Anda di halaman 1dari 5

Penelitian Random pada persalinan sesar atau normal pada

kelahiran bayi kembar


Abstrak
Latar belakang
Kelahiran bayi kembar berhubungan dengan risiko tinggi pada proses
kelahiran dibanding kelahiran bayi tunggal. Masih belum jelas hasil dari proses
kelahiran sesar pada risiko rendah dibanding pada proses kelahiran normal
Metode
Subjek penelitian ini menggunakan ibu hamil dengan usia kehamilan mulai 32
minggu dan pada 0 hari dan 38 minggu usia gestasi dengan janin kembar dan
pertama kali janin kembar dengan presentasi kepala yang direncakan untuk sesar
atau lahir kembar yang dapat lahir dengan cesar jika ada indikasi. Proses kelahiran
yang elektif direncanakan pada usia kehamilan 37 minggu 5 hari dan 38 minggu 6
hari dari usia gestasi. Hasil pertama adalah sesuatu yang berbeda dari kematian
fetus atau neonatal atau bayi lahir dalam kondisi tidak sehat, yang akan dianalisis
secara statistik.
Hasil
Dari 1398 wanita (2795 fetus) secara acak yang melakukan cesar dan 1406
wanita (2812 fetus) yang lahir pervaginam. Rata-rata pada persalinan sesar 90.7%
pada kelompok yang direncanakan proses kelahiran sesar dan 43.8% pada
kelompok yang direncakan proses kelahiran pervaginam. Wanita yang direncanakan
melahirkan sesar melaksanakan sesar lebih dahulu dibandingkan yang melahirkan
secara pervaginam (angka rata-rata dari angka acak pada proses kelahiran, 12.4 vs
13.3 p=0.04). Tidak ada perbedaan yang berarti pada hasil awal diantara proses
kelahiran sesar dan yang lahir secara pervaginam (2.2 % dan 1.9%,nilai odds ratio
pada proses kelahiran sesar, 1.16; 95% CI,0.77 ke 1.74, p=0.49)
Kesimpulan
Pada kehamilan kembar antara 32 minggu 0 hari dan 38 minggu 6 hari dari
masa gestasi, dengan kembar pertama dengan presentasi kepala, direncanakan
kelahiran sesar tidak menunjukan penurunan maupun peningkatan risiko kematian
fetus atau neonatal atau angka kesakitan neonatus, dibandingkan dengan proses
kelahiran pervaginam.

Kehamilan kembar terjadi lebih sering dibanding di masa lampau, dan terjadi
2 sampai 3 % dari seluruh kelahiran. Kehamilan kembar memiliki risiko tinggi
dibanding kehamilan tunggal. Perencanaan kelahiran sesar, sebagai pembanding
kelahiran pervaginam, dapat menurunkan risiko tersebut. Meski kesil, secara acak
pada penelitian control trial tidak menunjukan hasil pada perinatal pada proses
kelahiran sesar dibanding proses kelahiran pervaginam, beberapa penelitian kohort
menunjukan penurunan risiko pada bayi kembar tersebut, atau pada kembar kedua,
ketika bayi kembar tersebut secara elektif persalinan secara sesar. Meski angka
kejadian kurang, namun ada peningkatan angka persalinan pada bayi kembar di
Amerika Utara dan dunia.
Peneliti memulai Peneliti Persalinan Kembar untuk membandingkan risiko
kematian fetus atau neonatus atau kesakitan neonatus yang serius dengan
menggunakan 2 cara yakni merencakan proses persalinan sesar atau persalinan
pervaginam dengan juga rencana untuk persalinan sesar jika ada indikasi pada
masa kehamilan antara 32 minggu 0 hari dan 38 minggu 6 hari dari masa gestasi,
dengan bayi kembar yang memiliki presentasi kepala.
Metode
Desain penelitian
Wanita yang memenuhi syarat untuk penelitian ini adalah mereka yang
memiliki bayi kembar antara 32 minggu 0 hari dan 38 minggu 6 hari dari masa
gestasi, bayi kembar pertama dengan presentasi kepala, dan kedua fetus hidup
dengan estimasi berat antara 1500 4000 gram, yang dikonfirmasi dengan
ultrasonografi selama 7 hari. Peneliti mencantumkan wanita dengan kehamilan
sesegera data 32 minggu masa gestasi karena wanita dengan bayi kembar mulai
merenkana proses persalinan dan kebanyakan bayi kembar lahir preterm.
Kriteria eksklusi adalah bayi kembar dengan monoamniotik, penurunan fetus pada
usia 13 atau lebih pada masa gestasi, anomaly fetus yang lethal, kontraindikasi
persalinan pervaginam (bayi yang lain lebih besar dibanding bayi lainnya, kondisi
yang menyebabkan proses persalinan, insisi vertical uterus sebelumnya atau lebih
dari satu), dan sebelumnya telah berpartisipasi pada Peneliti Persalinan Kembar.
Pengawasan Penelitian
Komite etik penelitian pada setiap partisipasi menyetujui protokol penelitial,
yang tersedua pada NEJM.org. Pertama, kedua, dan pada penulis terakhir yang
bertanggungjawab pada akuransi dan kelengkapan pada data yang dilaporkan dan
ketepatan terhadap protokol penelitian. Semua wanita yang dijadikan subjek
penelitian telah menulis inform consent sebelum didaftarkan pada penelitian ini.
Protokol Penelitian
Wanita yang menyetujui untuk persalinan sesar atau pervaginam. Penelitian
acak diatur oleh Pusat Penelitian Ibu, Anak, dan Bayi di Pusat Penelitian Sunnybrook
di Toronto dengan menggunakan program komputer berdasarkan kesamaan (0 vs
1) dan masa gestasi (32 minggu 0 hari atau 33 minggu 6 hari, 34 minggu 0 hari

