Anda di halaman 1dari 9

PERBEDAAN SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DI SEKOLAH MENENGAH

NEGERI 5 MALANG DAN WARGA KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG


Giyanatta, S. (1)., Hariyanti, F. 2)., Noviyanti, N. I.( (3). Sigma, N. A.(4). dan Sueb(5)
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang.
email(4): novia_sigma@um.ac.id
email(5): sueb@um.ac.id
ABSTRAK
Salah satu faktor yang menyebabkan lingkungan tercemar adalah sampah. Sampah telah
menjadi faktor berbahaya. Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu
sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari
bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Volume sampah
organik yang semakin banyak menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan tercemar sehingga harus
dilakukan penanganan. Solusi untuk menanggulangi sampah organik yang selalu bertambah adalah
dengan melakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos. Kompos adalah pupuk alami yang
terbuat dari bahan organik yang digunakan untuk menyuburkan tanaman. Terdapat lima aspek
pengelolaan sampah, yaitu meliputi: aspek teknis operasional, aspek organisasi dan manajemen,
aspek hukum dan peraturan, aspek pembiayaan, aspek peran serta masyarakat. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan proses pengolahan sampah organik menjadi kompos oleh SMA Negeri 5 Malang dan
warga Jalan Sudanco Supriyadi Kecamatan Sukun Kota Malang. Pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara, dan kuisioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif
dengan teknik analisis naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwasiswa SMA Negeri 5 Malang
dan masyarakat kecamatan Sukun Kota Malang mendukung dan setuju dengan pengelolaan sampah
yang memperhatikan aspek dan pengelolaan sampah dari segi teknis operasional, adanya organisasi
atau manajemen pengelolaan sampah yang berfungsi dengan baik, tersedianya dasar hokum dan
peraturan, didukung dengan adanya pembiayaan, dan peran serta masyarakat.

Kata kunci: sampah organik, pengolahan sampah, kompos, kompos, SMA Negeri 5 Malang,
kecamatan Sukun.
sisil
PENDAHULUAN
Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bebas dari polusi dan sampah. Produksi
sampah sebanding dengan bertambahnya jumlah penduduk. Sujiyanto dalam Hariyani dkk. (2013)
menyatakan bahwa permasalahan sampah di Kota Malang senantiasa semakin kompleks dan
beragam dari tahun ke tahun. Peningkatan permasalahaan sampah ini ada kaitannya dengan jumlah
penduduk Kota Malang yang terus bertambah, yang pada saat ini sudah mencapai 800.000 jiwa
lebih di malam hari, dan di siang hari lebih banyak lagi karena Kota Malang adalah kota
pendidikan, kota wisata , pusat perbelanjaan, dan kota industri. Jumlah industri di Kota Malang

