Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS

TES STANFORD-BINET
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Asesmen : Psikodiagnostik

Oleh :
Zulfa Kumala Hidayati

15010112120001

Hasna Pratiwi Kuswardani 15010112130047


Putri Perwita Sari

15010112110083

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

RAHAS
IA

LAPORAN HASIL TES STANFORD-BINET

A. Identitas
1. Nama
2. Tanggal Testing
3. Tanggal Lahir
4. Umur
5. Tempat Lahir
6. Alamat
7. Sekolah/ Pekerjaan
8. Nama Ayah
9. Pekerjaan
10. Nama Ibu
11. Pekerjaan
12. Alamat
13. Tester
14. Pembimbing

: Nabila Alisya Ramadhani


: 26 Maret 2014
: 8 September 2009
: 4 tahun 5 bulan 8 hari
: Lamongan
: Banyumanik
: Pos PAUD Menur, Banyumanik
: Ainur Rozi
: Wiraswasta
: Maskanah
: Wiraswasta
: Banyumanik
: Putri Perwita Sari 15010112110083
Zulfa Kumala H.
15010112120001
Hasna Pratiwi K.
15010112130047
: Munazilah
15010111130102

B. Hasil Tes
MA
CA
IQ

IQ sesuai tabel Binet

: 4 tahun 4 bulan (52 bulan)


: 4 tahun 5 bulan (53 bulan)
MA
:
X 100%
CA
52
X 100% = 98
53
: 97

RAHAS
IA

Berdasarkan hasil pemeriksaan psikologis yang telah dilakukan pada


tanggal 26 Maret 2014, anak memiliki kemampuan inteligensi yang berada
pada kategori Normal (menurut Skala Binet) dengan IQ 97. Kemampuan anak
setara dengan kemampuan anak-anak yang berusia 5 tahun. Pada periode ini,
anak berada dalam tahap pemikiran pra operasional dimana anak mulai dapat
menjelaskan dunia dengan kata-kata, gambar, bayangan, dan kemampuan
simbolik, contohnya membandingkan keindahan objek yang diberikan, anak
dapat menjelaskan objek mana yang cantik, tampan dan jelek.

Anak mampu memahami dan menyelesaikan persoalan-persoalan


yang

melibatkan pengetahuan umum. Kemampuan mengingat dan

konsentrasi yang dimiliki anak dapat dicapai dengan optimal. Hal ini dapat
dilihat dari kemampuan anak dalam menyebutkan dan menjelaskan sebuah
objek yang ditanyakan, serta menyusun beberapa benda.
Pada usia tersebut anak mempunyai kemampuan komunikasi dan
kelancaran bicara yang cukup baik. Anak dengan cepat dan tanpa ragu dapat
menjawab dan menilai suatu permasalahan atau pertanyaan, contohnya
pertanyaan tentang penilaian terhadap beberapa objek makanan, benda, dan
wajah. Anak dapat mendefinisikan beberapa objek dibantu dengan
menggerakkan anggota tubuh mereka. Hal ini dapat dilihat ketika anak dapat
mendefinisikan bola, anak menggerakkan tangannya lalu menjawab dengan
berkata, bola untuk melempar-lempar dan memberi penilaian mengenai
tampan, cantik, dan jelek.
Adapun hal yang perlu ditingkatkan adalah koordinasi antara
penglihatan dan tindakan anak. Hal ini terlihat saat anak tidak dapat
menemukan bagian beberapa gambar objek binatang yang hilang dan kurang
dapat melakukan instruksi melipat kertas berbentuk segitiga dan mengutip
sebuah objek berbentuk persegi.

RAHAS
IA
C. Kesimpulan dan Saran
Secara keseluruhan, dilihat dari kemampuan yang dimiliki,
diperkirakan anak mampu untuk mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya di
sekolah umum. Dilihat dari perkembangan anak normal pada umumnya, anak
sudah mampu konsentrasi dan mengingat dengan baik, walaupun anak kurang
dalam memahami arti dan perbedaan gambar. Adapun hal yang perlu
ditingkatkan lagi dalam diri anak yaitu kemampuan anak untuk dapat
mengkoordinasikan

antara

penglihatan

dan

tindakan.

Memperhatikan

kelebihan dan kelemahan yang dimiliki anak, maka hal-hal yang dapat
disarankan bagi orang tua adalah sebagai berikut :

a.

Belajar menali sepatu sendiri dan merapikan buku sesuai


warnanya untuk dapat membantu dan melatih anak meningkatkan

kemampuan motorik dan konsentrasinya.


b. Menggambar, mewarnai dan belajar membuat origami (seni
melipat

kertas)

merupakan

hal

yang

dapat

membantu

meningkatkan kemampuan visual dan motorik anak yang


mengandalkan indera penglihatan.
c. Bermain kata, orang tua dapat memberikan anak tugas untuk
mengikuti apa yang dicontohkan, seperti ibu menulis angka 5 dan
mengatakan lima, lalu anak ikut menulis dan

mengatakan

lima. Hal ini membuat anak dapat belajar mengartikan apa


yang dilihat dan gerakan yang diikutinya.
d. Bercerita atau membacakan dongeng kepada anak. Hal ini
membuat pendengaran anak berfungsi dengan baik untuk
membantu kemampuan berbicara dan menambah kosa kata anak.
Contoh: membacakan cerita Cinderella, Si Kancil, dan lain-lain.
Demikian hasil yang tester peroleh untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai