Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 6

Didik Apriyanto 4411412063


Retno Ika Sari
4411412045
Ika Restu Apriliana 4411412044

BIODEGRADASI HIDROKARBON
OLEH JAMUR

PENGERTIAN BIODEGRADASI
Degradasi adalah oksidasi senyawa organik.
Biodegradasi adalah proses dimana bahan
organik yang dirobohkan oleh enzim dihasilkan
oleh organisme hidup. Istilah yang sering
digunakan dalam kaitannya dengan ekologi,
pengelolaan sampah dan lingkungan proses
pengobatan (bioremediation).
Biodegradasi dilakukan oleh dekomposer ,
mikro-organisme ( jamur, bakteri, ragi ) yang
tumbuh pada bahan organik mati, atau produk
limbah dari ekosistem .

SENYAWA HIDROKARBON
1. Hidrokarbon alifatik (jenuh dan tidak
jenuh)
2. Hidrokarbon alisiklik
3. Hidrokarbon aromatik

DEGRADASI HIDROKARBON
ALIFATIK (JENUH MAUPUN TAK JENUH) DAN
ALISIKLIK (1)

Senyawa alisiklik diubah menjadi senyawa


alifatik
Senyawa alifatik dioksidasi secara
terminal maupun subterminal
Oksidasi secara terminal menghasilkan
alkohol primer (1-alkohol)
Oksidasi secara subterminal menghasilkan
alkohol sekunder (2-alkohol)

DEGRADASI HIDROKARBON
ALIFATIK (JENUH MAUPUN TAK JENUH)
DAN ALISIKLIK (2)

Oksidasi selanjutnya mengubah


alkohol primer menjadi asam alkanoat
(asam lemak)
Asam alkanoat didegradasi melalui
oksidasi seperti halnya asam lemak
dan menghasilkan energi 12 ATP

OKSIDA
SI
(BETA)

PERANAN JAMUR DALAM


BIOREMEDIASI
Senyawa terklorinasi atau termetilasi dapat
didegradasi oleh jamur terutama jamur
pendegradasi lignin
Dapat mendegradasi senyawa rekalsitran
Mekanisme
demetilasi atau reduktif deklorinasi
pemecahan cincin aromatic
CO2, CH4 dan CO2 sebagai hasil oksidasi
akhir

JAMUR BUSUK PUTIH


(White Rot fungi, Basidiomycota)
Merasmiellus troyanus, Pleurotus spp.,
Phanerochaete spp., Trametes versicolor
Memiliki sistem ligninolitik
Pembusukan dipercepat oleh
adanya media tumbuh padat, misalnya
seresah, yang berfungsi sebagai sumber
karbon
Penambahan surfaktan (Tween 80)
Akan tetapi memunculkan masalah
pembuangan limbahnya

PEMECAHAN BERTAHAP
HIDROKARBON POLISIKLIK
AROMATIK

Oksidasi parsial oleh jamur busuk putih


(white rot fungi), mengubah
hidrokarbon polisiklik aromatik menjadi
lebih larut air dan tersedia bagi jasad
hidup,
bakteri kemudian melanjutkan proses
degradasinya

JAMUR BUKAN PEMBUSUK


PUTIH
Deuteromycota
Aspergillus niger, Penicillium glabrum, P.
janthinellum, zygomycete, Cunninghamella
elegans

Basidiomycete
Crinipellis stipitaria

MEKANISME DEGRADASI HIDROKARBON


POLISIKLIK AROMATIK PADA JAMUR BUKAN
PEMBUSUK PUTIH

Sistem enzim monooksigenase Sitokrom P450 pada jamur bukan pembusuk putih
memiliki kemiripan dengan sistem yang
dimiliki mamalia
langkah 1. pembentukan monofenol,
difenol, dihidrodiol dan quinon
langkah 2. terbentuk gugus tambahan
yang larut dalam air (misalnya sulfat,
glukuronida, ksilosida, glukosida).
Senyawa ini merupakan hasil detoksikasi
pada jamur dan mamalia.