sampai 36 minggu 6 hari, atau 37 minggu 0 hari sampai 38 minggu 6 hari), dengan
menggunakan ukuran kelompok acak.
Data diringkas berdasarkan rekam medis yang dibantu oleh staff dari pusat
penelitian, baik setelah proses persalinan yang sudah distandarkan pada
pengumpulan data. Keikutsertaan memusatkan pada penilaian pertumbuhan fetus
dan menggunakan ultrasonografi setidaknya setiap 4 minggu dan dengan
menggunakan tes nonstress dan profil biophysical yang dilakukan 2 kali seminggu
bila dibutuhkan; yang disiapkan untuk melakukan sesar selama 30 menit bila
diperlukan; dan staff anestesi, obstetric, dan perawat tersedia di rumah sakit
kapanpun bila diperlukan persalinan pervaginam.
Persalinan elektif yang dimaksud adalah persalinan sesar (pada kelompok
yang melakukan persalinan sesar) atau induksi persalinan (pada kelompok yang
melakukan persalinan pervaginam) yang direncakan antara 37 minggu 5 hari dan
38 minggu 6 hari dai masa gesatasi, karena angka kejadian menyebutkan bahwa
hasil perinatal baik pada gestational age window. Jika pada bayi kembar pertama
lahir pervaginam pada wanita pada kelompok persalinan sesar, tindakan sesar
diusahakan pada bati kembar kedua, jika secara logistik memungkinkan. Untuk
wanita dengan rencaka lahir pervaginam, peneliti memperkirakan lebih dari 60%
bahwa kedua bayi kembar tersebut dapat lahir pervaginam. Kehamilan ditafsirkan
pada proses persalinan dan bila didapatkan kontraindikasi pada proses kelahiran
pervaginam, persalinan sesar dilakukan. Jika persalinan diinduksi, metode standar
digunakan, namun prostaglandin tidak disarankan pada wanita yang sebelumnya
memiliki riwayat sesar.
Pengawasan elektronik untuk memantau denyut jantung disarankan selama
proses persalinan. Penggunaan oksitoksin untuk menambah persalinan dan
penggunaan analgesi epidural ditinggalkan oleh ahli kandungan. Setelah proses
persalinan bayi kembar pertama, penggunaan USG untuk menilai presentasi bayi
kembar kedua. Jika bayi kembar kedua memiliki presentasi kepala, amniotomy
ditunda sampai kepala bayi terlihat dan antisipsi bila terjadi kelahiran normal,
menyediakan vaccum atau forceps extraction. Jika bayi kembar kedua tidak pada
presentasi kepala, ahli kandungan harus memutuskan proses persalinan untuk bayi
tersebut.
Wanita dengan proses persalinan normal yang dibantu dengan ahli
kandungan yang berpengalaman dengan proses persalinan kembar, diutamakan
bahwa dia berpengalaman untuk membantu persalinan kembar secara pervaginam
dan kepala departemen tersebut menyetujui hal tersebut. Sebelum memulai
perekrutan pada pusat ini, peneliti memiliki kode untuk memilih ahli kandungan
yang berpengalaman terhadap proses persalinan pervaginam, dan peneliti memiliki
data mengenai kualitas mereka bertahun-tahun melakukan persalinan pervaginam.
Bayi yang lahir menerima ventilasi tekanan positif dengan intubasi
endotrakeal, oksigen, terapi intravena, transfuse darah, surfaktanm atau kombinasi
dari terapi ini. Patologi intracranial ditemukan dan dinilai dengan USG neonatus bila
ditemukan indikasi.