cukup banyak sehingga dapat menyerap tenaga kerja dari luar Kota Malang. Jumlah penduduk yang
sangat banyak tersebut mengakibatkan timbunan sampah yang terus meningkat di berbagai lokasi
kota.
Kementrian Pekerjaan Umum (2014) menyatakan sampah organik diyakini sebagai
penyumbang terbesar meningkatnya akumulasi sampah berbagai kota di Indonesia karena umumnya
sampah organik merupakan komposisi sampah terbesar, yakni sekitar 60-70%. Menurut Sunarto,
dkk. (2013) proses dekomposisi sampah organik pada timbunan sampah menghasilkan emisi gas
rumah kaca berupa biogas yang terdiri atas gas methana dan gas karbon dioksida. Namun hal ini
tidaklah akan terjadi lama jika setiap orang sadar akan masalah sampah dan setiap orang mengerti
akan dampak yang ditimbulkan dari sampah ini.
Salah satu bentuk pengelolaan sampah yaitu dengan mengolahnya menjadi pupuk kompos atau
pupuk organik. Sulistyawati dan Nugraha (2009) menyatakan bahwa sampah organik dari
perumahan dengan volume yang cukup besar dapat dipandang sebagai sumberdaya hayati yang
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi berbagai kegiatan pertanian.
Pengelolaan persampahan di kota Malang sebagian besar ditangani oleh Dinas Kebersihan dan
Pertamanan yang memiliki jumlah personel 1637 orang yang terdiri dari PNS dan pasukan kuning
(Profil Malang, 2011). Selain itu, di Kota Malang sendiri pengelolaan sampah organik menjadi
pupuk kompos sudah dilakukan oleh warga SMA Negeri 5 Malang serta juga oleh warga Jalan
Sudanco Supriyadi Kecamatan Sukun Kota Malang. Pada tanggal 21 Februari 2015 peneliti
melakukan observasi di dua tempat tersebut untuk studi pendahuluan tentang lokasi pengolahan
sampah dan keadaan tempat yang digunakan untuk mengolah sampah. Pengolahan sampah organik
menjadi pupuk kompos dilakukan dengan cara pengomposan. Berdasarkan fakta-fakta tersebut
penulis ingin mengungkap lebih dalam mengenai perbedaaan proses pengelolaan sampah organik
oleh SMA Negeri 5 Malang dan warga Jalan Sudanco Supriyadi Kecamatan Sukun Kota Malang.
KAJIAN PUSTAKA
Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau di buang dari suatu sumber hasil aktivitas
manusia maupun proses alam yang tidak mempunyai nilai ekonomi. Berdasarkan SK SNI tahun
1990, sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang
dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan
melindungi investasi pembangunan. Dalam UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat
atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai
yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Menurut Ecolink dalam

Silalahi (2010) Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
feti
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut.
1. Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan bahan hayati yang dapat
didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat
diuraikan melalui proses alami.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan nonhayati, baik berupa
produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. (Nizar, 2014
Sistem pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang meliputi 5 (lima)
aspek/komponen yang saling mendukung dimana antara satu dengan yang lainnya saling
berinteraksi untuk mencapai tujuan (Dept. Pekerjaan Umum, SNI 19-2454-2002). Kelima aspek
tersebut meliputi:
1. Aspek Teknik Operasional
Aspek teknis operasional merupakan komponen yang paling dekat dengan objek persampahan.
Menurut Hartoyo dalam Damanhuri (2010), perencanaan sistem persampahan memerlukan
suatu pola standar spesifikasi sebagai landasan yang jelas. Spesifikasi yang digunakan adalah
Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 19-2454-2002 tentang Tata Cara Pengelolaan
Sampah di pemukiman.
2. Aspek Organisasi dan Manajemen
Organisai dan manajemen mempunyai peranan pokok dalam menggerakkan, mengaktifkan dan
mengarahkan sistem pengelolaan sampah dengan ruang lingkup bentuk institusi, pola
organisasi personalia serta manajemen (Damanhuri, 2010).
3. Aspek Pembiayaan.
Aspek pembiayaan berfungsi untuk membiayai operasional pengelolaan sampah yang dimulai
dari sumber sampah/penyapuan, pengumpulan, transfer dan pengangkutan, pengolahan dan
pembuangan akhir. Selama ini dalam pengelolaan sampah perkotaan memerlukan subsidi yang
cukup besar, kemudian diharapkan sistem pengelolaan sampah ini dapat memenuhi kebutuhan
dana sendiri dari retribusi (Damanhuri, 2010). Berdasarkan SNI- T- 12- 1991- 03 tentang
Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, biaya pengelolaan sampah dihitung berdasarkan
biaya operasional dan pemeliharaan serta pergantian perlatan. Perbandingan biaya pengelolaan
dari biaya total pengelolaan sampah sebagai berikut:
Biaya pengumpulan 20% - 40%.
Biaya pengangkutan 40% - 60%.
Biaya pembuangan akhir 10% - 30%

4. Aspek Peraturan/Hukum
Prinsip aspek peraturan pengelolaan persampahan berupa peraturan daerah yang merupakan
dasar hukum pengelolaan persampahan yang meliputi (Damanhuri, 2010):

Peraturan daerah yang dikaitkan dengan ketentuan umum pengelolaan kebersihan.

