
68
59
45
45
63
50
55
52
51
35
49
49
42
20.78
15.56
20.70
20.00
39.80
17.59
21.78
25.56
19.91
21.97
24.44
17.09
21.64
19.43
22.67
20.44
20.00
18.94
22.72
25.92
20.78
16.44
20.00
24.09
25.20
20.00
19.22
24.61
18.59
22.31
22.21
22.44
14.76
17.36
20.40
15.81
LUAS
V
V
LUAS
LUAS
LUAS
MIN
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
V
LUAS
V
V
LUAS
LUAS
MIN
MIN
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
V
LUAS
LUAS
LUAS
S
PL
PL
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
PL
S
S
S
S
S
S
PL
S
S
S
S
PL
S
S
S
S
S
S
PL
S
S
59
213
214
215
216
060394
075235
075278
075245
M
KS
P
WH
51
52
51
29
L
L
L
P
A16
A16
A15
A16
SMA
SMA
S1
1.57
1.55
1.53
1.61
49
40
44
48
19.88
16.65
18.58
18.32
51
46
43
50
20.69
19.15 V
18.37
19.29 V
LUAS
LUAS
LUAS
LUAS
PL
PL
S
PL
LAMPIRAN 2
a,,b
sesudah
216
216
Mean
19.5912
21.3633
Std. Deviation
3.71014
4.06115
Absolute
.099
.108
Positive
.099
.108
Negative
-.049
-.061
1.454
1.588
.029
.013
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
NPar Tests
T-Test
[DataSet3]
Paired Samples Statistics
Mean
Pair 1
Std. Deviation
imt_sebelum
1.2848
216
.07874
.00536
imt_sesudah
1.3225
216
.07757
.00528
imt_sebelu
Correlation
216
.884
Sig.
.000
m&
imt_sesud
ah
61
60
61
Pair 1
imt_sebelum
imt_sesudah
Mean
-.03774
Std.
Deviation
.03759
Std.
Error
Mean
.00256
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
-.04278
Upper
-.03270
t
-14.757
df
215
Sig. (2tailed)
.000
Group Statistics
sel_imt
gender
Laki-laki
Perempuan
114
Mean
1.7994
Std.
Deviation
1.97970
102
1.7402
1.87876
Std.
Error
Mean
.18542
.18602
sel_imt
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
F
.246
Sig.
.620
.225
df
214
Sig. (2tailed)
.822
Mean
Difference
.05919
Std. Error
Difference
.26342
Lower
-.46003
Upper
.57841
.225
213.246
.822
.05919
.26265
-.45853
.57691
62
Group Statistics
sel_imt
kat_TB
TB paru
BTA+
159
Mean
1.9128
Std.
Deviation
1.92120
57
1.3772
1.91025
TB paru
BTA-
Std.
Error
Mean
.15236
.25302
sel_imt
Equal
variances
assumed
F
1.199
Sig.
.275
Equal
variances
not
assumed
t
1.808
df
214
Sig. (2tailed)
.072
Mean
Difference
.53557
Std. Error
Difference
.29615
Lower
-.04818
Upper
1.11932
1.813
99.346
.073
.53557
.29535
-.05044
1.12159
Std.
Error
Mean
.34739
.16725
Group Statistics
sel_imt
lesi
minimal
luas
17
Mean
1.3076
Std.
Deviation
1.43231
146
1.8618
2.02085
63
sel_imt
Equal
variances
assumed
F
.981
Sig.
.324
Equal
variances
not
assumed
t
-1.097
df
161
Sig. (2tailed)
.274
Mean
Difference
-.55413
Std. Error
Difference
.50491
Lower
-1.55123
Upper
.44296
-1.437
24.134
.163
-.55413
.38555
-1.34964
.24137
Ranks
sel_imt
37
Mean
Rank
112.01
Sum of
Ranks
4144.50
Tanpa
penyakit
penyerta
179
107.77
19291.50
Total
216
penyakit
Penyakit
penyerta
Test Statistics
MannWhitney
U
Wilcoxon
W
Z
Asymp.
Sig. (2tailed)
sel_imt
3181.500
19291.500
-.376
.707
64
ANOVA
sel_imt
Sum of Squares
Between Groups
df
Mean Square
8.419
4.209
Within Groups
617.772
164
3.767
Total
626.191
166
Sig.
1.117
.330
Multiple Comparisons
sel_imt
Tukey HSD
95% Confidence Interval
Mean Difference
(I) pendidikan (J) pendidikan
dasar
menengah
atas
menengah
(I-J)
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
-.29433
.33754
.659
-1.0927
.5040
atas
.34843
.49506
.762
-.8225
1.5193
dasar
.29433
.33754
.659
-.5040
1.0927
atas
.64277
.45967
.344
-.4444
1.7300
dasar
-.34843
.49506
.762
-1.5193
.8225
menengah
-.64277
.45967
.344
-1.7300
.4444
65
sel_imt
a,,b
Tukey HSD
atas
22
1.2800
dasar
51
1.6284
menengah
94
1.9228
Sig.
.306
Descriptives
sel_imt
95% Confidence Interval for Mean
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
21-30
61
1.8261
1.24219
.15905
1.5079
2.1442
-1.05
5.41
31-40
40
1.5215
1.99369
.31523
.8839
2.1591
-4.89
7.61
41-50
61
2.1059
2.41927
.30976
1.4863
2.7255
-2.22
11.38
51-60
54
1.5170
1.88234
.25615
1.0033
2.0308
-1.28
8.10
Total
216
1.7714
1.92844
.13121
1.5128
2.0301
-4.89
11.38
66
df1
df2
3
Sig.
212
.024
ANOVA
sel_imt
Sum of Squares
Between Groups
df
Mean Square
12.999
4.333
Within Groups
786.561
212
3.710
Total
799.560
215
F
1.168
Sig.
.323
Multiple Comparisons
sel_imt
Tukey HSD
95% Confidence Interval
Mean Difference
(I) umur (J) umur
21-30
31-40
41-50
51-60
(I-J)
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
31-40
.30457
.39189
.865
-.7102
1.3194
41-50
-.27984
.34878
.853
-1.1830
.6233
51-60
.30903
.35990
.826
-.6229
1.2410
21-30
-.30457
.39189
.865
-1.3194
.7102
41-50
-.58440
.39189
.445
-1.5992
.4304
51-60
.00446
.40182
1.000
-1.0361
1.0450
21-30
.27984
.34878
.853
-.6233
1.1830
31-40
.58440
.39189
.445
-.4304
1.5992
51-60
.58886
.35990
.361
-.3431
1.5208
21-30
-.30903
.35990
.826
-1.2410
.6229
67
31-40
-.00446
.40182
1.000
-1.0450
1.0361
41-50
-.58886
.35990
.361
-1.5208
.3431
sel_imt
a,,b
Tukey HSD
51-60
54
1.5170
31-40
40
1.5215
21-30
61
1.8261
41-50
61
2.1059
Sig.
.401
LAMPIRAN 3
68
69