Anda di halaman 1dari 2

Pahlawan Hacker Wanita China

Lumpuhkan AS
Selama ini, AS boleh membanggakan industri persenjataannya. Namun untuk
pertahanan cyber, negara adi kuasa juga kewalahan. Apalagi dengan serbuan hackerhacker nasionalis China. Siapa sangka, motornya seorang wanita.
Serangan cyber ke AS bukan hal baru. Tapi yang terbesar adalah pada 4 Mei 2001,
saat situs Gedung Putih yang merupakan simbol pemerintahan mendapat serangan.
Situs itu mulai mengeluarkan pesan error pada jam 8 pagi. Siang harinya,
whitehouse.gov benar-benar mati total, akibat serangan yang disebut distributed
denial-of-service (DDoS).
Dari kejauhan hacker menyerang server Gedung Putih dengan ribuan permintaan.
Akibatnya, situs itu menjadi macet.
Hacker China sejak awal memang menjadi masalah bagi AS. Terlebih saat pesawat
AS, EP-3 reconnaissance yang terbang di selatan pantai China bertabrakan dengan
pesawat jet serbu China F-8.
Pilot AS berhasil lolos dari maut, tapi pilot China tidak berhasil menyelamatkan diri.
Akibat peristiwa itu, hacker China naik pitam. Meskipun bukan serangan yang
pertama, tapi gelombangan serangan itu adalah yanag paling besar. Bahkan New York
Times menyebutnya sebagai Perang Dunia hacker.
Beberapa serangan jelas-jelas menunjukkan dilakukan oleh hacker dari China.
"Hancurkan Imperialisme Amerika [sic]! Serang arogansi anti China!" demikian
pesan yang terpampang di salah satu situs Departemen Dalam Negeri AS.
"CHINA HACK!" juga muncul di halaman muka departemen buruh. "I AM
CHINESE," tulis seseorang di situs angkatan laut AS. Hacker dari Arab Saudi,
Argentina dan India juga melakukan ulah yang sama.
Serangan hacker China tidak terkoordinasi, namun intensitasnya tidak bisa dianggap
sebelah mata. Selama dua tahun terakhir, mereka berhasil menyadap file penting milik
NASA. Selain itu juga menguasai sistem komputer kritis milik Departemen
Perdagangan. Sementara yang dianggap mendukung kemerdekaan Tibet termasuk
situs CNN juga dilumpuhkan.
Sungguh tidak diyana salah satu kelompok hacker terbesar di China dipimpin oleh
perempuan bernama Xiao Tian. Dia adalah pemimpin kelompok hacker yang disebut
China Girl Security Team. Anggota kelompok yang mencapai 2.200 orang itu,
bertanggung jawab pada berbagai aksi penggantian halaman depan berbagai situs.
Selama bertahun-tahun komunitas intelijen AS telah mengkhawatirkan, pemerintah
China melakukan serangan ke infrastruktur cyber. Lalu apakah hacker ini dikoordinir
oleh pemerintah China? James C Mulvenon, direktur lembaga think tank pertahanan
Center for Intelligence Research and Analysis mengatakan tindakan hacking China

lebih digalang oleh warga sipil yang melakukan patriotic hacking.


Di China, menjadi hacker tampak jadi cita-cita anak mudanya. Perkembangan hacker
sangat didukung oleh situasi, banyak terdapat majalah, serta terdapat banyak
kelompok hacker yang saling bertukar keahlian.
Survei Shanghai Academy of Social Sciences pada 2005 terhadap anak SD apakah
lebih hacker atau bintang rock, 43% mengatakan lebih memuja hacker China. Bahkan
sepertiganya mengatakan ingin menjadi salah satunya.
Keinginan menjadi hacker itu dipicu oleh nasionalisme yang didorong oleh
perkembangan internet. Generasi pascaTiananmen tak lagi giat di demokratisasi, tapi
nasionalisme lebih ditunjukkan dengan beroposisi terhadap negara barat. Tapi pejuang
internet China yang menyebut dirinya sebagai red hacker bertindak sendiri, namun
secara tidak langsung seperti atas nama pemerintah China.
Hacker China juga gila perhatian dengan memposting kesuksesannya, menyediakan
email, URL, bahkan nomor ponsel. Hacker bisa ditemui di berbagai situs, misalnya
saja hackbase.com, hacker123.com, atau hack8.cn.
Pada Februari, Presiden Barack Obama meluncurkan program penyelidikan 60 hari
keamanan cyber guna memperkuat pertahanan internetnya. Komisi China Economic
and Security Review dalam laporannya menyebut, spionase cyber China bisa menjadi
ancaman terbesar pada teknologi AS.
Komisi itu menyebut pusat listrik serta air bisa menjadi target, selain itu air traffic
control bandar udara, juga perbankan. Menyadari hal itu, pada Februari Presiden
Obama mengajukan permintaan dana sebesar US$355 juta untuk mengamankan
infrastrukltur cyber di sektor pemerintan maupun swata. Apakah ini akan berhasil
menghentikan hacker nasionalis dari China?
inilah.com

Anda mungkin juga menyukai