Peraturan daerah mengenai bentuk institusi formal pengelolaan kebersihan.

Peraturan daerah yang khusus menentukan struktur tarif dan tarif dasar pengelolaan
kebersihan.
Beberapa peraturan tersebut melibatkan wewenang dan tanggungjawab pengelola

kebersihan serta partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan dan pembayaran retribusi
(Prakarsa, 2013)
5. Aspek peran serta Masyarakat
Peran serta masyarakat sangat mendukung program pengelolaan sampah suatu wilayah. Peran
serta masyarakat penting karena peran serta merupakan alat guna memperoleh informasi
mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat. Masyarakat akan lebih
mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses
persiapan dan perencanaan (Profil Bank Sampah Indonesia, 2012).
novi
METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Berikut ini populasi dan sampel
dari proposal ini. (1) populasi : Seluruh sampah yang ada di Sekolah Menengah Atas Negeri 5
Malang dan Jalan Sudanco Supriyadi Kecamatan sukun Kota Malang (2) Sampel yang digunakan
adalah sampah organik yang diproses menjadi kompos. Sampling pada penelitian ini yakni
penggambilan sampel hanya pada sampah jenis organik yang terdapat pada Sekolah Menengah Atas
Negeri 5 Malang dan Jalan Sudanco Supriyadi Kecamatan sukun Kota Malang. Penelitian ini
dilakukan pada Bulan Maret 2015 bertempat : Pengolahan Sampah Organik Sekolah Menengah
Atas Negeri 5 Malang dan Jalan Sudanco Supriyadi Kecamatan sukun Kota Malang.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman wawancara berdasarkan Alfiandra (2010)
yang menguji tentang kajian partisipasi masyarakat yang melakukan pengelolaan persampahan 3R
di kelurahan ngaliyan dan kalipancur kota semarang. Peneliti hanya mengubah nama tempat yang
akan digunakan sebagai sampel. Berikut instrumen penelitian yang akan digunakan. Prosedur
penelitian dari proposal ini menentukan lokasi penelitian, yakni Sekolah Menegah Atas Negeri 5
Malang dan Jalan Sudanco Supriyadi Kecamatan sukun Kota Malang lalu menentukan kegiatan
penelitian, yakni:

a. wawancara dengan petugas kompos di Sekolah Menegah Atas Negeri 5 Malang dan dan Jalan
b.
c.
d.
e.
f.

Sudanco Supriyadi Kecamatan sukun Kota Malang.


mendokumentasikan proses pembuatan kompos.
menganalisis data secara deskriptif.
menguhubungkan dengan teori yang didapatkan dari literatur.
Membuat laporan hasil penelitian
Membuat kesimpulan
Pengambilan data yang dilakukan pada proposal ini melalui beberapa cara yaitu pengamatan