Hasil
Pada hasil penelitian, ibu dan bayi diikuti selama 28 hari setelah persalinan.
Pada hasil pertama adalah kematian fetal dan neonatus atau angka kesakitan
neonatal yang serius. Angka kesakitan pada neonatus dinilai selama periode pasien
0 27 hari setelah persalinan. Angka kematian serius pada neonatal diartikan
sebagai salah satu atau lebih dari trauma (trauma tulang belakang, fraktur tulang,
fraktur pada tulang panjang yakni humerus, radius, ulna, femur, tibia, atau fibula;
trauma pada saraf perifer, yang muncul 72 jam setelah proses persalinan atau
setelah keluar dari rumah sakit; yang mebutuhkan ventilasi dengan menggunakan
pipa endotrakeal, yang dimasukan sekitar 72 jam setelah proses persalinan;
necrotizing enterocolitis, diartikan sebagai perforasi usus, pneumatosis intestinal,
atau ada udara di pembuluh darah vena yang didiagnosa dengan tindakan operatid
atau radiografi; bronkopulmonary dysplasia, yang diartikan sebagai keadaan
membutuhkan oksigen pada usia gestasi 36 minggu dan dikonfirmasi dengan
pemeriksaan radiografi; perdarahan intraventrikular derajat III dan IV dikonfirmasi
dengan USG, atau kista intraventrikular leukomalacia yang dikonfirmasi dengan
USG.
Hasil lain pada kematian ibu atau angka kesakitan ibu sebelum 28
postpartum, didefinisikan sebagai; kematian; perdarahan (hilang darah sebanyak
1500 cc, membutuhkan transfuse darah, atau membutuhkan dilatasi atau kuretase
setelah proses persalinan); laparotomy; perlukaan pada saluran genital
(membutuhkan hysterectomy; hematoma vulva atau perineal yang membutuhkan
evakuasi; hematoma ligament yang dikonfirmasi dengan USG, CT, atau MRI;
kerusakan intraoperative pada bladder, ureter, atau bowel yang membutuhkan
perbaikan; fistula yang terjadi pada saluran genital; laserasi derajat III atau IV yang
mengenai sfingter anal atau mukosa); tromboembolism (deep vein thrombosis,
thrombophlebitis, atau pulmonary embolisme) yang membutuhkan terapi
antokoagulan; infeksi sistemik (suhu 38.5 C pada dua atau lebih keadaan selama
24 jam, tidak termasuk pada 24 jam pertama setelah persalinan atau pneumonia
yang dikonfirmasi pada radiography, jika terjadi sepsi, yang dikonfirmasi dengan
pemeriksaan kultur darah); penyakit yang membutuhkan pengobatan secara
menyeluruh (acute respiratory distress syndrome, emboli cairan amnion, obstruksi
usus besar, ileus paralitik yang membutuhkan pipa nasogastrik); infeksi pada luka
membutuhkan lama rawat lebih lama.
Hasil kedua yang dilaporkan termasuk kematian atau lambatnya
perkembangan persarafan pada anak usia 2 tahun yang berhubungan dengan
inkontinensia urin maupun ani diantara ibu pada 2 tahun setelah postpartum. Hasil
lain pada ibu termasuk proses persalinan, menyusui, kualitas hidup, kelelahan, dan
depresi.
Analisis Statistik
Peneliti menghitung sampel 2800 ibu hamil (5600 bayi kembar) yang
dibutuhkan untuk menceteksi penurunan risiko dari hasil awal kematian fetus
maupun neonatus atau angka kesakitan pada neonatus dari 4% (data dasar dari

Nova Scotia Atlee Perinatal Database yang mengamati efek samping dari proses
persalina pervaginam atau persalinan sesar) ke 2% dengan persalinan sesar,
dengan 80% kekuatan dan dua sisi tipe I kesalahan 0.05, mengikuti sekitar 10%
menyebrang diantara kelompok. Dua analisa sementara dilakukan dan diulang dan
mengawasi data. Analisa sementara yang pertama mengutarakan dara dari 1000
wanita pertama yang dipilih secara acak, dan yang kedua termasuk data dari 1800
wanita yang juga dipilih secara acak.

Anda mungkin juga menyukai