Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Berbagai masalah kesehatan seperti munculnya pola penyakit yang berbeda menuntun
peran dokter dalam berbagai upaya pelayanan kesehatan pun berubah. Dalam upaya kuratif,
dokter masa kini harus siap untuk menolong pasien, bukan saja yang berpenyakit akut tetapi juga
yang berpenyakit kronis, penyakit degeneratif dan harus siap membantu pasiennya agar dapat
hidup sehat dalam kondisi lingkungan yang lebih rumit masa sekarang ini. Untuk itu ia harus
mengenal kepribadian dan lingkungan pasiennya. Upaya prevensi pun bergeser dari orientasi
kesehatan masyarakat lebih kearah kesehatan perorangan (private health).
Dampak pesatnya perkembangan spesialisasi dan sub spesialisasi telah menyebabkan
fragmentasi profesi, hilangnya hubungan dokter-pasien akibat pelayanan kedokteran yang
semakin berorientasi ke keterampilan laboratorium dan teknis. Dampak lainnya adalah
meningkatnya biaya kesehatan sebagai dampak dari pelayanan spesialistis dan bergantung pada
teknologi. Biaya perawatan demikian tingginya dan penanganan spesialistis demikian
menonjolnya sehingga kasus-kasus yang telah lanjut memerlukan perawatan canggih dan
spesialistik. Beberapa penilaian juga juga menyimpulkan bahwa pendidikan dokter yang
menekankan pada pengajaran klinik di ruang perawatan tidak memberikan kemampuan yang
memadai kepada peserta didik untuk menangani kasus-kasus di masyarakat dengan
pendekatannya yang tentunya sangat berbeda.
Pengaruh berbagai faktor ini, mendorong kesadaran pentingnya peningkatan jumlah dan
mutu jajaran pelayanan kesehatan tingkat primer. Disiplin ini berkembang secara epistemologis
atas dasar dorogan kebutuhan akan layanan yang kemudian dikenal sebagai disiplin kedokteran
keluarga. Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dan Organisasi Dokter Keluarga Sedunia
(WONCA) telah menekankan pentingnya peranan dokter keluarga (DK) ini dalam mencapai
pemerataan pelayanan kesehatan.
Dokter keluarga mempunyai peran yang strategis dalam penatalaksanaan pelayanan
kesehatan. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan individu
dan keluarga serta masyarakat yang bermutu namun terkendali biayanya dimana hal ini tercermin
dari tata laksana pelayanan kesehatan yang diberikannya.
Keberhasilan penatalaksanaan pelayanan kesehatan yang dikenal sebagai JPKM itu, pada
dasarnya dipengaruhi oleh sejauh mana masalah pembangunan kesehatan itu dapat diatasi dan
ditata. Masalah dalam sistem kesehatan nasional pada dasarnya terdiri dari masalah pada sub
sitem pelayanan kesehatan dan masalah pada sub sistem pembiayaan kesehatan. Termasuk dalam
masalah pada sub sistem pelayanan kesehatan adalah; komersialisasi pelayanan kesehatan,
menurunnya etos profesional serta pelanggaran atas norma dan etika kedokteran. Sedangkan halhal yang termasuk dalam masalah pembiayaan kesehatan adalah; tingginya tingkat inflasi
kesehatan, perubahan pola penyakit mengarah ke degeneratif dan kronis, pola pelayanan yang
fragmentatif, pola hubungan dokter-pasien yang melonggar, dan mekanisme pembiayaan yang
masih tunai, perseorangan dan "out of pocket"
Dari konteks ini pelayanan dokter keluarga mempunyai posisi yang strategis dalam
keberhasilan penatalaksanaan pembangunan kesehatan karena perannya dalam penatalaksanaan
sub sistem pelayanan kesehatan dari orientasi kuratif ke orientasi komprehensif dengan