langsung dan wawancara. Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan berdasarkan observasi
menerut Sanapiah (1990) dalam Sugiyono (2005; 64-66) yaitu observasi partisipasi yang pasif
dengan cara peneliti datang ke tempat kegiatan yang akan diamati, namun tidak terlibat dalam
kegiatan tersebut. Dalam observasi ini peneliti menggunakan beberapa objek observasi diantaranya:
1) aktivitas kegiatan pemilahan sampah di SMAN 5 Malang dan TPS Sukun; 2) Kegiatan
pengolahan sampah di SMAN 5 Malang dan TPS Sukun; 3) Kondisi pemukiman disekitar TPS
Sukun. Dalam observasi ini perlengkapan yang dibawa adalah camera digital dan lembar
pengamatan.
Kegiatan wawancara yang akan dilakukan peneliti didasarkan pada wawancara menurut
Sugiyono (2005; 73) yaitu wawancara terstruktur dimana peneliti sudah menyiapkan instrumen
penelitian berupa beberapa pertanyaan secara tertulis. Wawancara ini dilakukan kepada 1) KIR
SMAN 5 Malang, 2) Petugas pengolah sampah/sekretaris TPS Sukun, Malang. Selain itu, peneliti
melakukan wawancara non formal kepada 1) beberapa siswa di SMAN 5 Malang.
Data yang telah diperoleh diolah menjadi bahan untuk mempermudah dalam proses analisa
data. Pengelompokan data dilakukan dengan daftar pertanyaan wawancara dalam bentuk deskriptif
dengan ketentuan jawaban dari pertanyaan yang sama dikumpulkan menjadi satu. Penyajian data
dalam penelitian ini seperti pada tabel 3.2 akan disajikan dalam bentuk deskriptif dan dalam bentuk
grafik apabila data yang kami peroleh dalam bentuk angka, misalnya jumlah hasil pengomposan.
sigma

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil analisis data diatas, dapat dilihat bahwa terdapat beberapa perbedaan yang cukup
nyata/mencolok antara masyarakat di kecamatan Sukun dengan Siswa di SMAN 5 Malang. Pada
aspek teknis operasional, respon yang ditunjukkan oleh masyarakat Pada teknis operasional, respon
yang ditunjukkan oleh warga masyarakat kecamatan Sukun terbilang cukup rendah daripada SMAN
5 Malang. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil persentase yang diperoleh saat pengisian kuisioner
yang menunjukkan bahwa respon setuju yang tinggi diperoleh dari siswa SMAN 5 Malang. Dengan
hasil yang seperti itu dapat dilihat bahwa tingkat kepedulian siswa SMAN 5 Malang terhadap aspek
teknis operasional pengelolaan sampah terbilang sangat tinggi. Pada aspek yang kedua yaitu aspek

organisasi dan manajemen pengelolaan sampah juga menunjukan hasil yang demikian. Respon dari
siswa di SMAN 5 Malang menunjukkan persentase yang lebih tinggi daripada masyarakat
kecamatan Sukun. Tingginya respon ini juga dapat menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa
terkait aspek pengorganisasian dan manajemen pengelolaan sampah lebih tinggi daripada di warga
kecamatan Sukum.
Aspek pengelolaan sampah yang ketiga adalah aspek hukum dan peraturan. Dari hasil
kuisioner antara warga masyarakat dan siswa SMAN 5 Malang memperoleh hasil yang mirip.
Persentase yang hampir mirip ini menunjukkan bahwa tingkat kepedulian dari dua tempat tersebut
berada pada taraf yang setara. Baik warga di kecamatan sukun maupun siswa di SMAN 5 Malang
mempunyai anggapan yang penting akan aspek hukun dan peraturan dalam pengelolaan sampah.
Untuk aspek pembiayaan dalam pengelolaan sampah baik dari warga kecamatan sukun dan siswa
SMAN 5 Malang diperoleh hasil yang sangat tinggi daripada aspek yang lainnya. Bahkan,
persentase yang didapat dari siswa SMAN 5 Malang untuk aspek pembiayaan ini mencapai 200%.
Tingginya persentase yang diperoleh ini mengindikasikan bahwa baik warga masyarakat Sukun dan
siswa SMAN 5 Malang mempunyai pemahaman yang sangat tinggi. Pemahaman antara warga
masyarakat desa Sukun dan siswa SMAN 5 Malang berada di tingkat yang setara. Aspek yang
kelima adalah aspek peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah.persentase yang diperoleh
dari siswa SMAN 5 Malang lebih tinggi daripada warga Kecamatan Sukun. Hal ini
mengindikasikan bahwa tingkat keikutsertaan warga kecamatan Sukun masih dalam pengelolaan
sampah masih belum mencapai angka cukup.
SIMPULAN
Dalam melakukan pengolahan sampah harus memperhatikan aspek teknik operasional yang
mencakup