CONTOH DEGRADASI HIDROKARBON


POLISIKLIK AROMATIK OLEH JAMUR
BUKAN PEMBUSUK PUTIH

bahan peledak pirena


Crinipellis stipitaria
2,4,6-trinitrotoluena (TNT)
Galur basidiomycetes pembusuk kayu
dan seresah, misalnya Clitocybula
dusenii, Stropharia rugosa-annulata,
Phanerochaete chrysosporium
Gliseril trinitrat (nitrogliserin-1,2,3propanatriol trinitrat) bahan mesiu
Penicillum corylophilum

2,4,5-T
(2,4,5-trichlorophenoxyacetic acid)

Dapat didegradasi
oleh jamur
pendegradasi lignin
Diachromitus
squalens

PENTACHLOROPHENOL
(PCP)

Herbisida yang digunakan sejak


1920an
Lebih meracun dibandingkan DDT
Dapat didegradasi oleh Lentinus
edodes (shiitake mushroom)

ATRAZIN
(2-chloro-4-ethylamino-6sopropyldiamino-1,3,5-triazine)

Herbisida yang sering digunakan


Sering mencemari air tanah
Dapat didegradsi oleh Pleurotus
pulmonarius

STUDI KASUS:
Phanerochaete chrysosporium
Mampu mendegradasi berbagai senyawa
hidrofobik pencemar tanah yang persisten
Kemampuan degradasi yang luas ditemukan di
tahun 1980an
Bukan mikroorganisme tanah sehingga tidak
dikhawatirkan akan merajai lingkungan tanah
Membutuhkan tambahan sumber C, misalnya
tongkol jagung, gambut, cacahan kayu atau
jerami
Nisbah C:N=80:1 (jerami) hingg 350:1
(cacahan kayu)
Peningkatan nisbah C:N di tanah kaya N
mengubah lingkungan yang menguntungkan

OKSIDASI DAN PELARUTAN HIDROKARBON


POLISIKLIK AROMATIK OLEH Phanerochaete
chrysosporium :
Peroksidase: lignin peroksidase (LiP), manganesedependent peroksidase (MnP) and laccase (L)
Reaksi keseluruhan: oksidasi hidrokarbon polisiklik
aromatik oleh peroksidase menjadi quinon; dan
dilanjutkan menjadi CO2
Hasil metabolisme seperti quinon 1000- to 100,000 x
lebih larut daripada senyawa asalnya
Antrasena dioksidasi menjadi 9,10-antraquinon
kemudian menjadi asam ftalat
Fenantrena dioksidasi menjadi 9,10-fenantrena
quinon kemudian menjadi asam 1'1'-bifenil-2,2'dikarboksilat (asam bifenit)
Pirena dan benzo[]pirena dioksidasi secara
parsial menjadi beberapa jenis isomer quinon

TERIMAKASIH

PERTANYAAN

1. Dewi Susilowati
Apakah yang dimaksud dengan seresah?
2. Itsna
Apa kandungan dari Herbisida?Kenapa beracun daripada DDT?
3. Rizqi A
Apa perbedaan jamur pembusuk putih dengan yang tidak?
4. Rofi
Lignolitik?
5. Hari
Apakah ada jamur dan bakteri yang dapat mendegradasi limbah tahu dan tempe?Jika
ada sebutkan!
6. Ulin
Kenapa surfaktan tidak ramah lingkungan?
7. Naim
Bakteri apa yang bisa melanjutkan proses dgradasi yang telah dilakukan oleh jamur?
8. Silvi
Bagaimana peranan bahan remidiasi terhadap tanah yang sudah tercemar oleh pupuk
kimia?
9. Olga
Atrazin??
10. Intan Lativa
Tanah yang persisten itu yang gimana?

Anda mungkin juga menyukai