mengedepankan aspek promotif-preventif seimbang dengan kuratif-rehabilitatif, pelayanan yang
fragmentatif ke pelayanan yang integratif berjenjang, dengan tingkat primer sebagai ujung
tombak, serta perannya dalam penatalaksanaan sub sistem pembiayaan kesehatan yakni
kesediaannya untuk menerima pembayaran secara prospektif yang juga bermakna pengendalian
biaya pelayanan kesehatan. Konsep ini meletakkan peran dokter keluarga yang sangat penting
sebagai PPK JPKM yang sadar mutu dan sadar biaya pelayanan kesehatan. Dalam hubungan
itulah pemerintah telah mengeluarkan beberapa peraturan yang memberi peran penting terhadap
pengembangan
dokter
keluarga
yakni
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No:
BAB II
PEMBAHASAN
A). DEFINISI DOKTER KELUARGA
Konsep dokter keluarga di Indonesia pertama diajukan oleh IDI pada tahun 1980
sebagai hasil Muktamar ke 17 dengan latar belakang sebagai berikut:
1. DK sebagai alternatif pengembangan karier dokter disamping karir spesialis
2. DK untuk memenuhi tuntutan pelayanan kesehatan yang termaksud pada SKN pada
waktu itu. Masalah mutu pada waktu itu masih belum menjadi sorotan benar
3. DK untuk mengatasi masalah pembiayaan kesehatan dengan menerapkan sistem
pelayanan kesehatan terkendali
4. DK untuk menahan dampak negatif spesialisasi
Dokter keluarga adalah dokter yang menyelenggarakan upaya pemeliharaan kesehatan dasar
paripurna untuk memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dalam keluarga
dan oleh setiap keluarga didalam kelompok masyarakat yang memilihnya sebagai mitra untuk
pemeliharaan kesehatan (JPKM, 2004)
Dokter Keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer
yang komprehensif, kontinyu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan
keluarga, komunitas dan lingkungan yang dilandasi keterampilan dan keilmuan yang mapan.
Pelayanan dokter keluarga melibatkan dokter keluarga sebagai penyaring di tingkat primer,
sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang juga melibatkan dokter spesialis
pada tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap.
Dalam hal ini pelayanan yang diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia
serta faktor-faktor lainnya (The American Academy of Family Physican, 1969; Geyman, 1971;
Mc Whinney, 1981).
Dengan definisi demikian IDI menggambarkan ciri pelayanan DK sebagai berikut:
1. DK melayani penderita tidak hanya sebagai individu tetapi sebagai anggota satu
keluarga bakan anggota masyarakatnya
2. DK memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh dan memberikan perhatian kepada
penderitanya secara lengkap dan sempurna,jauh melebihi apa yang dikeluhkannya
Secara singkat dapat didefinisikan sebagai Dokter yang berprofesi khusus sebagai Dokter Praktik
Umum yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Tingkat Primer dengan menerapkan
prinsip-prinsip Kedokteran keluarga.
Berprofesi khusus, karena dididik secara khusus untuk mencapai standar kompetensi tertentu
Dokter Praktik Umum, yaitu Dokter yang dalam praktiknya menampung semua masalah yang
dimiliki pasien tanpa memandang jenis kelamin, status sosial, jenis penyakit, golongan usia,
ataupun sistem organ.
Pelayanan kesehatan tingkat primer, Ujung tombak pelayanan kesehatan tempat kontak pertama
dengan pasien untuk selanjutnya menyelesaikan semua masalah sedini dan sedapat mungkin atau
mengkoordinasikan tindak lanjut yang diperlukan pasien.
Prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga, adalah pelayanan yang komprehensif, kontinyu,
koordinatif
(kolaboratif),
mengutamakan
pencegahan,
menimbang
keluarga
dan
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat masyarakat guna mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Fungsi Dokter Keluarga :
a. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, efektif dan efisien, sesuai
ketentuan yang berlaku
b. Meningkatkan peranserta keluarga dan masyarakat peserta agar berperilaku
hidup sehat
c. Menjalin kerjasama dengan semua fasilitas kesehatan dalam rangka rujukan
d. Menjaga agar sumberdaya yang terbatas digunakan seefisien mungkin
e. Menjaga hubungan baik dan terbuka dengan para pelaku jaminan pemeliharaan
kesehatan masyarakat lainnya
Hak Dan Tanggung Jawab Dokter Keluarga dalam Sistem jaminan Pemeliharaan
Kesehatan
o Hak Dokter Keluarga :
a. Menerima pembayaran pra-upaya dengan sistim kapitasi
b. Memperoleh bonus atau insentif lain atas prestasi kerjanya
c. Menolak pemeliharaan kesehatan kepada peserta yang tidak mematuhi ketentuan
JPKM
d. Menolak pemeliharaan kesehatan kepada peserta bila tidak tercakup dalam
kontrak antara PPK dengan Bapel
e. Memutuskan kontrak kerja dengan bapel bila kesepakatan tak dipatuhi
o Tanggung Jawab Dokter Keluarga
a. Bertanggung jawab atas kesehatan peserta
b. Bertanggung jawab atas pengaturan pemanfaatan sarana kesehatan untuk
keluarga peserta
c. Bertanggungjawab menyampaikan laporan utilisasi pelayanan kesehatan kepada
Badan Penyelenggara jaminan
d. Bersama-sama dengan instansi kesehatan setempat, bertanggungjawab atas
pelayanan kesehatan peserta bila terjadi kasus KLB
efektif
memanfaatkan
kemampuan
keluarga
untuk
bekerjasama
Mengutamakan pencegahan :
keluarga harus berpraktik secara paripurna memberikan pelayanan selama 24 jam sehari
dan 7 hari sepekan, tidak ada hari libur untuk melayani pasien. Untuk itu dokter keluarga
haruslah praktik berkelompok, paling tidak 3 orang dalam sebuah klinik (JPKM, 2004).
G). SISTEM PELAYANAN DOKTER KELUARGA
Untuk menunjang tugas dan wewenang dokter keluarga diperlukan system pelayan dokter
keluarga yang terdiri atas komponen :
1. Dokter keluarga yang menyelenggarakan pelayanan primer di klinik dokter keluarga
2. Dokter spesialis yang menyelenggarakan pelayanan sekunder di klinik dokter
spesialis rumah sakit rujukan
3. Asuransi kesehatan/ system pembiayaan
9
Dalam sistem ini kontak pertama pasien dengan dokter akan terjadi di klinik dokter
keluarga yang selanjutnya akan menentukan dan mengkoordinasikan keperluan pelayanan
sekunder jika dipandang perlu sesuai dengan standar operating procedure (SOP) yang disepakati.
Pasca pelayanan sekunder, pasien segera dirujuk balik ke klinik dokter keluarga untuk
pemantauan lebih lanjut. Tatalaksana pelayanan sepertiini akan diperkuat oleh ketentuan yang
diberlakukan dalam skema asuransi (Wijono, 2000).
H).
INDIKATOR
KEBERHASILAN
PELAYANAN
KESEHATAN
BERBASIS
KEDOKTERAN KELUARGA
Dalam pelayanan dokter keluarga, kelima ciri-ciri kualitas jasa tersebut dapat
dispesifikasikan sebagai berikut:
1. Reliability (keandalan), Dokter keluarga yang melayani pasiennya dengan baik dan
terjadinya kesembuhan setelah pengobatan dapat digolongkan dalam dimensi reliability.
Selain itu, prosedur pelayanan pendaftaran dan ketrampilan petugas atau perawat juga
patut diperhatikan dalam keandalan pelayanan.
2. Responsiveness (daya tanggap), Contoh dalam pelayanan dokter keluarga yang
termasuk dalam dimensi ini adalah cara dokter merespon keluhan pasiennya, cara dokter
menginformasikan pelayanan yang diberikan dan menjawab pertanyaan dari pasien
dengan jelas serta kemudian memberikan pelayanan secara cepat dan tepat serta
ketepatan jam praktek sesuai dengan yang dijadwalkan.