tentang

penampungan

dan

pewadahan

sampah,

pengumpulan,

pemindahan,

pengangkutan dan pembuangan, aspek organisasi dan managemen, aspek pembiayaan, aspek
peraturan dan hukum serta peran masyarakat sekitar dalam mengolah sampah organik menjadi
kompos.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penyusun megucapkan terimakasih kepada:
1) Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya, peneliti dapat menyelesaikan makalah 2
tentang pengolahan sampah.
2) Orang tua yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam belajar.
3) Dr. Sueb M, Kes selaku dosen pembina untuk dapat memberikan kami pengalaman dalam
menuliskan makalah ini juga mengembangkan keterampilan kami dalam melaporkan hasil.
4) Rekan mahasiswa Offering A yang juga mendukung pembuatan makalah ini.
DAFTAR RUJUKAN

Anonim, 2008. Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 18 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta
Anonim. 2011. Profil Kabupaten/Kota
Malang
Jawa
Timur,
(Online),
(http://www.unescap.org/sites/default/fil
es/Session%204_3_2_Malang.pdf),
diakses pada 4 Maret 2015
Anonim. 2011. Profil Kabupaten/Kota
Malang
Jawa
Timur,
(Online),
(http://www.unescap.org/sites/default/fil
es/Session%204_3_2_Malang.pdf),
diakses pada 4 Maret 2015
Anonim. 2013. Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Malang (Online)
(http://dkp.malangkota.go.id)
diakses
pada 25 Februari 2015
Anonim. 2013. Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Malang (Online)
(http://dkp.malangkota.go.id)
diakses
pada 25 Februari 2015
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
2014. Study Kelayakan Penangkapan
Gas Metan Di Tpa Supit Urang.
Malang: Pemerintah Kota Malang.
Blasio, Mayor de Bill. 2015. NYC Community
Composting Report. New York:
Departement of Sanitation
Christensen, Eva M. 2009. Best Management
Practices (BMPs) for Incorporating
Food Residuals Into Existing Yard
Waste Composting Operations. USA:
The US Composting Concil, Bethesda
MD.
Damanhuri E, Padmi Tri. 2010. Pengelolaan
Sampah, Diktat Kuliah TL-3104,
(Online), (https://www.pu.go.id),
diakses 4 Februari 2015.
Djuarnani, Nan, Kristian, dan Budi Susilo
Setiawan. 2006. Cara Cepat Membuat
Kompos. Jakarta : AgroMedia Pustaka
Faizah. 2008. Pengelolaan Sampah Rumah

Tangga
Berbasis
Masyarakat.Universitas Diponegoro
Semarang. Tesis: tidak diterbitkan.
Franklin, Ted D. 2010. An ordinance of the
common council of the city Logansport,

Indiana, Amending Ordinance 2008-09,


establising Procedures for Handlig And
Disposal of Garbage, Trash, yard
Waste, etc in the Indiana. (Online)
(www.cityoflogansport.org), diakses
pada 4 Februari 2015 pukul 17.31 WIB
Hakim M, Wijaya J, dan Sudirja R. 2006.
Mencari Solusi Penanganan Sampah
Kota. Jurnal Kesehatan Lingkungan,
(Online), 12(1):31, (www.unpad.ac.id),
diakses 4 Februari 2015
Hariyani Nunuk, Prasety Hendro, Soemarno.
2013. Partisipasi Pemulung dalam
Pengelolaan Sampah di TPA Supit
Urang, Mulyorejo, Sukun, Kota
Malang. Universitas Brawijaya. Jurnal
Pembangunan dan Alam Lestari, Vol. 4,
No. 1, 2013.
Isroi. 2008. Kompos (online).
http://desakuhijau.org/manfaatkompos/. Diakses tanggal 15 Februari
2015
Jean Bogner. 2007. Waste Management.
(Online),
(http://www.dep.setate.fl.us/waste/quick
_topics/publications/documents/yard_tr
ash.pdf), diakses pada 16 Pebrauri 2015
Kementrian Lingkungan Hidup. 2012. Profil
Bank
Sampah
2012.
(Online)
(http://www.banksampah.com), diakses
pada 6 Maret 2015
Kementrian Lingkungan Hidup. 2012. Profil
Bank
Sampah
2012.
(Online)
(http://www.banksampah.com), diakses
pada 6 Maret 2015
Kementrian Pekerjaan Umum. 2014.
Mudahnya Mengolah Sampah. (online)
(http://pustaka.pu.go.id/new/artikeldetail.asp?id=330), diakses: 15 Februari
2015.
Koesrimardiyati A. 2011. Keberlanjutan
Pengelolaan
Sampah
Bebasis
Masyarakat. Studi Kasus Peran
Perempuan dalam Pengolahan Sampah).
Komang Ni. 2008. Peran Serta Masyarakat
Dalam Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga (Studi Kasus Di Sampangan
Dan Jomblang, Kota Semarang).

Universitas Diponegoro Semarang.


Tesis: Tidak diterbitkan.
Komang Ni. 2008. Peran Serta Masyarakat
Dalam Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga (Studi Kasus Di Sampangan
Dan Jomblang, Kota Semarang).
Universitas Diponegoro Semarang.
Tesis: Tidak diterbitkan.
Nizar. 2014. Komposisi dan Karakteristik
Sampah. (online)
(http://www.ilmusipil.com/komposisidan-karakteristik-sampah), diakses: 15
Februari 2015.
Nugraha, R dan Sulistyawati, E. 2010.
Efektivitas Kompos Sampah Perkotaan
Sebagai Pupuk Organik Dalam
Meningkatkan Produktivitas dan
Menurunkan Biaya Produksi Budidaya
Padi. Sekolah Tinggi Ilmu & Teknologi
Hayati. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 1
Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa
Umum
Prakarsa. 2013. Jurnal Prakarsa Infrastruktur
Indonesia.
(Online)
(http://prakarsa.gov), diakses pada 6
Maret 2015
Riswan,. Sunoko, Rya, Henna, dan
Hardiyanto. 2011. Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga di Kecamatan Daha
Selatan. Jurnal Ilmu Lingkungan. 9 (1):
31-38.

Sulistyorini, Lilis. 2005. Pengelolaan Sampah


dengan Cara Menjadiknnya Kompos.
Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2 (1) :
77-84.
Sunarto, Sudharto P., Hadi, Purwanto. 2013.
Pengolahan Sampah Di TPS Tlogomas
Malang untuk Mereduksi Jejak Karbon.
Universitas Diponegoro Semarang,
Indonesia. ISBN 978-602-17001-1-2
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
32 Tahun 2009 tentang: Perlindungan
dan PengelolaanLingkungan Hidup.
Unus, Suriawiria. 2002. Pupuk Organik
Kompos dari Sampah, Bioteknologi
Agroindustri. Bandung : Humaniora
Utama Press
Urdi.

2013. Pedoman Pemberdayaan


Masyarakat
dalam
Pengelolaan
Sampah. Jakarta: BPLHO Provinsi DKI
Jakarta.

Wahyono, Sri. 2001. Pengolahan Sampah


Organik dan Aspek Sanitasi. Jurnal
Teknologi Lingkungan, Vol. 2 (2): 113118.
Wibowo, Istiqomah. 2009. Pola Perilaku
Kebersihan:Studi Psikologi Lingkungan
Tentang Penanggulangan Sampah
Perkotaan. Jurnal Kebersihan
Lingkungan, (Online), 13(1):37-47,
(www.ui.ac.id), diakses 4 Februari
2015
Wield, Hary Apriaji. 2004. Memproses
Sampah. Jakarta : Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai