Anda di halaman 1dari 18

1

PROPOSAL PENELITIAN
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET
YAYASAN PERGURUAN ISLAM AL-MASTHURIYAH

Disusun Oleh:
Nama/NIM : Muhammad Zidni Ilmi / 12523038

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2014ABSTRAK

Setiap lembaga, dengan jenisnya masing-masing, memiliki aset, baik


dalam bentuk barang, peralatan, fasilitas maupun tenaga kerja. Aset merupakan
modal penting dalam menunjang kinerja. Aset perlu diidentifikasi, dikelola, dan
dirawat dengan baik, sehingga dapat digunakan dengan efektif dan efesien.
Yayasan Perguruan Islam Al-masthuriyah (YASPIA) merupakan suatu lembaga
yang memiliki ratusan bahkan ribuan aset, sehingga aset yang ada tidak bisa
dikelola dengan manual. Saat ini aset yang ada di YASPIA masih disimpan
dalam spreadsheet dan dikelola oleh masing-masing institusi, dimana sering kali
terjadi tumpang tindih pemakaian aset dan klaim pemilikan aset antar institusi.
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan suatu sistem yang mampu untuk
melakukan manajemen aset yang meliputi pengadaan aset, registrasi aset, status
penggunaan aset, relokasi aset, menghitung nilai aset, distribusi aset, status aset
dan penjualan aset. Sistem tersebut harus terintegrasi antar institusi yang ada di
YASPIA. Sistem ini akan berbasis web dan berjalan di jaringan lokal YASPIA
sehingga dapat digunakan oleh seluruh institusi di YASPIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Yayasan pendidikan Islam Al-Mashuriyah (YASPIA) merupakan suatu
lembaga pendidikan islam yang berada di Sukabumi, Jawa barat. YASPIA berdiri
pada tahun 1920 berawal dari suatu sanggar pengajian kecil hingga sekarang
menjadi lembaga pendidikan yang memiliki institusi mulai dari taman kanakkanak hingga perguruan tinggi.
YASPIA pada awal berdirinya merupakan suatu lembaga pendidikan non
formal yang menerima dan mengajar murid di sanggar pengajian kecil atau teras
masjid. Seiring berkembangnya zaman, YASPIA mulai membuka lembaga
pendidikan formal yaitu madrasah tsanawiyah di 1967 hingga sekarang YASPIA
memiliki beberapa institusi pendidikan. Adapun portofolio YASPIA saat ini
sebagai berikut :
- Sembilan institusi pendidikan formal : Raudhatul Athfal (setara TK),
Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Diniyah (MD), Madrasah
Tsanawiyah (MTS), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah
Aliyah (MA), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI).
- Dua institusi pendidikan non formal : Tafaqquh fiddin dan forum
pengajian bapak-ibu.
- Sebelas buah laboratorium
- Enam buah perpustakaan sekolah dan 1 buah perpustakaan pusat.
- Dua asrama putra dan 21 asrama putri
- +- 3000 siswa
- 203 tenaga pengajar
- 51 staff
Perkembangan lembaga pendidikan di YASPIA tidak diikuti oleh
perkembangan manajemen. Saat ini, manajemen pengelolaan aset yang ada di

YASPIA masih menggunakan cara konvensional, dimana penyimpanan dan


pengorganisasian aset masih disimpan dalam spreadsheet dan dikelola oleh
masing-masing institusi. Tidak ada sistem manajemen aset yang layak dan terintegrasi mengakibatkan pemanfaatan dan pengelolaan aset sering kali menemui
permasalahan.
Aset merupakan barang tidak habis pakai (non consumable) yang dimiliki
perusahaan yang memiliki umur lebih dari 12 bulan (Hadinata, 2012). Aset juga
mendukung kegiatan operasional setiap harinya, tidak adanya informasi yang
tepat untuk mengelola aset dapat menghambat kegiatan operasional. Kebutuhan
informasi yang tepat mengenai aset yang dimiliki perusahaan/Lembaga
Pendidikan sangatlah berguna untuk memperbaiki kinerja dan efesiensi di dalam
suatu perusahaan/ Lembaga Pendidikan.
Setiap lembaga, dengan jenisnya masing-masing, memiliki aset, baik
dalam bentuk barang, peralatan, fasilitas maupun tenaga kerja. Aset merupakan
modal penting dalam menunjang kinerja. Aset perlu diidentifikasi, dikelola, dan
dirawat dengan baik, sehingga dapat digunakan dengan efektif dan efesien.
YASPIA telah berkembang menjadi suatu lembaga yang memiliki ratusan
bahkan ribuan aset, sehingga aset yang ada tidak bisa dikelola dengan manual.
Saat ini aset yang ada di YASPIA masih dikelola oleh masing-masing institusi,
dimana sering kali terjadi tumpang tindih pemakaian aset dan klaim pemilikan
aset antar institusi terutama dalam konteks aset yang bersifat bangunan, seperti
laboratorium, gedung belajar, lapangan dan sebagainya.
Permasalahan lainnya ialah tidak adanya sistem yang melakukan
monitoring terhadap kondisi aset. Hal ini mengakibatkan aset yang sudah mati,
mengalami penyusutan nilai, atau mengalami relokasi tidak tercatat dengan baik.
Sehingga sering kali dikemudian hari ditemukan masalah ketika pembukuan
keuangan YASPIA dan ketika pemanfaatan aset.
Menilik permasalahan diatas, maka diperlukan suatu sistem yang mampu
untuk melakukan manajemen aset yang meliputi pengadaan aset, registrasi aset,
status penggunaan aset, relokasi aset, menghitung nilai aset, distribusi aset, status
aset dan penjualan aset. Sistem tersebut harus terintegrasi antar institusi yang ada

di YASPIA. Sistem ini akan berbasis web dan berjalan di jaringan lokal YASPIA
sehingga dapat digunakan oleh seluruh institusi di YASPIA. Diharapkan dengan
adanya sistem informasi manajemen aset, segala aset yang dimiliki YASPIA akan
jauh lebih mudah untuk dipantau, dikelola dan dipetik manfaatnya..
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana merancang sistem informasi manajemen aset di YASPIA
2. Bagaimana merancang Sistem yang dapat mengelola asset meliputi
pengadaan aset, registrasi aset, status penggunaan aset, relokasi aset,
menghitung nilai aset, distribusi aset, status aset dan penjualan asset.
3. Bagaimana merancang Sistem yang terintegrasi antar institusi di YASPIA.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai adalah merancang sistem Informasi manajemen
aset di YASPIA yang mampu mengelola asset meliputi pengadaan aset, registrasi
aset, status penggunaan aset, relokasi aset, menghitung nilai aset, distribusi aset,
status aset dan penjualan asset sehingga mampu mengurangi permasalahan yang
terjadi di YASPIA.
1.4 Batasan Penelitian
1. Objek penelitian hanya pada Yayasan Perguruan Islam Al-masthuriyah.
2. Sistem hanya bisa melakukan pengelolaan aset yang meliputi pengadaan aset,
registrasi aset, status penggunaan aset, relokasi aset, menghitung nilai aset,
distribusi aset, status aset dan penjualan asset.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Menghasilkan sistem informasi manajemen aset di YASPIA
2. Menghasilkan Sistem yang dapat mengelola asset meliputi pengadaan aset,
registrasi aset, status penggunaan aset, relokasi aset, menghitung nilai aset,
distribusi aset, status aset dan penjualan asset.
3. Menghasilkan Sistem yang terintegrasi antar institusi di YASPIA

BAB II
STUDI LITERATUR

2.1 Penelitian Terdahulu


Beberapa penelitian mengenai Sistem Informasi Manajemen Aset telah dilakukan
diantaranya:
Penelitian R Rambu Tagu Soba (2012) yang meneliti tentang Perancangan dan
Implementasi Sistem Informasi Manajemen Aset berbasis Web (Studi kasus : SMA
Negeri 3 Salatiga). Pada penelitian tersebut peneliti melakukan perancangan dan
implementasi dengan menggunakan metode prototype. Peneliti mengemukakan bahwa

metode ini memungkinkan adanya interaksi antara pengembang sistem dengan pengguna
sistem, sehingga dapat mengatasi ketidakserasian antara pengembang dan pengguna.
Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terbangunnya sistem informasi
manajemen aset SMA Negeri 3 Salatiga berbasis web. Sistem informasi manajemen aset
yang telah dibangun dapat memberikan sarana bagi administrator dalam pengolahan
informasi data barang dan pengolahan informasi data aset, karena seluruh data tersimpan
dan terstuktur dalam database.
Kedua, Penelitian Riyadi Purwanto (2010) yang meneliti tentang Perancangan
Sistem Informasi Manajemen Aset TI di PT Nikomas Gemilang Banten. Penelitian ini
membahas seputar bagaimana merancang dan mengembangkan Sistem Informasi
Manajemen Aset TI yang dapat mengelola aset TI dalam siklus hidupnya. Siklus hidup
aset TI mulai dari inventarisasi aset, maintenance aset, rehabilitasi aset, hingga
penghapusan aset.
Dalam proses maintenance aset TI juga dikembangkan sebuah fitur Help Desk. Help
Desk merupakan sebuah IT Service Center (ITSC) yang menyediakan layanan
komunikasi, informasi, dan resolusi yang cepat dan responsive kepada user yang
memiliki masalah dengan infrastruktur TI. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa:
1. Pengelolaan aset TI yang selama ini dilakukan oleh PT. Nikomas Gemilang
masih sangat sulit karena sistem yang saat ini digunakan tidak spesifik dan
bersifat konvensinal. Oleh karena itu, untuk mempermudah pengelolaan aset TI
diperlukan sebuah sistem baru yaitu sistem informasi manajemen aset TI.
2. Dengan diterapkannya sistem informasi manajemen aset TI (SIMATI) pada
perusahaan, proses inventarisasi aset TI menjadi lebih terstruktur dan
terorganisir. SIMATI dapat mempermudah pengontrolan aset TI baik dari segi
lokasi aset, kuantitas aset maupun nilainya, serta mempermudah dan
mempercepat proses pencarian aset TI secara tepat.

3. Laporan manajemen aset TI dapat mendukung proses pengambilan keputusan


bagi pihak managerial (MIS) dan pihak lain yang terkait dengan manajemen aset
TI dalam hal analisis kebutuhan aset TI, procurement aset TI, dan optimalisasi
manfaat aset TI. Dalam hal ini pihak lain yang terkait dalam manajemen aset TI
adalah pihak accounting.
4. Ketersediaan aset TI dapat lebih terjamin, sebab kebutuhan aset TI lebih
terkontrol dan infrastruktur TI yang bermasalah dapat segera dipulihkan kembali
kondisinya secara cepat dan tepat melalui sistem Help Desk. Setiap incident dan
resolusinya akan tersimpan dalam sistem sebagai historical incident.
Kedua penelitian diatas membahas kasus dengan fokus penelitian yang berbeda,
penelitian pertama melakukan penelitian dengan metode prototype. Metode ini dipilih
untuk mengantisipasi ketidakserasian antara pengembang dan pengguna. Penelitian
kedua membahas seputar Sistem Informasi Manajemen Aset TI yang dapat mengelola
aset TI dalam siklus hidupnya. Penelitian ini sendiri membahas manajemen aset dimana
jenis asetnya lebih umum, tidak spesifik seperti penelitian kedua. Sehingga penelitian ini
mempunyai pendekatan yang lebih sama dengan penelitian pertama namun memiliki
metode yang berbeda, yakni dengan menggunakan linear sequential method.
2.2 Sistem Informasi
Pengertian Sistem Informasi menurut berbagai ahli ialah :
Pertama menurut Jogiyanto (2005 :11 ) Sistem informasi adalah suatu sistem di
dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi, dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan - laporan yang diperlukan.
Kedua, menurut Tata Sutabri (2005:36) Sistem informasi adalah suatu sistem di
dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian
yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari

suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan
laporan yang diperlukan.
Ketiga, menurut Erwan Arbie (2000 :35) Sistem informasi adalah sistem di
dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,
membantu dan mendukung kegiatan operasi, bersifat manajerial dari suatu organisasi
dan membantu mempermudah penyediaan laporan yang diperlukan.
Dari sejumlah definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah
suatu alat yang membantu dalam menyediakan informasi bagi penerimanya dan untuk
membantu dalam pengambilan keputusan bagi manajemen di dalam operasi perusahaan
sehari-hari dan informasi yang layak untuk pihak luar perusahaan.

2.3 Sistem Informasi Manajemen


Pengertian Sistem Informasi Manajemen menurut berbagai ahli ialah :
Pertama, menurut Barry E.Cushing (1978) Suatu sistem informasi manajemen adalah
Kumpulan dari manusia dan sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang
bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk mengahasilkan informasi
yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan
pengendalian.
Kedua, menurut Gordon B.Davis (1985;23). Sistem Informasi Manajemen adalah
Suatu serapan teknologi baru kepada persoalan keorganisasian dalam pengolahan
transaksi dan pemberian informasi bagi kepentingan keorganisasian.
Ketiga, menurut George M.Scott ( ) Sistem Informasi Manajemen adalah
serangkaian Sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara
rasional terpadu yang mampu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi

10

informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan
gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan
Dari sejumlah definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi penjualan
ialah sistem informasi yang berfungsi untuk membantu kinerja perusahaan dalam hal
pengelolaan aset..
2.4 Manajemen Aset
Aset ialah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan
diperoleh perusahaan (IAI, 2007), sedangkan menurut Weygandt (2007:11-12) aset
ialah sumber penghasilan atas usahanya sendiri, dimana karakteristik umum yang
dimilikinya yaitu memberikan jasa atau manfaat dimasa yang akan datang.
Adapun jenis-jenis Aset ialah :
Aset lancar (current assets): adalah bentuk Aset yang dalam waktu singkat
(kurang dan satu tahun) dapat diubah menjadi uang kas. Aset lancar meliputi kas
(cash), investasi jangka pendek (temporary investment), wesel tagih (notes
receivable), piutang dagang (accounts receivable), penghasilan yang masih akan
diterima (accrued receivable), persediaan (inventories), biaya yang dibayar di muka
(prepaid expenses).
Aset tetap (fixed assets): adalah harta kekayaan milik perusahaan yang dapat
diukur dengan jelas (tangible) dan bersifat permanen. Aset tetap dibeli dengan tujuan
dipakai sendiri oleh perusahaan dan tidak dijual kembali. Contoh Aset tetap adalab
tanah (land), bangunan (building), mesin-mesin (madiinery), perabot dan peralatan
kantor (office furniture and fixtures), perabot dan peralatan toko (store furniture and
fixtures), alat pengangkutan (delivery equipment).
Aset tidak berwujud (intangible assets): adalah semua Aset yang tidak dapat
disimpan dalam bentuk persediaan dan dipegang bentuknya tetapi dapat dirasakan.
Aset tidak berwujud ini merupakan hak milik perusahaan dan kepemilikannya
dilindungi oleh undang-undang. Contohnya adalah hak cipta (copyrights), hak sewa

11

atau hak kontrak (leasehold), hak monopoli (franchises), hak paten, merek dagang
(trademarks), goodwill, dan biaya organisasi (organization costs).
Siklus Manajemen Aset menurut Acep Hadinata dalam Bahan Ajar Manajemen
Aset di STAN (2012) menjelaskan bahwa secara umum, manajemen aset baik di
perusahaan maupun negara meliputi aktivitas inti sebagai berikut : (i) perencanaan
(planning), (ii) perolehan (acquisition), (iii) pemanfaatan (utilization), dan (iv)
penghapusan (disposal)

1. Perencanaan (Planning)
Menurut Victoria Department of Treasury and Finance, Government Asset
Policy Statement (2004) planning ialah merencanakan dan memastikan bahwa aset
yang dibutuhkan merupakan solusi yang paling efektif untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan
2. Perolehan (Acquisition)
Menurut Sugiama (2012) perolahan atau pengadaan aset ialah serangkaian
kegiatan untuk memperoleh atau mendapatkan aset/ barang maupun jasa baik yang
dibiayai oleh sendiri maupun yang dibiayai oleh pihak luar atau dilaksanakan secara
swakelola (sendiri), maupun oleh penyedia barang dan jasa.
3. Pemanfaatan dan Pemeliharaan (Operation and Maintenance)

12

Masih menurut Sugiama (2012) Pemanfaatan aset ialah Kegiatan menggunakan


atau memanfaatkan aset dalam menjalankan tugas dan pekerjaan untuk mencapai
suatu tujuan. Sedangkan pemeliharaan aset adalah kegiatan menjaga dan
memperbaiki seluruh bentuk aset agar dapat dioperasikan dan berfungsi sesuai
dengan harapan.
4. Penghapusan (Disposal)
Menurut Sugiama (2012) Penghapusan aset ialah Kegiatan untuk menjual,
menghibahkan atau bentuk lain dalam memindahkan hak kepemilikan atau
memusnahkan seluruh/sebuah unit atau unsur terkecil dari aset yang dimiliki.
2.5 Linear Sequential Model
Linier Sequential adalah metode rancang bangun yang digunakan untuk
membangun sistem secara berurutan (linier/sequential). Disebut waterfall karena
metode ini mirip seperti air terjun yang aliran air selalu dimulai dari atas sampai ke
bawah secara berurutan.
Dalam rancang bangun waterfall setiap langkah kerja selalu berkaitan dengan
langkah kerja berikutnya. Langkah kerja yang belum selesai akan membuat langkah
selanjutnya tidak akan dapat dikerjakan. Karena cara kerja metode ini adalah
berurutan.

Analisis

Design

implementa
si

Pengujian

Tahapan-tahapan metode waterfall yaitu Analisis, Design, Implementasi,


Pengujian. Penjelasan dari langkah-langkah metode waterfall diatas, yaitu:
1. Analisis

13

Analisis adalah proses menganalisis kebutuhan sistem seperti informasi


tingkah laku untuk kerja dan antar muka kebutuhan tersebut, nantinya akan
dilihat oleh pengguna sistem informasi tersebut.
2. Design
Design adalah proses perancangan sistem informasi yang dibuat sebelum
Implementasi sebagai acuan dalam pembuatan interface. Design ini berfokus
pada struktur data, antarmuka dan algoritma.
3. Implementasi
Implementasi adalah pembuatan program untuk menerjemahkan design
yang sudah dibuat sebelum implementasi, untuk dikonversikan menjadi
bahasa yang dimengerti oleh bahasa mesin yaitu komputer.
4. Pengujian
Pengujian bermaksud untuk memastikan sebuah sistem yang sudah dibuat
apakah terjadi kesalahan-kesalahan dan kekurangan yang nantinya dapat
mengurangi nilai sistem yang dibuat, sehingga akan diketahui apakah hasil
akhirnya sudah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pengguna atau belum.
Kesimpulan dari metode waterfall adalah dengan metode ini pengerjaan
proyek sistem informasi dapat dilakukan secara berurutan dan dapat
dipastikan jika semua langkah terpenuhi dengan benar maka sistem informasi
yang dibuat akan dapat digunakan oleh pengguna.

14

BAB III
METODE

3.1 Metode
3.1.1 Kerangka Penelitian

15

Pertama, observasi dilakukan dengan melakukan studi data kepada datadata aset yang dimiliki oleh YASPIA dan masing-masing institusi yang berada
dalam naungan YASPIA, data tersebut didapat dari Farhan Zayid selaku wakil
kepala bidang inventaris dan bangunan. Selain itu, dilakukan juga wawancara
kepada staff dan tenaga pendidik di masing-masing institusi YASPIA melalui
telepon.
Kemudian,

dilakukan

analisis

terhadap

hasil

observasi

untuk

merumuskan masalah-masalah yang dihadapi oleh YASPIA seputar aset. Dari


hasil analisis, didapat bahwa masalah-masalah yang didera oleh YASPIA ialah
seputar monitoring aset dan klaim pemilikan aset sehingga perlu tawaran solusi
yang mampu mengatasi masalah tersebut.
Setelah itu, dilakukan analisis terhadap masalah dan mentukan solusi
yang tepat untuk mengatasinya. solusi yang diajukan ialah merancang sistem
informasi manajemen aset yang mampu melakukan manajemen pengadaan aset,
registrasi aset, status penggunaan aset, relokasi aset, menghitung nilai aset,
distribusi aset, status aset dan penjualan aset. Sistem tersebut harus terintegrasi
antar institusi yang ada di YASPIA. Sistem ini nantinya berbasis web yang
berjalan di jaringan lokal YASPIA, mengingat sistem ini akan digunakan oleh
seluruh Institusi yang ada di YASPIA.
Langkah selanjutnya, membuat desain sistem yang meliputi arsitektur
sistem termasuk didalamnya Data Flow Diagram (DFD), Use Case Diagram,
Database, dan tampilan sistem yang fungsional namun friendly sehingga dapat
dengan mudah digunakan oleh staff di YASPIA.

3.1.2

Metode Penelitian

16

Waterfall merupakan salah satu metode untuk pembuatan aplikasi baru


yang di dalam setiap langkahnya harus kita mengerti sehingga tidak akan ada
pengulangan User Requirement, biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan
aplikasi dan waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan aplikasi/sistem informasi.

Analisis

Design

Evaluasi
dan
dokument
asi

Tahapan-tahapan metode waterfall yaitu Analisis, Design, dan Dokumentasi.


Adapun implementasi dan pengujian tidak di sertakan karena peneletian ini
bersifat rancangan. Penjelasan dari langkah-langkah metode waterfall diatas,
yaitu:
1. Analisis
Analisis adalah proses menganalisis kebutuhan sistem. Analisis dilakukan
dengan terlebih dahulu dilakukan observasi melalui studi data dan
wawancara. Setelah itu dilakukan analisis untuk merumuskan masalah dan
menentukan solusi yang ditawarkan.
2. Design
Design adalah proses perancangan sistem informasi yang dibuat sebelum
Implementasi sebagai acuan dalam pembuatan interface. Desain ini meliputi
arsitektur sistem termasuk didalamnya Data Flow Diagram (DFD), Use Case
Diagram, Database, dan tampilan sistem yang fungsional namun friendly
sehingga dapat dengan mudah digunakan oleh staff di YASPIA.
3. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dan dokumentasi merupakan tahap evaluasi yang diwujudkan
melalui laporan. Laporan yang dibuat bersifat evaluatif yang memuat

17

rancangan penelitian beserta rekomendasi dan saran. Sehingga diharapkan


dapat menjadi acuan untuk membangun Sistem informasi ini nantinya.
3.2 Jadwal Penelitian

DAFTAR PUSTAKA
Hadinata, A. (2012). Bahan Ajar Manajemen Aset. Diunduh 5 Juni 2014 dari
http://akademik.stan.ac.id/vclass_repository/2012-09-11_20112_80000016_Bahan
%20Ajar%20Manajemen%20Aset%20-%20Acep%20Hadinata.pdf
Suhairi. (2012). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Aset. Diunduh 5 Juni 2014
dari http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/postgraduate/informationsystem/Perangkat%20Lunak%20Sistem%20Informasi/Artikel_92305034.pdf
Soba, R. Rambu Tago. (2012). Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi
Manajemen Aset berbasis Web (Studi kasus : SMA Negeri 3 Salatiga). Diunduh 7 Juni
2014 dari
http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/2825/T1_682007037_Fu
ll%20text.pdf?sequence=2

18

Pengertian aktiva dan jenis aktiva. Diunduh 5 Juni 2014 dari


http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-aktiva-dan-jenis-aktiva.html
Mutmainnah, Lailatul. Metode Waterfall. Diunduh 22 Juni 2014 dari
http://www.slideshare.net/27071993/model-waterfall

Ade, Andika. Model Proses Sekuensial Linear. Diunduh 22 Juni 2014 dari
http://id.scribd.com/doc/52172564/MODEL-PROSES-SEKUENSIAL-LINIER
Jogiyanto. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sugiama, A. Gima. (2012). Handout Penilaian Aset. Bandung: Polban

Anda mungkin juga menyukai