3. Assurance (jaminan), Dalam pemberian jaminan ini, hal yang dilihat dari pelayanan
dokter keluarga yaitu bagaimana dokter mampu menumbuhkan kepercayaan dan rasa
aman pasiennya atas jasa yang diberikan melalui pengetahuan dan ketrampilannya
dalam menangani pasien. Jaminan ini juga berarti bahwa petugas administrasi maupun
perawat selalu bersikap sopan dan menguasai keterampilan yang dibutuhkan untuk
melayani pasien.
10
4. Emphaty (empati), Dalam pelayanan dokter keluarga, meliputi rasa peduli dan perhatian
atas keluhan yang disampaikan pasien, memahami kebutuhan pasien, serta kemudahan
untuk berkomunikasi dan tidak berbelit-belit.
5. Tangible (kasat mata), Dalam pelayanan dokter keluarga, dimensi ini meliputi meliputi
fasilitas fisik di tempat praktek dokter keluarga, peralatan medis dan non medis yang
digunakan dokter, serta penampilan dokter maupun perawat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang memuaskan pemakai
jasa pelayanan kesehatan serta yang
kesehatan. Pelayanan kesehatan harus dipelihara dan ditingkatkan melalui peningkatan kualitas
tenaga kesehatan, ketersediaan obat, serta peningkatan dan pemeliharaan sarana dan peralatan
kesehatan. Indikator keberhasilan pelayanan kesehatan berbasis kedokteran keluarga yakni :
1. Meningkatnya status kesehatan keluarga dengan peningkatan kesehatan fisik, mental dan
sosial seluruh anggota keluarga.
2. Meningkatnya peran serta setiap anggota keluarga khususnya penanggung jawab keluarga
dalam menyelesaikan masalah kesehatan dirinya, sosial maupun lingkungan keluarganya.
3. Adanya kemampuan keluarga untuk mengatasi permasalahannya.
11
fungsinya
Berdasarkan pada analisa situasi dan kecenderungan serta kebijakan diatas, berbagai program
berikut ini merupakan hal yang dilakukan untuk pengembangan (akselerasi) DK yakni :
Program pengembangan kebijakan dan manajemen yang mencakup :
a. Pengembangan kebijakan pelayanan dokter keluarga, termasuk penyusunan
peraturan perundangan
b. Penyusunan berbagai pedoman dan management tools pelayanan dokter keluarga
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dokter Keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan
pelayanan primer yang komprehensif, kontinyu, mengutamakan pencegahan, koordinatif,
mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungan yang dilandasi keterampilan dan
keilmuan yang mapan.
Dokter keluarga mempunyai posisi yang strategis dalam keberhasilan
penatalaksanaan pembangunan kesehatan karena perannya dalam penatalaksanaan sub sistem
pelayanan kesehatan dari orientasi kuratif ke orientasi komprehensif dengan mengedepankan
aspek promotif-preventif seimbang dengan kuratif-rehabilitatif, pelayanan yang fragmentatif ke
pelayanan yang integratif berjenjang, dengan tingkat primer sebagai ujung tombak, serta
perannya dalam penatalaksanaan sub sistem pembiayaan kesehatan yakni kesediaannya untuk
menerima pembayaran secara prospektif yang juga bermakna pengendalian biaya pelayanan
kesehatan
13
DAFTAR PUSTAKA
14
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan
rahmat
penyusunan
makalah
dan
hasil
hidayahnya
diskusi
sehingga
kami
kami
dengan
dapat
judul
menyelesaikan
PERAN
DOKTER
sehingga
dapat
teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
hasil diskusi kami ini sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan hasil yang
memuaskan bagi kami.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangannya sehingga kami menginginkan saran dan kritik yang membangun
dalam menyempurnakan makalah ini.
Mataram, 22
Februari 2012
Penyusun
15
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5
MAFUL INDRIYANI
DANDALINA
MUHAMAD RUBAI
PUTU WEDA WIDIAENI SARI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
16
09.06.0013
09.06.0045
09.06.0046
09.06.0050